Tag Archives: Bank Digital

Cara Menggunakan Aplikasi Bank Aladin

Cara menggunakan aplikasi Aladin Bank adalah topik utama di artikel ini. Anda akan mengetahui cara menggunakan semua fitur penting pada aplikasi tersebut. 

Sebelumnya, PT Bank Aladin Syariah atau yang dikenal sebagai Aladin Bank memfasilitasi akses layanan perbankan syariah digital untuk melayani seluruh lapisan masyarakat, termasuk pelaku usaha.

Step-step Menggunakan Aladin Bank

Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan di aplikasi Aladin Bank. Anda bisa mentransfer, membayar tagihan, menabung di Ala Impian, dan sebagainya. Anda bisa baca fitur dan produknya di sini.

Bagaimana cara menggunakannya?  Pertama, Anda harus membuka aplikasi. Lalu, login agar bisa masuk. Cara selanjutnya tergantung dengan fitur yang ingin digunakan.

Transfer

  • Pada halaman utama, pilih Transfer.
  • Pilihlah tujuan transfer Anda. Misalnya, klik Bank Lain.
  • Selanjutnya, pilih ATM.
  • Masukkan nomor rekening penerima. Lalu, klik Cek Rekening.
  • Pastikan nama penerima dan nomor rekeningnya sudah benar. Anda bisa mengaktifkan Simpan Rekening. Jika sudah, klik Ya, Lanjutkan.
  • Masukkan nominal transfer dengan minimal Rp10.000.
  • Pilih metode pembayaran :
    • BI Fast : biaya admin Rp2.500 dan limit transfer Rp10.000 hingga Rp50.000.000.
    • Online : biaya admin Rp6.500 dan limit transfer Rp10.000 hingga Rp50.000.000.
  • Kemudian, pilih tujuan transaksi :
    • Transaksi Dana.
    • Pembelian.
    • Investasi.
    • Lainnya.
  • Jika sudah, klik Lanjutkan.
  • Perhatikan kembali pada halaman Konfirmasi Transfer. Jika sudah benar semua, klik Transfer.
  • Selanjutnya, masukkan PIN transaksi Anda.
  • Transaksi berhasil. Anda juga bisa mengklik Bukti Transaksi.

Lalu, bagaimana cara mengirim uang ke sesama rekening Aladin? Caranya hampir sama seperti yang di atas.

Yang membedakannya adalah pada langkah kedua Anda harus memilih Sesama Aladin. Selain itu, tidak ada biaya admin juga, lho. 

Tarik Uang Tunai

Sekarang, Anda bisa menarik uang tunai tanpa pakai kartu debit, lho.  Anda bisa melakukannya dari aplikasi dan mengambil uangnya di Alfamart.

Caranya :

  • Pada halaman utama, pilih Tarik
  • Pilih  nominal uang yang ingin Anda tarik. Lalu, klik Lanjutkan.
  • Setelah itu, tunjukkan kode transaksi ke kasir Alfamart untuk mendapatkan uangnya. Perhatikan batas waktunya agar bisa mengambil uangnya!

Setor Tunai

Sama seperti yang di atas, Anda bisa menyetor uang tunai dari Alfamart. Sebelum itu, pastikan Anda membawa uang tunainya.

  • Pilih menu Setor pada halaman utama aplikasi.
  • Selanjutnya, pilih nominalnya. Lalu, klik Lanjutkan.
  • Klik Setor Tunai.
  • Kemudian, masukkan PIN Anda.
  • Tunjukan kode setor tunai ke kasir Alfamart dan berikan uang tunai yang sesuai dengan nominalnya.

Ala Impian 

Bagaimana cara menggunakan produk Ala Impian untuk mengatur tabungan Anda? Ikuti langkah-langkahnya berikut ini :

  • Pilih menu Ala Impian dengan klik Ayo Nabung.
  • Geser ke kiri dua kali, lalu klik Mulai Sekarang.
  • Pilihlah salah satu, apakah Anda ingin menabung dengan target atau tanpa target. 

Jika Anda memilih Nabung dengan target, maka :

  • Tulislah impian Anda.
  • Masukkan nominal target saldo Anda.
  • Tentukan target waktunya.
  • Selanjutnya, klik centang untuk pernyataannya.
  • Klik Buat Ala Impian.
  • Kemudian, klik Ayo Menabung!
  • Anda bisa mengambil saldo Anda dari Ala Dompet. Jika sudah, klik Top Up.
  • Selain itu, Anda bisa mengambil dari rekening bank Anda yang lain.

Jika Anda memilih Nabung tanpa target, maka :

  • Tulislah impian Anda, lalu klik Buat Ala Impian.
  • Anda bisa mulai Top Up dari Ala Dompet atau bank lain.

Selanjutnya, Anda bisa menambahkan impian lagi dengan maksimal dua puluh. Pada menu Ala Impian, klik Buat Baru di pojok kanan atas. Langkah berikutnya sama seperti yang di atas.

Ala Berbagi 

Berikut ialah langkah-langkah melakukan donasi dari aplikasi Aladin Bank :

  • Pilihlah menu Ala Berbagi dengan mengklik Ayo Donasi di halaman utama.
  • Pilihlah salah satu produk donasi.
  • Selanjutnya, pilihlah lembaga donasi yang Anda inginkan.
  • Jika sudah memilih lembaganya, klik Donasi Sekarang.
  • Masukkan nominal donasi Anda dengan minimal Rp10.000. Lalu, klik Lanjutkan.
  • Selesai.

Bayar dan Beli 

Anda bisa melakukan pembayaran dan pembelian pulsa, paket data, PLN Prabayar, dan PLN Pascabayar. Pertama, pilih menu Bayar dan Beli  di halaman utama.

Jika Anda ingin membeli pulsa, maka :

  • Klik Pulsa.
  • Masukkan nomor HP Anda dan pilih nominal pulsa.
  • Konfirmasi kembali apakah sudah sesuai. Jika sudah, klik Lanjutkan.
  • Selanjutnya, klik Bayar.
  • Masukkan PIN Anda.
  • Selesai.

Jika Anda ingin membeli paket data, maka :

  • Klik Paket Data.
  • Masukkan nomor HP Anda dan pilih paket datanya. Anda bisa melihat secara detail paket datanya.
  • Konfirmasi kembali apakah sudah sesuai. Jika sudah, klik Lanjutkan.
  • Selanjutnya, klik Bayar.
  • Masukkan PIN Anda.
  • Selesai.

Jika Anda ingin membeli PLN prabayar, maka :

  • Klik Token Listrik.
  • Masukkan nomor meter Anda dan pilih nominal token.
  • Konfirmasi pembayaran dengan mengklik Lanjutkan.
  • Lalu, klik Bayar.
  • Masukkan PIN.
  • Selesai.

Jika Anda ingin membayar PLN pascabayar, maka :

  • Klik Tagihan Listrik.
  • Masukkan nomor pelanggan PLN Anda. Lalu, klik Lihat Tagihan.
  • Konfirmasi pembayaran dengan mengklik Lanjutkan.
  • Lalu, klik Bayar.
  • Masukkan PIN.
  • Selesai.

E-Statement 

Bagaimana cara mengunduh e-statement atau mutasi rekening? Caranya dengan :

  • Klik Detail pada kolom Ala Dompet.
  • Selanjutnya, klik Unduh e-statement.
  • Muncullah laporan  mutasi Anda. Anda bisa mengunduhnya dengan mengklik ikon unduh.

Begitulah cara menggunakan aplikasi Aladin Bank. Sekarang, Anda bisa mengetahui cara menggunakan Ala Impian untuk menabung sebagian hasil profit usaha, menyetor uang ke supplier, dan sebagainya. Oh iya, coba baca artikel  bank digital lainnya yang bisa Anda gunakan juga untuk membantu usaha Anda.

Xendit Papar Rencana Bisnis di Luar Gerbang Pembayaran

Xendit Papar Ekspansi Bisnis di Luar Gerbang Pembayaran

Diversifikasi bisnis merupakan ‘bensin’ bagi perusahaan untuk terus mendongkrak pendapatan agar dapat berkelanjutan. Xendit pun mulai mengembangkan bisnis di luar gerbang pembayaran, dengan berinvestasi di Bank Sahabat Sampoerna dan merilis aplikasi bank digital Nex, sebagai salah satu upayanya sejak tahun lalu.

Dalam wawancara eksklusif bersama DailySocial.id, Co-Founder dan COO Xendit Tessa Wijaya memaparkan latar belakang perusahaan mengambil dua aksi strategis tersebut. Ia merasa optimistis perkembangan produk finansial di Indonesia, apalagi terkait BPR yang selama ini seolah terasingkan dari hiruk-pikuk digitalisasi. Padahal, peranan mereka tak kalah penting bagi ekonomi negara.

“Mereka [BPR] punya opportunity yang sangat besar, nasabahnya banyak, tapi belum banyak disebut dan difokuskan oleh startup-startup lain untuk dapat dikerjasamakan dan dikembangkan produk digitalnya agar mereka lebih mapan lagi,” katanya.

Tessa menambahkan, di tengah hiruk-pikuk bank digital, mayoritas dari pemain yang ada bicara soal konsumen akhir (B2C). Namun, banyak yang melupakan bahwa bisnis (perusahaan) juga membutuhkan bank tak hanya untuk pembayaran saja. “Makanya kami berinvestasi ke Bank Sahabat Sampoerna, aplikasi Nex, karena alasan itu.”

Sebagai catatan, aplikasi Nex sudah dirilis sejak 7 November 2022 setelah melewati fase uji coba internal. Aplikasi ini dikembangkan oleh PT Nex Teknologi Digital (NTD) yang bekerja sama dengan PT BPR Xen. Keduanya merupakan bagian dari Xendit Group. Produk perdananya adalah Rekening Tabungan Milenial dengan penawaran bunga tabungan 6% per tahun, yang dibayarkan setiap hari.

Dijelaskan lebih jauh oleh Director Xendit Group Rifai Taberi yang turut menjabat sebagai Direktur Utama PT Nex Teknologi Digital (NTD), semangat Xendit Group untuk membuat aplikasi bank digital untuk memenuhi ekosistem B2B yang sejatinya tidak hanya butuh kemudahan sistem pembayaran semata. Sebab, ada kalanya bisnis, terutama yang masih dalam skala UKM butuh aspek pembiayaan dan tabungan dalam mendukung perkembangan bisnis mereka.

Oleh karenanya, eksperimen Xendit melalui aplikasi Nex ini adalah dalam rangka mendigitalkan BPR agar produknya lebih mudah diakses. Proposisi ini bisa dianggap sebagai angin segar di dunia BPR. Menurut Rifai, secara tampilan luar produk, Nex memang diarahkan untuk konsumen akhir, tapi ternyata segmentasi target penggunanya justru buat pebisnis existing (merchant) Xendit.

“Kami mau memfasilitas merchant-merchant kami dengan solusi perbankan yang end-to-end bersama Xendit. Harapannya ketika bisnis BPR meningkat, baik dari tabungan dan pinjaman tersalurkan, semuanya bisa tumbuh bersama Xendit. Jadi positioning Nex tetap B2B,” terangnya.

Perlu diketahui, agar dapat bertahan pada era digital seperti sekarang, inovasi layanan dan teknologi menjadi hal wajib jika BPR tidak ingin tersingkir dari peta bisnis perbankan. Sayangnya, tak semua BPR memiliki infrastruktur digital yang memadai. Apalagi, banyak BPR bermodal cekak sehingga sulit untuk membangun infrastruktur digital yang relatif membutuhkan biaya tinggi.

Sudah harus bersaing di dunia digital, jalan yang ditapaki BPR pun kian hari kian sulit. Segmen mikro yang selama ini jadi lahan bisnis utama mereka terus tergerus dengan hadirnya berbagai pesaing dari dunia finansial. Kendati persaingan sangat ketat, bank-bank rural ini memiliki keunggulan lantaran karakteristik bisnisnya yang berbeda.

Kelokalan dan keeratan hubungan emosionalnya dengan para nasabah menjadi nilai lebih bagi BPR. Namun untuk mengatasi kelemahannya—sekaligus mengandalkan kelebihannya-—akan membuat daya tarik BPR akan makin kinclong. Dengan begitu, fungsi BPR untuk memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan makin besar.

Bank Sahabat Sampoerna

Tessa melanjutkan, cerita awal kerja sama bisnis antara Xendit dengan Bank Sahabat Sampoerna (BSS) sudah dimulai bahkan saat perusahaan masih kecil. Saat itu, pihaknya sangat mengapresiasi keterbukaan dari pihak bank untuk menjalin kerja sama dengan startup untuk masuk ke ranah digital dan meracik produk bersama.

“BSS itu sangat progresif sejak dulu selalu terbuka karena itu sangat masuk akal bagi kami untuk berinvestasi ke mereka. Dengan adanya investasi ini akan ada lebih banyak lagi sinergi yang bisa dilakukan,” terang Tessa.

Salah satu contoh yang sudah dilakukan kedua perusahaan adalah dari sisi penyelarasan produk remitansi. Melalui solusi yang dikembangkan bersama BSS, kini memungkinkan perusahaan remitansi dengan tingkat kepatuhan tinggi, mampu mendeteksi secara otomatis identitas pengirim sumber dana dan pemilik akun di aplikasi haruslah sama.

“Itu salah satu contoh bagaimana kami bisa serve partner yang highly compliance seperti itu. Jadi dari sisi kapabilitas, banyak banyak yang belum bisa seperti itu. Tapi di BSS sudah bisa,” tambah Director Xendit Group Mikiko Steven.

Mengenai rencana untuk menjadi pemegang mayoritas, menurut Tessa, tentunya ada wacana seperti itu, tetapi belum dalam waktu dekat. Semua perusahaan yang bergerak di bisnis pembayaran pasti punya keinginan untuk menyediakan produk-produk yang bank-alike. Bahkan, saat Xendit masih menjadi minoritas, pihak BSS malah semakin membuka diri untuk menggodok produk bersama. Dari sisi Xendit, turut membantu bank dari sisi backend untuk keperluan e-KYC agar semakin efisien, tidak ada proses manual lagi.

Mengutip dari situs BSS, Xendit Pte. Ltd. kini menguasai 24,2% saham di BSS. Pemegang mayoritas masih dikempit oleh PT Sampoerna Investama. Sebelumnya, pada April 2022, kepemilikan Xendit berada di angka 14,96%.

Baik BSS maupun BPR Xen akan menjadi kendaraan Xendit untuk meningkatkan bisnis non-pembayaran dalam menyasar para merchant-nya. Xendit akan membantu usaha para merchant yang membutuhkan pinjaman usaha melalui referral dan dukungan riwayat data agar prosesnya jauh lebih ringkas. Tak hanya itu, sebelumnya perusahaan juga mengakuisisi perusahaan pembiayaan PT Globalindo Multi Finance pada tahun lalu, melalui PT Indo Digital Raya (15,13%) per 2021.

“Kami lihat B2B dan B2C itu beda sekali cara dekati konsumennya, cara buat produk, dan sebagainya. DNA kami itu B2B banget. Jadi kalau kami buat produk B2C belum tentu ngerti konsumen maunya apa. Dari sisi teknis, kami paham mau buat produk apa dan bagaimana support bisnis meningkatkan pendapatan dan bertransaksi secara digital. Jadi sangat beda angle-nya,” pungkas Tessa.

Transfer Mudah Ke Sesama Rekening Bank Jago

Perbankan sekarang sudah mulai ekspansi ke dunia digital, salah satu bank yang sudah melakukannya adalah Bank Artos yang sekarang memiliki bank digital dengan nama Bank Jago. Bank Jago bisa menjadi pilihan Anda yang memiliki banyak keperluan keuangan, tetapi tidak mau repot antre dan mengurus banyak hal ke bank.

Semua yang memiliki aplikasi bank digital dalam ponselnya pasti mengincar kemudahan untuk mengirimkan uang kepada sesama rekening bank atau ke rekening lain. Salah satu fitur yang bisa digunakan di Bank Jago adalah transfer ke sesama Bank Jago. Caranya adalah sebagai berikut.

  • Buka aplikasi Bank Jago
  • Klik kirim dan bayar

  • Pilih tambah baru

  • Pilih Bank Jago

  • Masukkan nomor akun, lalu klik periksa

  • Masukkan jumlah uang yang akan dikirim

  • Periksa kembali jumlah dan nomor rekeningnya, jika sudah klik kirim sekarang

  • Anda akan mendapat notifikasi uang berhasil dikirim

Buat Rekening Tanpa Antre dengan Daftar Bank Jago

Bank Jago merupakan salah satu bank digital yang bisa membantu urusan keuangan Anda, tanpa perlu repot antre ke Bank. Anda tidak perlu khawatir dengan bank satu ini, karena walaupun namanya tergolong baru, bank ini merupakan digitalisasi dari Bank Artos yang sudah lama berdiri.

Di dalam aplikasi Bank Jago juga banyak sekali fitur yang bisa Anda coba, mulai dari pemisahan kebutuhan, pembayaran bulanan otomatis, hingga fitur idaman yaitu tidak adanya biaya administrasi.

Bagi Anda yang tertarik untuk membuka rekening di Bank Jago, Anda hanya perlu menyiapkan smartphone, dokumen ktp dan jaringan internet. Berikut tahapan daftar di bank Jago.

  • Install aplikasi Bank Jago di smartphone masing-masing.

  • Buka aplikasi Bank Jago

  • Pilih layanan Bank Jago yang sesuai dengan keinginan Anda, Bank biasa atau syariah
  • Klik ‘Mulai Sekarang

  • Klik Buat Akun Jago

  • Masukkan email, nomor telepon, dan kode referral (opsional)

  • Verifikasi nomor telepon Anda
  • Buat password akun Anda

  • Verifikasi e-KTP Anda

  • Isi informasi yang diminta mengenai tujuan pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan informasi mengenai NPWP

  • Baca Syarat dan Kententuan Nasabah Bank Jago

  • Jika sudah selesai membaca bisa menceklis dua pernyataan yang ada dan klik ‘Lanjut

  • Ambil selfie, pastikan Anda berada di ruang dengan penerangan cukup

  • Akun Bank Jago Anda siap digunakan

Mudahnya Transfer Tanpa Biaya Admin dengan Cara Ini di SeaBank

Transfer menjadi fitur utama dalam dunia perbankan, mulai dari orang sudah terbiasa hingga orang yang baru menggunakan perbankan digital. Transfer sendiri merupakan pemindahan saldo yang Anda miliki di rekening ke rekening yang lain baik rekening orang lain ataupun milik pribadi. Dulu kegiatan transfer ini harus dilakukan melalui mesin ATM ataupun manual melalui teller bank yang digunakan atau yang ingin dituju.

Urusan transfer ini sering sekali membuat orang yang sebal hingga marah-marah. Karena di banyak bank ada yang menerapkan biaya administrasi bagi pengiriman uang ke bank berbeda. Namun, di SeaBank Anda tidak perlu khawatir akan biaya administrasi, cukup dengan menuliskan nomor rekening yang akan Anda tuju dan mengeluarkan uang sejumlah dengan nominal yang ditransfer tanpa tambahan biaya adminstrasi.

Untuk fitur transfer sendiri di SeaBank cukup mudah untuk digunakan. Cara lengkapnya adalah sebagai berikut.

Transfer ke Penerima Baru

  • Masuk ke halaman transfer

  • Pilih bank dan masukkan informasi rekening milik penerima, perhatikan hal berikut:
    • Jika penerimanya pengguna Seabank (intra-bank), Anda dapat memasukan no mor rekening atau nomor handphome milik penerima tersebut.
    • Untuk Penerima yang merupakan pengguna bank lain, Anda hanya perlu memasukan nomor rekening milik penerima.

  • Masukkan nominal transfer lalu klik Lanjutkan

  • Periksa kembali rincian transfer Anda lalu klik Konfirmasi

  • Masukkan 6 digit PIN Anda

  • Transfer Anda telah berhasil

Transfer ke Penerima yang pernah menerima transfer sebelumnya

  • Masuk ke halaman transfer

  • Pilih salah satu Penerima sebagai tujuan transfer Anda

  • Masukkan jumlah transfer dan catatan (bila diperlukan) lalu klik Lanjutkan

  • Periksa kembali rincian transfer Anda lalu klik Konfirmasi

  • Masukkan 6 digit PIN Anda

  • Transfer Anda telah berhasil

(Ki-ka) Head of Merchant Business Bank Jago Vincent C. Soegianto, Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar, dan Head of Merchant Platform GoTo Financial Novi Tandjung

Bank Jago Umumkan Sinergi dengan GoBiz, Bantu Kelola Keuangan Mitra Merchant

PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) dan GoTo Group kembali melanjutkan kolaborasi strategisnya pada ekosistem layanan keuangan GoTo Financial. Bank Jago mengumumkan sinerginya dengan platform untuk mitra usaha GoBiz.

Sebelumnya Bank Jago dan GoTo telah mengintegrasikan sejumlah layanan di GoPay. Di antaranya, pembukaan rekening, opsi pembayaran di Gojek, serta mengintegrasikan GoPay ke dalam fitur Kantong/Pocket di Bank Jago.

Sebagai informasi, GoTo Financial saat ini memiliki lisensi di e-wallet, e-money, P2P, multifinance, hingga payment gateway. GoTo Financial menaungi GoPay, GoBiz, Moka, hingga GoStore. Adapun, GoBiz (GoFood, GoPay, dan GoKasir) menawarkan one-stop-solutions untuk membantu pemilik usaha mengelola bisnisnya.

“Sinergi ini menandai langkah perusahaan untuk berperan aktif mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, khususnya bagi segmen UMKM, ritel, dan mass market,” ungkap Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar.

Sinergi ini juga berangkat dari riset yang dilakukan Bank Jago terkait pain point pemilik usaha. Mereka menemukan bahwa pemilik usaha memiliki terlalu banyak rekening dari bank berbeda, kesulitan mengelola dana, dan minim akses terhadap pinjaman usaha.

Untuk tahap awal, Bank Jago mengintegrasikan pembukaan rekening dan fitur Kantong/Pocket ke aplikasi GoBiz. Proses onboarding juga tidak lagi melewati verifikasi dengan KTP dan video call.

Selain itu, dalam waktu dekat Bank Jago juga akan merilis fitur yang memungkinkan pengguna GoBiz mencairkan dana di hari sama. Tak menutup kemungkinan, Bank Jago akan memberikan pinjaman kepada pengguna GoBiz ke depannya. Saat ini, GoTo Group memiliki 15,1 juta mitra usaha.

Merchant UMKM

Head of Merchant Business Bank Jago Vincent C. Soegianto menuturkan saat ini merchant GoBiz banyak berasal dari UMKM di segmen F&B. Menurutnya, kebutuhan finansial pada merchant di skala ini belum ter-capture sepenuhnya dibandingkan merchant skala besar (enterprise) yang sudah banyak diakomodasi oleh bank.

“Sinergi Bank Jago dengan GoTo akan berjalan bertahap karena Gojek dan Tokopedia punya banyak ekosistem yang kebutuhan dan segmennya berbeda-beda. Ini saja kami baru masuk ke individual [UMKM], belum ke merchant yang sudah punya PT,” tutur Vincent usai acara.

Ekosistem digital GoTo / Sumber: IndoPremier

Berdasarkan riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada 2021, pelaku UMKM menyebutkan bahwa kemitraan dengan GoFood memberi manfaat terhadap pengelolaan operasional melalui aplikasi GoBiz.

Sekitar 75% mitra merchant GoFood menganggap biaya komisi yang dikenakan sepadan dengan manfaat yang didapatkan, yakni fitur untuk mengelola bisnis, promosi, dan akses terhadap konsumen. Kemudian, 90% mitra merchant GoFood merupakan pemilik usaha mikro dan 34% adalah first-time entreprenuer yang baru bergabung saat pandemi Covid-19.

Bank Aladin Syariah mengantongi hampir 700 ribu nasabah dalam kurun enam bulan

Dyota Marsudi: Ekosistem “Offline” Jadi Kunci Rangkul Segmen “Unbanked” dan “Underbanked”

Dalam wawancara perdana DailySocial, Presiden Direktur PT Bank Aladin Syariah Tbk (IDX: BANK) Dyota Marsudi bercerita gagasan dan strateginya menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked di Indonesia dengan pendekatan sederhana, yakni menyentuh aspek yang lekat dengan keseharian mereka.

Sebagai langkah awal, Bank Aladin bersinergi dengan salah satu raksasa modern retail PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (IDX: AMRT). Jaringan luas Alfamart menjadi strategi kunci Bank Aladin untuk men-deliver layanannya dengan cara yang efisien dan accessible. Sinergi ini semakin solid kala Alfamart resmi menggenggam sekitar 2,2% saham Bank Aladin.

Bank Aladin sebelumnya bernama Bank Net Indonesia Syariah. Perusahaan resmi berganti identitas pada Juni 2021. Selain Alfamart, perusahaan insurtech asal Tiongkok ZA Tech Global juga masuk menjadi investor Bank Aladin pada April 2022.

Berikut petikan wawancara kami untuk memahami lebih lanjut strategi omnichannel Bank Aladin dalam memperkuat posisinya di industri bank digital.

Ceritakan proses transformasi awal menjadi Bank Aladin?

Jawab: That was a very difficult thing to do. Sebetulnya, kami sudah punya lisensi syariah meski target pasar yang diincar sekarang berbeda. Untuk membangun perusahaan dengan pemilik dan manajemen baru, ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, menjalankan dua bisnis secara paralel. Bisnis legacy tetap berjalan, but don’t put too much effort. Wind down secara bertahap, dalam 2-5 tahun akan mengecil.

Kedua, membangun dari nol. Bagi bank, membangun hal baru cukup sulit. Kalau harus menjalankan dua bank sekaligus, baik legacy maupun bank digital, tentu sulit karena bisnis, sistem, dan timnya berbeda. Nah, kami punya tim baru dengan tim yang menjalankan bisnis dan teknologi sebelumnya.

What we did adalah putuskan semuanya dengan cepat. Istilahnya rip the bandage off. Ini terjadi sebelum saya masuk. Saat itu, pemegang saham pengendali (PSP) dan tim mengambil sejumlah tindakan, yakni mencari buyer untuk take over aset, melihat kembali liabilitas, dan hentikan renew sistem. Ada beberapa orang di-let go, tetapi kami minta mereka reapply lagi supaya kami bisa assess.

Apa hipotesis Anda mengenai target pasar dan strategi Bank Aladin?

J: Sedikit kilas balik, sebelum berganti nama, Bank Net Syariah bermain di segmen korporasi, syndicated loan, yang di-drive oleh Maybank Malaysia. Saat itu mereka ingin mengembalikan license [syariah], tetapi OJK memberi kesempatan bagi mereka yang ingin berinvestasi di sini.

Pemegang saham pengendali (PSP) membuat tesis—nah, saat itu saya belum bergabung—yang kebetulan sama dengan yang saya pelajari saat bekerja di Vertex Ventures. Membangun tech company berarti ada dua hal yang bisa dilakukan, yakni (1) membuat existing market lebih efisien dan (2) membuka market baru.

Kami melihat segmen corporate atau ultra high network sudah overserved di sektor perbankan, khususnya layanan keuangan. Sudah ada aplikasi dan produk khusus. Banyak wholesale yang memberikan loan. Jadi segmen ini sudah afluent dan relatif nyaman.

Justru segmen terbesar yang perlu menjadi perhatian adalah middle income dan below. Kami sebut sebagai unbanked dan underbanked yang populasinya mencapai 77%. Ada yang punya rekening, tapi belum dipakai sepenuhnya. Ada juga yang akunnya dormant. Mereka tidak punya akses ke layanan keuangan resmi atau formal.

Alasan mereka tidak punya akses ke layanan keuangan adalah mereka butuh simple product, bukan sophisticated atau produk yang strukturnya rumit. Kemudian, soal akses. Sebelum bank digital ada, buka rekening harus ke bank di mana tidak semua lokasi ada dan tidak buka seharian. Terakhir, dalam sebuah survei, syariah menjadi faktor kedua terpenting saat nasabah menentukan bank. Ini tiga hal utama yang menjadi landasan membangun Aladin.

Simple product dan akses tercermin dari produk. Turunannya adalah partner kami. Saat kami bangun Bank Aladin, partner yang kami ajak kerja sama harus punya kontribusi signifikan terhadap tesis tersebut. Nah, Alfamart paling cocok dengan segmen yang kami incar. Setiap bulan puluhan juta orang datang ke Alfamart. Mereka bertransaksi dalam volume kecil. Selain itu, Alfamart punya 17.000 lokasi gerai di Indonesia. Mereka sudah punya trust terhadap Alfamart dan telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat setempat. Bagi segmen yang kami incar, interaksi itu penting. Mereka bisa berinteraksi nyaman.

Akses, trust, dan simple product sudah kami dapatkan. Yang kami lakukan selanjutnya adalah amplify those things. We try and make product as simple and accessible sehingga kami bisa menarik 77% ini, termasuk UMKM, yang belum punya akses ke layanan keuangan dan pinjaman.

Bagaimana transformasi teknologi dan pengembangan produk Bank Aladin?

J: Di awal 2021, tim kami baru 30 orang. Lalu, jumlahnya mencapai 200 orang di akhir 2021. Sekitar 50%-60% dari total headcount kami adalah product engineer. Kalau benchmarking bank secara umum, porsi product engineer bisa sepuluh kali lipat. Namun, kami adalah bank. Everything we do harus di-assess dengan baik. Kami harus compy dengan regulasi.

We run a very nimble company. We start simple. We build things as we go. Bukan [menggunakan model] waterfall di mana harus lengkap dulu baru launch. Kami start pengembangan fitur dari kebutuhan yang paling core, seperti aplikasi untuk onboarding dan fitur transfer. Lalu, kami launch [aplikasi] di awal 2022 setelah mendapat lisensi dari OJK dan BI. Artinya, kami membangun bank digital in less than six months. Everything we build is from scratch, with no legacy issues.

Kami bangun semua teknologi sendiri, kecuali core. Dulu kami pakai Silverlake untuk core banking system. Lalu, kami ganti ke Mambu, which is a cloud-based core banking systemWe are culturally more similar to tech company daripada bank, tetapi operationally we are bank. Kami bukan fintech, P2P, atau multifinance.

Bagaimana penerimaan pasar terhadap aplikasi Bank Aladin?

J: Jumlah nasabah kami yang sudah melewati KYC di Dukcapil dan dijamin LPSini akun aktif, bukan download, phone number, atau emailhampir 700 ribu. Dengan catatan, kami belum push marketing kencang, baru di semester II ini.

Produk funding sudah setengah triliun Rupiah, ini liabilities ya. Sementara, produk financing kami baru mulai. Sudah [salurkan] beberapa ratus miliar, tetapi belum optimal. Primarily, produk financing kami untuk supplier Alfamart, sedangkan funding untuk pengguna retail. Sebagian besar nasabah kami adalah retail.

Kami dapat masukan dari nasabah kami. Ternyata, masih ada yang mengira kami pinjol, which is not good for us. When we go down to tier 2 or 3 cities di mana ada cakupan Alfamart, awareness Aladin belum terserap dengan sempurna. That’s why we’re going to push marketing in second half and establish Bank Aladin‘s name even better. We plan a lot of products, hopefully we get it right. Semoga brand awareness kami lebih kuat dan tidak diasosiasikan dengan pinjol. Siapa tahu, 700 ribu nasabah kami dapat berkembang menjadi tujuh juta.

Apakah Bank Aladin akan go cardless?

J: Kami akan tetap pakai kartu. Kami berikan masyarakat opsi untuk memiliki kartu atau tidak saat registrasi.

Kita bisa merasa optimistis dengan teknologi. Perkembangannya cepat sekali. Lihat saja sekarang banyak tech company besar, bahkan ada yang sudah IPO.  Namun, will everything be cardless or cashless in the next 5 or 10 years? Mungkin in unpopular opinion, menurutku ini belum diketahui. Lalu, what do we need to do? We need to be able to serve the customer today. Kita tidak bisa tunggu 5-10 tahun supaya [adopsi teknologi] mereka siap. Ini mengapa kami approach dengan model omnichannel.

Jaringan omnichannel yang kami miliki, with all due respect, at least from the offline side should be the strongest dari [yang dimiliki] bank digital saat ini. Kami bermitra dengan Alfamart untuk tarik-setor tunai. We have access to over 17,000 location. Ekosistem Alfamart besar dan primarly offline. Digitalisasi online ada di Bank Aladin.

Apakah kami tidak berkolaborasi dengan online platform, seperti e-commerce, ride-hailing, atau travelThe answer is yes, but we believe the offline element is more important now considering the target market is unbanked and underbanked. Saat [ekosistem] offline sudah terbentuk, kami bisa mulai fokus ke online. Kami bisa saja full online, nothing stopping us. Namun, the reason we go offline adalah we know our target segment. We know their behavior. We know what they need. Jadi ini adalah go-to market strategy, bukan capabilities issue.

Apakah ada sinergi pembukaan rekening di gerai Alfamart?

J: Pembuatan rekening butuh KYC. Ini sangat regulated karena ada risk assessment. We don’t plan to do onboarding nasabah di gerai Alfamart karena itu akan menjadi cabang, less-efficient, proses ribet, dan investasi tinggi.

Yang kami lakukan lewat sinergi ini adalah kasir di Alfamart dapat membantu mengarahkan calon nasabah untuk mengunduh aplikasi Bank Aladin dan go through e-KYC process sendiri. Artinya, kami ingin membuat calon nasabah merasa nyaman dengan menggunakan pendekatan Alfamart. Kami membangun aset sendiri yang dapat menjadi complimentary bagi aset yang dimiliki partner.

Apa saja fokus Bank Aladin di tahun ini?

J: Fitur yang kami push sejak awal adalah tarik-setor tunai di gerai Alfamart. Kalau hanya opsi transfer saja, bagaimana tariknya? Sementara, segmen unbanked dan underbanked rata-rata belum punya rekening.

Kami coba buka akses yang simple dan tidak ribet, yakni Alfamart. Nasabah bisa menabung atau tarik tunai di kasir apabila tidak ada ATM. Tech integration is done sehingga kami bisa scale dengan cepat. Kasarnya, tinggal dinyalakan saja. Jadi nasabah bisa lakukan di semua Alfamart di Indonesia. Kami juga akan dorong promosi di Alfamart untuk meningkatkan transaksi dan memahami behavior mereka.

Kami juga ingin fokus untuk financing, to make sure our liabilities is productive. In the next semester, we’ll build financing product untuk UMKM karena we can assess UMKM better than retail. Kami adalah bank, bukan P2P atau multifinance. NPL kami betul-betul diawasi investor.

Mengapa bersinergi dengan ZA Tech? Apa saja produk kolaborasinya?

J: Belum banyak yang tahu bahwa perusahaan insurtech ZA Tech Global punya bank digital dan number one di Hong Kong. They have actually built a winning bank. Belajar dari mereka sangat excitingFor us, insurance seems to be a logical next step. Insurance adalah core product mereka dan kami ada pipeline ke sana, baik itu micro insurance, loan insurance, apapun itu.

Saat ini, kami belum bisa diclose dari sinergi ini. Perlu diketahui, semua produk yang kami bangun hanya untuk segmen kita saja, yakni unbanked, underbanked, dan SME. Kami harus disiplin, apakah [yang dibangun] sesuai dengan kacamata unbanked dan underbanked. Jadi, kami tidak akan bikin [produk] yang kompleks. We always try to make decisions based on data we collect.

Partnership tidak mudah karena chemistry, strategi, dan aspek lain harus cocok. Kita sudah align semua dan hanya masalah timeline saja. Jadi, when we find a good partner, we’ll pull the trigger. 

Application Information Will Show Up Here
Bank Neo Commerce menyiapkan fitur QRIS untuk meningkatkan utilitas pengguna

Bank Neo Commerce: Babak Dua Transformasi Merekatkan “User Stickiness” 18 Juta Nasabah

Di tahun pertamanya beroperasi sebagai bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (IDX: BBYB) telah mencatatkan milestone yang signifikan. Hingga semester I 2022, aplikasi BNC telah diunduh sebanyak 26 juta kali, nasabahnya menembus 18,5 juta dengan Monthly Active User (MAU) sekitar 3 juta.

Pencapaian ini tak lepas–salah satunya–dari strategi gamification di dalam aplikasi untuk memberikan daya tarik dan engagement lebih terhadap konsep ber-digital banking di Indonesia.

Jika tahun lalu Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan bicara top of mind, kali ini ia mengungkap sejumlah poin penting terkait upaya memperkuat fundamental bisnis, pengembangan fitur dan produk secara seamless, dan strateginya meningkatkan user stickiness.

Ceritakan kilas balik transformasi BNC dalam dua tahun terakhir?

Jawab: Pertama kali bergabung pada Maret 2020, saya dihadapkan pada tantangan combo. Covid-19 datang ke Indonesia. Memang pandemi mendorong akselerasi digital. Namun, di awal pandemi, banyak orang menarik dana dari bank kecil karena ingin mencari aman saat krisis terjadi. Sementara, saat itu Bank Yudha Bhakti (BYB) masih bank BUKU I. Kami sempat keliyengan karena likuiditas terbatas.

Namun, tanpa itu, sebetulnya tantangan saya sudah cukup berat. Founder Akulaku William Li meminta saya untuk mentransformasikan Bank Yudha Bhakti (BYB) menjadi bank digital terbesar di Asia dalam tiga tahun. Saat baru berpikir strateginya, datang lagi tantangan kedua, yakni OJK terbitkan aturan terkait modal inti minimum.

Apa yang kami lakukan dalam dua tahun terakhir? Kami fokus pada rencana, kami eksekusi dan deliver. Bagi saya, ideas is important, but what much more important is the execution. Saya turun ke lapangan, terlibat dalam detail, dan make sure eksekusi terjadi. Bagi neobanker (karyawan BNC), they haven’t seen what I see. Sebagai leader, saya harus bawa mereka menuju visi kami.

BYB sebelumnya adalah bank pensiunan. Transformasi kami bukan sekadar lompat, tapi quantum leap. Banyak step, tapi harus cepat. Jadi, mindset penting untuk deliver ke pasar. Perlu juga satu hal yang mengikat agar visi bisa berjalan, yakni culture. Kami ubah culture dari sebelumnnya gaya kerja BYB yang birokratif dan manual. Kami tanamkan nilai-nilai pada Neo Culture.

Selain itu, bagaimana mencari talent tepat di posisi tepat. Terkadang saya menemukan talent bagus, tapi belum ada posisinya. Kami masukkan, buat posisinya, karena ini untuk masa depan.

BNC mencatat milestone signifikan dalam dua tahun. Bagi bank, apakah pencapaian ini terlalu cepat?

J: Tergantung, apakah bank sudah mempersiapkan diri atau belum? Umpamanya begini, ada dua orang bertani di tempat yang jarang turun hujan. Keduanya sama-sama berdoa meminta hujan. Bedanya, petani A menyiapkan tanah, petani B tidak. Di saat hujan turun, siapa yang lebih siap? Nah, kami tidak hanya berharap, kami mempersiapkan diri sejak 2020. Pertumbuhan cepat akan berbahaya apabila tidak dibarengi dengan persiapan selanjutnya.

Tahun lalu, saya pimpin leaders meeting. Saya sampaikan saat itu, “we’ve been blessed with more than 14 million users. Sepertinya mindset kita harus balik ke titik zero. Don’t celebrate victory too early. It’s not there yet!“. Di 2022, we need something new. What are we gonna do? Saya dorong untuk switch ke mindset awal, seolah-olah kami belum punya pengguna. Work hard lagi, jadi tidak terlena. 18 juta pengguna BNC saat ini menjadi fuel kami.

Saya pikir 75% dari visi-misi kami sudah tereksekusi. Tidak terelakkan pasti ada evaluasi, tapi kami perbaiki terus. Nah, 25% ini mencakup apa saja? Saya sempat mendapat pertanyaan dari analis di perusahaan sekuritas terkemuka. Kapan BNC bisa untung? Saya tanya balik, apakah bank bertransformasi [hanya] mengejar profitabilitas?

Misi suci kami adalah menjangkau unbanked dan underserved. That’s why we become digital. Terbukti selama puluhan tahun di sektor bricks and mortar, bank yang mengandalkan kantor cabang tidak berhasil menjangkau unbanked dan underserved. Statistik berbicara. Indonesia negara kepulauan sehingga menggunakan gaya konvensional tidak efektif. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah smendorong pengembangan infrastruktur teknologi.

Kami bukan simply menjadi bank profitable saja. Kalau hanya kejar itu, kami tidak perlu bertransformasi. Lihat laporan keuangan di 2020, kami sudah profit. Mengejar profitabilitas tentu, tapi itu bukan nomor satu.

Apa hipotesis utama BNC mengadopsi model gamified banking?

J: Kami lakukan analisis, sebanyak 86% dari total pengguna kami adalah kaum milenial. Apa yang menarik bagi mereka? Mereka suka something fun, not boring. Dari sini, kami coba coba masuk dengan model gamification. Kalau kami jelaskan produk deposito dengan bunga 8%, respons mereka mungkin sebatas tertarik saja. Tapi ya sudah berhenti sampai di situ.

Kami pakai gamification untuk memperkenalkan produk-produk kami. Kami arahkan mereka menjajal fitur dengan melakukan sejumlah task. Misalnya, undang teman dapat koin. Jadi, lebih fun tanpa harus menggurui mereka. Alhasil, produk kami mulai dikenal, jumlah pengguna kami tumbuh, layanan deposito maupun saving naik. Kami juga create Neo World dan Neo Business di mana pengguna BNC bisa saling berinteraksi dan mempromosikan bisnis mereka. Kami coba connecting people.

Mengenai benchmark, kami terinspirasi dengan model gamification [bank] di Tiongkok. Banyak pengalaman atau user experience yang kami adopsi dan kemas sesuai dengan kultur Indonesia. Misal, Neo Angpau yang dikemas agar cocok dengan nuansa Lebaran.

Apa strategi Anda selanjutnya dengan milestone ini?

J: Seiring dengan bertumbuhnya pasar, bank digital atau bank yang punya digital arm dan digital channel akan menjadi pilihan. Kami memilih fokus pada milestone karena kami harus memberikan sesuatu yang fundamental, kembali pada basis pengguna kami.

Sejauh ini kami sudah meluncurkan produk Neo Loan, Neo Emas, dan Remittance. Untuk menghadirkan layanan remitansi, bank harus menjadi bank devisa. Kami pikir bagaimana close gap mengingat persyaratan menjadi bank devisa butuh waktu paling tidak 1,5 tahun-2 tahun. Kami pun bekerja sama dengan DigiAsia.

Kemudian, kami sedang menyiapkan fitur cash withdrawal tanpa kartu atau cardless. Kalau pakai kartu, kurang pas dengan spirit digitalisasi. Pengguna bisa tarik tunai di convenience store, seperti Indomaret atau Alfamart, dan ATM. Kami coba menyederhanakan caranya sehingga pengguna bisa tarik uang di mana dan kapan saja. Sekarang masih tahap pengembangan dan menunggu approval.

Kami akan terus menciptakan seamless experience. BNC termasuk bank digital yang sudah sepenuhnya e-KYC dan menggunakan biometric. Pembukaan rekening kami tidak pakai video call. Kami juga akan perluas kolaborasi menjadi open ecosystem. Mungkin ada bank digital yang hanya fokus pada ekosistem yang dimiliki grup. Kami terbuka dengan ekosistem lain. Kami percaya bahwa kunci digitalisasi untuk maju adalah kolaborasi, bukan berkompetisi.

Bagaimana Anda meningkatkan user stickiness pengguna dan MAU?

J: Kami memetakan user kami ke dalam empat kluster antara lain (1) kluster pengguna yang hobi mengumpulkan koin referral, (2) kluster pengguna produk tabungan dan deposito, (3) kluster pengguna transaksional, suka top up dan lakukan pembayaran, (4) kluster pengguna lending, dan (5) kluster investasi.

Demi meningkatkan user stickiness, kami meyakini kluster 3, 4, dan 5 akan menjadi motor penggerak BNC. Untuk kluster 3, kami sedang menyiapkan fitur QRIS yang akan meluncur sebentar lagi. Kluster ini akan menaikkan utilisasi pengguna sehingga semakin engage dengan aplikasi BNC. Pada kluster 4, kami akan menambah opsi investasi lain, seperti reksa dana, yang ditarget meluncur pada kuartal III 2022.

Saat ini, Neo Loan baru untuk segmen retail. Namun, kami berencana masuk ke UMKM juga. Di luar Neo Loan, kami sebetulnya sudah masuk ke UMKM lewat skema channeling dan approach langsung. Ini alasan kami menampilkan Neo Business untuk menghubungkan pengguna dengan pelaku usaha. Ekosistem kami masih clean, kami punya data untuk approach user yang tepat.

Sebetulnya teknologi kami sudah siap, tapi harus tunggu approval OJK untuk beberapa produk. Dengan strategi ini, kami targetkan jumlah pengguna BNC dapat mencapai 28-30 juta tahun ini.

Ada rencana penambahan modal tahun ini?

J: Saya harus luruskan terkait pemberitaan di media yang menyebut kami mencari investor baru. Lebih tepatnya, banyak investor approach yang tertarik dengan performance kami, baik investor dalam maupun luar negeri. Namun, ini masih undisclosed.

Begini, Indonesia merupakan pangsa pasar menarik dengan pertumbuhan digital paling pesat di Asia Tenggara. Ketika pandemi, tanpa sadar [perilaku] kita menjadi lebih digital. Ini yang membuat investor tertarik. Makanya jangan kaget apabila ada yang beli bank atau berinvestasi di bank.

Saya percaya dengan fundamental. Berinvestasi untuk jangka panjang apabila percaya dengan fundamental bisnis. Ini yang saya tawarkan ke investor. Kami showcase kinerja kami. Per Desember 2021, kami sudah salurkan kredit Rp4 triliun dan Net Interest Margin (NIM) mencapai 5,15%. Di semester I 2022, penyaluran pinjaman naik menjadi Rp7 triliun dan NIM mencapai 10,16%.

Memang kinerja kuartal I kurang bagus. Kami rugi Rp416 miliar. Biar adil saja, rugi kami turun 54% menjadi Rp194 miliar di kuartal II. Pendapatan kami naik, expense turun. Namun, kami harap bisa profitable dari month by month.

Akulaku sebagai controlling shareholder betul-betul work hand-in-hand dengan kami agar BNC menjadi bank terdepan di Indonesia dan diperhitungkan di Asia. Belum lama ini Akulaku juga menjadi unicorn dan ini membuka jalan kami lebih lebar.

7 Rekomendasi Aplikasi Bank Digital Terbaik

Teknologi yang semakin berkembang sangat memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Salah satunya pada sektor perbankan. Inovasi yang biasa disebut branchless banking ini menawarkan kemudahan bagi nasabahnya dengan memanfaatkan teknologi. Nasabah hanya perlu menggunakan perangkat selulernya untuk mengakses layanan yang ditawarkan oleh pihak bank. Sehingga, nasabah tidak perlu repot-repot mendatangi kantor cabang tersebut.

Berbeda dengan online banking, layanan branchless banking ini benar-benar memanfaatkan teknologi untuk memberikan kemudahan bagi nasabahnya, seperti membuka rekening, menabung, melakukan pembayaran, hingga mengajukan pinjaman. Berikut rekomendasi aplikasi bank digital terbaik yang sudah menggunakan teknologi Branchless Banking.

Line Bank

Aplikasi Bank Digital

Line Bank merupakan satu-satunya aplikasi bank digital di Indonesia yang menerbitkan kartu debit dengan desain bergambar karakter Line Friends. Desainnya yang menggemaskan ini membuat kamu merasa senang memiliki kartu debit ini. Selain desain kartunya yang menggemaskan, Line Bank juga memberikan fasilitas gratis transfer ke seluruh bank lokal Indonesia tanpa ditentukan saldo minimum, lho.

Kalau kamu tertarik dengan bank ini, kamu bisa mendaftarkan diri dan membuka rekening dari rumah, karena keseluruhan aktivitas layanannya bersifat online. Namun, perlu diperhatikan fitur pada aplikasi ini terbilang masih sangat terbatas. Bahkan mesin ATM Line Bank pun masih sangat sedikit.

Digibank DBS

Aplikasi Bank Digital

Digibank DBS merupakan aplikasi bank digital dari bank DBS Singapura. Aplikasi ini menawarkan banyak layanan yang bisa digunakan dengan mudah, seperti pembukaan rekening tabungan, deposito, investasi, hingga melakukan pengajuan KTA dengan cepat. Sama seperti bank digital pada umumnya, kamu bisa melakukan pembayaran, transfer, hingga melihat rekam jejak keuanganmu pada aplikasi ini.

Kelebihan lain dari bank digital ini, kamu bisa melakukan transfer uang ke seluruh dunia tanpa dikenakan biaya administras alias gratis. Namun, Digibank mengenakan biaya administrasi sebesar Rp10.000 setiap bulannya apabila saldo yang kamu miliki kurang dari Rp5 juta.

SeaBank

Aplikasi Bank Digital

SeaBank merupakan salah satu aplikasi bank digital yang sudah terintegrasi dengan Shopee, aplikasi belanja digital. SeaBank memberikan layanan dengan bunga cukup tinggi di ranah bank digital. Pasalnya, SeaBank memberikan bunga tabungan harian sebesar 7%  per tahun. Kamu juga bisa melakukan transfer uang ke seluruh bank tanpa dikenakan biaya admin. Selain itu, SeaBank memberikan layanan tidak menerapkan saldo minimum, baik saat membuka akun atau saldo minimum perbulannya. Sehingga, kamu diberikan kebebasan untuk menarik uang sesuai dengan kebutuhanmu.

Namun, fitur di dalam aplikasinya masih terbatas. Bahkan, SeaBank tidak menyediakan mesin ATM untuk melakukan tarik tunai. Kamu diharuskan melakukan transfer ke rekening lain untuk menarik uang jika dibutuhkan. Aplikasi ini juga belum mendukung pembayaran dengan QRIS/QR Code.

Neo Bank

Aplikasi Bank Digital

Neo Bank merupakan salah satu bank digital yang memberikan pelayanan deposito dengan setoran awal kecil, yaitu hanya sebesar Rp200.000 saja. Tenornya pun terbilang sangat fleksibel, mulai dari 7 hari hingga satu tahun. Aplikasi ini memberikan fasilitas pesan instan yang bisa digunakan untuk pembayaran bersama dengan nasabah lain atau patungan, fiturnya pun bisa digunakan untuk mengirim pesan dan membalas pesan.

Kalau kamu tertarik menjadi nasabah Neo Bank kamu bisa mendaftarkan diri membuka akun bank yang dilakukan melalui aplikasi saja. Namun, Neo Bank memiliki kekurangan, yaitu belum bisa melakukan pembayaran menggunakan QRIS/QR code dan tidak menyediakan fasilitas tarik tunai dari mesin ATM.

TMRW UOB

Aplikasi Bank Digital

TMRW UOB merupakan salah satu bank digital yang menawarkan fasilitas bebas biaya admin apabila melakukan transaksi, dan biaya minimum saldo nasabah. Aplikasi ini menyediakan fitur pengelola keuangan dimana nasabah diberikan informasi berupa rekam jejak pengeluaran, pemasukan, bahkan memberikan saran berdasarkan rekam jejak transaksi agar nasabah bisa mengelola keuangannya lebih baik lagi.

Nah, fitur yang satu ini sangat jarang sekali tersedia di bank digital lainnya, yaitu gratis biaya top up e-money seperti, Gopay, OVO, iSaku dan LinkAja. Sehingga sangat membantu apabila kamu sering menggunakan e-money. Namun, perlu kamu ketahui TMRW UOB belum bisa melakukan top up ke Shopeepay dan Dana. Selain itu, jumlah ATM terbatas sehingga kamu cukup sulit ketika ingin melakukan tarik tunai.

Bank Jago

Aplikasi Bank Digital

Bank Jago merupakan salah satu bank digital pelopor di Indonesia. Nah, kalau kamu merasa keuanganmu terbatas, kamu bisa mengandalkan aplikasi bank digital yang satu ini. Fitur unggulan dari Bank Jago antara lain: gratis biaya administrasi bulanan, tidak ada minimum saldo, saldo ketika membuka rekening nol.

Bank Jago juga  memberikan fasilitas gratis top up e-money yang dibatasi sebanyak 25 kali dalam sebulan. Jika lebih, maka akan dikenakan biaya transfer sebesar Rp3.000 kecuali GoPay. Bank Jago memiliki fitur “kantong” yang bisa digunakan untuk mengelola keuangan. Di samping itu ATM Bank Jago masih terbatas hingga agak sulit untuk melakukan penarikan uang, kamu juga belum bisa mengajukan pinjaman, investasi dan kartu kredit.

Jenius BTPN

Aplikasi Bank Digital

Jenius BTPN merupakan salah satu bank digital yang memiliki fitur split bill, hingga kamu bisa melakukan pembayaran bersama kerabat dekatmu dengan adil. Nah, kalau kamu menggunakan bank ini kamu tidak perlu kesulitan menghafal nomor rekeningmu, karena yang digunakan adalah nama rekening.

Jenius BTPN menawarkan pengajuan pinjaman uang dengan limit bervariasi di setiap akunnya, mulai dari Rp500.000 hingga Rp200.000.000, tenornya pun bisa menyesuaikan dengan kemampuanmu dari 1 bulan hingga 3 tahun. Namun, jika saldo kamu tidak lebih dari satu juta kamu akan dikenakan biaya admin saat transfer dan tarik tunai.

Nah, setiap bank digital memiliki keunggulan yang berbeda. Kamu harus mempertimbangkan terlebih dahulu keunggulan dari setiap bank digital dengan kebutuhanmu. Agar tidak salah dalam memilih bank digital.

Apa Itu Bank Digital: Pengertian, Keuntungan, Kekurangan, dan Daftar Bank Digital Indonesia

Di era melek teknologi ini, banyak sekali layanan transaksi yang bersifat digital. Dewasa ini, kita dapat menemui trading saham online, pembayaran pajak online, dan lain sebagainya. Layanan transaksi digital tidak hanya akan mempermudah jalannya transaksi, akan tetapi juga memberikan efisiensi waktu bagi konsumen.

Salah satu transaksi digital yang sedang berkembang akhir-akhir ini adalah bank digital. Kamu mungkin sudah cukup familier dengan beberapa produk digital dari bank seperti mobile banking, transfer online, dan penarikan uang melalui ATM. Akan tetapi, apakah kamu telah mengetahui terdapat layanan bank yang sepenuhnya berbentuk digital? Bank digital menawarkan berbagai produk serta pelayanan sepenuhnya secara elektronik bahkan pendaftaran rekening pun dapat dilaksanakan secara online

Apakah sebenarnya bank digital itu? Layanan apa yang dapat dilakukan dengan bank digital? Apa sajakah keuntungan dari penggunaan layanan bank digital jika dibandingkan dengan bank konvensional? Simak pembahasan terkait dengan pengertian, jenis layanan, keuntungan, kekurangan, dan daftar bank digital di Indonesia ini ya!

Apa Itu Bank Digital?

Ilustrasi nasabah bank digital sedang melakukan transaksi | Usplash

Bank digital adalah bank yang menyediakan dan melakukan aktivitas bisnisnya melalui saluran elektronik. Bank digital merupakan satu organisasi Berbadan Hukum Indonesia (BHI) yang dapat menjalankan kegiatan usahanya tanpa kantor fisik (selain kantor pusat) atau hanya menggunakan kantor fisik terbatas. Perbankan digital selain merupakan bank baru, juga bisa merupakan bank lama yang melakukan transformasi menjadi bank digital.

Dilansir dari Finder.com, negara Indonesia memiliki persentase orang dewasa yang memiliki rekening digital bank terbanyak kedua setelah negara Brasil. Di tahun 2021, 25% orang dewasa di Indonesia telah memiliki rekening bank digital dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun-tahun berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa bank digital saat ini popularitasnya sedang naik daun di Indonesia. 

Jenis Layanan Bank Digital

Ilustrasi nasabah bank digital | Pexels

Apa saja layanan yang dapat dilakukan dengan bank digital? Berikut ini adalah beberapa layanan yang dapat kamu lakukan ketika menjadi nasabah bank digital.

Proses Administrasi Pembukaan dan Penutupan Rekening

Ketika menggunakan produk bank konvensional, kita biasanya harus melakukan pembukaan akun dan penutupan rekening dengan datang langsung ke kantor cabang terdekat dari bank tersebut. Jika kamu ingin membuka rekening bank digital, proses pembukaan dan penutupan buku rekening dapat dilakukan sepenuhnya secara daring atau online melalui platform resmi bank.

Dokumen yang perlu untuk calon nasabah persiapkan kurang lebih adalah nomor KTP serta NPWP (jika punya) yang nantinya akan di-upload pada sistem bank digital. Selanjutnya, calon nasabah tinggal menunggu proses verifikasi yang biasanya memakan waktu beberapa hari dan juga sepenuhnya dilakukan secara online. Setoran awal dari pembukaan rekening bank dapat dilaksanakan menggunakan fitur e-banking. Jangan lupa selalu pastikan bahwa kamu mendaftar kepada situs maupun aplikasi resmi bank digital yang ingin kamu buat rekeningnya ya!

Transaksi Online

Seperti halnya layanan m-banking maupun i-banking dari bank pada umumnya, bank digital memiliki berbagai fitur untuk memfasilitasi transaksi secara daring. Perbankan digital menerapkan prinsip self service sehingga nasabah dapat melakukan transaksi terkait aktivitas finansial mereka tanpa kehadiran teller atau customer service. Fitur transaksi online ini di antaranya adalah transfer antar bank, pembayaran tagihan –seperti listrik dan air– secara daring, transfer dana ke dompet digital, dan lain sebagainya.

Pengelolaan Keuangan

Fitur menarik lain yang dapat kamu dapatkan jika menggunakan bank digital adalah adanya pengelolaan pos keuangan di mana nasabah akan diberikan rekomendasi atas alokasi pengeluaran yang nasabah miliki. Fitur ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang dimiliki nasabah. Selain itu, bank digital mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh nasabah, dengan begitu nasabah dapat melakukan pengecekan pemasukan dan pengeluaran secara rutin.

Nasabah tidak perlu melakukan update buku rekening untuk mengetahui alur kas masuk dan keluar dengan adanya bank digital.

Pelayanan Produk Keuangan

Layanan bank digital juga memberikan kesempatan nasabah untuk menikmati produk perbankan pada umumnya. Produk bank digital yang dapat nasabah nikmati di antaranya adalah tabungan, deposito, pinjaman atau kredit, asuransi, investasi, serta transaksi e-commerce.

Keuntungan Menggunakan Bank Digital

Ilustrasi nasabah bank digital bertransaksi | Pexels

Bank digital banyak sekali memberikan keuntungan bagi nasabahnya terlebih bagi nasabah yang tidak memiliki waktu untuk pergi ke bank. Berikut ini adalah keuntungan atau manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan bank digital.

Kemudahan dan Kecepatan Transaksi

Salah satu keuntungan atau manfaat utama dari penggunaan bank digital adalah kemudahan transaksi yang dapat dilakukan oleh nasabah. Nasabah dapat melakukan transaksi finansial hanya dengan berhadapan dengan layar device dan jaringan internet saja. 

Efisiensi Waktu

Selain kemudahan akses, bank digital juga menawarkan efisiensi waktu bagi nasabahnya. Nasabah tidak perlu untuk datang langsung ke bank untuk melakukan transaksi, bahkan untuk proses krusial seperti pembukaan rekening. Nasabah maupun calon nasabah tinggal melakukan akses pada platform resmi bank digital untuk bertransaksi.

Tingkat Keamanan Semakin Berkembang

Risiko yang mungkin paling ditakuti oleh nasabah bank adalah adanya risiko pembobolan rekening oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dewasa ini, tingkat keamanan dari produk bank digital sudah semakin meningkat. Nasabah seringkali tidak hanya perlu untuk memasukkan nomor Personal Identification Number (PIN) saja. Nasabah mungkin perlu untuk memasukkan informasi sidik jari maupun kode One Time Password (OTP) ketika melakukan proses login atau transaksi digital. Dengan begitu, keamanan transaksi finansial nasabah semakin terjamin.

Hemat Biaya Transaksi

Seluruh transaksi yang ditawarkan oleh bank digital dapat seluruhnya dilakukan secara daring. Untuk itu, nasabah tidak perlu datang langsung ke kantor cabang bank terdekat. Untuk datang ke kantor cabang bank umum biasanya nasabah akan memerlukan ongkos. Dengan transaksi digital oleh digital banking, nasabah dapat menghemat biaya transaksi pada khususnya ongkos untuk berangkat ke bank.

Kekurangan Menggunakan Bank Digital

Ilustrasi penggunaan bank digital Unsplash

Suatu alternatif dalam hidup sekiranya memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut ini risiko kekurangan dari bank digital yang mungkin perlu untuk kamu ketahui.

Ketergantungan dengan Jaringan Internet

Dalam bertransaksi secara digital menggunakan bank digital, nasabah harus memiliki jaringan internet. Jika nasabah tidak memiliki jaringan internet, maka ia tidak dapat melakukan akses maupun transaksi finansial melalui aplikasi bank digital. Bahkan, untuk melakukan pengecekan saldo saja nasabah perlu jaringan internet juga untuk dapat melakukan transaksinya.

Risiko Keamanan dan Likuidasi

Jaringan keamanan dari aplikasi perbankan saat ini mungkin sudah sangat berkembang, akan tetapi sama halnya dengan modus penipuan. Penipu dapat melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Pada misalnya, penipu melakukan panggilan disertai dengan acting, email berisi phishing, dan pesan penipuan.

Aktivitas penipuan tentunya dapat dicegah dengan memperbanyak membaca literasi keuangan. Selalu ingat untuk tidak membagikan kode OTP dan PIN kepada orang lain terlebih itu untuk orang asing. Selain risiko keamanan, bank digital juga memiliki risiko kemungkinan di mana bank dapat dilikuidasi.

Walaupun begitu, hal tersebut merupakan salah satu hal yang langka karena lembaga keuangan merupakan salah satu lembaga yang diawasi oleh pemerintah. Untuk itu, jangan khawatir jika kamu ingin tetap menggunakan produk bank digital ya!

Daftar Bank Digital di Indonesia

Bank digital di Indonesia akhir-akhir ini marak sekali bermunculan. Tidak hanya bank digitalnya, nasabah dari bank dengan proses bisnis sepenuhnya melalui transaksi digital ini juga semakin meningkat. Bank digital banyak sekali diminati oleh masyarakat karena kemudahan akses dan transaksinya. Berikut ini adalah daftar bank digital yang beroperasi dan paling banyak diminati oleh nasabah Indonesia.

Nah, itu tadi adalah pembahasan terkait bank digital. Bank digital menawarkan kemudahan bagi nasabah yang ingin melakukan transaksi finansial secara praktis. Apakah ada bank digital yang produknya ingin kamu coba? Jika iya, apakah itu?

Sumber gambar header: Pixabay