Tag Archives: Bank Jasa Jakarta

Astra mengumumkan penyelesaian transaksi akuisisi bank komersial di Indonesia, Bank Jasa Jakarta (BJJ), bersama dengan WeLab melalui WeLab Sky Limited

Astra dan WeLab Resmi Ambil Alih Saham Mayoritas Bank Jasa Jakarta

PT Astra International Tbk melalui anak perusahaannya PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial) mengumumkan penyelesaian transaksi akuisisi Bank Jasa Jakarta (BJJ), bersama dengan WeLab melalui WeLab Sky Limited. Proses penyelesaian transaksi ditandai dengan diterimanya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

Setelah penyelesaaian transaksi akuisisi, Astra Financial dan WeLab Sky masing-masing memiliki saham BJJ sebesar 49,56% dan menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali bank. Nantinya, BJJ akan dijadikan sebagai bank digital inovatif dari Indonesia.

Secara terpisah, mengutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada hari ini (19/9), Astra Financial dan BJJ telah menandatangani Share Subscription Agreement (SSA), yang mana SMI akan mengambil bagian atas 1,13 juta lembar saham baru yang mewakili 49,56% dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor di BJJ dengan nilai transaksi sebesar Rp3,87 triliun.

“Per tanggal 16 September 2022, seluruh persyaratan pendahuluan berdasarkan SSA untuk menyelesaikan transaksi, termasuk persetujuan OJK, telah terpenuhi,” tulis manajemen Astra.

Dalam keterangan resmi, Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro menyampaikan, investasi perusahaan di BJJ sejalan dengan aspirasi grup pada pilar jasa keuangan untuk menjadi penyedia layanan jasa keuangan ritel terdepan, serta mendukung perkembangan industri jasa keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“BJJ sebagai bank digital, melalui strategi omnichannel, akan melengkapi produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan kepada pelanggan Astra. Hasil riset menunjukkan, sekitar 77% masyarakat di Indonesia masih tergolong ke dalam kategori unbanked dan underbanked. Melalui kerja sama ini, kami berharap BJJ dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, serta mempercepat inklusi dan literasi keuangand Indonesia,” tambah Direktur Astra sekaligus Director-In-Charge Astra Financial Suparno Djasmin.

Founder dan Group CEO WeLab Simon Loong menambahkan, langkah strategis ini termasuk dalam rangka memperluas kehadiran bank digital di Asia, setelah pertama kali hadir di Hong Kong. Kemitraan strategis dengan Astra ini, dalam rangka meningkatkan sinergi lintas negara dan bisnis dengan para mitra dalam memperluas skala dan jangkauan.

“Kami antusias bahwa mitra jangka panjang kami, Astra, akan bekerja sama dengan kami untuk memberikan layanan perbankan berbasis teknologi terbaik melalui BJJ di Indonesia. Kami berharap dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan melalui kerja sama dengan Astra,” ucap Loong.

Daftar bank digital dan calon bank digital di Indonesia. Sumber: Laporan DSInnovate 2021

Unit bisnis keuangan grup Astra

Ini bukan pertama kalinya kemitraan antara kedua perusahaan. Sebelumnya, telah mendirikan perusahaan patungan fintech lending, PT Astra WeLab Digital Arta (AWDA) pada 2018 untuk brand MauCash. Keduanya menggabungkan kekuatan satu sama lain, yakni ekosistem bisnis Astra yang solid dan dukungan pengalaman, teknologi, dan jaringan yang kuat dari WeLab.

Sebelumnya, Grup Astra juga memiliki usaha di bidang perbankan, yakni Bank Permata. Kemudian, bersama pemegang saham lainnya, Standard Chartered, dijual ke Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) pada 2020. Harga belinya Rp1.346 per saham atau nilai transaksi mencapai Rp33 triliun. Masing-masing mengantongi Rp16,83 triliun.

Astra diketahui memiliki sejumlah anak perusahaan di sektor keuangan, seperti perusahaan pembiayaan, asuransi, dan fintech. Di bidang pembiayaan, Astra memiliki Astra Credit Companies (ACC) dan Toyota Astra Financial Services (TAFS) untuk pembiayaan roda empat, dan Federal International Finance (FIF) untuk pembiayaan roda dua.

Selanjutnya, di bidang asuransi ada Asuransi Astra Buana (AAB) untuk asuransi umum, dan Astra Life untuk asuransi jiwa. Di bidang digital, ada MauCash yang fokus pada fintech lending, AstraPay di produk uang elektronik, dan Moxa, berbentuk aplikasi yang mengintegrasikan seluruh kebutuhan finansial.

Digital Bank WeLab Indonesia

Startup Fintech Hong Kong WeLab Akuisisi Bank Jasa Jakarta, Siap Bersaing di Industri Bank Digital Indonesia

Startup fintech asal Hong Kong WeLab siap bersaing di industri bank digital Indonesia. WeLab resmi mengakuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) untuk mendirikan bank digital yang diperkirakan beroperasi pada paruh kedua 2022.

Berdasarkan keterangan resminya, konsorsium WeLab melalui Welab Sky Limited (WeLab Sky) menandatangani kesepakatan dalam Share Purchase and Subscription Agreement dengan seluruh pemegang saham BJJ untuk menjadi pengendali tunggal.

Sebagai langkah awal, WeLabSky telah menggenggam 24% saham BJJ, yang mana saham tersisa untuk dikendalikan secara mayoritas akan diselesaikan usai memperoleh persetujuan dari regulator terkait, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun, J. P Morgan bertindak sebagai penasihat keuangan WeLab pada aksi akuisisi ini.

Langkah WeLab telah menarik minat investor baru dan lama (existing) untuk mengucurkan dana sebesar $240 juta atau sekitar Rp3,46 triliun–juga mengklaim sebagai pendanaan fintech terbesar di Indonesia di 2021–demi melancarkan aksi korporasi ini.

Founder &  Chief Executive WeLab Simon Loong menegaskan bahwa BJJ telah membangun reputasi yang sangat baik sebagai bank ritel terpercaya di Indonesia selama lebih dari 40 tahun.

“Kami tak sabar membangun landasan ini, berbekal keahlian fintech dan kesuksesan kami mengoperasikan bank digital berlisensi di Hong Kong, untuk membangun tech-driven digital bank yang akan memberikan layanan keuangan inklusif bagi masyarakat Indonesia

Sementara itu, Presiden Direktor BJJ Handrie Wirawan meyakini pengalaman dan keahlian WeLab di industri fintech dan digital banking dapat mendorong BJJ untuk meningkatkan layanan keuangan dengan dukungan teknologi.

“Kami senang menyambut WeLab sebagai pemegang saham baru dan membawa BJJ ke era baru digital banking. BJJ telah melalui transformasi digital sejak 2018, dan inisiatif strategis ini sejalan dengan komitmen dan visi kami dalam menawarkan layanan perbankan ke banyak konsumen,” paparnya.

Profil perusahaan

WeLab merupakan startup p2p lending yang beroperasi di tiga negara melalui tujuh merek produk keuangan, di antaranya WeLend dan WeLab Bank di Hong Kong; WeLab Digital, Taoxinji, Wallet Gugu, dan Tianmian Tech di Tiongkok; serta Maucash di Indonesia.

Sedikit informasi, Maucash merupakan produk keuangan milik Astra WeLab Digital yang merupakan usaha patungan (joint venture) milik Astra Financial dan WeLab yang didirikan di 2018. Dengan demikian, bank digital ini akan menjadi portofolio bisnis kedua WeLab di Indonesia setelah Maucash.

WeLab Bank tercatat telah memiliki 50 juta pengguna dan menyalurkan pinjaman lebih dari $10 miliar. Sementara, WeLab mengantongi 150 ribu pengguna digital banking di Hong Kong.

Sementara, Bank Jasa Jakarta merupakan bank ritel yang menawarkan produk simpanan, pinjaman, dan layanan perbankan. BJJ memiliki 11 kantor cabang pembantu dan tiga kantor kas dengan jaringan ATM tergabung dalam jaringan Prima di seluruh kota besar Indonesia.

Produk lending dan wealth

Mengutip Business Times, Loong mengatakan akan membawa pengalaman membangun WeLab Bank dan keahliannya di bidang fintech sebagai keuntungan kuat masuk ke bank digital. Terlebih, industri dan model bisnis bank digital masih terbilang baru di Indonesia.

Perpaduan antara pengetahuan mendalam tentang pengoperasian aset perbankan dan kultur agile perusahaan teknologi dinilai menjadi strateginya agar berhasil mengoperasikan bank digital.

“Kami punya 2-3 tahun untuk memulai membangun dan mengoperasikan bank digital. Banyak perusahaan masih bicara tentang [bagaimana] membangun bank, sedangkan produk kami justru sudah siap,” paparnya.

Selain deposit, pinjaman, dan pembayaran, Loong mengungkap akan merilis produk wealth yang mana akan tersedia pula di bank digital Indonesia. Ia menilai kehadiran produk wealth ini akan menjadi jalan masuk bagi bank digital baru ini untuk menuju break even point (BEP).

Sebagaimana diketahui, langkah serupa sudah lebih dulu dilakukan oleh sejumlah startup dan bank di Indonesia demi mengambil ceruk pasar pada kalangan kurang terlayani (underbanked) dan belum terlayani (unbanked) oleh produk keuangan.

Ambil contoh, Gojek bersama Bank Jago (awalnya Bank Artos), Akulaku dan Bank Neo Commerce (awalnya Bank Yudha Bhakti), dan Sea Group (induk Shopee) dengan Seabank (awalnya Bank Kesejahteraan Ekonomi).

Sementara, bank asing yang beroperasi di Indonesia dan memiliki posisi serupa dengan WeLab juga di antaranya ada Bank DBS (Singapura) melalui Digibank dan UOB (Singapura) melalui produk TMRW.

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company di 2019, jumlah kalangan underbanked di Indonesia mencapai 47 juta, sedangkan 92 juta di antaranya adalah unbanked.

Application Information Will Show Up Here