Tag Archives: Bank Mandiri

Bank Mandiri mengumumkan fasilitas kredit talangan untuk pelaku UKM yang menjadi konsumer Meratus Group, bekerja sama dengan Modal Rakyat

Modal Rakyat Gandeng Bank Mandiri dan Meratus Perdalam Penetrasi ke Segmen B2B

Bank Mandiri mengumumkan fasilitas kredit talangan untuk pelaku UMKM yang menjadi konsumer Meratus Group, perusahaan pelayaran dan logistik untuk membiayai operasional jasa angkutan laut kontainer. Penyediaan fasilitas ini dilakukan dengan menggaet startup p2p lending Modal Rakyat, melalui produk ‘smart financing’.

SVP SME Banking Bank Mandiri Alexander Dippo menyampaikan sinergi antara ketiga pihak ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk memperluas akses pembiayaan melalui sarana digital, sekaligus meningkatkan penyaluran kredit di sektor industri logistik di tanah air.

“Bank Mandiri akan mendukung kebutuhan kredit modal kerja customer Meratus Group, serta mendukung Meratus Group meningkatkan relationship dengan customer, serta menyempurnakan layanan close-loop-ecosystem. Melalui produk smart financing ini, customer Meratus Group bisa mendapatkan fasilitas kredit yang diproses secara digital, tanpa harus datang ke bank,” ucapnya dalam penandatanganan perjanjian kerja sama di Jakarta, Senin (22/1).

Bank Mandiri sebagai super lender dari Modal Rakyat berkomitmen untuk menyiapkan fasilitas kredit sebesar Rp200 miliar sepanjang tahun ini untuk Meratus Group. Tidak menutup kemungkinan akan bertambah seiring dengan kelanjutan ke depannya.

Sebagai catatan, sepanjang 2023, total penyaluran kredit Bank Mandiri melalui kerja sama dengan perusahaan digital dan fintech p2p lending telah mencapai Rp3,58 triliun kepada lebih dari 266 ribu debitur.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Chief Commercial Officer Meratus Group Alex Hadinoto, produk smart financing ini dibutuhkan oleh konsumer Meratus Group yang sering terkendala operasional bisnisnya karena masalah cash flow. Oleh karena itu, perusahaan menginisiasikannya sebagai bentuk pelayanan kepada konsumer loyalnya.

Partner kami selalu berkembang bisnisnya, tapi terkadang ada fluktuasi. Ketika terjadi peningkatan skala bisnis tiba-tiba, ada isu cash flow. Kita tahu persis isu ini sudah sejak lama, tapi karena kita ini bukan institusi keuangan makanya perlu partner,” ujarnya.

Dalam produk jenis invoice-based financing ini, Meratus akan menyeleksi calon-calon konsumer bisnis yang layak mendapatkan fasilitas kredit, berdasarkan profil dan historisnya. Bila lolos, limit kredit yang disediakan maksimal Rp2 miliar, tanpa agunan, dan bunga yang kompetitif. Akan tersedia dasbor yang bisa mereka akses dan memilih jenis pembayaran yang diinginkan, smart financing atau bayar dengan ToP (term of payment).

“Harapannya kerja sama ini akan terus berjalan dengan banyak pengembangan berikutnya, baik menaikkan limit atau kebutuhan lainnya, sebab kita terhubung dengan banyak pihak yang punya kebutuhan finansial yang bermacam-macam terkait bisnis mereka,” tutupnya.

Masuk ke lebih banyak ekosistem B2B

CEO Modal Rakyat Christian Hanggra menyampaikan, startupnya bertindak sebagai perantara dalam pemberian fasilitas kredit antara Bank Mandiri dan Meratus Group. Dengan demikian, proses pengajuan hingga pencairan kredit sepenuhnya sudah terdigitalisasi.

Tidak berhenti di situ, Modal Rakyat akan masuk ke lebih banyak ekosistem B2B, seiring dengan fokus perusahaan yang bermain di sektor pembiayaan produktif. Serta, dalam rangka menjaga kualitas penyaluran pembiayaan yang lebih berkualitas di tengah kondisi yang masih menantang pasca-pandemi dan tahun politik.

“Kita akan perkuat assessment borrower, tapi akan perkuat lagi [assessment] di supplier dan mitra strategis supplier-nya karena kita akan perkuat bisnis invoice financing dan PO financing, seperti dengan Meratus ini,” terangnya.

Sepanjang tahun lalu, Modal Rakyat telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp1,4 triliun. Diklaim TWP90 dapat terjaga di kisaran 2%-3%. Mayoritas borrower bergerak di segmen perdagangan, logistik, dan bisnis online di platform e-commerce.

Disebutkan, total borrower di Modal Rakyat mencapai lebih dari 200 klien korporat dan pengusaha individu lebih dari 10 ribu orang. Sementara itu, lender didominasi dari kalangan korporat, salah satunya adalah Bank Mandiri.

Christian menargetkan sepanjang tahun ini perusahaan dapat meningkatkan penyaluran menjadi Rp1,8 triliun. Secara year-to-date (YTD) per hari ini, outstanding di Modal Rakyat mencapai Rp30 miliar.

Christian baru diangkat sebagai CEO Modal Rakyat per Desember 2023 menggantikan Hendoko Kwik yang sebelumnya memimpin Modal Rakyat sejak Desember 2019.

Application Information Will Show Up Here
Bank Mandiri menambah solusi POS melalui peluncuran aplikasi Livin Merchant yang menyasar kalangan bisnis UKM sudah dirilis pada Juni 2023

Bank Mandiri Meluncurkan Solusi POS Lewat Livin’ Merchant

PT Bank Mandiri Tbk merambah solusi Point of Sales (POS) melalui peluncuran aplikasi Livin’ Merchant yang menyasar kalangan bisnis UKM. Aplikasi Livin’ Merchant sudah dirilis sejak bulan lalu dan klaimnya telah memiliki 500 ribu pengguna.

“Sudah 500 ribu pengguna dalam satu bulan. Tinggi ini,” ujar Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto, mengutip dari Katadata.

Livin’ Merchant merupakan aplikasi kasir digital atau POS yang dilengkapi dengan sejumlah fitur. Mulai dari, pendaftaran akun merchant, katalog produk, penerimaan pembayaran dengan metode beragam, termasuk QRIS, hingga toko online yang memudahkan merchant menjual produk kepada pembeli.

Dengan kata lain, kebutuhan sektor bisnis baik online maupun offline dapat diakomodasi oleh Livin’ Merchant. Tak hanya itu, fitur lainnya seperti pencatatan penjualan, cek stok produk, dan pencairan uang penjualan langsung cair di hari yang sama.

Mengutip dari situs resminya, solusi ini dapat digunakan oleh semua nasabah Bank Mandiri yang memiliki usaha, tanpa dikenakan biaya langganan. Untuk pendaftarannya tidak perlu datang ke kantor cabang karena aplikasi dapat langsung diunduh melalui perangkat smartphone.

Data-data yang perlu disiapkan: perangkat smartphone dengan minimum OS Android 7 (Nougat), nomor rekening Bank Mandiri, dan nomor HP dalam keadaan aktif untuk menerima OTP. Sementara ini baru tersedia untuk perangkat Android saja.

Rangkaian fitur di atas sebetulnya juga ditawarkan oleh pemain startup, baik itu Moka, Qasir, iSeller, Majoo, Olsera, Pawoon, dan lainnya.

Mengutip dari Statista, nilai transaksi di pasar POS di Indonesia diproyeksikan mencapai $4,75 miliar pada 2023. Dengan proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2023-2027) sebesar 14,4%, nilai tersebut diestimasi dapat mencapai sebesar $8,14 miliar pada 2027.

Statista juga memperkirakan jumlah pengguna POS dapat mencapai 68,24 juta pengguna pada 2027. Membandingkan data global, nilai transaksi tertinggi dicapai oleh Tiongkok dengan $1.649 miliar pada 2023).

Pencapaian Livin’ Mandiri

Dalam keterangan resmi, Bank Mandiri juga memaparkan pencapaian Super App Livin’ by Mandiri untuk segmen ritel. Mulai tahun ini aplikasi tersebut dapat digunakan oleh masyarakat mancanegara, mulai dari Hong Kong, Amerika Serikat, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, dan 120 negara lainnya.

Saat ini, tercatat hampir 3.000 merchant biller terkoneksi dengan Livin’ by Mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia. Aplikasinya dilengkapi lebih dari 70 fitur baru atau dengan rata-rata dua hingga tiga fitur baru per bulan. Pencapaian tersebut diklaim tertinggi dibanding bank digital maupun konvensional lainnya di Indonesia.

Salah satu fitur yang populer, yaitu kehadiran pembayaran QRIS di lebih dari 21 juta merchant dengan pilihan sumber dana tabungan maupun kartu kredit melalui Livin’ by Mandiri.

Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur finansial yang berguna untuk menunjak investasi nasabah, di antaranya Tabungan Rencana atau saving plan, Deposito, pembelian reksa dana, maupun surat berharga ritel (SBR). Di samping itu, juga dilengkapi dengan pembelian tiket pesawat dan gaya hidup lainnya melalui fitur Sukha.

Dipaparkan hingga Juni 2023, Livin’ by Mandiri telah diunduh lebih dari 28,4 juta kali, mengelola lebih dari 1,3 miliar transaksi atau naik 70% (yoy). Sementara, jumlah transaksinya mencapai Rp1.500 triliun, melesat 65% (yoy). Kenaikan ini selaras dengan kebutuhan akan solusi finansial lebih dari 19,3 juta pengguna aktif yang tersebar di Indonesia dan dunia.

“Kenaikan itu karena ada QRIS, beragam kemudahan, dan banyaknya fitur. Setiap bulan selalu ada perubahan atau penambahan fitur,” ujar Aquarius.

Perseroan berencana segera meluncurkan fitur paylater dengan tujuan memperluas ekosistem digital lending dan membantu pengelolaan arus kas nasabah. “Tujuannya, supaya masyarakat terhindari dari pinjol ilegal.” Tandasnya.

Wise Indonesia Remitansi

Perluasan Kemitraan, Wise Perkuat Layanan Remitansi di Indonesia

Layanan pengiriman uang antarnegara atau ramitansi merupakan aspek penting dari lanskap industri finansial, karena banyak warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dan mengirim uang ke tanah air untuk menghidupi keluarga mereka. Di Indonesia, ada beberapa layanan pengiriman uang yang tersedia, antara lain melalui bank, money transfer agent, dan platform online.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi global yang menghadirkan layanan untuk mengirimkan dan mengelola uang, Wise melihat aliran remitansi ke Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 3% pada tahun 2022 menjadi $9,7 miliar, berdasarkan laporan yang dirilis oleh Bank Dunia. Kepada DailySocial.id, Country Manager Wise Indonesia Elian Ciptono mengungkapkan rencana bisnis mereka di Indonesia dan perluasan kemitraan strategis dengan bank dan non-bank.

Kemitraan dengan perbankan

Salah satu tantangan dalam menggunakan layanan pengiriman uang di Indonesia adalah tingginya biaya pengiriman uang. Menurut Bank Dunia, rata-rata biaya pengiriman uang ke Indonesia adalah sekitar 7% dari jumlah yang dikirim, lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 6,5%. Namun, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi biaya layanan pengiriman uang dengan mendorong persaingan antar-penyedia layanan dan menerapkan kebijakan untuk merampingkan proses pengiriman uang.

Hingga saat ini Bank adalah penyedia layanan pengiriman uang yang paling umum di Indonesia. Banyak bank menawarkan layanan pengiriman uang yang memungkinkan pelanggan mentransfer uang ke bank lain di Indonesia atau di luar negeri. Biaya yang dikenakan oleh bank untuk layanan pengiriman uang bervariasi tergantung pada jumlah uang yang ditransfer, negara tujuan, dan kecepatan transfer.

Sejak diluncurkan pada tahun 2011, Wise terus mengembangkan Wise Platform, layanan infrastruktur transaksi pembayaran untuk bank dan non-bank. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 60 bank dan perusahaan besar di seluruh dunia yang telah mengintegrasikan Wise Platform ke dalam infrastruktur mereka.

Setelah meluncurkan layanan pengiriman uang berbiaya rendah dan cepat dari Indonesia pada tahun 2020, perusahaan ingin memperdalam komitmen mereka melalui Wise Platform ke Indonesia, dengan menggandeng Bank Mandiri. Bank Mandiri menjadi mitra pertama Wise di Indonesia yang mengintegrasikan Platform Wise ke aplikasinya, Livin’ by Mandiri. 

“Dengan mengintegrasikan Wise Platform, Bank Mandiri dapat menawarkan kepada 16 juta penggunanya kemampuan untuk mengirim uang dengan harga terjangkau ke 5 mata uang (USD, SGD, GBP, EUR, AUD). Selain itu, 52% transfer yang dikirim melalui Wise secara global diselesaikan secara instan (kurang dari 20 detik), sehingga memberikan kecepatan dan kenyamanan yang lebih baik bagi nasabah Bank Mandiri.”

Sebelumnya perusahaan juga telah menjalin kerja sama strategis dengan Instamoney. Wise dapat melayani pelanggan di Indonesia yang ingin mengirim uang ke 80 negara, termasuk Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, United Kingdom, hingga Tiongkok (melalui Alipay).

“Saat pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 2020, kami bekerja sama dengan Instamoney sebagai mitra lokal. Saat ini kami telah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia, dan terus menghadirkan cara yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih nyaman untuk mengirimkan uang dari Indonesia ke luar negeri,” kata Elian.

Tercatat secara global perusahaan telah meluncurkan 15 mitra baru di 4 pasar baru dan memberikan akses kepada 10 juta orang ke pembayaran internasional Wise yang cepat, murah, dan transparan secara langsung dari platform penyedia layanan yang sudah ada. Didirikan oleh Taavet Hinrikus dan Kristo Käärmann, Wise diluncurkan pada tahun 2011 dengan nama aslinya TransferWise.

Selain Wise saat ini platform yang menawarkan layanan remitansi di antaranya adalah, Flip, Instamoney, Oy!, Yourpay, Wallex dan Transfez.

Rencana dan target bisnis Wise di Indonesia

Indonesia adalah salah satu penerima remitansi terbesar di dunia, dengan jutaan orang Indonesia bekerja di luar negeri dan mengirim uang ke rumah untuk keluarga mereka. Menurut Bank Dunia, Indonesia menerima sekitar $10,5 miliar dalam bentuk pengiriman uang pada tahun 2020, menjadikannya penerima pengiriman uang ke-10 terbesar di dunia.

Platform pengiriman uang online juga semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Platform seperti Wise menawarkan layanan pengiriman uang yang cepat dan terjangkau, dengan nilai tukar yang kompetitif dan biaya rendah. Platform ini sangat menarik bagi generasi muda Indonesia yang lebih nyaman dalam penggunaan online dan mobile banking.

Disinggung berapa jumlah pengguna Wise di Indonesia hingga saat ini, Elian enggan untuk mengungkapkan lebih lanjut. Namun secara global, ada sekitar 16 juta orang dan bisnis yang menggunakan Wise, memproses 9 miliar poundsterling dalam transaksi lintas negara setiap bulannya, sehingga mampu menghemat sekitar 1,5 miliar poundsterling per tahun.

“Sejak diluncurkan pada tahun 2011, kami terus fokus dan berinvestasi pada empat pilar misi kami, harga, kecepatan, kenyamanan, dan transparansi untuk membangun cara terbaik bagi orang dan bisnis untuk memindahkan dan mengelola uang mereka secara internasional,” kata Elian.

Tampilan Wise yang baru 2023 / Wise

Baru-baru ini Wise juga telah memperkenalkan tampilan baru mereka, yang diharapkan bisa digunakan oleh para pengguna yang terdiri dari orang-orang, bisnis, dan bank. Perubahan tampilan ini juga menyoroti komitmen Wise dalam membangun alternatif yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih transparan untuk mengelola uang dalam berbagai mata uang.

“Perjalanan kami di Indonesia masih sangat baru, namun kami melihat pertumbuhan yang berkelanjutan berkat investasi yang terus menerus dalam pengembangan produk maupun ekspansi. Satu hal yang jelas, kami tetap fokus untuk membuat Wise dapat diakses oleh semua orang, di mana saja, dan menghadirkan lebih banyak fitur bagi pelanggan kami di Indonesia.”

Application Information Will Show Up Here

Apa Itu Bunga Bank dan Berapa Bunga Bank Tahun 2022?

Sebagai nasabah bank mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah bunga bank. Dengan adanya bunga bank, saldo kamu yang tersimpan di bank juga akan mengalami kenaikan atau keuntungan.

Ternyata bunga bank juga memiliki berbagai macam jenis dan juga faktor yang mempengaruhi besaran bunga bank.

Apa saja jenis bunga bank yang wajib kamu ketahui dan faktor yang mempengaruhi suku bunga bank pinjaman?

Berikut ringkasan terkait bunga bank!

Apa Itu Bunga Bank?

Dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bunga bank adalah balas jasa yang diberikan bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. 

Secara umum bunga simpanan adalah harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan). Sedangkan bunga pinjaman adalah harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (jika nasabah yang memperoleh pinjaman). 

Suku bunga juga biasanya dihitung dalam jumlah persen, besaran bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah atau bank disesuaikan dengan aturan bank dan kondisi perekonomian saat itu.

Jenis-Jenis Bunga Bank

Jenis-jenis bunga bank dibedakan berdasarkan dengan sifatnya, berikut jenis-jenis bunga bank yang wajib kamu ketahui!

Jenis Suku Bunga Bank Kredit Berdasarkan Sifat

1. Suku Bunga Tetap 

Suku bunga tetap (fixed) adalah jenis suku bunga yang paling umum yang memiliki besaran biaya yang bersifat tetap dan tidak akan berubah hingga waktu jatuh tempo. Contohnya adalah suatu mengambil kredit dengan suku bunga 7 persen, maka suku bunga tersebut akan tetap dan terus dibayarkan sampai cicilan terakhir.

2. Suku Bunga Mengambang 

Suku bunga mengambang (floating) adalah kebalikan dari suku bunga tetap, suku ini besarannya akan mengikuti harga suku bunga yang ada di pasaran. Sehingga jumlah suku bunganya tidak berdasarkan kesepakatan di awal kredit. Apabila suku bunga di pasaran naik, maka suku bunga yang akan kamu terima juga akan ikut naik.

Contoh penerapannya ada pada suku bunga KPR yang memiliki jangka waktu tertentu, umumnya di tahun pertama debitur akan menggunakan bunga tetap, kemudian di tahun selanjutnya akan menggunakan bunga floating.

Jenis Suku Bunga Bank Kredit Berdasarkan Perhitungan

1. Suku Bunga Flat

Suku bunga flat adalah jenis suku bunga yang memiliki perhitungan dari total awal pokok kredit dan dibagi secara proporsional berdasarkan jangka waktu kredit. Umumnya suku bunga ini dipakai untuk kredit jangka pendek seperti smartphone, motor, atau Kredit Tanpa Agunan (KTA)

Rumus Suku Bunga Flat = (P x t x i) : jb

Catatan:

P = pokok pinjaman awal

I = suku bunga per tahun

T = jangka waktu kredit berdasarkan tahun

Jb = jangka waktu kredit berdasarkan bulan.

2. Suku Bunga Efektif

Jenis suku bunga ini adalah menggunakan perhitungan dari sisa jumlah pokok pinjaman. Sehingga besaran bunga yang harus dibayarkan akan semakin mengecil seiring berjalannya waktu cicilan. Jadi, semakin sedikit pokok pinjaman maka bunga yang perlu dibayarkan akan semakin kecil.

Rumus Suku Bunga Efektif = SP x 1 x (30/360)

Catatan:

SP = saldo pokok pinjaman bulan

i = suku bunga per tahun

30 = jumlah hari dalam 1 bulan

360 = jumlah hari dalam 1 tahun

3. Suku Bunga Anuitas

Jenis suku bunga terakhir yang berdasarkan perhitungannya adalah suku bunga anuitas yang merupakan gabungan antara suku bunga efektif dan suku bunga flat. Sehingga bunga dihitung dari sisa pokok pinjaman dan kemudian dibagi secara merata berdasarkan periode pelunasan.

Rumus Suku Bunga Anuitas 

= Angsuran Pokok + Angsuran Bunga Efektif

= PP x i : (1-1 : (1+i) x n)

Catatan:

PP = pokok pinjaman

n = banyaknya angsuran

i = suku bunga pertahun.

Jenis Suku Bunga Bank Produk Simpanan

1. Suku Bunga Simpanan Tabungan

Sesuai namanya jenis suku bunga ini adalah jumlah suku bunga yang diberikan pihak bank kepada nasabah yang memiliki tabungan atau simpanan di bank. Berasan bunga ditentukan berdasarkan nominal tabungan dan ketentuan bank yang berbeda satu sama lain. Terkadang juga disesuaikan dengan suku bunga bank per tahun.

2. Suku Bunga Simpanan Deposito

Suku bunga deposito biasanya akan diberikan bank kepada nasabah yang akan melakukan pembukaan rekening tabungan deposito. Besaran bunga deposito juga akan tetap sama dalam periode tertentu, karena tabungan deposito tidak akan berubah sampai waktu jatuh tempo.

Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Bank

Ada beberapa faktor yang membuat bank harus menaikkan atau menurunkan suku bunganya, berikut faktor yang mempengaruhi suku bunga bank.

Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah menjadi salah satu faktor dalam menentukan besaran bunga pinjaman bank, umumnya kebijakan ini hanya sebatas menentukan batas minimal dan maksimal bunga.

Stok Dana

Ketentuan bunga bank juga disesuaikan dengan stok dana yang tersedia dari jumlah peminjam dan penabung. Apabila stok dana di bank sedikit tetapi jumlah peminjam meningkat, maka bank juga akan meningkatkan suku bunga simpanan untuk menarik perhatian orang-orang agar mau menabung di bank.

Kompetisi

Perbankan juga termasuk ke dalam bisnis, maka tidak heran banyak bank yang bersaing untuk menawarkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah, karena mereka tidak ingin kalah dari kompetitor.

Durasi Waktu Peminjaman

Faktor yang mempengaruhi suku bunga bank selanjutnya adalah durasi waktu peminjaman, semakin lama durasi suatu pinjaman, maka besaran bunganya juga akan semakin besar.

Loyalitas Nasabah

Umumnya nasabah yang loyal pada suatu bank akan diberikan suku bunga pinjaman yang rendah, dan biasanya bank sudah melakukan penggolongan jenis nasabah berdasarkan loyalitas dan keaktifan nasabah pada bank.

Suku Bunga Bank Tahun 2022

Dikutip dari media Kontan, berikut daftar suku bunga deposito saat ini di pertengahan tahun 2022:

Bunga Bank BCA 

Tenor 1 bulan = 1,90%

Tenor 3 bulan = 1,90%

Tenor 6 bulan = 1,90%

Tenor 12 bulan = 1,90%

Bunga Bank Mandiri

Tenor 1 bulan = 1,38%

Tenor 3 bulan = 2,25%

Tenor 6 bulan = 2,63%

Tenor 12 bulan = 2,50%

Bunga Bank BRI

Tenor 1 bulan = 2,00%

Tenor 3 bulan = 2,30%

Tenor 6 bulan = 2,50%

Tenor 12 bulan = 2,75%

Sesuai dengan penjelasan di atas, besaran bunga bank akan berbeda-beda disesuaikan dengan ketentuan bank dan juga periode melakukan deposito atau peminjaman uang. 

Bank Mandiri rambah ke Bank Metaverse

Tawarkan Pengalaman Baru, Bank Mandiri Siap Hubungkan Layanan Bank dan Virtual Imersif

Setelah ramai transformasi perbankan ke ranah digital, kini industri perbankan nasional memasuki babak baru dengan mantap merambah dunia realitas virtual, Metaverse.

Eksplorasi ini dilakukan guna memenuhi semua kebutuhan nasabah dan menawarkan pengalaman yang berbeda dari banking konvensional maupun digital pada umumnya. Dengan teknologi AR, VR, dan AI yang ditawarkan, Metaverse digadang mampu mewujudkan interaksi di sektor perbankan pada dunia virtual selayaknya di kehidupan nyata. 

Bank Mandiri siapkan diri untuk ekspansi ke Metaverse

Untuk membangun masa depan dunia perbankan nasional dan mewujudkan visi beyond banking, Bank Mandiri berencana untuk melakukan inovasi dengan memperluas layanan digitalnya ke dalam dunia Metaverse.

Diketahui baru-baru ini (16/3),  bank berpita emas ini sudah mengumumkan rencana ekspansi bisnis ke metaverse dengan menandatangani nota kesepahaman  dengan WIR Group, perusahaan yang berfokus pada teknologi Metaverse seperti Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligent.

Direktur Information Technology PT Bank Mandiri, Tbk (Persero), Timothy Utama, dalam talkshow yang bertajuk “The Future of Immersive Livin’ Experience in Metaverse” menyatakan konsep yang diusung di Metaverse membuka peluang sebesar-besarnya bagi layanan keuangan milik Bank Mandiri, mulai dari simpan-pinjam, transaksi pembayaran, trade, layanan basic banking hingga advance banking, untuk dapat hadir melayani nasabah tanpa dibatasi oleh ruang fisik.

“Konsep Metaverse ini  seperti parallel universe dari dunia nyata, di mana nantinya kita tidak hanya menghadirkan layanan perbankan seperti yang saat ini ada di dunia nyata, but kita juga bisa menghadirkan inovasi-inovasi yang belum ada, beyond banking.”

Pak  Tim, begitu Timothy biasa disapa, menjelaskan, penggarapan ekspansi Bank Mandiri ke Metaverse masih tahap awal dan butuh rencana komprehensif. Selain itu, diharapkan dengan adanya rencana ini, Bank Mandiri dapat ikut membantu mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sesuai dengan visi pemerintah.

“Metaverse ini masih pada tahap early stage, kami pun masih perlu belajar. Namun, kami melihat komunitas di Metaverse ini bisa sangat besar dan apabila kami dapat berkolaborasi dengan mereka, peluang bisnis  dapat tercipta dan akan jadi win-win solution untuk komunitas maupun Bank Mandiri. Inovasi-inovasi berikutnya yang kami rencanakan di Livin’ by Mandiri, saya rasa memiliki potensi juga untuk bisa dikolaborasikan di Metaverse,” jelas Tim.

Kendati demikian, kita bisa melihat model prototipe Metaverse Indonesia yang akan dikembangkan tersebut pada pameran Digital Transformation Expo (DTE) di perhelatan G20 yang akan berlangsung tahun ini di Bali.

Metaverse dan regulasi di belakangnya

Kata “Metaverse” gencar menjadi perbincangan setelah raksasa dunia Facebook, mengumumkan perubahan namanya menjadi “META”. Konsep metaverse yang sudah lama hadir ini sebenarnya banyak ditemukan dalam game. Contohnya game berbasis web, second life yang menawarkan  interaksi virtual menggunakan avatar. 

Tak hanya untuk hiburan, beberapa ahli berpendapat bahwa Metaverse ini juga berpotensi melahirkan banyak peluang ekonomi baru. Apalagi dengan munculnya terobosan dari beberapa raksasa industri perbankan yang mulai menjajaki Metaverse. Para pemain di sektor ini akan ditantang untuk menciptakan pengalaman bertransaksi yang sangat mengesankan di dunia realitas virtual 3D.

Sementara untuk persiapan pengaturan dan pengawasan model bisnis baru ini, OJK sebagai regulator masih mempelajari lebih lanjut mengenai potensi industri keuangan di Metaverse. OJK juga bersedia untuk menyediakan platform sandbox sebagai sarana pengujian inovasi sebelum diluncurkan ke publik. Hal ini dilakukan dengan semangat bahwa OJK perlu mengantisipasi segala kemungkinan yang muncul dari pengembangan dunia Metaverse yang dimanfaatkan oleh perbankan maupun institusi keuangan lainnya.

Perluas-Layanan-Digital-Bank-Mandiri-Jajaki-Metaverse

Perluas Layanan Digital, Bank Mandiri Jajaki Metaverse

Saat ini layanan digital menjadi pilihan terbaik yang dapat ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan terutama perbankan kepada seluruh nasabahnya. Hal ini mendorong bank untuk terus update dan adaptif terhadap semua perkembangan teknologi, tidak terkecuali Bank Mandiri.

Bank Mandiri sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memiliki layanan finansial digital terkini, saat ini mulai menjajaki bisnis di ekosistem metaverse. Metaverse sendiri merupakan sebuah platform yang menggabungkan terknologi AR, VR, dan AI untuk dapat berinteraksi di dunia virtual yang unik selayaknya urban lifestyle di kehidupan nyata.

Kolaborasi Bank Mandiri dengan WIR Group, dalam mengembangkan Metaverse

Baru-baru ini (16/3), Bank Mandiri menandatangani nota kesepahaman bersama dengan WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan berbasiskan teknologi virtual di dunia metaverse.

“Dengan adanya Bank Mandiri di Metaverse, tentunya akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia,” Darmawan Junaidi, Direktur Utama PT Bank Mandiri, Tbk (Persero), mengatakan dalam sambutannya.

Meskipun saat ini baru memasuki tahap awal pengembangan, Bank Mandiri meyakini bahwa kedepannya Metaverse bisa menjadi platform yang tepat untuk mewujudkan visi beyond banking.  Metaverse menjadi tempat yang ideal untuk melakukan ekspansi bisnis perbankan digital tanpa dibatasi oleh ruang fisik. Tentu kedepannya future banking yang berbasis advanced technology tersebut akan didambakan oleh masyarakat.

Layanan Perbankan Digital di Metaverse

Perbankan digital bukanlah hal yang baru bagi Bank Mandiri. Jauh sebelum ide untuk mengeksplorasi Metaverse, Bank Mandiri telah lebih dahulu memiliki layanan digital. Salah satunya adalah financial super app  Livin’ by Mandiri yang diluncurkan kepada publik pada tahun 2021 silam.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator juga mendukung pengembangan bisnis di sektor keuangan dengan perantara teknologi digital seperti metaverse ini. Bahkan regulator berencana untuk menyediakan sandbox sebagai tempat pelaku industri bereksplorasi agar bisa lebih yakin dalam mengembangkan layanan baru sebelum akhirnya dinikmati masyarakat.

Metaverse kedepannya akan jadi perpanjangan layanan digital Bank Mandiri. Dengan pemanfaatan segala teknologi yang ada, tentunya layanan perbankan digital di metaverse akan menjangkau masyarakat yang lebih luas dan semakin mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ekosistem metaverse diharapkan dapat memberikan value proposition dan banking experience yang terbaik bagi pengguna dan tentunya lebih fresh lagi.

Mandiri Kopra Wholesale

Bank Mandiri Meluncurkan Platform Kopra, Memaksimalkan Potensi Layanan “Wholesale”

Usai memperkenalkan wajah baru aplikasi mobile banking, PT Bank Mandiri Tbk (IDX: BMRI) kini meluncurkan platform digital “Kopra by Mandiri” untuk layanan wholesale. Dengan mengusung konsep Whole Digital Super Platform, perusahaan berupaya menghadirkan solusi wholesale terintegrasi dengan single access.

Dalam keterangan resminya, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, Bank Mandiri tengah fokus memaksimalkan potensi bisnis wholesale dan ritel dengan mentransformasikan solusinya ke digital, melakukan modernisasi channel, memperbaiki business process, dan meningkatkan kapabilitas core banking.

Ini upaya untuk menjaga momentum akselerasi digital dan mengakomodasi kebutuhan transaksi digital nasabah di segmen wholesale. “Berbeda dengan layanan digital di segmen ritel yang bersifat ‘one fit for all‘, kebutuhan wholesale terbilang lebih bervariatif dan luas. Saat ini, kebutuhan tersebut dilayani dengan multi produk/layanan yang diakses terpisah oleh nasabah wholesale,” ujar Panji.

Kopra by Mandiri dirancang sebagai Wholesale Digital Super Platform dengan menawarkan layanan komprehensif secara end-to-end sebagai pusat aktivitas informasi dan transaksi finansial bagi para pelaku bisnis. Ada tiga kategori akses yang disediakan, yaitu Kopra Portal, Kopra Host-to-Host, dan Kopra Partnership.

Adapun, Kopra Portal memberikan single access kepada nasabah untuk mengakses sejumlah layanan antara lain Mandiri Cash Management (MCM) 2.0, Mandiri Financial Supply Chain Management (MFSCM), Mandiri Global Trade (MGT), Mandiri e-FX, Mandiri Smart Account (MSA), dan Mandiri Online Custody.

Kemudian, Kopra Host-to-Host berbasis API (Application Programming Interface) menawarkan solusi terintegrasi bagi pelaku usaha di berbagai jenis dengan kompleksitas bisnis dan kebutuhan teknologi yang lebih maju. Pada kategori ini, nasabah dapat melakukan inisiasi, otorisasi, dan kontrol transaksi melalui sistem nasabah yang terhubung langsung dengan sistem bank.

Sementara Kopra Partnership menawarkan kemitraan dengan pihak eksternal yang punya kapabilitas sebagai business enabler pendukung layanan keuangan. Panji menilai konsep kemitraan ini dapat meningkatkan kemampuan bank dalam mengembangkan solusi yang tepat, efisien, dan terintegrasi. Terutama membantu pertumbuhan bisnis pelaku usaha yang didominasi segmen UMKM.

“Konsep single access memudahkan pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitas transaksi keuangannya. Mereka dapat mengakses berbagai informasi produk, memantau funding dan lending di level entitas maupun grup usaha,” tambahnya.

Transformasi digital

Seperti diketahui, Bank Mandiri berupaya untuk bertransformasi digital secara penuh tanpa perlu mengonversi menjadi neobank. Strategi utama bank BUMN ini adalah fokus pada segmen perbankan ritel dan wholesale dengan mengembangkan platform Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri.

Dihubungi DailySocial.id beberapa waktu lalu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai tak perlu menjadi bank digital, baik itu lewat skema akuisisi bank atau rebranding anak usaha dengan identitas baru. Menurutnya, saat ini Bank Mandiri sudah memiliki permodalan besar dan ekosistem perbankan yang mapan sehingga lebih memilih fokus pada pengembangan inovasi digital.

Beberapa digitalisasi layanan yang telah dikembangkan Bank Mandiri antara lain Mandiri e-Money, Mandiri Intelligent Assistant (MITA), pembukaan rekening online, Mandiri Cash Management (MCM), Mandiri Internet Bisnis (MIB), Mandiri Global Trade, Mandiri Financial Supply Chain Management (FSCM), dan Mandiri Application Programming Interface (API).

Berdasarkan publikasi yang diterbitkan McKinsey di 2019, sektor perbankan di segmen wholesale masih berpeluang untuk dapat meningkatkan value bisnisnya, terlepas dari tren transformasi di bidang operasional dan teknologi yang telah mereka lakukan selama beberapa tahun terakhir.

Salah satu yang disoroti adalah bagaimana sebagian besar fungsi operasional dan teknologi masih mencari ragam inovasi untuk menghasilkan delivery dan hasil yang cepat, mencapai efisiensi, dan memastikan tetap dapat memenuhi regulatory dan compliance yang ada. McKinsey melaporkan sejumlah perusahaan menghabiskan 25% dari pendapatan untuk operasional dan teknologi, dan ini membuat strategi menuju profitabilitas menjadi terhambat.

“Ini menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan yang memiliki kekurangan pada critical scale di bisnis wholesale, dan sulit untuk memanfaatkan investasinya untuk meningkatkan automasi, mengonsolidasikan platform, dan mentransformasikannya menjadi sebuah ekosistem modern.”

Application Information Will Show Up Here
Peluncuran platform RIKu / Bank Mandiri

Bank Mandiri Gencarkan Transformasi dengan Menghadirkan Layanan Digital Kolaboratif

PT Bank Mandiri Tbk (IDX: BMRI) tengah gencar bertransformasi digital untuk memperkuat posisinya di segmen perbankan ritel. Bank Mandiri meluncurkan layanan digital kolaboratif, yakni mesin Electronic Data Capture (EDC) berbasis Android dan Rumah Idamanku (RIKu). 

Mandiri berkolaborasi dengan PT Mitra Transaksi Indonesia melalui penyedia solusi keuangan digital Yokke. EDC Android dapat digunakan pada point of sales (POS), platform merchant, hingga promosi dan loyalty, serta menerima berbagai alternatif pembayaran berbasis QR, contactless, dan wearable. 

Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya mengembangkan teknologi terkini dalam menghadirkan alat pembayaran digital yang adaptif dan optimal bagi nasabah dan mitra merchant.

Ia menargetkan EDC Android dapat mendongkrak kenaikan jumlah transaksi secara masif. Saat ini, EDC Android baru tersedia di Sogo Indonesia saja. “Kami juga berharap solusi ini dapat mempermudah merchant untuk memantau transaksi secara real-time dengan teknologi EDC positioning system,” tambah Aquarius dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.

Hingga Juli 2021, Mandiri mencatat 150 ribu mitra merchant dengan total EDC sebanyak 218.000 unit. Dari jumlah tersebut, Bank Mandiri mengantongi volume penjualan sebesar Rp62 triliun atau naik 13% dan 104 juta transaksi atau naik 12% dibandingkan periode sama tahun lalu (YoY).

Sinergi keduanya tidak mengherankan mengingat Yokke adalah salah satu portofolio investasi Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang juga anak usaha investasi milik Bank Mandiri Group. Melalui sinergi ini, Mandiri mendapatkan akses terhadap inovasi, dan sebaliknya Yokke menerima modal untuk memperluas koneksi dan pengembangan produk.

Masuk ke segmen proptech

Selain fintech, Bank Mandiri juga melebarkan jangkauan layanan keuangan dengan masuk ke segmen proptech. Pihaknya berkolaborasi dengan startup Pinhome untuk meluncurkan aplikasi Rumah Idamanku (RIKu). 

Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo, mengatakan nasabah sulit mencari properti semenjak pandemi Covid-19. Ruang gerak pemasar properti juga terbatas dengan adanya pembatasan sosial. Dengan situasi ini, pihaknya berupaya memberikan alternatif layanan untuk mengakomodasi perubahan perilaku konsumen ke arah digital.

Untuk itu, aplikasi RIKu dinilai dapat membantu nasabah dalam mencari hunian mulai dari pencarian, jadwal kunjungan, konsultasi, hingga pengajuan KPR atau KPA baik rumah, apartemen, dan ruko. Para broker properti juga dapat memasarkan listing-nya.

Founder & CEO Pinhome Dayu Dara Permata memastikan bahwa algoritma Pinhome dapat memberikan alokasi yang merata bagi para broker properti. “Pinhome memungkinkan seluruh informasi dan transaksi properti secara online, terautomasi lengkap dengan virtual reality, dan algoritma berbasis machine learning.

Transformasi tanpa konversi jadi neobank

Beberapa waktu lalu, Bank Mandiri telah menegaskan langkahnya untuk bertransformasi digital, tanpa perlu mengonversi menjadi neobank atau bank digital sebagaimana dilakukan bank-bank lain. Pihaknya menilai telah disokong oleh permodalan besar dan ekosistem perbankan yang mapan.

Salah satu langkah signifikan yang diambil anak usaha BUMN ini adalah melakukan rebranding aplikasi mobile banking Livin’ by Mandiri di pertengahan tahun ini. Berdasarkan kinerja semester I 2021, transaksi digital Bank Mandiri berkontribusi besar terhadap perolehan margin bisnis perusahaan. Pengguna Livin’ by Mandiri tercatat sebesar 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi mencapai Rp728,9 triliun.

Ekosistem layanan terintegrasi kini menjadi elemen penting bagi perbankan yang ingin bertransformasi digital. Bank Mandiri bahkan menyebut akan menjadikan Livin’ by Mandiri sebagai “super app“. Pihaknya menargetkan dapat menambah sejumlah fitur dan ekosistem layanan lebih banyak ke depan.

Application Information Will Show Up Here
Bank Mandiri akan fokus mengembangkan inovasi digital, dimulai di segmen lifestyle dan wholesale / Bank Mandiri

Bank Mandiri Siapkan Ekosistem “Super App” Livin’ by Mandiri di Q4 2021

PT Bank Mandiri Tbk (IDX:BMRI) menyiapkan sejumlah strategi dan rencana besar untuk memperkuat posisinya di segmen perbankan ritel dan wholesale. Ini menjadi strategi perusahaan untuk bertransformasi digital secara penuh tanpa perlu mengonversi menjadi neobank sebagaimana dilakukan pemain lainnya.

Salah satunya, perusahaan melakukan rebranding pada platform Mandiri Online menjadi Livin ‘by Mandiri. Wajah baru ini sebetulnya sudah dirilis beberapa waktu lalu. Namun, Mandiri akan menambah sejumlah fitur dan ekosistem layanan demi menyempurnakan konsep “super app” yang diusungnya.

Kepada DailySocial, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pihaknya berupaya mengakomodasi kebutuhan pengelolaan finansial yang lebih luas dengan identitas baru mobile banking ini. Salah satu contoh layanan keuangan yang akan hadir adalah investasi.

“Ada tiga keunggulan yang kami tawarkan, yakni pengalaman perbankan yang komprehensif seolah memiliki cabang dalam genggaman, layanan keuangan yang lengkap lewat integrasi layanan keuangan dalam satu aplikasi, dan solusi ekosistem terbuka untuk mengintegrasikannya dengan ekosistem digital favorit nasabah,” papar Darmawan.

Darmawan menilai Bank Mandiri telah diperkuat dengan permodalan yang besar dan ekosistem perbankan yang mapan. Maka itu, pihaknya merasa tidak perlu bertransformasi menjadi bank digital, dan lebih memilih untuk fokus mengembangkan inovasi digital.

Livin’ by Mandiri diperkenalkan kembali dengan identitas baru pada kuartal pertama 2021. Awalnya, platform ini bernama Mandiri Online yang meluncur ke publik sejak 2017. “Rencananya, aplikasi ini akan semakin dilengkapi berbagai fitur terkini di kuartal keempat 2021,” kata Darmawan.

Berdasarkan data kinerja semester I 2021, pertumbuhan transaksi digital Bank Mandiri berkontribusi besar terhadap perolehan margin bisnis perusahaan. Pengguna Livin’ by Mandiri tercatat tumbuh pesat menjadi 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi mencapai Rp728,9 triliun.

Selain ritel, Bank Mandiri juga akan meluncurkan Wholesale Digital Super Platform yang akan menjadi pusat ekosistem layanan keuangan bagi nasabah korporasi. Perusahaan enggan mengelaborasi rencana pengembangan dan target peluncurannya.

Wholesale Digital Super Platform akan hadir dalam platform berbasis website, API, maupun kemitraan dengan berbagai kategori nasabah yang mencakup ekosistem bisnis untuk berbagai layanan, seperti cash management, value chain, hingga trade.

“Sektor pasar yang dibidik oleh Mandiri API adalah mitra pebisnis berbentuk badan usaha yang membutuhkan integrasi yang mudah dan cepat dengan layanan perbankan yang lengkap dan terbaik untuk efisiensi operasional,” tambahnya.

Beberapa digitalisasi layanan yang telah dikembangkan Bank Mandiri antara lain Mandiri e-Money, Mandiri Intelligent Assistant (MITA), pembukaan rekening online, Mandiri Cash Management (MCM), Mandiri Internet Bisnis (MIB), Mandiri Global Trade, Mandiri Financial Supply Chain Management (FSCM), dan Mandiri Application Programming Interface (API).

Geliat digitalisasi perbankan

Di tengah maraknya kemunculan bank digital baru, sejumlah bank inkumben menyiapkan strategi untuk semakin memperkuat posisinya. Bagi bank konvensional, tidak lah mudah untuk bertransformasi menjadi bank digital, terlebih perusahaan yang punya legacy besar. Bukanlah hal mudah untuk menutup ratusan kantor cabang sekaligus.

Pada kasus Bank Mandiri, anak usaha BUMN ini memilih memperkuat posisinya di segmen ritel dan wholesale dengan rebranding produk digital yang sudah ada dan mengembangkan platform baru. Kendati begitu, strategi ini tentu berbeda dengan yang dilakukan BCA. Bank terbesar di Asia Tenggara ini memilih opsi akuisisi bank dan menggantinya dengan identitas baru.

Bagi bank-bank kecil, ini menjadi peluang besar kendati mereka tidak punya legacy besar sejak awal. Ambil contoh, Bank Jago dan Bank Neo Commerce sama-sama berawal dari bank kecil yang kemudian berganti identitas dengan nama baru.

Terlepas dari itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya telah menegaskan bahwa tidak ada dikotomi antara bank umum dan bank digital melalui aturan baru yang tertuang dalam POJK Nomor 12/POJK.03/2021.

Planning Stage Subsidiaries BRI Agro
Alobank
Bank-as-a-Service Standard Chartered <> Bukalapak
Unannounced Bank Capital
Aladin Bank
Established Fully Digital Bank Jago
Bank Neo Commerce
Seabank
Subsidiary BCA Digital
Permatabank <> Moxa
Digital Unit/Online Product Digibank
Jenius
Linebank
Livin’ by Mandiri
MNC Bank
Nyala by OCBC NISP
PermataME
TMRW by UOB

Bank digital dan produknya di Indonesia / Diolah kembali oleh DailySocial

Mengutip Bisnis.com, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, regulasi baru ini diharapkan dapat memberi kepastian kepada investor yang ingin mendirikan bank digital di Indonesia.

Regulasi ini memberikan dua opsi, yakni mendirikan bank baru dan mengakuisisi bank kecil yang kemudian dikonversi menjadi bank digital. Adapun, OJK mewajibkan investor pengendali untuk menyediakan modal inti minimum sebesar Rp10 triliun untuk mendirikan bank baru.

Kolaborasi Antara EVOS Esports dengan VISA dan Mandiri: Bukti Seksinya Industri Esports

Industri game dan esports kini tengah naik daun. Untuk memberikan gambaran tentang keadaan industri game dan esports di Indonesia dan Asia Tenggara, EVOS Esports menggelar Media Discussion: Indonesia Industry Outlook 2021. Dalam konferensi pers virtual itu, EVOS menjelaskan tentang potensi dari industri game dan esports di Indonesia, baik dari segi jumlah gamers, jumlah pemasukan, serta jumlah penonton esports.

Jumlah Gamers dan Total Belanja Gamers Indonesia

Di enam negara Asia Tenggara — Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Singapura — jumlah gamers diperkirakan mencapai 284,6 juta orang pada 2021. Sementara jumlah pemasukan industri game di keenam negara itu diduga akan mencapai US$5,86 miliar. Dari enam negara tersebut, Indonesia menjadi negara dengan jumlah gamers paling banyak. Hal ini tidak aneh, mengingat Indonesia memang memiliki populasi terbesar dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Jumlah gamers di Indonesia pada 2021 diduga akan mencapai 116 juta orang. Sebagai perbandingan, jumlah gamers di Filipina mencapai 55,5 juta orang dan di Vietnam 54,8 juta orang.

Jika dibandingkan dengan lima negara lainnya, industri game Indonesia juga punya pemasukan paling besar, mencapai US$1,9 miliar. Thailand menjadi negara dengan industri game terbear kedua di Asia Tenggara, diikuti oleh Malaysia. Meskipun begitu, dari segi ARPU (Average Revenue per User), Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand. ARPU di Indonesia hanya mencapai US$16,4. Sebagai perbandingan, ARPU Thailand mencapai US$31,2, Malaysia US$47,1 dan Singapura US$111,6.

Jumlah gamers dan pemasukan industri game di 6 negara SEA. | Sumber: EVOS Esports

Sementara di masa depan, jumlah gamers diperkirakan masih akan naik. Dari 2020 sampai 2025, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) dari jumlah gamers mencapai 4,9%. Jadi, pada 2025, jumlah gamers di Tanah Air diproyeksikan akan mencapai 142 juta orang. CAGR dari jumlah penonton esports bahkan lebih tinggi, mencapai 16,4%. Pada 2020, jumlah penonton esports di Indonesia mencapai 14 juta orang: 8 juta enthusiast viewers dan 6 juta occasional viewers. Lima tahun kemudian, pada 2025, jumlah penonton esports diduga akan menembus 29 juta orang, dengan pembagian 17 juta enthusiast viewers dan 12 juta occasional viewers.

“Pada tahun 2016, PC gaming memang dominan. Namun, dalam tiga tahun terakhir, muncul mobile game, seperti Mobile Legends dan Free Fire. Dengan begitu, hanya berbekal smartphone, anak-anak muda sekarang sudah bisa jadi gamers. Barrier of entry-nya jadi jauh lebih mudah. Hal ini jadi salah satu alasan mengapa jumlah pemain game sekarang lebih banyak daripada konsumsi konten digital lainnya,” kata Co-Founder & Chief Marketing Officer EVOS Esports, Michael Wijaya alias Mike. “Jumlah gamers di Indonesia akan naik pesat. Dan dari segi passion, mereka juga lebih memilih untuk bermain game daripada menikmati hiburan lainnya.”

Kebiasaan Penonton Esports di Indonesia

Sebagian besar penonton esports di Indonesia bersaal dari generasi milenial dan Gen Z. Berdasarkan data dari EVOS, sebanyak 58% dari penggemar EVOS dan esports merupakan remaja di bawah 18 tahun. Sementara 41% lainnya berada di rentang umur 19-29 tahun. Mudanya umur para penggemar esports berpengaruh pada lama waktu mereka bermain. Sebanyak 62,8% fans EVOS bermain game setiap hari. Dan sekitar 41,73% dari mereka menghabiskan waktu untuk bermain game selama 3-5 jam sehari.

Kebiasaan para gamers di Indonesia. | Sumber: EVOS Esports

Menariknya, kebanyakan dari fans esports setia untuk bermain satu game. Sebanyak 33,65% fans esports mengungkap bahwa mereka hanya memainkan satu game. Sementara sebanyak 27,96% hanya bermain 2 game. Mike menyebutkan, tiga game yang paling populer di kalangan fans esports adalah Mobile Legends, Free Fire, dan PUBG Mobile.

Soal kebiasaan berbelanja, sebanyak 39,33% audiens esports melakukan pembelian dalam game sebanyak 1-3 kali sebulan. Walau, dari segi besar transaksi, total belanja mereka tidak terlalu besar. Sebanyak 67,96%  penonton esports menghabiskan uang kurang dari Rp100 ribu. E-wallet seperti GoPay, OVO, Dana, dan LinkAja, jadi pilihan pembayaran favorit para fans esports. Hampir setengah (48,13%) dari fans esports melakukan pembayaran melalui e-wallet. Hanya 6,42% penonton esports yang melakukan transaksi via platform milik bank. Hal ini menunjukkan, pihak bank masih bisa menggenjot jumlah transaksi di kalangan para gamers.

Kerja Sama EVOS dengan VISA dan Mandiri

Seiring dengan semakin berkembangnya industri esports, semakin banyak pula pihak yang ingin terlibat dalam industri tersebut, termasuk perusahaan-perusahaan non-endemik, seperti VISA dan Bank Mandiri. EVOS telah menjalin kerja sama dengan VISA pada Juli 2020. Sementara dengan Bank Mandiri, EVOS meluncurkan EVOS Card pada Juni 2021. Berfungsi layaknya kartu debit, EVOS Card bisa didapatkan oleh nasabah lama maupun orang-orang yang membuka rekening baru di Mandiri. Hanya saja, kartu itu dibuat dalam jumlah terbatas. Sejauh ini, telah ada seribu orang yang menggunakan kartu tersebut.

Mike mengungkap, EVOS menyambut perusahaan-perusahaan non-endemik dengan tangan terbuka. Karena, keikutsertaan perusahaan-perusahaan non-endemik yang sudah berumur puluhan tahun dan punya reputasi baik, seperti bank, dapat membantu EVOS dan pelaku dunia esports lain untuk menghilangkan stigma negatif yang ada terkait esports. Memang, sampai saat ini, masih ada orang yang percaya dengan sejumlah mitos terkait game dan esports.

“Dalam lima tahun terakhir, EVOS ingin mengubah sentimen negatif yang ada. Kami ingin menunjukkan, ada karir di industri esports. Melalui kerja sama dengan Bank Mandiri dan VISA, kami ingin menunjukkan pada para orang tua bahwa industri esports bahkan telah disorot oleh banking, yang secara nature sangat dipercaya,” ujar Mike.

Para pembicara di Outlook bersama dengan MC.

Sementara itu, Head of Strategy & Planning Visa Indonesia, Handikin Setiawan menjelaskan alasan mengapa VISA tertarik untuk menjajaki dunia esports. Dia mengungkap, sebagai perusahaan yang telah berumur puluhan tahun, VISA terus berusaha untuk tetap relevan dengan tren yang ada. “Kita melihat bahwa sekarang adalah zaman digital. Dan industri game merupakan ekosistem digital first,” ujarnya. Karena itu, VISA ingin agar mereka tetap bisa relevan di mata para gamers. Lebih lanjut, Handikin menjelaskan, saat ini, segmen gaming berisi orang-orang berumur di bawah 30 tahun. Dan memang, di Indonesia, kebanyakan masyarakatnya ada di bawah umur 30 tahun.

“Dalam 5-10 tahun lagi, generasi ini akan masuk ke prime age. Mereka yang akan menentukan how payment is done,” ujarnya. Dia juga menyebutkan, pandemi telah membuat gaya hidup masyarakat mulai berubah, dari offline ke online. VISA percaya, tren ini adalah sebuah keniscayaan. Karena itu, penting bagi mereka untuk bisa dekat dengan komunitas gamers, yang merupakan digital native.

Sumber header: Esports Insider