Tag Archives: banking

Apa Itu Kode Referral? Pengertian, Cara Kerja, Keuntungan, dan Tipsnya

Istilah “kode referral” mungkin sudah kamu dengar. Namun, beberapa orang masih belum memahami apa itu sebenarnya. Akibatnya, kali ini kita akan membahas arti kode referral dan cara kerjanya.

Salah satu strategi pemasaran perusahaan adalah kode referral. Kode ini dirancang untuk mempromosikan barang atau jasa perusahaan. Kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mendapatkankannya? Baca ulasan berikut!

Apa Itu Kode Referral?

Semua anggota program afiliasi marketing memiliki kode unik yang terdiri dari huruf dan/atau angka. Affiliate marketer akan mendapatkan kode ini setelah mereka bergabung dengan program tersebut.

Kode referal membantu melacak bagaimana kode diberikan ke affiliate marketer dan sampai konsumen melakukan pembelian. Dengan kode ini, kamu dapat lebih mudah menghitung komisi yang kamu dapatkan dari penyedia program afiliasi.

Jadi, kode referral adalah deretan huruf, angka, simbol, atau kombinasi keduanya yang digunakan untuk mengajak orang untuk membeli barang atau menjadi anggota platform.

Cara Kerja Kode Referral

Bisa dikatakan bahwa prinsip kode referral sangat sederhana. Tahapannya kira-kira seperti ini:

  1. Membuat Kode Referral

Kode referral biasanya diberikan secara otomatis kepada setiap pengguna aplikasi atau member program. Kode referral berbeda-beda untuk setiap pengguna. Untuk beberapa aplikasi, pengguna dapat menyesuaikan kode sesuai yang diinginkan.

  1. Menyebarkan Kode Referral

Kode referralini dapat digunakan oleh setiap pengguna di platform mana pun, seperti media sosial, pesan broadcast, promosi di blog atau website, dari mulut ke mulut, dan sebagainya. 

Kode tersebut tidak dapat digunakan oleh pengguna yang telah mendaftar dengan akun yang sama sebelumnya.

  1. Gunakan Kode Referral

Ketika pengguna lain menggunakan kode referral, sistem akan mendeteksi dan mengumpulkan data. Penyedia kode referral juga akan memverifikasi jumlah penggunaan kode referral. 

  1. Memperoleh Keuntungan

Menurut kebijakan, sistem akan memberikan beberapa keuntungan kepada pemegang kode setelah verifikasi. Rekor program referral biasanya berupa poin, komisi uang, diskon promo, dan lainnya.

Keuntungan dari Menggunakan Kode Pemberitahuan

Berikut ini adalah pembahasan tentang kode referal, salah satu strategi pemasaran digital yang menawarkan banyak keuntungan bagi perusahaan dan konsumen:

Dari Sisi Perusahaan

  • Meningkatkan jumlah pelanggan. Membuat produk kita lebih dikenal dengan kode referral yang mudah dibagikan.
  • Branding bisnis. Tidak diragukan lagi, kode referal yang tersebar luas dapat meningkatkan kesadaran merek suatu perusahaan.
  • Meningkatkan loyalitas pelanggan karena pelanggan merasa senang dengan diskon atau komisi.
  • Penjualan meningkat. Dengan penyebaran kode referal yang luas, kemungkinan penjualan produk akan meningkat.

Dari Sisi Pelanggan

  • Mendapat keuntungan dari mengajak pelanggan baru.
  • Memungkinkan pelanggan berbagi diskon dengan teman dan keluarga.
  • Mendapat keuntungan tanpa mengeluarkan banyak modal
  • Mendapat harga lebih murah. Dengan menggunakan kode referal, kamu dapat mendapatkan promosi, diskon, atau cashback.
  • Bersifat abadi. Itu benar! Keuntungan menjadi affiliate marketer ini berlaku sepanjang masa. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, kamu dapat terus menggunakan kode referal kamu.

Cara Mendapatkan Kode Referral

Setelah kamu mempelajari apa itu kode referral, keuntungan, dan cara kerjanya, bagaimana cara mendapatkan kode referral? Pada dasarnya, kode referral berbeda untuk setiap aplikasi.

Namun, secara umum, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

  • Akses aplikasi
  • Buka profil kamu
  • Cari menu “Kode Referral”.
  • Kamu dapat melakukan kustomisasi sesuai keinginan setelah menerima kode referral.
  • Setelah itu, salin kode referral
  • Kamu harus membagikan kode referral atau link ke media sosial.

Beberapa aplikasi memungkinkan kamu langsung membagikan referral melalui tautan. Kamu harus pergi ke bagian profil akun dan menemukan opsi “ajak teman untuk bergabung”, kemudian kamu dapat langsung membagikan tautan ke teman.

Semoga bermanfaat!

Aplikasi BukaTabungan sudah bisa diunduh dan digunakan pengguna / Bukalapak

BukaTabungan Diluncurkan, Realisasi Sinergi BaaS Bukalapak dan Standard Chartered

Bukalapak mulai memperkenalkan layanan “BukaTabungan”. Ini merupakan realisasi atas kerja sama strategis yang dijalin bersama bank Standard Chartered (SC) — yang juga merupakan salah satu investor strategis mereka. Aplikasi bank digital ini memanfaatkan layanan nexus, yakni sebuah banking-as-a-service (BaaS) yang memungkinkan layanan digital untuk mendapatkan kapabilitas perbankan dari SC, khususnya terkait layanan simpanan.

Saat ini aplikasi BukaTabungan sudah bisa diunduh pengguna dan dapat diintegrasikan ke Bukalapak sebagai salah satu medium pembayaran. Dalam promo awalnya, layanan perbankan digital ini menawarkan beberapa penawaran menarik, termasuk bunga tabungan sampai dengan 7%.

Khas layanan bank digital yang tengah melakukan penetrasi awal, BukaTabungan turut menawarkan gratis biaya transfer antarbank sampai 20x setiap bulan; bebas biaya admin tabungan; dan tidak ada minimal saldo.

Ditargetkan untuk ekosistem pengguna Bukalapak, termasuk jaringan UMKM di dalamnya, salah satu fitur BukaTabungan memungkinkan nasabah untuk melakukan penarikan melalui Mitra Bukalapak yang tersebar di berbagai kota. Adapun penarikan dana di merchant gratis 20x per bulan, selanjutnya dikenakan biaya Rp5.000 per transaksi.

Kendati bekerja sama dengan SC, dipastikan tidak ada transaksi terkait BukaTabungan yang bisa dilakukan di cabang Standard Chartered Bank. Seluruh pelayanan dilakukan secara daring melalui aplikasi.

Bukalapak dalam industri bank digital

Awal tahun ini sebenarnya Bukalapak bersama sejumlah perusahaan digital lainnya mendukung kehadiran Allo Bank sebagai bank digital baru di bawah naungan CT Group. Di aksi korporasi tersebut, Bukalapak sendiri mengakuisisi jumlah persentase saham terbanyak, yakni setara 11,49%.

Direktur Utama Bukalapak Willix Halim kala itu menyampaikan, “Bagi Bukalapak, melalui bisnis Mitra dan konektivitasnya dengan vertikal vertikal baru di pasar UMKM, kerja sama ini [dengan Allo Bank] dapat mengembangkan penawarannya serta aksesibilitas kredit bagi para pelaku usaha di area rural.”

Bahkan Allo Bank membawa dampak baik ke laporan keuangan Bukalapak. Di paruh pertama tahun ini, perseroan mengantongi laba bersih sebesar Rp8,59 triliun atau meroket 1.220%. Laba bersih ini adalah hasil dari nilai investasinya di PT Allo Bank Tbk (IDX: BBHI).

Kolaborasi startup dan perbankan

Bukalapak mempraktikkan dua model dalam masuk ke industri perbankan (digital), lewat sinergi BaaS dan akuisisi unit bank. Dua pendekatan tersebut memang telah lumrah dipraktikkan pemain industri. Untuk model BaaS, ada sejumlah inisiatif lain yang telah berjalan di Indonesia, seperti BRI berkolaborasi dengan Grab, Tokopedia dengan BRI Ceria, dan Shopback dengan TMRW (UOB Bank).

Sebagai sebuah sinergi mutualisme, kerja sama tersebut dinilai dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dari sisi perbankan sebagai penyedia services, mengutip laporan firma riset Oliver Wyman, pengimplementasian BaaS dapat menjangkau lebih banyak pengguna baru dan menekan biaya akuisisi pelanggan dari kisaran $100-$200 per pelanggan menjadi $5-$35. Sementara bagi aplikasi digital, tujuannya adalah memperkaya fitur dan meningkatkan retensi pengguna.

Adapun model kedua, yakni melalui akuisisi bank dan menjadikannya sebagai unit digital, juga telah dilakukan sejumlah pihak. Misalnya kepemilikan 40% Akulaku atas Bank Neo Commerce, kepemilikan 19% Investree atas Amar Bank, kepemilikan 75% Kredivo atas Bank Bisnis Internasional, dan lain-lain.

Tujuan bank digital, selain memudahkan proses akuisisi nasabah karena tidak memerlukan investasi besar dalam persebaran kantor cabang, juga untuk menciptakan pengalaman keuangan yang terpersonalisasi. Dengan dihubungkan ke aplikasi digital, diharapkan nasabah bisa mendapatkan berbagai fitur dari ujung ke ujung.

Application Information Will Show Up Here
BTPN Syariah (BTPS) mengumumkan versi terbaru aplikasi Warung Tepat yang sudah terintegrasi API dengan Dagangan untuk fitur belanja sembako

BTPN Syariah Lakukan Integrasi API dengan Dagangan untuk Aplikasi Laku Pandai

BTPN Syariah (BTPS) mengumumkan versi terbaru aplikasi Warung Tepat yang sudah terintegrasi via API dengan Dagangan. Fitur teranyar ini memungkinkan para agen (Mitra Tepat) untuk belanja barang kebutuhan rumah tangga/sembako satuan dengan harga grosir, baik untuk kebutuhan pribadi ataupun untuk dijual kembali.

“Dengan Mitra Tepat ini efisiensi kami semakin meningkat. Para community officer lebih fokus dalam melakukan akuisisi nasabah karena sebagian tugasnya dilakukan oleh Mitra Tepat,” ucap Direktur Utama Bank BTPN Syariah Hadi Wibowo di Jakarta, Rabu (27/7).

Tak hanya fitur belanja sembako, aplikasi ini juga menyediakan tambahan alternatif pembayaran dengan paylater untuk nasabah yang sudah disetujui dengan limit pinjaman dari BTPS. Opsi ini melengkapi pembayaran yang sudah ada sebelumnya, yakni COD dan debet rekening saat membeli kebutuhan sembako.

Bentuk sinergi dengan startup portofolio

Pengembangan aplikasi Warung Tepat ke versi terbaru ini adalah bentuk realisasi dari investasi yang diberikan BTPN Syariah Ventura kepada Dagangan beberapa waktu lalu dalam putaran Pra-Seri B. Selain integrasi API dan paylater, kemitraan antara kedua perusahaan juga dilakukan untuk pemberian akses pembiayaan untuk mitra Dagangan dan perluasan akses pasar.

Hadi menuturkan sebetulnya, uji coba aplikasi Warung Tepat ini sudah dimulai sejak akhir 2020 dengan berbagai versi. Perlahan tim mengevaluasi masukan yang didapat di lapangan dan menyesuaikan dengan kebutuhan para agen. Pendekatan digital yang dihadapi BTPS untuk para ibu di kota lapis dua dan tiga memang lebih menantang, ada yang siap namun juga ada yang belum siap.

“Justru dengan pergeseran pola belanja para ibu itu [ke platform digital] yang kami harapkan, sehingga beban community officer bisa dialihkan untuk akuisisi nasabah lebih banyak. Sebab hingga saat ini kami tetap jaring nasabah baru.”

Nantinya tugas community officer akan tetap mendatangi para nasabah secara berkala, namun tujuannya untuk menjaga relasi dan berdiskusi untuk peningkatan pemberdayaan.

BTPS akan mengeskalasi angka pengguna Warung Tepat pasca peresmian versi terbaru ini. Diklaim hingga kuartal I 2022, sudah digunakan oleh 500 Mitra Tepat yang tersebar di 500 sentra. Seluruh agen ini telah melayani lebih dari 7.500 konsumen melalui Warung Tepat. BTPS menargetkan ada tambahan 25 ribu Mitra Tepat pada kuartal II 2022.

Terkait investasi di startup berikutnya, Hadi menyebutkan setidaknya akan melakukan satu investasi tiap tahunnya. Saat ini ada beberapa startup yang tengah diujicobakan dengan bisnis BTPS. Setelah terbukti berjalan, baru investasi dikucurkan.

“Sebab kita harus melihat bisnis startupnya proven di lapangan, jangan sampai kita asal berinvestasi. Inilah yang membedakan cara kerja BTPN Syariah Ventura dengan VC kebanyakan,” tambah Direktur Keuangan Fachmy Ahmad.

Inovasi Warung Tepat

Dalam perjalanan inovasi digital di BTPS, proses kerja Mitra Tepat menggunakan dua aplikasi, yakni Agen BTPN Syariah dan Warung Tepat. Keduanya punya fungsi berbeda. Aplikasi yang pertama dikhususkan untuk melakukan fasilitas perbankan, seperti tarik tunai, cek mutasi, transfer, dan sebagainya. Sementara, Warung Tepat baru menyediakan fitur pembayaran tagihan PPOB.

Pengembangan berikutnya, diputuskan untuk menyeriusi Warung Tepat agar dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan para mitra, mulai dari transaksi perbankan, PPOB (tagihan BPJS, PLN, telepon, pulsa), pengajuan kredit hingga yang terbaru adalah fitur belanja sembako. Dari segi UI/UX didesain seramah mungkin bagi para ibu-ibu yang menjadi agen Laku Pandai di BTPS.

Pengguna cukup pilih barang yang ada di aplikasi, lalu pesan, dan pembayaran dapat dilakukan dengan debit rekening Tepat Tabungan Syariah atau saat barang diterima. Barang pesanan akan diantar langsung ke tempat mitra.

Salah satu Mitra Tepat, Widya, dari Cileungsi mengatakan, aplikasi yang dikembangkan BTPS memberikan dia banyak kemudahan. Dirinya yang sudah terbiasa melakukan berbagai transaksi untuk memenuhi kebutuhan warungnya. “Aplikasinya sangat mudah digunakan, banyak manfaat” ucapnya sembari mendemonstrasikan aplikasi Warung Tepat.

Sebagai catatan, Mitra Tepat adalah klasifikasi yang diberikan BTPS untuk para nasabah pembiayaan yang berhasil mengembangkan bisnis lebih besar. Mitra Tepat ini merupakan ibu rumah tangga yang memiliki bisnis dan menjadi perpanjangan tangan bank dalam melayani nasabah.

Dari sekitar 4 juta nasabah pembiayaan BTPS, sekitar 20% di antaranya sudah “naik kelas” menjadi Mitra Tepat dan sudah lebih melek teknologi. Biasanya, satu kali dalam dua pekan, ada petugas bank atau disebut community officer yang mendatangi para nasabah untuk aktivitas perbankan. Akan tetapi, jika sebelum kunjungan tersebut dan nasabah non-Mitra Tepat memerlukan dana atau ingin menabung atau transaksi lainnya, mereka dapat menghubungi Mitra Tepat terdekat.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Bank OCBC NISP meluncurkan kantor cabang dengan konsep gym Financial Fitness Gym (FFG) tekankan unsur edukasi yang menyenangkan untuk generasi muda

OCBC NISP Hadirkan Kantor Cabang Berkonsep “Hybrid”, Fokus pada Penguatan Literasi Keuangan

Bank digital telah mengubah lanskap perbankan nasional, terlihat dari hampir semua aplikasi perbankan menawarkan kemudahan dan kepraktisan bertransaksi keuangan, termasuk transfer, investasi, bayar, semua diselesaikan lewat smartphone. Akan tetapi, tren peningkatan transaksi keuangan perlu dibarengi dengan literasi atau pemahaman keuangan yang baik.

Mengutip dari hasil riset OCBC NISP Financial Fitness Index, ditunjukkan bahwa generasi muda Indonesia termasuk salah satu negara terendah dengan indeks literasi keuangan yang rendah dengan rata-rata kesehatan finansial mencapai 37,72. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Singapura yang mencapai 61.

Riset tersebut juga menunjukkan, sebanyak 14,3% anak muda yang terlihat berusaha menuju “sehat” finansial, namun nyatanya kondisi mereka masih belum ideal. Hal ini salah satunya dikarenakan pemahaman mereka yang masih tidak tepat terkait bagaimana mengelola keuangan.

Untuk mendukung peningkatan literasi ini, Bank OCBC NISP meluncurkan Financial Fitness Gym (FFG) dari Nyala OCBC NISP. Ini adalah bentuk disrupsi kantor cabang dengan menghadirkan konsep hybrid, transformasi layanan untuk edukasi dan solusi keuangan yang lebih kreatif dan efektif dengan pendekatan konsep gym dengan objektif melatih dan menguatkan otot-otot keuangan para generasi muda. Lokasi FFG pertama berada di Surabaya, tepatnya Mal Ciputra World.

FFG didesain menjadi tempat gym finansial dengan experiential learning environment, yang mana peranan kantor cabang telah di-upgrade tidak sekadar untuk transaksi, namun untuk melakukan eksplorasi kebutuhan finansial. Hampir seluruh kegiatan di FFG akan dipandu secara digital melalui ONe Mobile, aplikasi dari OCBC, mulai dari pembukaan rekening, transaksi perbankan, sampai dengan investasi.

“Tingginya transaksi digital harus didukung dengan literasi keuangan yang tepat agar solusi berbasis digital yang ditawarkan tidak mendorong perilaku konsumtif, tetapi mendorong terbentuknya masyarakat yang sehat secara finansial (Financially Fit). Dengan konsep hybrid service, masyarakat akan mendapatkan interaksi offline dan online dengan demikian penyampaian edukasi dan solusi keuangan akan semakin efektif,” ucap National Network Head Bank OCBC NISP Jenny Hartanto, Jumat (10/12).

Pengalaman konsumen saat memasuki kantor cabang ini, dimulai dari Financial Check Up Spot untuk mengetahui titik permasalahan keuangan dan apa solusi yang dibutuhkan. Di titik ini, pengunjung perlu mengisi sejumlah pertanyaan survei terkait kondisi keuangan, investasi, dan gaya hidup. Setelah itu, akan diberikan skor akhir dari masing-masing untuk mendapat gambaran keuangan seseorang secara keseluruhan.

“Sama seperti masuk gym, sebelum olahraga, pengunjung akan diukur berapa body mass-nya dan sebagainya dan ditanya apa concern dan tujuan mereka ikut gym. Sebab tiap orang itu punya masalah dan solusi yang berbeda-beda. Setelah itu, pengunjung akan dibantu oleh Nyala Buddy (sebutan expert dari OCBC) bila ingin bertanya langsung ke expert-nya.”

Konsep hybrid ini menggabungkan layanan online dan offline, mulai dari financial check up, personalized consultation melalui teknologi interactive touch screen, sampai kelas-kelas edukasi finansial yang dapat diikuti secara online dan offline di situs ruangmenyala.

Objektif yang ingin dibidik lewat kehadiran FFG ini adalah membantu meningkatkan pemahaman finansial (knowledge), memperbaiki kebiasaan manajemen keuangan (behavior), dan meluruskan mindset agar dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat (attitude).

Jenny melanjutkan, alasan perusahaan memilih Surabaya sebagai lokasi pertama peluncuran FFG, lantaran di kota ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi sebesar 82,23 pada 2020, tingkat kemiskinan relatif rendah, yakni 5%, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pencapaian tersebut harus diimbangi dengan pemahaman masyarakat yang baik tentang pengelolaan keuangan.

Kota berikutnya yang akan disambangi FFG, tak lain kota besar dengan IPM yang tinggi. Salah satunya adalah Jakarta pada tahun depan. “Sayang sekali dengan IPM yang tinggi di Surabaya tidak dimanfaatkan dengan maksimal dalam meningkatkan literasi keuangannya.”

Kapabilitas layanan digital, baik untuk nasabah individu dan korporasi di Bank OCBC NISP terus mendapat sambutan yang positif. Meski tidak dirinci lebih detail, hingga September 2021 layanan ONe Mobile untuk nasabah individu mengalami peningkatan jumlah transaksi sebesar 16%, nilai transaksi 17%, dan jumlah pengguna 21% secara YOY. Sementara, layanan velocity@ocbcnisp untuk nasabah korporasi, nilai transaksinya naik 69%, jumlah frekuensi transaksi 18%, dan jumlah pengguna 15% secara YOY.

“Peningkatan tren digital tidak berarti dapat langsung menggantikan esensi human interaction, bahkan perpaduan antara keduanya dapat menarik masyarakat untuk lebih aware pada pentingnya pengelolaan keuangan. [..] Seperti di FFG, perpaduan antara kekuatan perbankan digital, interaksi dengan coach berpengalaman dan keindahan desain kantor cabang membuat bicara tentang pengelolaan keuangan menjadi lebih menarik dan menyenangkan,” tutup Jenny.

Application Information Will Show Up Here

Blibli and BCA to Launch “Co-Brand” Credit Card

Blibli and BCA launched the BCA Blibli Mastercard co-branded credit card to increase online shopping transactions on e-commerce platforms. The whole process is run through the Blibli app via the “KK BCA Blibli” thumbnail icon.

BCA’s Director, Santoso explained that the pandemic has changed consumers’ daily shopping habits to digital platforms. It will continue during the post-pandemic, and bank should anticipate this to remain relevant.

“Prior to this co-brand, we already have a collaboration with Blibli and the progress is always showing improvement. Blibli meets various consumer needs, we also see BlibliMart’s progress showing a significant improvement. We want to be present in various consumer needs,” he said during a virtual press conference, Monday (11/10).

Blibli’s Co-founder & CEO, Kusumo Martanto added, “This is the first collaboration in the Indonesian e-commerce sector to utilize Mastercard Sonic technology to ensure quality security and transaction convenience. “At the same time strengthening the synergy between BCA and Blibli in presenting innovative solutions,” he said.

The BCA Blibli Mastercard Credit Card targets Blibli users who are familiar with digital shopping. The submission process is completely online in the Blibli application through the “KK BCA Blibli” thumbnail icon. If you already a BCA debit customer and have BCA credit card, it is enough for the customer to provide the previous credit card number, to be directly sent to your home address or contact the BCA call center.

If you already a debit customer but don’t have a credit card, the customer needs to prepare personal data, including ID card, NPWP, selfie photo, and signature. “We make sure the process is seamless as we target consumers who shop at Blibli and used to shopping online,” BCA’s EVP, I Ketut Alam Wangsawijaya added.

As an added value, this co-branded credit card offers various forms of bonuses when shopping at Blibli. Among them, customers will automatically receive a welcome bonus of up to Rp650 thousand, free annual fee for the first year, cashback for every transaction inside and outside the Blibli application in the form of a Blipay balance.

“Blipay does not have an expiry date, therefore, once consumers want to shop at Blibli they can use Blipay balance. It can be a value for consumers because there are various discounts and multiple cashbacks. Although this is not the first time, we still want to provide the best,” Ketut said.

Previously, BCA’s digital bank unit “blu” had established a strategic partnership with Blibli. In its early day, this collaboration allows Blibli users to open blu accounts, e-commerce payments, and transact via in-app payments.

Facilitate credit card ownership

Ketut continued, the credit card business has slowed down since the pandemic. However, his team is optimistic for indicators of recovery, marked by the tourism sector which sttarted to reviving. This sector is the largest contributor to transactions in the credit card business.

“BCA credit card transaction value per September 2021 is to reach Rp42 trillion. This is a positive tren after the second wave of Covid-19 in July because some offline stores were closed until August.”

Bank Indonesia recorded a credit card transaction volume of 157.01 million times as of July 2021. Year on year (yoy) this number decreased compared to the same position last year of 164.95 million times. Likewise, in terms of number, it is down 7.81% yoy from Rp144.84 trillion to Rp133.52 trillion.

Before Blibli and BCA, there have been several similar collaborations between banking and digital platforms to boost online transactions. Among them, Shopee with Bank Mandiri, also Traveloka with Bank Mandiri and BRI.

Banks are getting interested to online platforms as they generate high traffic and transactions. Shopee, for example, according to iPrice, is a marketplace platform with the highest average visits of up to 90 million times last year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Blibli dan BCA luncurkan kartu kredit co-brand Kartu Kredit BCA Blibli Mastercard, pengajuan secara online melalui aplikasi Blibli

Blibli dan BCA Rilis Kartu Kredit “Co-Brand”

Blibli dan BCA mengumumkan peluncuran kartu kredit co-brand Kartu Kredit BCA Blibli Mastercard, guna meningkatkan transaksi belanja online di platform e-commerce. Seluruh proses pengajuan dilakukan melalui aplikasi Blibli melalui ikon thumbnail “KK BCA Blibli”.

Direktur BCA Santoso menjelaskan pandemi membuat kebiasaan belanja sehari-hari konsumen berubah ke platform digital. Kebiasaan tersebut akan berlanjut ketika post pandemi, dan perlu diantisipasi oleh bank agar tetap relevan dengan kondisi.

“Sebelum kerja sama co-brand ini, sudah ada kerja sama kami dengan Blibli dan progresnya selalu menunjukkan peningkatan. Blibli memenuhi berbagai kebutuhan konsumen, kami juga melihat progres BlibliMart menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kami ingin hadir di berbagai kebutuhan konsumen,” katanya saat konferensi pers virtual, Senin (11/10).

Co-founder & CEO Blibli Kusumo Martanto menambahkan, kolaborasi ini adalah yang pertama di sektor e-commerce Indonesia yang memanfaatkan teknologi Mastercard Sonic untuk memastikan kualitas keamanan, serta kenyamanan transaksi. “Sekaligus memperkuat sinergi antara BCA dan Blibli dalam menghadirkan solusi yang inovatif,” katanya.

Kartu Kredit BCA Blibli Mastercard menyasar para pengguna Blibli yang terbiasa dengan belanja digital. Proses pengajuannya sepenuhnya secara online di aplikasi Blibli melalui ikon thumbnail “KK BCA Blibli”. Bila sudah menjadi nasabah debit BCA dan sudah memiliki kartu kredit BCA, maka nasabah cukup memberi tahu nomor kartu kredit sebelumnya agar dapat segera dikirim ke alamat rumah atau menghubungi call center BCA.

Bila sudah menjadi nasabah debit, namun belum memiliki kartu kredit, nasabah perlu menyiapkan data diri, di antaranya, KTP, NPWP, foto selfie, dan tanda tangan. “Kita pastikan prosesnya seamless karena kami menargetkan konsumen yang belanja di Blibli yang terbiasa belanja online,” tambah EVP BCA I Ketut Alam Wangsawijaya.

Sebagai nilai lebih, kartu kredit co-brand ini menawarkan berbagai bentuk bonus saat berbelanja di Blibli. Di antaranya, nasabah akan otomatis mendapat welcome bonus hingga Rp650 ribu, bebas annual fee untuk tahun pertama, cashback untuk setiap transaksi di aplikasi Blibli maupun di luar aplikasi dalam bentuk saldo Blipay.

“Blipay ini tidak ada expiry date-nya, sehingga suatu saat konsumen mau belanja di Blibli bisa memanfaatkan saldo Blipay-nya. Ini bisa menjadi value buat konsumen karena ada berbagai diskon dan cashback berlipat. Meski ini bukan yang pertama, kami ingin yang terbaik,” kata Ketut.

Sebelumnya unit bank digital BCA “blu” juga telah menjalin kemitraan strategis dengan Blibli. Di tahap awalnya, kerja sama tersebut memungkinkan pengguna Blibli melakukan pembukaan rekening blu, pembayaran e-commerce, hingga bertransaksi lewat in-app payment.

Permudah kepemilikan kartu kredit

Ketut melanjutkan, bisnis kartu kredit ikut melesu semenjak pandemi. Namun pihaknya optimis sudah terlihat indikator pemulihan, ditandai dengan sektor pariwisata yang kembali menggeliat. Sektor ini termasuk penyumbang terbesar transaksi di bisnis kartu kredit.

“Nilai transaksi kartu kredit BCA sampai September 2021 mencapai Rp42 triliun. Ini sangat positif, bila kita lihat trennya setelah second wave Covid-19 di Juli karena beberapa toko offline sempat tutup hingga Agustus.”

Bank Indonesia mencatatkan volume transaksi kartu kredit sebesar 157,01 juta kali per Juli 2021. Secara year on year (yoy) angka tersebut turun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebanyak 164,95 juta kali. Begitu pun secara nominal, turun 7,81% yoy dari Rp144,84 triliun menjadi Rp133,52 triliun.

Sebelum Blibli dan BCA, sebelumnya sudah ada beberapa kerja sama serupa antara perbankan dan platform digital untuk mendongkrak transaksi online. Di antaranya, Shopee dengan Bank Mandiri, lalu Traveloka dengan Bank Mandiri dan BRI.

Bank melirik platform online karena mereka memiliki traffic kunjungan dan transaksi yang tinggi. Shopee misalnya, menurut iPrice, adalah platform marketplace dengan rata-rata kunjungan tertinggi hingga 90 juta kali sepanjang tahun lalu.

Application Information Will Show Up Here
Peluncuran platform RIKu / Bank Mandiri

Bank Mandiri Gencarkan Transformasi dengan Menghadirkan Layanan Digital Kolaboratif

PT Bank Mandiri Tbk (IDX: BMRI) tengah gencar bertransformasi digital untuk memperkuat posisinya di segmen perbankan ritel. Bank Mandiri meluncurkan layanan digital kolaboratif, yakni mesin Electronic Data Capture (EDC) berbasis Android dan Rumah Idamanku (RIKu). 

Mandiri berkolaborasi dengan PT Mitra Transaksi Indonesia melalui penyedia solusi keuangan digital Yokke. EDC Android dapat digunakan pada point of sales (POS), platform merchant, hingga promosi dan loyalty, serta menerima berbagai alternatif pembayaran berbasis QR, contactless, dan wearable. 

Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya mengembangkan teknologi terkini dalam menghadirkan alat pembayaran digital yang adaptif dan optimal bagi nasabah dan mitra merchant.

Ia menargetkan EDC Android dapat mendongkrak kenaikan jumlah transaksi secara masif. Saat ini, EDC Android baru tersedia di Sogo Indonesia saja. “Kami juga berharap solusi ini dapat mempermudah merchant untuk memantau transaksi secara real-time dengan teknologi EDC positioning system,” tambah Aquarius dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.

Hingga Juli 2021, Mandiri mencatat 150 ribu mitra merchant dengan total EDC sebanyak 218.000 unit. Dari jumlah tersebut, Bank Mandiri mengantongi volume penjualan sebesar Rp62 triliun atau naik 13% dan 104 juta transaksi atau naik 12% dibandingkan periode sama tahun lalu (YoY).

Sinergi keduanya tidak mengherankan mengingat Yokke adalah salah satu portofolio investasi Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang juga anak usaha investasi milik Bank Mandiri Group. Melalui sinergi ini, Mandiri mendapatkan akses terhadap inovasi, dan sebaliknya Yokke menerima modal untuk memperluas koneksi dan pengembangan produk.

Masuk ke segmen proptech

Selain fintech, Bank Mandiri juga melebarkan jangkauan layanan keuangan dengan masuk ke segmen proptech. Pihaknya berkolaborasi dengan startup Pinhome untuk meluncurkan aplikasi Rumah Idamanku (RIKu). 

Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo, mengatakan nasabah sulit mencari properti semenjak pandemi Covid-19. Ruang gerak pemasar properti juga terbatas dengan adanya pembatasan sosial. Dengan situasi ini, pihaknya berupaya memberikan alternatif layanan untuk mengakomodasi perubahan perilaku konsumen ke arah digital.

Untuk itu, aplikasi RIKu dinilai dapat membantu nasabah dalam mencari hunian mulai dari pencarian, jadwal kunjungan, konsultasi, hingga pengajuan KPR atau KPA baik rumah, apartemen, dan ruko. Para broker properti juga dapat memasarkan listing-nya.

Founder & CEO Pinhome Dayu Dara Permata memastikan bahwa algoritma Pinhome dapat memberikan alokasi yang merata bagi para broker properti. “Pinhome memungkinkan seluruh informasi dan transaksi properti secara online, terautomasi lengkap dengan virtual reality, dan algoritma berbasis machine learning.

Transformasi tanpa konversi jadi neobank

Beberapa waktu lalu, Bank Mandiri telah menegaskan langkahnya untuk bertransformasi digital, tanpa perlu mengonversi menjadi neobank atau bank digital sebagaimana dilakukan bank-bank lain. Pihaknya menilai telah disokong oleh permodalan besar dan ekosistem perbankan yang mapan.

Salah satu langkah signifikan yang diambil anak usaha BUMN ini adalah melakukan rebranding aplikasi mobile banking Livin’ by Mandiri di pertengahan tahun ini. Berdasarkan kinerja semester I 2021, transaksi digital Bank Mandiri berkontribusi besar terhadap perolehan margin bisnis perusahaan. Pengguna Livin’ by Mandiri tercatat sebesar 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi mencapai Rp728,9 triliun.

Ekosistem layanan terintegrasi kini menjadi elemen penting bagi perbankan yang ingin bertransformasi digital. Bank Mandiri bahkan menyebut akan menjadikan Livin’ by Mandiri sebagai “super app“. Pihaknya menargetkan dapat menambah sejumlah fitur dan ekosistem layanan lebih banyak ke depan.

Application Information Will Show Up Here
Startup fintech penyedia neo bank untuk BPR Komunal mengumumkan perolehan pendanaan Seri A sebesar $2,1 juta yang dipimpin East Ventures

Komunal Kantongi Dana Seri A 30 Miliar Rupiah Dipimpin East Ventures

Komunal selaku startup fintech penyedia layanan ‘neo bank’ untuk BPR mengumumkan perolehan pendanaan seri A sebesar $2,1 juta (sekitar 30 miliar Rupiah). Putaran ini dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari Skystar Capital, keduanya merupakan investor awal Komunal. Dana segar akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi inklusi finansial dengan memperkuat produk teranyar mereka “DepositoBPR“.

DepositoBPR adalah produk tabungan deposito dengan bunga tertinggi dijamin pemerintah yang dapat dibuka melalui BPR di daerah mana pun. Di sisi lain, BPR tetap bisa menerima deposit dari seluruh Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membuka cabang dan kegiatan pemasaran.

Indonesia memiliki kurang lebih 1.500 BPR yang tersebar di seluruh Indonesia. Cakupan bisnisnya juga terbatas karena mereka hanya diperbolehkan menyalurkan kredit di provinsi masing-masing. Namun, mereka diperbolehkan untuk menerima deposit dari berbagai daerah dengan jaminan bunga hingga 2,5% lebih tinggi dari bunga komersial dari pemerintah.

Kendati begitu, kontribusi BPR terhadap total deposan di Indonesia baru mencapai 1,5% karena sebagian besar BPR terletak di daerah pinggiran kota. Mereka juga belum terdigitalisasi, sehingga produk mereka tidak dikenal dan tidak dapat diakses oleh deposan perkotaan.

Melalui DepositoBPR, BPR tetap dapat menerima setoran tanpa memperdulikan batasan geografi dan bisa mengalokasikan biaya operasional yang lebih rendah untuk jasa Komunal, dengan menggunakan platform DepositoBPR.

Saat ini DepositoBPR telah mendapatkan lisensi sebagai funding agent (agen pendanaan) dari OJK di bawah regulasi IKD. Funding agent bertugas untuk menyediakan platform yang bisa menghubungkan deposan dan peminjam dengan institusi finansial, terutama dengan BPR, menawarkan produk pendanaan yang menarik.

Co-Founder Komunal Hendry Lieviant mengatakan, di masa pandemi ini masih terjadi ironi, bank komersial memiliki likuiditas tinggi dengan penawaran bunga yang rendah, sementara BPR kesulitan menerima deposit hanya karena 95% dari deposan Indonesia tinggal di area perkotaan.

“Kami berharap platform ini bisa menjembatani masalah tersebut. Kami sangat menghargai segala bentuk dukungan dan saran yang telah OJK dan Asosiasi BPR berikan, untuk mengasah produk pertama di kategori ini,” ucap dia dalam keterangan resmi, Selasa (21/9).

Dia melanjutkan, salah satu tantangan utama dalam mengembangkan DepositoBPR adalah membakukan dan mengoptimalkan proses-proses BPR yang saat ini masih terpecah-belah, sehingga diperlukan peningkatan agar pengalaman deposan meningkat jadi lebih baik. Dicontohkan, misalnya mengganti tanda tangan basah menjadi digital, e-KYC melalui video call, dan yang paling penting mengubah bilyet fisik menjadi e-bilyet. “Semua ini belum pernah dilakukan dalam sejarah BPR.”

Berkaitan dengan itu, pada akhir tahun ini Komunal akan meluncurkan e-bilyet deposito BPR pertama di Indonesia. Sebelumnya, BPR di Bali harus mengirimkan bilyet fisik ke deposan yang berlokasi di Jakarta, begitu pun sebaliknya saat deposan ingin menarik depositnya. Akibatnya biaya logistik harus ditanggung oleh konsumen.

“Melalui e-bilyet, masalah ini bisa teratasi dan visi Komunal untuk membuat produk yang dapat diakses secara nasional bisa tercapai,” tambah Co-Founder Komunal Kendrick Winoto.

Hingga kini, Komunal telah bermitra dengan 60 BPR di Jawa dan Bali. Produk DepositoBPR telah dirilis versi beta pada bulan lalu. Komunal menargetkan ingin melipatgandakan market share BPR dengan menawarkan bunga yang lebih tinggi dan memberikan layanan transaksi yang lebih mulus kepada nasabah lama dan baru.

Selain DepositoBPR, perusahaan juga menyalurkan pinjaman untuk UKM hingga saat ini sebesar $50 juta (sekitar 713 miliar Rupiah) untuk ratusan UKM di Indonesia. Angka tersebut naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Dengan melihat pencapaian tersebut, perusahaan akan meningkatkan pemberian pinjaman sebesar $150 juta (sekitar 2,1 triliun Rupiah) hingga 2022 mendatang.

Pada masa pandemi ini, perusahaan mengklaim telah memperkuat arus kas perusahaan dengan burn rate rendah berkat bisnis pinjamannya yang telah meraih keuntungan baru-baru ini.

Co-Founder dan Managing Partners East Ventures Willson Cuaca menambahkan, sering sekali mendengar banyak startup yang memberi solusi kepada konsumen yang tidak memiliki rekening bank dan tidak mendapatkan layanan yang baik, maupun kepada usaha kecil dan mikro yang tidak memiliki kredit. Namun, belum ada yang memberikan solusi kepada BPR.

“Komunal memperkenalkan sebuah konsep baru, yaitu “neo-rural bank” untuk mengembangkan bank kecil dengan kapabilitas yang canggih. Kami berharap langkah ini dapat mengakselerasi inklusi finansial secara masif dan mendalam untuk seluruh daerah di Indonesia,” tutupnya.

Digitalisasi BPR

Solusi DepositoBPR merupakan langkah revolusioner dalam mendigitalkan BPR. Selain Komunal, ada ALAMI yang mengakuisisi BPR Syariah yang kini sudah di-rebrand dengan nama Hijra. Ambisinya pun sama, ALAMI ingin mendigitalisasi BPR ke level lebih jauh.

Di level perbankan komersial, ada Bank Permata yang berkolaborasi dengan Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DKI Jaya untuk menghadirkan teknologi API untuk melayani nasabah BPR secara online. Aktivitas perbankan yang disediakan meliputi transfer dana, bill-payment, top up, inquiry, reconciliation, dan lainnya.

Secara industri, OJK telah mendorong BPR untuk kolaborasi dengan menyusun kolaborasi dengan berbagi pihak, misalnya kerja sama channeling antara BPR dengan startup fintech.

OJK telah memberikan lampu hijau bagi BPR dan fintech lending dalam melakukan kerja sama melalui dua skema, yakni channeling dan referral. Hal tersebut tertuang dalam Buku Panduan Kerja Sama BPR dan Fintech Lending yang telah diterbitkan pada Maret 2021 lalu.

Selanjutnya, dengan menginisiasi pengembangan BPR e-Cash bekerja sama dengan Finnet Indonesia. BPR e-Cash adalah semacam uang elektronik berbasis mobile yang nantinya dapat digunakan untuk beragam transaksi seperti pembayaran QR, isi pulsa, kirim uang, dan lain-lain.

OCBC NISP mentransformasikan layanan perbankan untuk nasabah korporasi / OCBC NISP

Menengok Upaya OCBC NISP Digitalkan Layanan “Trade Finance”

PT OCBC NISP Tbk (IDX: NISP) resmi menghadirkan layanan Bank Garansi berbasis online yang dapat diakses melalui platform Velocity@ocbcnisp. Layanan ini memungkinkan pebisnis untuk melakukan penerbitan dan perubahan Bank Garansi tanpa perlu mendatangi kantor cabang.

Trade Finance Division Head Bank OCBC NISP Gianto Kusno mengungkapkan, pihaknya berupaya mengakomodasi kebutuhan nasabah yang memiliki keterbatasan mobilitas di masa pandemi Covid-19 dengan digitaliasi layanan perbankan bagi korporasi.

Dengan akses baru ini, nasabah dapat mengakses layanan Bank Garansi yang diklaim mudah, cepat, dan aman. Selain hemat biaya dan waktu, nasabah juga tidak direpotkan dengan berbagai proses administrasi berbasis kertas (paperless).

Sebagai informasi, Bank Garansi merupakan salah satu instrumen keuangan penting yang diperlukan dalam proses kerja sama atau perjanjian bisnis, khususnya bagi pelaku usaha yang membutuhkan layanan Trade Finance.

“Sebelumnya, nasabah korporasi bisa memonitor outstanding maupun plafon fasilitas trade yang dimiliki. Kini, nasabah dapat melakukan penerbitan dan perubahan Bank Garansi tanpa perlu datang ke kantor cabang,” ujar Gianto dalam keterangan resminya.

Digitalisasi layanan trade finance

Dihubungi secara terpisah, Gianto mengungkap transformasi layanan perbankan untuk korporasi sebetulnya sudah berjalan sebelum pandemi. Kendati demikian, dengan perkembangan situasi saat ini, pihaknya memastikan akan terus mengakselerasi pengembangan kapabilitas digital agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah korporasi.

Salah satu yang sudah terealisasi adalah aplikasi mobile Velocity@ocbcnisp yang meluncur pada April 2020. Setelahnya, perusahaan meluncurkan Velocity@ocbcnisp dalam versi web yang diklaim dirancang dengan standar keamanan tinggi untuk memberikan kebebasan bertransaksi layaknya bertransaksi di kantor cabang.

Yang akan datang, OCBC NISP akan mempersiapkan akses digital untuk fasilitas Trade Finance lainnya. Misalnya, layanan Letter of Credit (LC) dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) agar dapat diakses secara online lewat Velocity@ocbcnisp. Pihaknya menargetkan segala transaksi penerbitan, perubahan, dan pembayaran LC dan SKBDN dapat dilakukan juga di Velocity@ocbcnisp berbasis web.

“Kami melihat transformasi digital yang kami lakukan menjadi sangat relevan [di situasi saat ini], dan kami akan terus mengakselerasinya untuk mendukung nasabah kami saat terjadi pandemi,” ungkapnya.

Gianto mengaku optimistis digitalisasi ini dapat mendorong pertumbuhan layanan Trade Finance mengingat perusahaan telah melihat pertumbuhan positif. Berdasarkan data OCBC NISP, rata-rata nilai transaksi per bulan pada periode pre-Covid (sepanjang 2019) dibandingkan semester I 2021 naik 134%, sedangkan jumlah pengguna naik 22%. Kenaikan ini utamanya disumbang dari Velocity@ocbcnisp berbasis web dan mobile.

“Kami fokus untuk menyosialisasikan berbagai layanan yang dapat dimanfaatkan nasabah korporasi di Velocity@ocbcnisp, baik berbasis web maupun mobile. Kami harap semakin banyak nasabah korporasi memanfaatkan layanan ini.”

Masih banyak andalkan proses berbasis kertas

Sebagaimana dilaporkan dalam 2020 Global Trade Survey yang diterbitkan International Chamber of Commerce, kegiatan perdagangan dan pembiayaan perdagangan atau trade finance mengalami masa krisis akibat Covid-19. Sebanyak 346 responden petinggi bank di 85 negara di dunia mengungkap kekhawatiran adanya potensi penurunan transaksi trade finance.

Terkait kekhawatiran ini, sebanyak 54% responden menilai teknologi transformatif menjadi salah satu prioritas yang perlu dipertimbangkan apabila ingin menamankan pertumbuhan bisnis di masa depan. Menurut responden, teknologi digital dapat membuka peluang transformasi lebih besar di industri keuangan global yang masih identik dengan proses administrasi berbasis kertas.

2020 Global Trade Survey / International Chamber of Commerce

Mengacu pada data di lapangan, transaksi perdagangan belum banyak dilakukan sepenuhnya melalui digital. Masih banyak sektor perbankan yang mengandalkan transaksi berbasis kertas pada kegiatan perdagangan, terutama pada kegiatan verifikasi dokumen, settlement/financing, dan penerbitan.

Application Information Will Show Up Here
DailySocial mewawancarai Managing Director, Head of Digital Banking, PT Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto tentang fitur baru Digibank

DBS Indonesia Siapkan Sejumlah Fitur Baru Digibank di Paruh Kedua 2021

Bicara bank digital tentu tak dapat dipisahkan oleh kemunculan digibank milik Bank DBS Indonesia. Sebagai salah satu pelopor bank digital, digibank hadir dengan model perbankan yang dilakukan secara paperless, branchless, dan signatureless.

Menurut Managing Director, Head of Digital Banking, PT Bank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto, perkembangan teknologi secara perlahan membuat layanan perbankan menjadi invisible. Belajar dari industri yang terdampak disrupsi, seperti musik dan video, pihaknya meyakini bahwa hal ini juga berlaku untuk perbankan.

Artinya, produk perbankan akan tetap sama meskipun delivery method-nya berbeda mengikuti perkembangan teknologi. Dengan situasi saat ini, DBS Indonesia mengaku optimistis melihat tantangan ke depan untuk mentransformasikan layanan perbankannya.

Sejak berdiri di 2017, perusahaan menyebut telah mengantongi pertumbuhan layanan secara signifikan, yang salah satunya disumbang oleh platform digital banking digibank. Kepada DailySocial, Leo berbicara lebih dalam mengenai dampak pandemi terhadap digitalisasi perbankan hingga kelanjutan pengembangan digibank di 2021.

Arti pandemi bagi digibank

Leo mengaku, pandemi Covid-19 memiliki andil besar dalam mengubah preferensi masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan. Masyarakat yang tadinya belum terbiasa menggunakan platform digital mau tak mau harus beradaptasi dengan situasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Berdasarkan data perusahaan, DBS Indonesia mencatat pertumbuhan transaksi online selama masa PSBB sebesar 75% untuk layanan Bayar & Beli dan kartu debit. Kemudian, jumlah pengguna consumer DBS Indonesia tercatat naik lima kali lipat dalam 3,5 tahun terakhir.

Menariknya, perusahaan juga melihat adanya peningkatan pada layanan wealth management di platform digibank sebesar enam kali lipat di 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Secara volume, pertumbuhan transaksi naik lebih dari 500% dengan jumlah nasabah yang bertransaksi naik 580%.

Meski belum mau membeberkan data pencapaian lainnya, Leo menilai awareness nasabah terhadap pengelolaan keuangan terus meningkat. Inipun terlepas dari kondisi perlambatan ekonomi akibat Covid-19 di Indonesia.

“Kenaikan ini juga tak lepas dari rangkaian kampanye dan peluncuran produk untuk wealth management, yaitu Rekening Valas dan Obligasi Pasar Sekunder di aplikasi digibank pada 2020. Kami menerapkan transformasi digital secara menyeluruh dan memastikan seluruh produk kami dapat tersedia secara digital,” ungkapnya.

Fitur baru di 2021

Leo menilai pertumbuhan pasar perbankan retail di Indonesia termasuk yang paling agresif di Asia Tenggara. Pertumbuhan ini turut didukung dengan beragam inovasi dan produk yang dikembangkan industri demi menarik calon nasabah baru.

Pada tahun ini, DBS Indonesia menargetkan pertumbuhan dua digit yang akan berpusat pada pengembangan produk digital untuk nasabah di semua segmen bisnis. Misinya tetap sama, yakni mendemokratisasi keuangan sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati layanan perbankan yang terjangkau.

Untuk meningkatkan pengalaman nasabah, ada beberapa produk baru yang akan dihadirkan secara digital. Leo mengungkap, layanan reksa dana akan tersedia di platform digibank pada semester kedua 2021. Reksa dana ini akan melengkapi rangkaian produk investasi digibank.

Saat ini, pengguna digibank dapat memilih produk investasi dengan minimal penempatan sebesar Rp1 juta. Ke depan, pengguna dapat memilih produk reksa dana dengan minimal Rp100 ribu. Leo juga menyebut akan meluncurkan kartu kredit online di paruh kedua tahun ini.

“Tak hanya produk keuangan saja, digibank juga akan meningkatkan proses pembukaan rekening baru dengan Face Biometric. Teknologi ini akan mempercepat proses Electronic Know Your Customer (e-KYC) pada calon nasabah,” tutur Leo.

Digibank melayani segmen mass hingga affluent market (menengah ke atas). Untuk segmen korporasi, Bank DBS Indonesia masuk lewat Real Time Application Programming Interface (IDEAL RAPID) yang mengintegrasikan pemrosesan pembayaran, piutang, dan pencairan informasi tentang alur kerja bisnis nasabah secara real-time, dan memfasilitasi transaksi bisnis di jaringan ekosistem nasabah.

Menurut Leo, saat ini pihaknya masih fokus menggarap segmen banked di Indonesia. Namun, pihaknya mengklaim terus meningkatkan literasi keuangan kepada segmen DBS sembari merealisasikan komitmennya untuk menjadi full fledge digital banking.

Pengembangan ekosistem layanan

Sejak dua tahun terakhir, realisasi bank digital di Indonesia semakin banyak. Sejumlah bank mulai mentransformasikan infrastruktur dan layanannya untuk menjadi bank digital. Untuk mengakomodasi hal ini, pemerintah juga tengah bersiap menggodok aturan baru.

Beberapa di antaranya yang sudah berganti identitas menjadi bank digital, menggunakan model bisnis ekosistem terbuka, ketika bank berkolaborasi dengan platform digital.

Bagi Leo, dinamika tersebut menandakan bahwa semakin banyak sektor perbankan yang menyadari pentingnya digitalisasi. Ini juga berarti akan membuka peluang kolaborasi dan mempercepat cita-cita pemerintah mewujudkan transformasi digital di sektor perbankan.

Salah satu upaya DBS Indonesia untuk mendorong transformasi digital ini adalah melalui pengembangan open banking dengan Standar Open API, di mana bank dapat saling terhubung dengan pemain di ekosistem digital.

“Salah satu strategi yang kami lakukan dan kami nilai efektif adalah menggunakan model bisnis ekosistem untuk memudahkan nasabah bertransaksi digital. Kami senantiasa mendukung kebijakan Bank Indonesia dalam mewujudkan Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) di 2025,” paparnya.

Dalam realisasinya, ungkap Leo, DBS Indonesia telah berkolaborasi dengan sejumlah platform. Perusahaan bermitra dengan marketplace untuk menghadirkan pembukaan rekening pinjaman. Selain itu, DBS Indonesia juga telah tersedia sebagai pilihan pembayaran isi ulang e-money dan e-wallet.

Kemudian, perusahaan juga menggandeng Home Credit dan Kredivo untuk menyalurkan pembiayaan bersama kepada pengguna dengan skema joint financing.

“Kita tidak bisa melakukan segala sesuatu sendiri, jadi perlu menggandeng berbagai mitra untuk mengembangkan ekosistem. Sesuai dengan strategi kami, kolaborasi ini hadir untuk menyasar pangsa digibank, baik dari ekosistem fintech, transportasi, marketplace, atau travel,” katanya.