Tag Archives: baselworld

Smartwatch Hybrid Terbaru Mondaine Tawarkan Sistem Notifikasi yang Cukup Unik

Smartwatch perdana Hublot boleh mencuri perhatian di Baselworld 2018, akan tetapi event tersebut sejatinya juga dibanjiri dengan deretan smartwatch hybrid yang menawan. Setelah Skagen dan Kronaby, kini giliran Mondaine yang unjuk gigi lewat smartwatch hybrid terbarunya, Helvetica Regular.

Perangkat ini merupakan penerus langsung Helvetica 1 yang dirilis di tahun 2015. Kekurangan utama Helvetica 1 adalah absennya fitur notifikasi, dan ini akhirnya sudah dibenahi oleh suksesornya. Kendati demikian, notifikasinya tentu hanya sebatas indikator saja, mengingat perangkat masih tetap tidak dilengkapi LCD.

Kalau Anda amati baik-baik, ada empat angka yang hilang dari wajah smartwatch ini (2, 4, 8, 10), yang rupanya telah digantikan oleh huruf “T”, “S”, “A” dan “M”. Masing-masing huruf tersebut merupakan indikator atas fungsi yang berbeda.

Sumber gambar: Wareable
Sumber gambar: Wareable

“T” merujuk pada “Telephone”, di mana jarum pendek akan menunjuk ke sana ketika ada panggilan telepon yang masuk ke smartphone. Di sisi lain, “M” merujuk pada “Message”, yang akan menjadi titik berhenti jarum pendek ketika ada notifikasi yang masuk dari sejumlah aplikasi seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, serta untuk email dan SMS.

“A” adalah singkatan dari “Activity”. Jadi ketika Anda tekan tombol sampingnya, jarum pendek akan menunjuk ke huruf ini, dan jarum panjangnya menunjuk ke angka pada lingkaran kecil di tengah (0 – 100), menandakan sudah sejauh mana progress aktivitas fisik Anda hari itu.

Terakhir, jarum pendek akan menunjuk ke huruf “S” ketika mode sleep tracking diaktifkan. Sayang mode ini tidak bisa aktif dengan sendirinya, melainkan dengan menekan tombol samping dan menahannya selama tiga detik.

Secara fisik, Mondaine masih mempertahankan desain minimalis nan elegannya, dan tentu saja font Helvetica masih menghiasi smartwatch secara menyeluruh. Diameter casing stainless steel-nya sedikit menciut menjadi diameter 40 mm, akan tetapi perangkat masih tahan air hingga kedalaman 30 meter.

Mondaine Helvetica Regular saat ini sudah dipasarkan seharga $660, dengan strap kulit yang tersedia dalam warna hitam, cokelat atau biru. Seperti halnya smartwatch hybrid lain, konsumen sama sekali tidak perlu bingung soal charging, sebab baterainya diklaim bisa bertahan sampai dua tahun.

Sumber: Pocket-lint dan Wareable.

Android Wear Resmi Punya Nama Baru

Dibanding watchOS (sistem operasi yang dijalankan Apple Watch), menurut saya Android Wear punya nama yang lebih catchy. Kita tahu bahwa itu merupakan sebuah sistem operasi berkat label “Android” (dengan fondasi yang memang sama), sedangkan label “Wear” mengindikasikan konteks spesifiknya di ranah wearable.

Kendati demikian, Google merasa Android Wear belum bisa merefleksikan visi mereka. Google juga bilang bahwa nama ini tidak bisa merepresentasikan para konsumennya, sebab tidak semua pengguna smartwatch Android Wear merupakan pengguna perangkat Android – seperti yang kita tahu, Android Wear sebenarnya juga kompatibel dengan iOS.

Pada kenyataannya, di tahun 2017 kemarin setidaknya satu dari tiga pengguna smartwatch Android Wear adalah pengguna iPhone. Data ini diungkap oleh Google sendiri, dan mereka pun menilai harus ada nama baru yang lebih pas untuk Android Wear.

Wear OS by Google

Pilihannya jatuh pada “Wear OS”, diikuti oleh embel-embel “by Google”. Nama baru ini diumumkan menjelang event Baselworld, di mana kemungkinan besar kita bakal melihat beberapa smartwatch baru yang menjalankan sistem operasi besutan Google tersebut.

Selain namanya, logonya juga berubah, tapi sayangnya sejauh ini Google hanya mau berbagi soal itu saja. Kemungkinan Google bakal membahas lebih detail mengenai versi baru Wear OS pada ajang Google I/O di bulan Mei mendatang. Selagi menunggu, sebaiknya kita membiasakan diri dulu dengan nama barunya yang jadi kurang catchy itu.

Sumber: Google.

Hugo Boss dan Tommy Hilfiger Ramaikan Pasar Smartwatch Android Wear 2.0

Android Wear 2.0 mencuri sorotan publik pada ajang Baselworld tahun ini, utamanya berkat diungkapnya Movado Connect. Namun smartwatch itu ternyata bukan satu-satunya amunisi yang disiapkan Movado, pabrikan jam tangan asal Swiss tersebut turut mengumumkan dua smartwatch yang dibuatnya untuk dua brand fesyen ternama: Hugo Boss dan Tommy Hilfiger.

Ini juga merupakan upaya kedua dari Hugo Boss dan Tommy Hilfiger di pasar smartwatch. Sebelumnya, mereka sudah memperkenalkan smartwatch hybrid yang juga digarap oleh Movado, namun dengan bantuan HP. Sekarang, smartwatch terbarunya mengikuti jejak Movado Connect yang mengusung Android Wear 2.0.

Tidak banyak detail yang diungkap, baik untuk Hugo Boss Touch maupun Tommy Hilfiger TH24/7You, demikian nama lengkap kedua perangkat ini. Keduanya sama-sama tampak minimalis nan elegan, masing-masing tentunya dengan sederet watch face uniknya tersendiri.

Untuk Hugo Boss Touch, material yang digunakan adalah stainless steel, dan tentunya tersedia pilihan strap yang dapat dilepas-pasang dengan mudah. Tidak ada heart-rate monitor di belakangnya, akan tetapi ia kompatibel dengan Android Pay berkat kehadiran chip NFC.

Tommy Hilfiger TH24/7You / @AndroidWear (Twitter)
Tommy Hilfiger TH24/7You / @AndroidWear (Twitter)

TH24/7You di sisi lain sedikit lebih inferior karena tidak mengusung chip NFC, demikian juga untuk heart-rate monitor. Selain strap kulit, terdapat pula pilihan strap berbahan stainless steel yang semakin memperkuat aura elegan perangkat.

Hugo Boss Touch kabarnya bakal dipasarkan mulai bulan Agustus seharga $395, sedangkan Tommy Hilfiger TH24/7You seharga $299, kemungkinan juga pada waktu yang berdekatan.

Sumber: Wareable 1, 2.

Samsung Pamerkan Tiga Perangkat Konsep Berdasarkan Gear S3

Sepuluh tahun yang lalu, saya yakin tidak ada yang bisa membayangkan kehadiran Samsung sebagai salah satu exhibitor di Baselworld. Pasalnya, selama bertahun-tahun event ini sudah menjadi pagelaran jam tangan bergengsi, namun berhubung brandbrand arloji asal Swiss kini juga sudah merambah segmen smartwatch, kehadiran Samsung di Baselworld 2017 pun jadi terasa relevan.

Dalam event yang dihelat di kota Basel tersebut, Samsung bersama desainer jam tangan Swiss kenamaan, Yvan Arpa, memamerkan tiga buah perangkat konsep yang didasari oleh Gear S3. Sekadar informasi, Yvan Arpa sendiri memang terlibat dalam proses desain Samsung Gear S3.

Desainnya sama persis seperti Gear S3, tapi wajahnya analog dan mengandalkan sistem pergerakan Swiss / Samsung
Desainnya sama persis seperti Gear S3, tapi wajahnya analog dan mengandalkan sistem pergerakan Swiss / Samsung

Konsep yang pertama adalah sebuah jam tangan tradisional dengan sistem pergerakan Swiss, namun secara estetika sangat mirip seperti Gear S3. Bisa jadi ini merupakan pertanda kalau Samsung tertarik merilis smartwatch hybrid (berwajah analog tapi masih menyimpan fitur-fitur pintar) di waktu yang akan datang.

Gear S3 rasa baru, dengan bentuk bodi dan bezel yang sedikit berbeda / Samsung
Gear S3 rasa baru, dengan bentuk bodi dan bezel yang sedikit berbeda / Samsung

Perangkat konsep yang kedua adalah yang paling biasa menurut saya. Di sini Samsung dan Yvan Arpa hanya bereksperimen dengan desain bodi dan bezel Gear S3, menghasilkan penampilan yang sedikit lebih segar dari smartwatch bersistem operasi Tizen tersebut.

Terinspirasi desain Gear S3, konsep pocket watch ini turut mengemas sejumlah teknologi smartwatch / Samsung
Terinspirasi desain Gear S3, konsep pocket watch ini turut mengemas sejumlah teknologi smartwatch / Samsung

Konsep yang terakhir bisa dibilang yang paling unik. Pasalnya, ini bukan merupakan jam tangan, melainkan sebuah pocket watch seperti yang biasa kita jumpai pada film-film dengan setting klasik. Sekali lagi desainnya banyak terinspirasi Gear S3, namun Samsung juga mengklaim bahwa ini merupakan perangkat hybrid, yang berarti di dalamnya juga telah tertanam sejumlah teknologi modern.

Untuk yang terakhir ini, saya ragu Samsung bakal merealisasikannya menjadi sebuah produk untuk konsumen. Siapa coba yang masih mau membawa-bawa pocket watch? Tapi untuk konsep smartwatch hybrid-nya, jujur saya sangat berharap Samsung bisa mewujudkannya.

Sumber: Samsung.

Teknologi Bertemu Fashion, Michael Kors Umumkan Smartwatch Android Wear Pertamanya

Dewasa ini, anggapan bahwa smartwatch merupakan titik temu antara industri teknologi dan fashion sudah tidak perlu diragukan lagi. Terbukti dari bertambah banyaknya brand fashion yang ikut meramaikan pasar smartwatch, seperti yang terbaru yaitu Michael Kors, yang merupakan bagian dari Fossil Group yang baru-baru ini juga mengumumkan dua smartwatch baru.

Di ajang Baselworld 2016, merek produk fashion kenamaan asal New York tersebut mengungkap smartwatch Android Wear pertamanya, Michael Kors Access. Sebelum ini, pabrikan jam tangan asal AS, Nixon, juga sempat memamerkan smartwatch perdananya, The Mission.

Belum banyak detail yang diberikan oleh Michael Kors terkait smartwatch debutannya ini, namun bisa dipastikan ia menjalankan sistem operasi Android Wear dan mengemas layar sentuh. Bentuk layarnya tidak murni membulat, melainkan ada sedikit bagian bawah yang ‘terpotong’, mirip seperti desain Moto 360.

Access akan ditawarkan dalam dua varian yang berbeda berdasarkan jenis kelamin konsumennya. Varian untuk perempuan mengusung desain yang tampak glamor, dengan warna emas dan aksen batu permata pada bagian strap-nya. Di sisi lain, varian untuk laki-laki tampak lebih sporty dengan bezel yang sedikit lebih besar dan strap berbahan silikon.

Kendati demikian, Michael Kors juga akan menawarkan opsi kustomisasi bagi mereka yang berniat meminang Access, termasuk bermacam pilihan strap yang bisa dilepas-pasang dengan mudah, baik yang terbuat dari material kulit maupun silikon. Melengkapi semua itu adalah rangkaian watch face eksklusif dari tim desainer Michael Kors yang disesuaikan dengan tema glamor dan sporty.

Soal ketersediaan, Michael Kors berencana memasarkan Access mulai musim semi mendatang seharga $395.


Sumber: Wareable dan Business Wire.

Smartwatch Perdana Nixon Bisa Menyelam Hingga Kedalaman 100 Meter

Meramaikan pagelaran jam tangan terakbar Baselworld 2016 yang tengah dihelat di Swiss, pabrikan arloji asal AS Nixon memperkenalkan smartwatch Android Wear perdananya. Didapuk The Mission, ia dirancang sebagai salah satu smartwatch dengan fisik terkokoh yang pernah ada.

Klaim tersebut tidak mengada-ada, Nixon The Mission merupakan smartwatch Android Wear dengan ketahanan air yang paling fenomenal sejauh ini. Ia sanggup diajak menyelam hingga kedalaman 100 meter, dan jika melihat fisiknya, The Mission tampak amat gahar.

Bodinya terbuat dari perpaduan material polycarbonate dan stainless steel. Layar AMOLED-nya yang membulat dilapisi oleh kaca Gorila Glass sebagai proteksi ekstra. Bahkan strap berbahan silikonnya punya lapisan ganda guna memberikan keseimbangan antara kenyamanan dan ketangguhan fisik.

Nixon The Mission

Prestasi lain yang diusung The Mission adalah, ia merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengusung chipset teranyar Qualcomm, Snapdragon Wear 2100.. Chipset ini dipastikan lebih hemat daya ketimbang Snapdragon 400. Sayang Nixon tidak mengungkapkan seberapa awet baterai milik smartwatch debutannya.

Dari segi software, tentu saja The Mission menjalankan sistem operasi Android Wear, dengan pilihan watch face eksklusif yang menyerupai lini jam tangan analog besutan Nixon. Namun Nixon juga telah bermitra dengan Surfline, Snocountry dan Trace untuk mengintegrasikan aplikasi activity tracking versinya sendiri. Hal ini, ditambah dengan ketangguhan fisiknya, menjadikan The Mission sangat ideal bagi para surfer maupun snowboarder.

Sejauh ini belum ada kepastian soal banderol harga maupun jadwal rilisnya. Nantinya Nixon bakal menawarkan konsumen dengan opsi kustomisasi The Mission yang beragam, mulai dari tipe finish casing, warna bezel sampai strap-nya.

Sumber: Nixon via Wareable.