Tag Archives: batista harahap

Lima Cara Membangun Startup dari Kegagalan

Di sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial kedatangan Co-Founder dan CEO Prism Batista Harahap (Tista) yang membangun Prism, sebuah sistem chat yang mampu terintegrasi dengan layanan e-commerce dan memudahkan customer service membantu pelanggan memenuhi kebutuhan transaksinya.

Batista sudah cukup lama malang melintang di industri startup Indonesia. Ia sempat terlibat dengan pengembangan Urbanesia dan Ardent Labs, hingga kemudian mendirikan startup sendiri bernama Coral, sebuah layanan mobile marketplace yang menyasar segmen perempuan. Ketidakberhasilan mengembangkan Coral justru menjadi pelajaran Batista untuk membangun Prism dengan fitur-fitur seperti saat ini.

Dalam membangun startup, ketika tantangan kerap menghampiri, kegagalan merupakan “teman” yang selalu hadir dan menghambat bisnis startup. Menurut Batista, justru kegagalan tersebut merupakan cara tepat untuk bangun kembali dan membantu startup menciptakan produk yang lebih baik.

Batista mengupas lima tips penting bagi pendiri startup, ketika startup mengalami kegagalan.

“Menjadi sulit bagi startup untuk menemukan tindakan preventif yang bisa dilakukan saat startup melakukan kesalahan. Terima semua kesalahan dan kegagalan tersebut dan perbaiki dengan cepat agar bisa menciptakan produk startup yang tepat.”

Validasi produk dan manfaatkan feedback

Salah satu cara untuk bisa membuat produk yang relevan dan berfungsi baik untuk pengguna adalah menyampaikan ide produk dalam bentuk prototipe produk sederhana dalam waktu singkat.

Tampung semua feedback positif dan negatif yang didapatkan untuk kemudian diolah menjadi produk yang tepat dan disukai pengguna.

Jangan lupa untuk membina relasi yang baik dengan tim terkait pembuatan produk (programmer,Ui/UX Designer, dan lainnya). Dengan demikian, semua perubahan yang ada bisa diperbaiki secara langsung.

Hindari membuat produk yang terlalu “canggih”

Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial
Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial

Tujuan akhir produk dibuat adalah agar target pengguna bisa menggunakannya setiap hari. Produk yang menggunakan proses dan sistem yang terlalu rumit akan menyulitkan pengguna mengadopsi. Pada akhirnya pengguna malah meninggalkan produk tersebut. Buatlah produk yang sederhana dengan teknologi yang relevan dan tentunya bisa dipahami dengan baik oleh pengguna.

Ciptakan kultur perusahaan yang positif

Salah satu poin penting yang wajib dicermati pendiri startup adalah membina hubungan yang jujur dan terbuka dengan partner dan pegawai. Sampaikan masalah/kendala yang dialami startup dan ajak semua tim untuk memikul tanggung jawab tersebut, sekaligus memecahkan masalah yang ada. Hubungan yang terbuka bisa membuat dinamika kerja lebih baik dan tentunya lebih solid.

Ciptakan hubungan baik dengan klien

Jika saat ini produk startup Anda fokus untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada penjual atau pembeli, pastikan untuk memahami dan menempatkan posisi mereka sebagai prioritas Anda. Hadirkan solusi terbaik untuk mereka dan pastikan produk yang Anda ciptakan bisa membuat pekerjaan mereka lebih mudah dengan pilihan pembayaran yang beragam.

Fokus untuk monetisasi

Pada akhirnya produk yang Anda ciptakan bersama tim bertujuan untuk dijual ke target pasar dan memperoleh pendapatan. Jika startup Anda gagal menemukan target pengguna yang bersedia untuk membayar produk tersebut, proses pembuatan hingga penerapan teknologi yang paling canggih pun akan menjadi sia-sia. Pastikan produk bisa terjual dan menarik perhatian target pengguna untuk membayar.

Perjalanan Satu Tahun Prism, dari Capaian Bisnis sampai Inovasi Produk

Pengembang layanan chat-to-buy Prism mengumumkan telah mencapai satu tahun pertamanya pasca pivot dari layanan sebelumnya yang dikenal dengan Coral. Salah satu pencapaian yang diinformasikan terkait dengan jumlah merchant yang telah menggunakan layanannya, yakni sudah mencapai lebih dari 50 e-commerce. Beberapa di antaranya termasuk Berrybenka, Amazara, Manulife, Oktagon, Tees, hingga Biznet Gio.

Untuk lebih tahu tentang pembaruan terkini dari Prism, DailySocial menghubungi Co-Founder & CEO Prism Batista Harahap (Tista). Dalam keterangannya Tista turut menyinggung seputar inovasi produk yang menjadi salah satu konsentrasi utama di tahun pertama berjalan. Salah satu yang baru digulirkan ialah fitur Customer Purchase History, memungkinkan merchant untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang para pembelinya.

“Customer Purchase History sangat efektif untuk meningkatkan basket-size melalui up-selling. Untuk merchant yang menggunakan platform e-commerce seperti WooCommerce di WordPress, you get this out of the box. Inovasi di Prism datang dari dalam maupun luar, kami punya kultur yang fanatik terhadap umpan balik,” terang Tista.

Produktivitas konsumen menjadi patokan utama

Berjalan satu tahun dan berhasil melakukan akuisisi pengguna yang cukup banyak bukan hal mudah –beberapa di antaranya pemain yang cukup signifikan di lanskap e-commerce Indonesia. Mengingat layanan serupa (pengelolaan transaksi via fitur chat) sebenarnya sudah banyak, terutama produk dari luar. Tista menjelaskan, bahwa kerja keras dengan tujuan yang terukur menjadi kunci Prism selama ini. Untuk produknya patokan utamanya sangat jelas, meningkatkan produktivitas merchat sehingga meningkatkan coversion rate.

“Termasuk ketika harus menghadapi kendala, sejauh ini kendala yang ada selalu memberikan kami kesempatan untuk berinovasi. Customer Purchase History sendiri adalah fitur yang hadir karena kendala yang dihadapi salah satu merchant kami,” ujar Tista.

Implementasi di lapangan pun bukan tanpa tantangan. Salah satu isu yang sering ditemui ketika merchant tidak menggunakan platform e-commerce standar seperti WooCommerce, Magento, Opencart dan sebagainya (layanan Prism dapat dipasang secara instan di paltform tersebut). Penyelesaiannya dukungan teknis disediakan secara penuh untuk mendampingi proses implementasi.

“Dengan layanan Prism, rata-rata merchant mitra kami mendapatkan peningkatan conversion rate hingga 40 persen,” ungkap Tista.

Tetap berpegang teguh pada visi utama

Mengenai apa yang ingin dicapai dalam milestone tahun berikutnya Tista bercerita tentang visi utama Prism. Yakni ingin membuat pengalaman membeli se-native mungkin. Salah satu yang dilakukan ialah dengan selalu mendengarkan masukan dari para rekanan dan konsumen, serta selalu melakukan eksekusi perbaikan ataupun pembaruan secepat-cepatnya.

“Sebagai sebuah startup, hal yang paling merugikan adalah tidak cukup cepat untuk mempertahankan growth rate bahkan melebihi. Dari sejak pivot menjadi Prism, visi kami tidak berubah, Prism adalah the go-to company for chat commerce,” pungkas Tista.

Prism Hadirkan Aplikasi “Selly”, Papan Ketik Multifungsi untuk Membantu Pedagang Online

Pengembang platform chat-to-commerce Prism meluncurkan varian produk terbarunya. Berbentuk aplikasi Android, aplikasi tersebut dinamakan Selly. Pada dasarnya Selly merupakan sebuah aplikasi papan ketik atau keyboard untuk ponsel pintar yang telah dikustomisasi. Tujuannya untuk membantu pengguna dalam menangani transaksi jual beli melalui aplikasi pesan dan media sosial.

Selly memiliki kemampuan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna ketika mengirim tagihan, melakukan pengecekan ongkos kirim, hingga membuat notifikasi untuk pelanggan. Aplikasi ini dapat terintegrasi dengan layanan populer seperti WhatsApp, LINE, Instagram dan lainnya. Yang paling signifikan, aplikasi ini juga terhubung langsung dengan sistem payment gateway, sehingga benar-benar memberikan efektivitas bagi pengguna dalam mengelola transaksi.

“Selly dan Prism keduanya adalah produk-produk yang dibuat oleh Prism sebagai perusahaan, di mana keduanya mempunyai target market-nya masing-masing. Selly ditargetkan untuk niche yang sangat spesifik untuk menyelesaikan masalah yang spesifik. Semua inovasi kita terfokus pada kategori chat commerce,” ujar Batista Harahap selaku Co-Founder & CEO Prism.

Fitur pertama yang ada di Selly adalah membantu pengguna mengirim tagihan. Dengan aplikasi keyboard yang terpasang, pengguna dapat mengurus berbagai pesanan dari aplikasi yang berbeda. Misalnya ada yang melakukan pemesanan melalui WhatsApp, LINE atau yang lainnya. Semua tagihan dengan template yang lengkap dapat dikirimkan langsung ke pelanggan.

Fitur kedua yakni untuk mengelola transaksi. Di Selly, pengguna dapat membuat rekap sederhana tentang transaksi penjualan yang berjalan. Termasuk melihat status dan histori transaksi. Menyederhanakan proses pembukuan atas kegiatan jual beli yang dilakukan. Ada juga laman dashboard yang berisi berbagai template teks yang dapat dimanfaatkan untuk mengingatkan pelanggan yang belum melakukan pembayaran.

Sering kali penjual online juga disibukkan dengan pertanyaan yang itu-itu saja, tapi harus dijawab karena datangnya dari pelanggan baru. Untuk itu Selly juga melengkapi dengan fitur Auto Text, sehingga ketika ada pertanyaan yang sama, pengguna dapat langsung memilih jawaban yang tersedia dalam direktori, tanpa harus mengetik ulang.

Terakhir fitur cek ongkos kirim, secara otomatis Selly akan memberikan informasi secara cepat biaya kirim melalui aplikasi di laman chat, cukup masukkan kota tujuan dan pilih kurir, ongkos kirim akan dikompilasi bersama tagihan.

Application Information Will Show Up Here

Prism Touch Mudahkan Pengelolaan Pembayaran Melalui Kanal Messaging

Prism yang mengusung konsep chat to buy kembali melengkapi portofolio layanannya dengan meluncurkan Prism Touch, sebuah aplikasi yang memudahkan para penjual untuk mengelola transaksi mereka. Aplikasi custom keyboard ini disiapkan untuk memudahkan menjual membuat tagihan hingga mengingatkan pelanggan untuk segera melunasinya.

Seperti ditulis CEO Prism Batista Harahap dalam rilisnya, Prism Touch mengusung misi umembawa pengalaman berjualan nomor satu. Aplikasi Prism Touch hadir dalam bentuk custom keyboard yang bisa digunakan penjual untuk berinteraksi dengan pembeli melalui berbagai platform pesan instan, seperti WhatsApp, Line@, Line, Instagram, BBM, Telegram, Facebook, dan lainnya.

Prism Touch mendukung metode pembayaran melalui Midtrans dan transfer bank, meliputi Bank Mandiri, BCA, BNI, dan BRI.

Untuk penjual yang sudah menjadi pengguna Midtrans, layanan Prism Touch bisa digunakan untuk menerima pembayaran dari berbagai metode, seperti Credit Card, Bank Transfer (BCA VA, Mandiri Bill Payment, BNI VA, BRI e-Pay, dll), Indomaret dan sebentar lagi terintegrasi dengan Go-Pay.

Untuk kemudahan pengelolaan transaksi, Prism Touch menghadirkan dashboard yang bisa digunakan untuk mengelola keseluruhan aplikasi. Jika pengguna merupakan pengguna Midtrans, setiap pembayaran yang dibayarkan akan secara otomatis berpindah dari status pending ke paid.

prism touch 2 prism touch 1

Cara pengaturannya cukup mudah. Pengguna tinggal masuk atau login menggunakan akun Google kemudian mengisi informasi yang diperlukan, seperti nama toko, akun bank, dan key untuk terhubung dengan Midtrans. Selanjutnya pengguna tinggal mengaktifkan keyboard Prism Touch di bagian pengaturan input dan bahasa. Prism Touch bisa langsung digunakan.

“Kita memang berawal dari Coral yang punya misi untuk memberikan first class experience untuk seller. Oleh karena itu, produk ini fokus hanya untuk melayani sellers. App ini ga ada gunanya untuk consumer. Sebagai seller, sekarang dengan Prism Touch ga perlu lagi pake catetan manual untuk transaksi-transaksinya. Cukup dengan satu aplikasi dan semua kebutuhannya sebagai seller, kita fasilitasi,” ujar Tista tentang aplikasi Prism Touch.

Application Information Will Show Up Here

Coral Pivot Jadi Prism, Hadirkan Fitur Chat-to-Buy untuk E-Commerce

Model layanan yang mengedepankan kecerdasan buatan yang menyajikan otomatisasi terus gencar dilahirkan oleh racikan tangan pengembang lokal. Baru-baru ini hadir sebuah layanan bernama Prism, sebuah sistem chat yang mampu terintegrasi dengan layanan e-commerce dan memudahkan customer service membantu pelanggan memenuhi kebutuhan transaksinya. Layanan ini digagas oleh tim pengembang Coral. Prism menjadi bentuk pivot dari Coral.

Co-Founder dan CEO Prism Batista Harap memberikan komentar:

“Yes, kita mengambil pelajaran-pelajaran yang kami terima di Coral untuk meningkatkan Conversion Rate di seluruh merchant kami.”

Segepok fitur telah disematkan pada layanan Chat-to-Buy ini, dengan pembagian kategori fitur berupa Conversation, Transaction dan Power Tools. Di kategori Conversation berbagai fitur yang mendukung percakapan diadakan, termasuk kemampuan kustomisasi widget, integrasi dengan email, autoresponder dan sistem persona agen.

Di kategori layanan Transaction, fitur belanja online tersematkan ke dalam sistem chat yang diintegrasikan dengan layanan e-commerce, sehingga memudahkan pengguna yang dibantu oleh sistem bantuan pelanggan memenuhi kebutuhan transaksi. Karena melalui sistem ini pengguna pun dapat melakukan pembayaran, misal menggunakan kartu kredit, tanpa harus meninggalkan chat. Sedangkan di kategori Power Tools berbagai kebutuhan untuk memudahkan pelanggan dan promosi dihadirkan. Termasuk kemampuannya untuk diakses dalam mode desktop ataupun mobile.

Saat ini layanan Prism dapat dilanggan dengan dua pilihan paket, yakni Startup E-Commerce dan Enterprise E-Commerce. Perbedaannya adalah kapabilitas dan kekayaan fitur. Dalam penerapannya pun sudah tersedia API integrasi yang siap pasang. Cukup baru memang untuk sebuah sistem e-commerce di Indonesia, namun bisa jadi ini membuka tren baru di dunia belanja online, terlebih sistem berbasis messaging sudah sangat akrab digunakan oleh pengguna smartphone di Indonesia.

Teknologi di balik kecerdasan layanan Prism

Dewasa ini pendekatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Natural Language Processing (NLP), Machine Learning hingga Big Data memang sedang gencar untuk melakukan pengelolaan dan otomatisasi pada kumpulan data dan layanan. Namun dalam pengembangannya Prism mencoba untuk melakukan pendekatan lain di tengah maraknya pengembangan layanan berbasis AI.

“Kami optimis terhadap AI, tapi dengan data dan kemajuan NLP di Bahasa Indonesia sekarang, kami rasa belum prime-time, please prove us wrong. Oleh karena itu kami memilih untuk design Prism dengan prinsip Augmented Intelligence,” ujar Tista.

Dalam pengembangannya, tim Prism mengaku bahwa seluruh pemilihan teknologi, user experience dan sistem komunikasi semua terpusat pada efisiensi pengguna, dengan menyajikan layanan yang pintar dan upsell friendly.

“Jika sebelumnya seorang chat-agent dapat menangani sekitar 100 chat/hari, kami ingin meningkatkan efisiensinya menjadi paling tidak sampai 1000 chat/minggu, di mana conversion rate sama atau bahkan lebih dengan aplikasi Coral sebelumnya,” lanjut Tista.

Untuk menunjang peningkatan conversion rate, Pirsm turut mengembangkan White Label Chat App dan Mobile SDK untuk Prism yang diberikan gratis kepada merchant. Menurutnya semakin dekat mediumnya dengan customer, semakin tinggi conversion rate yang dapat dihasilkan.

“Lalu integrasi dengan situs-situs e-commerce kami buat lebih mudah lagi dengan menyediakan plugin di Magento, WooCommerce dan Prestashop. Ke depannya kami ingin membuat lebih banyak plugin lagi untuk lebih banyak e-commerce platform. Dengan plugin, hanya butuh beberapa klik untuk integrasi Prism,” ujar Tista.

Melayani transaksi pembayaran, Prism juga meyakinkan bahwa apa yang ditawarkan melalui rangkaian kategori fitur Transaction dapat berjalan secara aman. Sebagai bagian dari Midtrans, pihaknya menggunakan Midtrans Core API yang telah digunakan oleh mayoritas situs e-commerce di Indonesia.

“Khususnya untuk pembayaran kartu kredit, kami tidak pernah menyimpan data kartu kredit customer […] Kami melakukan charging on behalf of merchant lalu payment notification akan diteruskan langsung ke API merchant. Untuk merchant yang sebelumnya menggunakan VT-Web, kami juga support payment method tersebut. Ke depannya kami juga mengintegrasikan SNAP ke Prism,” jelas Tista menerangkan proses eksekusi transaksi di Prism.

Chat-to-Buy, strategi peningkatan conversion rate e-commerce

Ide yang mendasari pengembangan Prism masih seputar keinginan tim untuk meningkatkan porsi transakasi layanan e-commerce. Awalnya Tista, Andreas Fendri dan Dharma S. Utomo ingin membuktikan dua hal, yakni metode bank transfer di Indonesia bukanlah masalah e-commerce dan checkout flow yang sekarang biasa digunakan di e-commerce pada umumnya tidak dibuat untuk behavior orang Indonesia. Muncullah Chat-to-Buy. Kedua hal tersebut dibuktikan dengan Coral.

Conversion rate yang dihasilkan dari Coral mencapai angka 13% dengan UX yang kita funnel semua ke tombol Chat-to-Buy. Lalu untuk Bank Transfer, kami membuktikan bahwa semua chat yang sampai ke tahap invoice, 93% settled,” ujar Tista.

Dari persentase yang didapat tersebut, tim Prism meyakini bahwa conversion rate dipengaruhi oleh Chat-to-Buy. Fakta ini sebelum direalisasikan menjadi Prism juga telah didiskusikan dengan pemain e-commerce, salah satunya Tees.co.id. Obrolan tersebut memusatkan pada keinginan bersama untuk melakukan investasi waktu dan tenaga dalam mencari langkah meningkatkan conversion rate. PolkaBeauty.com dan Tees.co.id menjadi 2 situs pertama yang mengimplementasi Prism di front-end mereka.

Cita-cita utama Prism adalah ingin menjadi pengalaman bertransaksi e-commerce menjadi lebih personal dan nyaman. Untuk mewujudkan hal tersebut, tim Prism saat ini terus membuka umpan balik dari para merchant untuk dapat bisa adaptif terhadap berbagai proses bisnis.

“Setiap minggu kami release sesuatu yang baru, sprint cycle kita selalu 1 minggu. Kami menyadari agar dapat bergerak cepat, kami mesti membuat keputusan-keputusan produk yang tepat berdasarkan feedback dan lebih sedikit asumsi. Oleh karena sifat Prism sebagai platform, kunci sukses kami adalah membuat platform tersebut adaptive, simple, fast to integrate and deliver value. Long term kami melihat dunia di mana e-commerce cukup disebut commerce, pengalaman membeli menjadi personal,” pungkas Tista.

Coral Ramaikan Persaingan Mobile Marketplace di Indonesia

Gagasan mobile marketplace di pasar Indonesia sangatlah menarik. Tak hanya mampu memanfaatkan tren e-commerce yang terus meluas, tetapi juga mengandalkan jumlah adopsi pengguna mobile yang mana terbilang cukup tinggi. Kita sudah pernah mendengar tentang Shopee, Lyke, juga Carousell, cukup aktif dalam setahun belakangan ini. Kini giliran Coral yang mulai menapaki persaingan lingkup nasional.

Seakan dua faktor di atas kurang kuat, Coral menyematkan aspek sosial yang menjadikan platformnya sebagai social commerce memanfaatkan keakraban masyarakat Indonesia tentang media sosial. Tidak hanya aktif berjejaring, masyarakat kerap berdagang secara online memanfaatkan platform media sosial.

“Coral adalah aplikasi mobile yang memudahkan penjual online (Sellers) untuk berjualan dan berinteraksi dengan pembeli. Kami menyediakan fitur-fitur yang memudahkan Sellers seperti upload produk yang semudah upload ke social media, chat dengan pembeli, dan order di dalam chat. Misi kami adalah membantu Social Sellers, Seller-seller yang selama ini berjualan di social media, untuk dapat menjalankan usaha mereka lebih mudah,” ucap Co-Founder dan COO Coral Dharma Utomo kepada DailySocial.

Coral berfokus pada segmen pasar woman’s interest, seperti fashion, produk kecantikan, produk kesehatan, dan segalanya yang terkait dengan wanita. Belum banyak aktivitas kampanye pemasaran sejauh ini, Dharma mengakui baru memulainya melalui akun Instagram di @coralshopid saja.

Coral sendiri didirikan oleh Dharma, Batista Harahap, dan Andreas Fendri yang sudah cukup lama berkecimpung di ekosistem startup teknologi. Batista pernah bergabung dengan Urbanesia dan Ardent Labs, sementara Dharma da Andreas sebelumnya berkarya di platform pembayaran Veritrans.

“Kami memfasilitasi Sellers untuk dapat membangun relasi mereka dengan Buyers melalui chatting dan transaksi di dalam aplikasi Coral. Kami membantu Sellers dengan memudahkan proses order, memberikan notifikasi pembayaran real-time, serta menyediakan laporan transaksi. Kami juga memberikan kemudahan Buyers untuk dapat order dan transaksi langsung melalui chat,” tambah Dharma.

Tidak disebutkan nilai pendanaan yang menjadi modal persiapan Coral merebut pasar Indonesia, namun Dharma mengklaim pihaknya berkecukupan dari sisi modal untuk mengakselerasi produk dan platform-nya.

Saat ini aplikasi Coral masih pada versi 0.7.2.1. Pihaknya akan terus menerima feedback dari initial Sellers dan mengembangkan aplikasi Coral. Saat ini Coral hanya tersedia untuk platform Android saja. Ke depannya Coral siap merekrut ribuan penjual dalam tahun pertamanya mereka beroperasi.

“Tahun ini kami menargetkan Coral untuk dapat aktif digunakan oleh 3 ribu Sellers yang juga aktif berjualan di Instagram dan social media lainnya,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Urbanesia Is NOT Dead Yet

As Tech In Asia had it, Urbanesia is currently inaccessible. Well, it has been a couple days already. Good news is, it’s not really dead, at least for now. According to reliable source close to this matter, it’s only a matter of hosting and stuffs. Apparently, Kompas Gramedia Group (KGG) still has series of plans for this startup they bought back in early 2012. Continue reading Urbanesia Is NOT Dead Yet

Urbanesia Belum Mati

Seperti yang diangkat oleh Tech In Asia, situs direktori Urbanesia saat ini tidak bisa diakses. Hal ini sudah terjadi selama beberapa hari. Untungnya dia belum benar-benar mati. Setidaknya tidak sekarang. Kami memperoleh konfirmasi dari pihak terpercaya yang dekat dengan hal ini bahwa yang bermasalah hanyalah data yang berada di hosting. Kelompok Kompas Gramedia (KKG) ternyata masih memiliki rencana untuk startup yang diakuisisi awal tahun 2012 ini.

Continue reading Urbanesia Belum Mati

Batista Harahap Joins Ardent Labs Indonesia as the VP of Research and Development

Batista Harahap, the former Urbanesia’s Chief Innovation Officer and Icehouse Corp’s Lead Engineer, becomes one of the first recruit of Ardent Labs Indonesia. Tista, that’s what he’s usually called, will be the company’s VP of Research and Development, one of strategic positions at this IT think thank.

Continue reading Batista Harahap Joins Ardent Labs Indonesia as the VP of Research and Development

Ardent Labs Indonesia Rekrut Batista Harahap Sebagai VP of Research and Development

Mantan Chief Innovation Officer Urbanesia dan Lead Engineer Icehouse Corp Batista Harahap menjadi salah satu rekrutan pertama Ardent Labs Indonesia. Tista, demikian ia biasa disebut akan menjadi VP Research and Development. Sebuah posisi strategis bagi “pabrik” produk dan talenta di bidang teknologi informasi.

Continue reading Ardent Labs Indonesia Rekrut Batista Harahap Sebagai VP of Research and Development