Tag Archives: Bayu Trisnanto

Aino Indonesia MaaS

Aino Indonesia Bahas Potensi Produk MaaS, IPO, dan Ekspansi Regional

Setelah di spin-off dari Gamatechno menjadi entitas sendiri, Aino (PT Aino Indonesia) mengklaim terus mengalami pertumbuhan bisnis yang positif. Fokusnya sebagai perusahaan yang mengembangkan Mobility as a Service (MaaS). Salah satu proyek strategis di sektor transportasi yang tengah dijalankan adalah melalui kerja sama dengan PT JakLingko Indonesia (JakLingko).

Dalam konsorsium tersebut [JakLingko], yang juga didukung Grab dan PT Jatelindo Perkasa Abadi Indonesia, akan menyatukan kekuatan perusahaan teknologi, perusahaan swasta, dan pemerintah dalam mewujudkan sistem transportasi pintar. Tujuannya untuk meningkatkan kecepatan, kemudahan, keamanan, dan keandalan transportasi umum.

“Dalam waktu 8 tahun ke depan kami akan fokus mengembangkan teknologi untuk memperkuat ekosistem menghadirkan teknologi dan layanan yang relevan untuk membangun platform JakLingko,” kata Direktur Utama PT Aino Indonesia Hastono Bayu Trisnanto.

Ke depannya diharapkan akan tercipta sebuah platform terpusat yang menyasar sektor transportasi. Sehingga semua layanan dan produk bisa terintegrasi untuk mendukung dan memperkuat ekosistem transportasi di Indonesia. Untuk tahap awal, proyek ini akan fokus kepada wilayah Jabodetabek dulu.

“Kita menyediakan teknologi yang membantu masyarakat dan pemerintah memberikan pelayanan yang optimal dengan MaaS. Dengan demikian nantinya melalui data insight bisa diketahui pergerakan perjalanan masyarakat umum, untuk bisa menentukan tarif yang sesuai bagi masing-masing pengguna,” kata Bayu.

Untuk memperkuat ekosistem yang ada, Aino juga membuka kesempatan untuk melakukan kolaborasi dengan perusahaan terkait hingga startup. Harapannya nanti dalam satu platform bisa dinikmati berbagai macam layanan dan fasilitas, terintegrasi dengan multi moda transportasi yang ada, termasuk di antaranya termasuk MRTJ, TransJakarta, LRT (Jakpro), KCI, dan Railink.

Inovasi bisnis Aino Indonesia

Salah satu produk andalan Aino berbentuk platform payment gateway. Namun mereka memiliki fokus spesifik ke sektor transportasi saja. Hal tersebut yang membedakan mereka dengan platform lainnya seperti Doku, Midtrans, hingga Xendit yang fokusnya kebanyakan ke layanan e-commerce dan ritel.

Menurut Bayu perbedaan fokus bisnis tersebut yang mampu menciptakan pertumbuhan positif di Aino Indonesia.

Selain itu, Aino Indonesia juga telah memiliki sejumlah lini produk, di antaranya adalah Airis E-ticketing System, Aino Loyalty, Mobile Point of Sales, dan Touchless Parking System.

Ada pula beberapa produk aplikasi yang kemudian dikembangkan. Salah satunya adalah platform “PesenYuk!” yang fokus kepada pemesanan dan pembelian makan dan minuman. Awalnya produk ini diaplikasikan di tempat wisata agar para pengunjung tidak perlu antre saat ingin membeli makan dan minuman. Ke depannya, platform ini juga bisa digunakan oleh pengguna transportasi umum.

Teknologi lainnya yang juga sudah dikembangkan adalah Touchless Parking System. Masih fokus kepada beberapa lokasi khusus seperti bandara dan Stadion Utama Gelora Bung Karno, dengan konsep Tap in Tap Go, memudahkan pengunjung untuk melakukan pembayaran secara otomatis.

Bersama mitra strategis yaitu Pemprov DKI, juga telah dikembangkan teknologi ini di beberapa titik lokasi di mana Park & Ride berada. Park & Ride merupakan sistem penyediaan lahan parkir di lokasi strategis sehingga pengendara bisa memarkirkan kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan transportasi umum.

Rencana ekspansi ke Vietnam dan IPO

Direksi Aino Indonesia (Syafri Yuzal – COO, Hastono Bayu – CEO)

Dilihat dari potensi yang ada, Aino memiliki rencana untuk ekspansi secara regional, dimulai dari Vietnam. Mengincar industri transportasi di sana, integrasi multi-moda dinilai ideal untuk mereka garap. Untuk melancarkan rencana mereka melakukan ekspansi ke Vietnam dan mengembangkan layanan yang serupa dengan yang mereka lakukan di tanah air, Aino juga berencana untuk melakukan IPO tahun 2023 mendatang.

“Ada strategic alignment yang masih on-going hingga saat ini yang sedang kita susun, agar target ekspansi bisa berjalan selaras. Termasuk di antaranya kolaboratif ekosistem, kita sedang mencari beberapa angle agar bisa menjaga jaringan dan layanan Aino Indonesia,” kata Bayu.

Pada bulan April 2019 lalu Aino telah menyelesaikan pendanaan venture round dari perusahaan asal Jepang bernama TIS. Nilai pendanaan yang didapat mencapai $4 juta (setara dengan 57 miliar Rupiah). Pendanaan tersebut akan difokuskan untuk pengembangan produk dan ekspansi bisnis.

Sementara itu baru-baru ini perusahaan juga telah merampungkan penggalangan dana tahapan Pra-Seri B. Investor yang terlibat dalam putaran pendanaan tersebut di antaranya adalah dari investor sebelumnya yaitu TIS bersama dengan Nippon Koei. Sebelumnya Aino Indonesia juga telah didukung oleh NTT Data dan Indogen Capital.