Catatan editorial: Kolom Behind the Scene kali ini menghadirkan cerita dibalik pengembangan game INheritage: Boundary of Existence dari sisi riset untuk konsep karakter serta universe dari game INheritage. Trenologi bekerja sama dengan Tinker Games, akan menghadirkan berbagai cerita di balik layar pengembangan game INheritage. Ini adalah artikel kedua dan akan berlanjut sampai artikel empat. Selamat membaca.
Di artikel sebelumnya kita telah dijelaskan oleh Tinker Games, pengembang game INHeritage, tentang latar belakang pembuatan game ini. Tulisan kali ini akan membahas bagaimana proses riset yang dilakukan Tinker Games untuk mengumpulkan data dan memprosesnya untuk mengembangkan game dalam INheritage Project. Game terbaru Tinker Games yang saat ini sedang tahap persiapan akhir untuk bisa dimainkan di perangkat berbasis iOS.
Dalam proses pembuatan INheritage Project, Tinker Games melakukan beberapa riset serta pencarian data untuk mendapatkan berbagai informasi yang digunakan untuk membangun konsep baik untuk karakter, maupun universe dari project INheritage.
Dijelaskan pada Trenologi, bahwa proses riset sendiri sebenarnya telah dimulai secara pribadi oleh Lead Artist Tinker Games, Mukhlis Nur, yang memiliki ketertarikan pribadi pada mitos, legenda, serta folklore nusantara. Proses riset yang dilakukan adalah dengan mencari berbagai literatur serta penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh kalangan akademisi dan peneliti. Selain itu, riset pun dilengkapi dengan melakukan beberapa wawancara atas berbagai sumber.
Dalam proses riset ini, Tinker pun tidak lepas dari kendala. Kesulitan terbesar yang ditemui adalah kondisi dimana sangat terbatas dan langkanya sumber-sumber literatur, serta kesimpangsiuran beberapa informasi sehingga dibutuhkan sejumlah sumber untuk dapat menemukan ‘garis merah’ dari berbagai informasi tersebut.
Dijelaskan bahwa beberapa mitos bahkan sudah berubah cerita serta maknanya akibat perkembangan zaman, atau mulai dilupakannya versi asli dari cerita tersebut akibat perubahan nilai-nilai serta budaya di daerah tersebut. Tinker juga menambahkan bahwa, keterbatasan sumber daya dan dana pun menjadi salah satu kesulitan tersendiri dalam melakukan riset ini.
Meski telah mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk proyek INheritage, namun Tinker tidak memasukkan begitu saja semua informsasi yang didapatkan dalam konsep INheritage. Dalam proses pembuatan konsepnya, Tinker melakukan proses berbagai adaptasi untuk menemukan hal-hal unik yang dianggap cocol dan menarik perhatian remaja. Hal ini sesuai dengan latar belakang pembuatan game yang telah dijelaskan di artikel sebelumnya.
Untuk menjaga unsur ‘fun’ dalam project ini, Tinker pun membentuk beberapa ‘hipotesa baru’ yang mengandung unsur fiksi ke dalam universe dari INheritage, dengan memperhatikan berbagai faktor agar remaja bisa tetap mengenali unsur ‘fiksi’ tersebut sehingga tidak terjadi salah informasi.
Penasaran seperti apa proses riset yang Tinker lakukan? Beberapa diantaranya bisa terlihat dari gamber di bawah ini. Dari aksara kuno, hantu lokal sampai dengan bangunan dan lingkungan untuk setting lokasi serta berbagai hal lain.
Jadi kita telah bisa melihat beberapa proses di belakang layar dari pengembangan game dalam proyek INheritage. Ada penjelasan latar belakang dan riset. Selanjutnya akan ada kisah lain yang akan dimuat di Trenologi. Jadi sambil menunggu game ini rilis di iOS, kita tunngu kisah lain yang akan diceritakan Tinker Games.
INheritage merupakan sebuah game bertemakan budaya Indonesia yang mengangkat keberagaman budaya dari berbagai daerah dan kota di Indonesia.
INheritage: Boundary of Existence adalah produk pertama dari INheritage Project. Game “Shoot ‘em up” ini menghadirkan gambar visual yang menggabungkan elemen dari budaya Indonesia dengan gaya fantasi populer serta fungsi gesture dalam gameplay-nya. INheritage dikembangkan oleh Tinker Games dan akan segera tersedia untuk bisa dimainkan di perangkat iOS. Trailer game bisa dilihat di tautan ini.