Tag Archives: Bekasi

Telkomsel Bantu Bekasi Wujudkan Konsep Smart City

Smart city saat ini menjadi sebuah konsep yang seolah menjadi mimpi semua kota di Indonesia. Pemerintah dan pihak swasta berlomba-lomba mengeluarkan inovasinya demi untuk mewujudkan smart city di kota masing-masing. Terbaru adalah kerja sama Telkomsel dengan LAPI (Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri) ITB dalam mengembangkan konsep smart city di Bekasi, Jawa Barat.

Dalam rilisnya pihak Telkomsel menyatakan bahwa proses kajian, pengembangan, dan implementasi ini dilakukan dalam rangka mendorong terwujudnya konsep ideal smart city di kota-kota di Indonesia. Permasalahan kota yang semakin kompleks mendorong adanya kebutuhan akan solusi yang tepat dan memudahkan pemerintah. Alternatifnya adalah menggunakan teknologi, dalam hal ini penerapan konsep smart city.

Ivan C Permana Vice President Technology & System Telkomsel menjelaskan bahwa Telkomsel memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan dan solusi mobile digital yang melebihi ekspektasi pelanggan, memberikan nilai tampah kepada para stakeholder, dan mendukung pertumbuhan perekonomian bangsa.

“Implementasi smart city di Indonesia merupakan dukungan kami terhadap pemerintah kota dalam meningkatkan kinerja sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” terang Ivan.

Sebuah kota dikatakan atau dikategorikan sebagai “smart” jika sudah bisa mampu mengetahui (sensing) keadaan kota di dalamnya, memahami (understanding) keadaan tersebut lebih jauh, dan melakukan aksi (acting) terhadap permasalahan tersebut sehingga akan terjadi integrasi informasi berbasis teknologi aplikasi secara langsung antara pemerintah kota dan masyarakat kota, demikian juga sebaliknya.

Telkomsel bersama dengan LAPI ITB dan tentunya pemerintah kota Bekasi sejauh ini telah melakukan proses kajian, pengembangan, dan implementasi smart city dalam bentuk platform smart city, patriot operation center, instalasi perangkat lunak dan perangkat keras (sensor pencemaran udara, sensor pencemaran sungai, CCTV, GPS tracking, dan lain-lain), dan juga aplikasi Sorot, sebuah aplikasi untuk menangani pelaporan warga.

“Platform smart city dibangun untuk membentuk suatu sistem terintegrasi yang dapat menciptakan interaksi yang cepat dan tepat sasaran antara pemerintah sebagai penentu kebijakan dan masyarakat sebagai komunitas yang perlu mendapatkan pelayanan dan kualitas hidup yang baik. Dengan adanya kerja sama Telkomsel dengan LAPI ITB, diharapkan platform smart city dapat diimplementasikan melalui pengembangan bisnis digital, penerapan teknologi machine to machine, dan supporting system untuk big data solution,” jelas Ivan.

Bekasi menjadi kota Kedua setelah Bogor, Jawa Barat yang mendapatkan implementasi smart city dari Telkomsel dan LAPI ITB. Setelah ini bukan tidak mungkin kota-kota selanjutnya juga akan mendapatkan dukungan yang sama dari Telkomsel dan LAPI ITB dalam penerapan teknologi-teknologi untuk memajukan kota.

“Di samping kesiapan pemerintah dan masyarakat, alasan lain dipilihnya Bogor dan Bekasi sebagai pilot project smart city adalah kota-kota ini merupakan penyangga utama Jakarta yang merupakan ibukota negara. Kami percaya permasalahan di ibukota dapat tersolusi secara komprehensif apabila kota-kota penyangga di sekitarnya juga mampu mengatasi persoalan perkotaan secara smart,” papar Ivan.

Bekasi Kini Punya Patriot Operation Center untuk Pantau Laporan Warganya (Updated)

Bekasi menyusul Bandung dan Jakarta dalam penerapan konsep smart city dengan meluncurkan Patriot Operation Center (POC). Salah satu fungsi POC ini adalah mengelola layanan pelaporan dan aspirasi warga yang terintegrasi melalui aplikasi Pelaporan Online Terpadu (POT) dan  Smart Online Reporting and Observation Tools (SOROT).

Dengan POC berkonsep yang kurang lebih sama dengan Bandung Command Center dan Jakarta City Lounge, Bekasi mencoba memberikan inovasi untuk mewujudkan Bekasi yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan dengan dukungan teknologi, peningkatan sumber daya manusia dan tata kelola yang lebih baik.

POC ini sendiri berjalan di atas sebuah platform yang dinamakan System Platform (SSP) dan didukung oleh berbagai aplikasi khas Smart City. SSP sendiri merupakan sebuah platform seamless integration sehingga memungkinkan seluruh kota terintegrasi. Platform ini dikembangkan oleh ITB dan Telkomsel.

“Platform ini merupakan dasar dari pembangunan Bekasi Smart City yang terintegrasi. Saat ini sudah dimulai dengan berbagai komponen awal kota seperti  kondisi kesehatan, lingkungan , ekonomi maupun beberapa lalu lintas kota,” ungkap Ketua Tim Peneliti Smart City ITB Suhono Harso Supangkat seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Saat ini ada dua aplikasi ujung tombak dalam rangkaian sistem terintegrasi ini. POT dan SOROT. Keduanya disiapkan sebagai media melaporkan kejadian atau aspirasinya kepada pemerintah kota Bekasi. POT dikembangkan oleh Pemkot Bekasi, sedangkan SOROT dikembangkan dari hasil penelitian di ITB.

[Baca juga: ITB dan Telkomsel Bangun Platform Smart City]

Laporan atau aspirasi warga yang disalurkan dari dua aplikasi tersebut akan terintegrasi dengan POC, sehingga Walikota Bekasi dapat memantau dan segera menindak lanjuti laporan atau aspirasi warga dengan cepat.

“Ini masih tahap awal, karena baru menyangkut platform. Banyak dinas yang belum siap , baik infrastruktur maupun ekosistemnya atau  kesiapan sumber daya manusia dan kecukupan tata kelolanya. Selanjutnya pembangunan dillakukan ke beberapa digitalisasai proses lifestyle di beberapa sektor melalui pendekatan gotong royong atau lebih populer disebut co-creation. Termasuk analisis kota melalui big data dan sensor kota,” jelas Suhono.

Pemerintah Kota Bekasi juga jalin kerja sama dengan Qlue

Selain dua aplikasi di atas sistem POC dari Pemkot Bekasi juga mengakomodir pelaporan melalui aplikasi Qlue. Aplikasi yang juga digunakan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta untuk sistem pelaporan warganya.

Dari data yang sudah terhimpun, Qlue merilis data aspirasi masyarakat Kota Bekasi periode 11 November 2015 hingga 3 Maret 2016. Dari data tersebut pelaporan masalah terbanyak mengenai iklan liar, dikuti dengan pelanggaran, mengenai sampah, jalan rusak dan fasilitas umum.

Dari total 2.216 laporan yang masuk di Qlue, ada tiga masalah utama yang paling banyak disoroti oleh warga di antaranya iklan liar sebanyak 673 laporan (30,4%), pelanggaran sebanyak 452 laporan (20,4%), dan sampah sebanyak 285 laporan (12,9%).

“Kami senang karena Qlue menawarkan kesempatan untuk dapat menjalin kerjasama dengan pemerintah kota Bekasi dan menjadi bagian program Bekasi Smart City”, ungkap VP Marketing Qlue Ivan Tigana.

Bekasi adalah contoh selanjutnya dari pemerintahan yang peduli dengan perkembangan teknologi dan berusaha mengadopsinya untuk membantu mengelola pemerintahan. Kerja sama yang terjalin dengan pihak ITB juga menggambarkan pentingnya pemerintah berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk membuat kota atau daerah menjadi lebih baik.

Update : Informasi mengenai Qlue.