Tag Archives: BekUp

BEKUP 2020

BEKUP 2020 Hadir di Lima Kota, dari Jakarta Telah Terpilih Delapan Startup Terbaik

Program BEKUP kembali diselenggarakan. Tahun ini, sehubungan dengan perubahan nomenklatur dan tujuan program, nama program yang sebelumnya Bekraf For Pre-Startup bertransformasi menjadi Baparekraf for Startup. Tujuan dari BEKUP 2020 adalah membantu pelaku industri kreatif Indonesia melalui pengembangan startup digital, sehingga memberikan dampak sosial yang besar khususnya yang berhubungan dengan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Rangkaian BEKUP sudah diresmikan sejak 7 Juli 2020 lalu. Menargetkan peserta dari lima kota besar, yakni Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, dan Medan. Adapun rangkaian program yang telah diselenggarakan meliputi mentoring dan pengembangan skill bagi para founder.

Pada tanggal 21-23 Agustus 2020 kemarin tahap bootcamp untuk regional Jakarta telah sukses diselenggarakan. Di tahap ini, fokusnya untuk penajaman problem definition, product growth, dan pitching skill. Ada 20 tim yang turut andil secara daring, menghadirkan para mentor di bidang terkait.

Rangkaian acara bootcamp Jakarta yang diselenggarakan secara online
Rangkaian acara bootcamp Jakarta yang diselenggarakan secara online

Acara tersebut dilanjutkan dengan sesi pitching di hadapan juri pilihan. Dari 20 tim yang sebelumnya lolos interview, 8 startup berhasil lolos ke babak selanjutnya berdasarkan penilaian para juri. Adapun tim yang lolos meliputi:

  • MOOXIQ, platform broadcast streaming
  • KALM, platform online yang berfokus pada kesehatan mental melalui konseling.
  • Atourin, platform layanan informasi seputar informasi dan destinasi pariwisata.
  • Open Trip ID, platform pemesanan paket wisata.
  • Ceritech Indonesia, platform IoT yang berfokus pada peningkatan hasil panen, produksi, dan distribusi kopi.
  • Quoroom, platform yang berfokus pada layanan event management.
  • Aglonera, platform penyedia layanan untuk membantu penjual makanan lebih mudah mendapatkan bahan langsung dari produsen.
  • TemanBersih, platform penyedia layanan kebersihan berbasis digital.

Startup terpilih akan mengikuti tahap selanjutnya, yakni in-depth mentoring. Setiap founder akan mendapatkan bimbingan langsung oleh mentor pilihan secara intensif selama satu bulan.

Adapun untuk kegiatan di empat kota lainnya masih dalam proses. Untuk mengikuti perkembangannya, bisa menilik ke kanal media sosial resmi BEKUOP.

Menurut Muhammad Neil El Himam, selaku Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif dari Kemenparekraf/Baparekraf dalam pidatonya di pembukaan Bootcamp Jakarta, ia berharap masa pandemi Covid-19 menjadi momentum yang tepat bagi pelaku startup digital untuk mengekspos diri mereka untuk lebih berkembang, berkualitas, dan berdampak secara nasional dan internasional.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Baparekraf for Startup 2020

BEKUP 2018 memilih 10 startup terpilih untuk presentasi di hadapan calon investor, inkubator, di kapal pesiar Quicksilver Cruise Jakarta

Bekraf Berambisi Turunkan Tingkat Kegagalan Startup Lewat Program BEKUP

Tingkat gagal yang tinggi dalam dunia startup, sebenarnya bisa diatas dengan pembekalan seputar manajemen perusahaan. Poin inilah yang disorot oleh Bekraf lewat program BEKUP yang kini sudah memasuki tahun ketiganya.

BEKUP adalah program pendampingan pra-startup dari masih berupa ide menjadi MVP yang siap dilanjutkan ke pasar atau masuk ke inkubator untuk digodok lebih lanjut. Halal Local dan TarraSmart merupakan dua peserta Bekup angkatan pertama yang masih aktif hingga kini.

Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari menuturkan kebanyakan founder startup di Indonesia baru paham bagaimana membuat produk yang berangkat dari teknologi. Padahal, sebenarnya esensi dalam mendirikan startup itu adalah mengelola perusahaan, bagaimana leadership itu dibutuhkan.

“Selama ini startup berangkatnya dari teknologi, padahal sebenarnya menawarkan solusi dari problem yang ada. Contohnya seperti yang Gojek lakukan. Jadi dalam Bekup kami ajarkan ke pre-startup dari yang masih berupa ide sampai akhirnya jadi MVP,” terang Hari, pekan lalu (7/12).

Peserta Bekup yang bergabung di tahun ini jumlah sekitar 150 startup. Lebih sedikit dari peserta tahun lalu yang sebanyak 200 startup. Kendati demikian, Hari melihat peserta kali ini lebih berkualitas dari segi kematangannya.

Ada 30 startup yang lolos sampai ke tahap demo day, dengan persentase keberhasilan 20% dari total peserta. Persentase ini dianggap lebih tinggi dari tingkat gagal startup yang disebut hanya 10% yang selamat pada tahap awal.

Demo day itu sendiri sudah diselenggarakan pada pekan lalu dengan nuansa yang cukup berbeda di kapal pesiar Quicksilver Cruise Jakarta.

“Bekup itu lahir untuk menurunkan failure rate startup di tahap awal. Di dunia itu dibilangnya ada 10% [yang selamat], sekarang sudah 20% karena kita gembleng mereka untuk jadi entrepreneur. Banyak dari mereka yang enggak ngerti cara buat usaha, cuma tahu buat produk saja.”

Setelah terdaftar, peserta akan mengikuti serangkaian kegiatan Bekup. Mulai dari bootcamp 1, team consultation 1, bootcamp 2, team consultation 2, mid evaluation, rangkaian kegiatan routine evaluation journey 1-6, dan final evaluation.

Seluruh pembekalan, sambungnya, diarahkan buat para founder agar dapat menciptakan startup yang kuat dan andal sehingga dapat menawarkan inovasi dengan tiga kriteria. Yakni sesuai keinginan pengguna, layak secara bisnis, dan memungkinkan untuk dikembangkan secara teknis.

Di tahap akhir, dipilih 10 startup yang diberikan kesempatan untuk mempresentasikan bisnisnya di hadapan mitra inkubator, akselerator, investor, dan mitra strategis potensial lainnya.

10 startup tersebut adalah Sebuku (Balikpapan), Angkoters (Bandung), Lesku (Denpasar), Isportpreneur (Makassar), Ngelab Kampus (Malang). Kemudian, SalonQita (Medan), Muslimall (Padang), Freshtime (Semarang), Qubiclo (Tangerang), dan Farming.id (Yogyakarta).

“Dengan adanya program BEKUP, kami harap dapa membantu pengembangan pelaku startup dengan memberikan pelatihan dan manajemen kerja melalui kegiatan yang telah kami adakan. Kami beserta para mitra sangat bangga dapat menjadi bagian untuk mewujudkan Indonesia lebih baik,” pungkas Hari.

Keuntungan Mengikuti Inkubator Startup

Tips Mengikuti Inkubator dan Akselerator Startup Bagian 2: Memahami Program

Ada banyak keuntungan bagi startup saat mengikuti program inkubator atau akselerator. Pertama, startup mendapatkan pengetahuan komprehensif seputar bisnis dan kepemimpinan yang spesifik. Kedua, membukakan jalan kepada startup untuk bertemu dengan rekanan strategis, termasuk mitra bisnis dan investor. Yang ketiga, membantu startup menguji ulang berbagai asumsi produk dan pangsa pasar yang telah didefinisikan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, setelah mematangkan persiapan pra-inkubasi/akselerasi, startup perlu mengoptimalkan keikutsertaannya dalam program. Demi mendapatkan kiat-kiatnya, kami menghubungi beberapa penyelenggara atau mentor kegiatan tersebut. Salah satunya Donni Prabowo, General Manager AMIKOM Business Park (ABP), sebuah inkubator startup berbasis di Yogyakarta.

Menurut Donni, hal mendasar yang harus benar-benar diserap founder saat mengikuti program inkubator adalah membangun entrepreneur mindset. Baru setelah itu masuk ke tahap selanjutnya, yakni validasi yang mencakup problem validation, product validation, hingga business model validation.

“Menurut kami yang paling mendasar adalah berkaitan dengan entrepreneur mindset. Kami harus menempa startup founder agar memiliki sikap mental positif, open mind, dan pantang menyerah. Integritas yang tinggi serta komitmen yang kuat sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah bisnis,” ujar Donni.

Pengembangan mentalitas juga menjadi salah satu misi yang ditekankan Hari Sungkari dalam menyusun kurikulum pra-inkubasi di BEKUP (BEKRAF for Pre-Startup). Pada akhirnya saat startup benar-benar terjun di pangsa pasar, karakter founder akan banyak menentukan arah startup. Menurut Hari, bisnis digital saat ini harus dihadapi dengan kejelian dan pola pikir terbuka, oleh karena itu ia menekankan kepada founder didikannya untuk selalu siap berubah.

“Kurikulum BEKUP mengacu pada Lean Startup, kesiapan untuk pivot sangat ditekankan di sini. Founder harus mau berubah, ketika ide yang telah divalidasi tidak menghasilkan respons di konsumen. Ini yang mau kita tekankan, karena BEKUP hadir menciptakan mentalitas founder startup yang tangkas,” jelas Hari.

Fokus pada product-market fit dan kemitraan

Dalam sebuah kesempatan wawancara, SEA Regional Manager Fenox Venture Capital, Jeff Quigley, pengusung program GnB Accelerator di Indonesia, mengatakan bahwa fokus utama program akselerator membantu startup menemukan product-market fit, bukan lagi sekadar memvalidasi ide. Salah satunya dilakukan dengan mengundang mentor dari ekosistem startup untuk membahas penguatan internal startup sampai strategi ekspansi. Penguatan tim akan berdampak pada kinerja yang semakin kencang, sementara itu strategi ekspansi membawa startup pada potensi bisnis baru.

“Tujuan akselerator memastikan startup yang lulus dari program siap untuk melakukan scale-up dan memberikan dampak di ekosistem startup. Kami memiliki prioritas untuk memastikan setiap startup memenuhi kriteria untuk penggalangan dana di tahap berikutnya,” ujar Jeff.

Managing Director Plug and Play Indonesia Wesley Harjono mengutarakan, salah satu tujuan program akselerasi juga menghubungkan startup dengan mitra korporasi dan organisasi besar lainnya, termasuk pemerintahan. Kemitraan dengan bisnis besar dinilai akan membuka peluang bagi startup binaan melakukan banyak penyesuaian bisnis, belajar dari pengalaman korporasi menghadapi pangsa pasar.

Masalah umum

Di Yogyakarta, program ABP hampir selalu berhadapan dengan startup di tahap awal (early-stage). Dari pengalaman yang ada, Donni menyimpulkan ada tantangan mendasar yang sering dihadapi startup dan dapat Dibenahi dalam program inkubator atau akselerator. Permasalahan tersebut seputar fokus bisnis, permodalan, dan akses ke pasar. Sepertinya masalah tersebut memang menjadi fenomena umum di mana-mana.

“Banyak startup gagal karena kehilangan fokus, disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena mereka sering menjadikan startup hanya untuk mengisi waktu luang saja, belum menjadi prioritas utama,” ujar Donni.

Berdasarkan pengalaman beberapa startup, gagal fokus tersebut juga disebabkan karena faktor permodalan. Mereka merasa harus menghidupi operasional startup dengan bekerja. Modal yang minim ini juga membuat startup merekrut anggota tim sekenanya, bukan didasarkan pada keahlian. Oleh sebab itu, program inkubator atau akselerator biasanya membantu startup dengan memberikan pendanaan tahap awal. Harapannya para founder dapat benar-benar fokus mengembangkan bisnisnya.

Terakhir adalah seputar akses ke pasar. Program inkubator atau akselerator umumnya didirikan oleh perusahaan investasi atau korporasi. Selain dengan kurikulum pendidikan dan permodalan, mereka juga hadir membawakan jalur koneksi startup kepada mitra strategis. Harapannya dapat mempercepat startup untuk mematangkan debut di pasar pasca produknya tervalidasi dengan baik.

Deputi Infrastruktur BEKRAF, Hari Santosa Sungkari, saat menyampaikan materi di depan para developer / BEKRAF

BEKUP 2018 Tekankan Pembinaan Karakter “Founder”

Bekraf for Pre-Startup (BEKUP) kembali diadakan untuk kali ketiga. Program ini memiliki tujuan memunculkan founder startup digital berkualitas melalui program pendampingan dan edukasi. Tahun ini, BEKUP ingin lebih fokus pada penguatan karakter tim dan ide solutif. Pelaksanaannya akan meliputi kota Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Makassar, Padang, Denpasar, Medan, Tangerang dan Balikpapan.

“Yang juga berbeda di BEKUP 2018, di ujung acara kami akan adakan acara pleno mempersilakan tiga perwakilan startup dari masing-masing kota untuk presentasi di depan calon inkubator. Ini sesuai dengan misi BEKUP sebagai program pra-inkubasi,” ujar Deputi Infrastruktur BEKRAF Hari Santosa Sungkari kepada DailySocial.

Hari melanjutkan, proses pendidikan yang diterapkan adalah Lean Startup, meliputi customer discovery, customer validation, customer creation dan company building. BEKUP akan memfokuskan pada proses customer discovery. Presentasi oleh startup yang terbentuk tadi juga baru mencakup tahap customer discovery dan pembuatan minimum viable product.

“Setelah menilai dan memilih startup binaan dari presentasi, masing-masing inkubator juga akan memiliki tujuan, mau dibawa ke mana startup yang mereka pilih nantinya. BEKUP memberikan keleluasaan kepada inkubator untuk mengambil startup sesuai bidang dan spesialisasinya. Target BEKUP 2018 adalah membina 200 pre-startup lulus.”

Menekankan pendidikan karakter bagi founder

Proses pendidikan dalam rangkaian BEKUP 2018 juga akan berfokus pada peningkatan karakter founder. Ini belajar dari rangkaian kegiatan yang sudah berjalan di tahun-tahu sebelumnya. Pemikiran yang terbuka dinilai penting untuk ditanamkan sejak dini, di samping perkembangan digital yang dinamis, bisnis harus bisa selalu beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pangsa pasar.

“Salah satu yang dilihat nanti di ujung, baik investor atau rekanan, adalah karakter dari founder. Di Lean Startup ini kita juga tekankan kepada founder untuk siap pivot. Karena kebanyakan para founder startup tahap awal susah untuk berpikiran terbuka mengubah bisnis dan susah diyakinkan bahwa hipotesis yang diangkat mungkin tidak relevan, sementara ada tuntutan penyesuaian di pangsa pasar,” jelas Hari.

Karakter founder juga dianggap penting untuk kesehatan startup ke depan, karena pemimpin bisnis akan menjadi motor utama dalam kerja tim, relasi bisnis, dan lain-lain. Penilaian terhadap karakter sendiri akan disematkan saat proses seleksi hingga presentasi, dilakukan oleh para mentor dan perwakilan inkubator.

“Karakter nomor satu, termasuk karakter mau berubah. Kalau bisnis tidak mau berubah, mereka akan kelabakan ketika lima sampai sepuluh tahun lagi ada disrupsi dalam bisnis. Kita tidak mau menghasilkan pengusaha yang manja, misal ada disrupsi lalu minta perlindungan pemerintah, jangan sampai terjadi.”

Mentor lokal di tiap kota agar lebih intensif

Pada pertengahan Juli 2018 lalu, BEKRAF sudah membina calon mentor, yang terdiri dari Lead Mentor dan Local Mentor, untuk mengiringi BEKUP 2018. Mentor yang dipilih juga bukan sosok ternama, karena panitia meyakini bahwa dibutuhkan pendamping yang bisa menemani secara intensif. Yang jelas, syarat mentor harus sudah berpengalaman dalam bisnis digital, minimal tiga tahun. Mentor tersebut akan ada di setiap kota, dan disiapkan untuk siaga menjawab berbagai pertanyaan seputar isu bisnis yang ada.

“Para mentor nantinya akan membantu dalam rangkaian program, termasuk di acara bootcamp, coaching, hingga online coaching. Mereka bisa ditelepon kapan saja sesuai jadwalnya. Kalau kami pilih mentor yang terkenal biasanya sulit untuk dihubungi jika sewaktu-waktu startup binaan butuh,” ujar Hari.

Sebaran mentor di tiap kota juga akan disesuaikan dengan kebutuhan tim. Dalam sebuah tim yang akan dibentuk, minimal harus terdiri dari orang-orang berkemampuan teknologi (hacker), desain (hipster), dan bisnis (hustler).

Rangkaian acara BEKUP 2018

Program BEKUP 2018 akan dilaksanakan selama tiga bulan. Pada awal program, tim startup tersebut akan mengikuti dua program bootcamp masing-masing selama dua hari, yang bertujuan untuk memperkenalkan proses inovasi serta budaya kerja startup dengan didampingi oleh sejumlah mentor yang berkompeten.

Setelah menguasai proses dan metode inovasi yang diperlukan, berikutnya tim startup akan memasuki sejumlah sprint (tahapan kerja singkat) dengan target spesifik yang ditetapkan. Tim mentor yang memiliki latar belakang bisnis, teknis, dan desain akan memberikan pendampingan secara privat kepada masing-masing untuk memastikan tim dapat mengatasi kendala spesifik.

Setelah melalui sejumlah sprint diharapkan tim startup baru sudah dapat meluncurkan solusinya dan sudah memiliki sejumlah pengguna awal. Pada tahap ini, tim startup baru akan diperkenalkan kepada sejumlah pihak yang dapat mendukung pengembangan bisnisnya di masa yang akan datang, antara lain inkubator, akselerator, investor maupun mitra strategis lainnya.

Daftar Program Inkubator dan Akselerator Startup Indonesia

Program akselerator dan inkubator memang sangat lekat dengan dunia startup. Kendati keduanya memiliki misi yang sama –yakni memperlancar laju startup—namun terdapat perbedaan antara akselerator dan inkubator. Secara umum perbedaan akselerator dan inkubator ialah pada jangkauannya.

Akselerator mencoba mempercepat atau mengakselerasi laju bisnis startup yang sudah berjalan. Bisanya dengan memberikan investasi, pendampingan ataupun konsultasi. Sedangkan inkubator lebih kepada proses pembinaan pada startup di tahap awal, mulai dari mematangkan model bisnis, konsep produk hingga pangsa pasar. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk sebuah startup prosesnya adalah membentuk tim, mengikuti program inkubator lalu mematangkan bisnis melalui program akselerator.

Di Indonesia, saat ini sudah mulai banyak program inkubator dan akselerator startup. Mulai yang dikelola oleh perusahaan modal ventura, korporasi hingga pemerintah. Berikut daftar program inkubator dan akselerator yang dapat diikuti oleh startup Indonesia. Untuk program inkubator ditandai dengan (i), sedangkan program akselerator ditandai dengan (a).

1000 Startup (i)

Diinisiasi oleh Kominfo dan Kibar, program inkubasi ini terbagi menjadi lima fase, yakni Ignition penanaman pola pikir kewirausahaan, Workshop pembekalan keahlian dasar startup, Hacksprint pembentukan tim untuk membuat prototipe, Bootcamp pembinaan bersama mentor, dan Incubation pembinaan lanjutan hingga siap diluncurkan. Ditargetkan tahun 2020 akan tercetak sebanyak 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.

Diadakan di berbagai kota, kegiatan ini menjadi sebuah jembatan bagi individu yang berminat mengembangkan karier di dunia kewirausahaan digital. Pasalnya jika dirunut dari awal hingga akhir, kegiatan yang ada dalam Gerakan Nasional 1000 Startup ini memang mempersiapkan talenta dari nol, hingga siap untuk menjadi bagian dari ekosistem startup digital di tanah air. Hingga saat ini program 1000 startup masih terus berjalan dan membuka kesempatan kepada semua anak muda di Indonesia.

Alpha Startup (a)

Program ini akselerasi ini merupakan hasil kemitraan strategis antara 1337 (Leet) Ventures, Convergence Ventures, Baidu Indonesia, dan Gobi Partners. Batch pertama program ini sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2016 lalu. Tidak ada spesifikasi khusus untuk kategori startup yang dapat masuk ke program ini. Alpha Startup juga memberikan fasilitas berupa program bimbingan dan beragam fasilitas, termasuk ruang bekerja, fasilitas pendukung produktivitas dari AWS, dan juga suntikan investasi senilai Rp 325 juta.

Namun sejatinya jika melihat materi yang disampaikan, Alpha Startup ini masuk dalam skala pre-accelerator. Mereka berada di antara startup yang sudah memiliki ide namun sedang tahap validasi. Proses pembinaan di dalamnya membantu startup melakukan validasi, terkait produk dan pangsa pasar. Bahkan salah satu outcome yang dihasilkan dari program ini ialah pematangan MVP (Minimum Viable Product).

Bekraf for Pre-Startup (i)

Bekraf for Pre-Startup (BEKUP) adalah program yang dirancang khusus untuk mematangkan integrasi ekosistem startup dari hulu sampai ke hilir, yaitu pematangan calon-calon sumber daya manusia yang akan membangun startup di tanah air. Kegiatannya berupa workshop, baik terkait manajemen bisnis maupun teknis pengembangan produk. Program BEKUP lebih cocok ditempatkan pada fase pre-incubation, pasalnya kegiatan ini memfokuskan pada pembinaan individu dari 0, hingga pembentukan tim yang siap untuk masuk tahap inkubasi awal.

Tidak melepas begitu saja startup pemula yang menjadi lulusan di program ini, melainkan BEKUP menghubungkannya dengan kanal inkubasi lanjutan melalui koneksi Bekraf. Termasuk membawa startup pemula yang dilahirkan ke dalam program inkubator dan akselerator lain yang telah bekerja sama dengan Bekraf.

BNV Labs (i)

BNV Labs didirikan oleh Bank Bukopin bekerja sama dengan Kibar. Program tersebut terfokus kepada tiga elemen utama, yaitu pembentukan tim terbaik, melancarkan program inkubasi dan memfasilitasi co-working space yang berfungsi sebagai wadah bagi pelaku startup berinovasi. Fokusnya ialah untuk startup pada sektor finansial (fintech). Beberapa kegiatan pengembangan startup termasuk menghubungkan peserta terhadap ekosistem kewirausahaan digital, membuka akses pasar, dukungan bisnis, pembinaan, juga pengembangan kapasitas pelaku di dalamnya.

Founder Institute (a)

Masuk ke dalam kategori pre-accelerator, program ini sebenarnya bersifat global, namun demikian sudah ada di Indonesia dalam Jakarta Founder Institute (JFI). Founder Institute menyajikan program pelatihan yang berjalan selama empat bulan per batch-nya. Sesuai namanya, program ini melatih founder baru untuk membentuk generasi terbaik di perusahaan. Program ini memfasilitasi sesi mingguan yang diisi dengan mentor berpengalaman di bidangnya untuk membantu para founder mengembangkan dan meluncurkan bisnis mereka.

Di Indonesia, JFI didukung oleh berbagai mitra, mulai dari Indosat Ooredoo, Baidu, Kejora, Mountain Partners, Bakti Barito, dan lainnya. Beberapa kurikulum yang diajarkan termasuk bagaimana memvalidasi visi dan ide, riset dan pengembangan konsumen, penentuan model bisnis, pengembangan produk, branding hingga pendanaan.

Global Entrepreneurship Program Indonesia (i)

Dimulai sejak awal tahun 2011, Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) telah didukung oleh pemimpin bisnis terkemuka di Indonesia. Program ini memiliki visi untuk mengkatalisis strategi kewirausahaan Indonesia dengan bekerja sama dengan program yang ada dan menghubungkan calon pengusaha Indonesia dengan perkembangan global dan prospek investasi.

GEPI juga merupakan bagian dari inisiatif global yang lebih luas yang disebut Global Entrepreneurship Program (GEP), yang tumbuh dari sebuah inisiatif Presiden Obama dan sekarang menjadi program inti di Departemen Luar Negeri AS, untuk mempromosikan kewirausahaan sebagai sebuah pilar utama pembangunan ekonomi di antara negara-negara berkembang. Saat ini di Indonesia beberapa mitra strategis dengan beberapa mitra seperti ANGIN.

GnB Accelerator (a)

Ini merupakan program akselerasi kerja sama antara Fenox VC dan Infocom Corporation. Program yang berjalan selama tiga bulan ini menawarkan mentorship, support, training hingga funding. Selama mengikuti program tersebut, setiap startup peserta akan mendapat investasi sekitar Rp666 juta, fasilitas co-working space, serta bimbingan dari para mentor.

Dari sisi materi, GNB Accelerator lebih fokus pada market-fit dan penyiapan tim untuk lebih siap dalam pendanaan. Kendati tidak menyasar kategori spesifik, startup health-tech, e-commerce, on-demand, dan fintech menjadi sasaran utama.

Google Launchpad Accelerator (a)

Sebuah program yang diinisiasi oleh Google dalam rangka membantu startup  terpilih untuk mengakselerasi bisnis dan teknologi mereka. Dengan Launchpad Accelerator, Google berkomitmen untuk terus membina sejumlah startup berbakat, termasuk di Indonesia. Selain Indonesia, Google Launchpad Accelerator juga membuka kesempatan untuk startup di beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina dan beberapa negara di benua lain.

Prosesnya startup yang lolos seleksi akan diterbangkan langsung ke markas Google untuk dibina secara intensif. Selain bootcamp 2 minggu di kantor Google dan program inkubasi yang dilaksanakan selama 6 bulan, para startup (khusus pengembang solusi mobile) juga akan menerima pendanaan bebas ekuitas hingga $50.000. Program Launchpad Accelerator sendiri memang difokuskan untuk negara dengan pertumbuhan startup berpotensi. Program ini menargetkan mampu merangkul 50 startup baru per tahun.

Ideabox (a)

Ideabox merupakan program gabungan yang dimotori Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora yang bertujuan mengangkat potensi startup Indonesia melalui bantuan dana investasi tahap awal dan memberikan penghargaan khusus untuk startup yang bergerak di sektor internet dan telekomunikasi. Ideabox menonjolkan pada empat hal, yakni penguatan market-size, penguatan model bisnis dan operasional, penguatan produk, dan growth. Hingga pada akhirnya mempersiapkan startup untuk pitching pendanaan.

IDX Incubator (i)

IDX Incubator merupakan program inkubasi inisiatif Bursa Efek Indonesia (BEI). Visinya untuk membantu mengembangkan startup digital Indonesia, dari segi bisnis, legal, hingga membantu startup untuk melenggang ke lantai bursa saham atau melakukan IPO. Program inkubator ini terselenggara berkat kerja sama BEI dan Bank Mandiri.

BEI menjanjikan beberapa hal yang bisa didapatkan peserta, mulai fasilitas co-working space, program pengembangan bisnis, akses ke permodalan, dan workshop atau event lainnya yang tentunya bermanfaat bagi pengembangan bisnis startup, lengkap dengan beberapa mentor yang siap membina.

Indigo Creative Nation (i)

Indigo merupakan program pembinaan startup yang diselenggarakan Telkom untuk membangun ekosistem digitalpreneur di Indonesia, melalui fasilitas kreatif digital, pendanaan dan akses pasar untuk mempercepat industri kreatif digital Indonesia. Program Indigo merupakan penggabungan program sebelumnya yang sudah ada yakni Indigo Incubator, Indigo Accelerator, dan Indigo Venture. Program ini memberi kesempatan bagi para startup untuk merealisasikan karya kreatif mereka, baik yang masih dalam bentuk ide, produk yang sudah memiliki pengguna, bisnis yang sudah mendatangkan pendapatan, serta bisnis yang membutuhkan akselerasi dan pendanaan lebih lanjut.

Program inkubasi diselenggarakan oleh Telkom Group bersama MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia) ditujukan bagi startup yang ingin mengembangkan bisnisnya di bidang digital. Startup yang terpilih akan mendapat dukungan inkubasi dari 1 bulan sampai dengan 18 bulan tergantung tahapannya dan mendapatkan berbagai fasilitas seperti, akses pasar melalui kanal pemasaran.

Inkubator Parama (i)

Untuk turut mengambil andil di pengembangan startup digital, Lima Ventura mendirikan program inkubasi bernama Parama Indonesia. Beberapa program unggulan yang ingin disajikan oalah terkait dengan strategi branding dan peningkatan valuasi oleh startup melalui kemitraan bisnis. Aktivitasnya ialah mengadakan kompetisi dan membina startup yang terjaring melalui kegiatan tersebut.

Kolaborasi.co (i)

Dimotori oleh empat orang dari startup berbeda, yakni Yohan Totting, Moon Leoma, Sutansyah  Marahakim, dan Adryan Hafizh, Kolaborasi.co berusaha menjadi sebuah wadah berkumpulnya startup, khususnya di wilayah Bandung, untuk belajar bersama. Tidak hanya untuk pebisnis di dunia online, Kolaborasi.co juga mengakomodasi startup yang bergerak dalam sektor offline. Tidak seperti program lain yang memfokuskan pada fasilitas atau pendanaan, sesuai namanya, konsep kolaborasi lebih ditekankan. Kelompok inkubasi startup ini sudah berdiri sejak tahun 2013.

Mandiri Capital (i)

Sebuah inkubator besutan Bank Mandiri yang memiliki visi untuk mendorong hadirnya startup di bidang teknologi finansial. Dalam prosesnya, program ini bekerja sama dengan Indigo Inkubator dan ActionCoach. Dari kategori fintech pun inkubator ini masih membaginya ke dalam tiga fokus utama, yakni payment, lending dan enterprise solution. Ketiga segmen ini dinilai dapat bersinergi langsung dengan Bank Mandiri Group. Mandiri Capital Indonesia (MCI) berfokus untuk membantu startup dalam empat hal, mulai dari investasi, mentoring, membantu startup dalam memperkuat jaringan, dan program inkubator eksklusif.

Plug and Play (a)

Plug and Play Indonesia (PNP Indonesia) adalah bagian dari PNP Tech Center, yakni sebuah akselerator startup global dengan misi membantu pada suksesi dalam teknologi digital. Dengan kantor pusatnya di Silicon Valley, jaringan bisnis Plug and Play mencakup lebih dari 200 mitra korporasi, investor, universitas dan mitra terkait lainnya di bidang ritel, fintech, Internet of Things (IoT), media dan komputasi awan.

Selama 3 bulan startup yang lolos seleksi program akselerasi akan diberikan dana, bimbingan, ruang kerja gratis juga dukungan lainnya melalui program akselerator. PNP Indonesia akan melakukan investasi di 50 startup tahap awal setiap tahunnya.

Skystar Ventures (i)

Skystar Ventures didirikan oleh grup Kompas Gramedia (KG) dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Keuntungan yang ditawarkan bagi startup yang terpilih mengikuti program ini adalah seed funding, mentoring yang intensif, fasilitas Skystar Ventures yang terdiri atas tempat kerja, serta paparan dengan jaringan Kompas Gramedia dan para investor.

Program ini menyasar startup segmen e-commerce, pendidikan, mobile, sosial, SaaS, media, dan infrastruktur, meskipun mereka tidak menutup kemungkinan bagi startup yang bergerak di segmen lain untuk mendaftarkan diri. Startup tersebut sebaiknya masih berada di tahap awal (early stage) dan sudah memiliki traksi, konsumen, dan pertumbuhan.

Start Surabaya (i)

Didirikan oleh pemerintah kota Surabaya, program ini berbentuk inkubasi untuk perusahaan startup di bidang teknologi. Misinya untuk memberdayakan anak muda di Surabaya agar meluncurkan bisnis atau produk berbasis teknologi yang berdampak positif dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat. Program ini menjadi salah satu inkubator tingkat kota pertama di Indonesia. Untuk kegiatannya, pemkot Surabaya menjalin kerja sama dengan Kibar dan beberapa mitra lainnya.

Startup Weekend (i)

Konsep Startup Weekend adalah memberikan kesempatan bagi para entrepreneur memvalidasi ide dan  mematangkan konsep untuk memulainya. Acara akan dimulai dengan open mic, setiap peserta berhak menyampaikan ide yang telah dimiliki di depan para hadirin. Presentasi harus meyakinkan, karena di sana juga berkesempatan untuk menemukan anggota tim guna merealisasikan ide tersebut.

Acara ini terbuka bagi siapa saja yang tertarik mengembangkan startup. Mulai dari mahasiswa, pengusaha, programer, desainer dan lainnya. Beberapa mentor yang dihadirkan adalah pelaku startup sukses dan managing partner dari perusahaan venture capital. Nantinya ide yang terpilih menjadi pemenang, karena dalam acara tersebut juga akan didadakan kompetisi, akan mendapatkan sesi privat berdiskusi dengan para mentor.

Visio (i)

Visio adalah program inkubator berbasis di Kota Padang. Dimotori oleh Hendriko Firman dan Ogy Winenriandhika, program ini memiliki visi untuk menumbuhkan ekosistem bisnis digital di kawasan Sumatera Barat. Program ini menginkubasi startup selama 3 bulan, hingga startup matang untuk mempresentasikan karyanya di depan investor.

“BEKUP Start” Jadi Kategori Populer BEKUP 2017

Tahun ini Badan Ekonomi Kreatif kembali menggelar program BEKUP (Bekraf for Pre-Startup). Sebuah program yang diharapkan bisa melahirkan lebih banyak penggiat startup dan lebih banyak produk digital. Untuk tahun ini ada tiga buah program yang ditawarkan. Yakni program BEKUP Basic, BEKUP Start, dan BEKUP Journey. Ketiga program dirancang untuk tingkat kesiapan yang berbeda-beda. Salah satu yang menjadi unggulan adalah BEKUP Start. Program yang diperuntukkan bagi mereka yang sudah memiliki tim dan memiliki ide untuk semakin dimantapkan.

Di dalam program BEKUP Start peserta akan didampingi untuk mempersiapkan dua hal penting bagi keberhasilan usaha mereka dalam jangka waktu yang panjang. Kedua hal tesebut adalah ide yang solid dan prospektif kepada pengguna dan tim pendiri yang kuat atau solid.

Nantinya mereka yang sudah memiliki tim dan ide akan melewati tiga fase utama dalam program BEKUP Start. Yang pertama adalah fase Ideation, di fase ini peserta akan dibimbing dalam hal proses analisis strategis untuk mengkaji seluruh aspek yang terkait dengan ide yang sudah dimilikinya.

Fase kedua adalah validasi. Di fase ini startup akan dibekali pengetahuan mengenai framework dan metodologi yang dapat digunakan untuk proses validasi. Peserta juga akan didampingi untuk proses implementasinya secara langsung. Untuk itu mentor akan memiliki sesi one-on-one dengan peserta.

Di fase terakhir atau ketiga peserta akan masuk fase pembentukan tim. Di fase ini peserta akan didampingi dalam proses pembentukan fondasi tim yang kuat, pembentukan karakter, dan kapasitas pendiri yang baik yang sesuai dengan peran yang akan dijalaninya. Diharapkan setelah melalui fase-fase ini bisa melahirkan pendiri dan tim yang solid dan ide yang bisa langsung dieksekusi.

Indra Purnama, Lead Mentor BEKUP, mengungkapkan, “BEKUP Start bukan program akademi atau program konsultasi. BEKUP Start adalah program pra-akselerasi yang utamanya bertujuan untuk memperkenalkan dan menerapkan pola pikir, budaya serta cara kerja startup digital yang inovatif dan andal. Bukan mentor melainkan tim startup tersebut yang menjadi aktor utama di program ini. Mentor hanya membantu membekali dan mengarahkan untuk memastikan agar startup mampu mengeksekusi proses inovasi dengan baik”.

Selain Indra, nama-nama berpengalaman seperti Direktur Inkubator SBM ITB Dina Dellyana, CEO Nuesto Technology Panji Prabowo, CEO GITS Ibnu Sina Wardy, CTO Nuesto Technology Aditya Satrya, CEO Tabook Indonesia Alvan Zaputra dan UX Designer Sale Stock Alvi Syahrina didapuk menjadi lead mentor yang akan berkoordinasi dengan mentor-mentor yang ada.

[Baca Juga: Bekraf Berharap Lahirkan Ratusan Produk Digital Baru dari Program BEKUP]

Selain BEKUP Start, dua kategori lainnya juga memiliki program yang tak kalah berkualitas. BEKUP Basic misalnya, program yang ditujukan bagi individu yang memiliki rencana mendirikan startup namun merasa belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup. Program BEKUP Basic nantinya akan membantu meningkatkan kapasitas mereka dalam bidang teknis pemrograman dan desain.

Selain itu ada juga BEKUP Journey. Program yang membantu startup yang sudah beroperasi untuk mendapatkan pendampingan lanjutan, termasuk link and match dengan mitra yang strategis.

Untuk semakin menjangkau banyak peserta tahun ini BEKUP hadir di sejumlah kota yang sebelumnya tidak didatangi. Dari data internal BEKUP, tercatat sudah lebih dari dua ribu pendaftar dengan mayoritas memilih program BEKUP Start.

Sejauh ini Makassar, Malang dan Surabaya menjadi kota dengan antusiasme pendaftar terbanyak dengan jumlah pendaftar 200-an di setiap kotanya. Diikuti peserta dari Bandung, Balikpapan, dan Medan. Pendaftarannya sendiri masih dibuka hingga tanggal 6 Agustus 2017.

Bekraf Berharap Lahirkan Ratusan Produk Digital Baru dari Program BEKUP

Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) Indonesia kembali menggagas sebuah program yang ditujukan untuk membantu mengembangkan industri startup Indonesia. Program yang diberi nama Bekraf for Pre-Startup (BEKUP) 2017 ini didukung oleh MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK/Digital Indonesia) dan PT Telekomunikasi Indonesia dikonsep untuk memberikan pendampingan kepada calon pendiri startup digital. Program ini sendiri ditargetkan bisa mencetak 450 calon pendiri dan 150 produk startup digital baru.

Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari dalam rilis pers-nya menyampaikan, “Program BEKUP bukanlah workshop atau pun training, melainkan penggemblengan.”

BEKUP sendiri saat ini telah mempersiapkan 105 mentor di 15 kota yang di tiap kotanya akan terdapat 6 mentor dan 1 koordinator wilayah dengan melibatkan 10 inkubator, akselerator dan investor yang siap membantu para pendiri startup digital melalui 3 program, 3 kurikulum dan 4 tahapan dalam kurun waktu 4 bulan.

Kota-kota yang beruntung tersebut adalah Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makassar. Untuk menstandarisasi kualitas lulusan program BEKUP ini, mentor yang terlibat telah diklasifikasi dan distandarisasi.

Program BEKUP sendiri tersedia untuk seluruh tingkat kemampuan, mulai dari pemula hingga yang sudah memiliki produk. Program-program BEKUP antara lain BEKUP BASIC yang ditujukan untuk peserta perorangan yang membutuhkan pendampingan untuk meningkatkan kesiapan mereka dalam membangun startup di bagian teknis.

Ada juga program BEKUP START yang ditujukan bagi peserta yang sudah memiliki tim dan memiliki ide dan memiliki rencana untuk membangun startup dalam waktu dekat, sehingga kurikulumnya pun lebih lengkap mulai dari teknis hingga bisnis. Ada lagi program BEKUP JOURNEY yang ditujukan untuk startup yang telah beroperasi untuk mengikuti program pendampingan lanjutan dan link and match dengan mitra strategis.

Untuk BEKUP START ada 4 tahapan berkelanjutan yang bertujuan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan calon pendiri startup. Keempat tahap tersebut adalah tahap workshop, talenta development, founder preparation, dan tahap pre-incubation.

Melalui program BEKUP ini Bekraf berharap pelaku startup digital Indonesia dapat memberikan dampak positif bagi pergerakan perekonomian Indonesia. Bekraf melalui unit infrastruktur non fisik mencoba memberikan kontribusi nyata sejalan dengan semangat pemerintah Indonesia sebagai “The Digital Energy of Asia”

Startup Asal Makassar KotakArsip Sajikan Layanan Arsip Digital untuk Instansi Pemerintah

KotakArsip adalah startup asal Makassar yang mengembangkan sistem arsip digital untuk instansi pemerintahan. Didirikan sejak tanggal 10 November 2016, startup ini dipimpin oleh Gifa Eriyanto. Latar belakang pendiriannya tak lain karena mendesaknya kebutuhan berbagai instansi untuk memiliki salinan digital dari dokumen dan surat-surat yang dirilis selama kegiatan operasionalnya. Kondisinya saat ini kebanyakan arsip disimpan dalam bentuk hard-copy, sehingga ketika melakukan pencarian menjadi tidak efisien, terlebih jika berkas tersebut akhirnya rusak lantaran dimakan usia atau dilalap bencana.

“Dalam kondisi yang buruk, ada klien kami sebelumnya yang arsipnya sampai rusak seluruhnya karena banjir yang masuk ke kantor arsip. Dari sinilah kami berpikir, betapa arsip digital sangat dibutuhkan,” cerita Gifa menceritakan latar belakang pendirian KotakArsip.

Permasalahan tersebut diketahui setelah sebelumnya Gifa –melalui CV Media Sakti yang didirikan—mendapatkan pesanan sistem arsip digital dari dua instansi sekaligus. Dari situ, Gifa memutuskan untuk mengembangkan produk sistem arsip digital secara lebih matang yang dapat digunakan oleh instansi yang membutuhkan. KotakArsip dapat digunakan dalam mode trial dengan batasan kapasitas, dan mode berlangganan menyesuaikan kebutuhan kapasitas penyimpanan.

“…jika setiap perusahaan membuat sistem arsip digitalnya sendiri-sendiri yang membutuhkan dana yang lumayan tinggi, berapa banyak anggaran yang akan dihabiskan untuk fungsi yang sama. Karena itulah kami hadir dengan layanan langganan sehingga instansi tersebut…” ujar Gifa.

Salah satu tampilan aplikasi KotakArsip
Salah satu tampilan aplikasi KotakArsip

Memulai dengan kesederhanaan fitur

KotakArsip mengawali debutnya dengan menghadirkan fitur arsip persuratan, mengelola surat masuk dan surat keluar. Sistem didesain untuk mampu menyelesaikan permasalahan distribusi surat dengan cepat termasuk notifikasi pencatatan penyampaian surat dan proses disposisi. Notifikasi sistem dihadirkan melalui email dan aplikasi smartphone. Saat ini aplikasi juga masih dalam tahap closed-beta, baik untuk Android ataupun iOS, masih dalam pengujian terbatas.

Layanan keseluruhan untuk KotakArsip sendiri juga sebenarnya belum sepenuhnya resmi meluncur, Februari ini direncanakan dihadirkan ke publik dalam versi beta.

“Segmen pasar yang ditargetkan utamanya adalah instansi-instansi pemerintah di Makassar. Untuk revenue, kami memberikan layanan langganan sehingga pengguna membayar bulanan yang direkap dalam 6 bulan atau 1 tahun. Nantinya untuk pelanggan yang ingin KotakArsip dipasang di server sendiri, kami juga menghadirkan layanan lisensi (on-premise),” lanjut Gifa.

Berawal di Makassar, bercita-cita merangkul instansi di seluruh Indonesia

Sementara ini KotakArsip akan berfokus merangkul pangsa pasar instansi pemerintahan di Makassar, sembari mendapatkan feedback penambahan layanan untuk pemenuhan kebutuhan. Namun targetnya, KotakArisp tidak hanya tinggal di Makassar, tapi juga akan dipasarkan di seluruh lembaga pemerintahan di Indonesia.

“Target ke depan, kami ingin menjadi provider layanan pengarsipan digital profesional yang akan menangani masalah-masalah arsip pada perusahaan-perusahaan. Akan banyak fitur-fitur tambahan nantinya sesuai dengan masalah-masalah yang terjadi pada perusahaan,” ujar Gifa.

Untuk memperkuat proses bisnis pada startup yang didirikannya, Gifa juga sedang dalam proses mengikuti program BEKUP (Bekraf for Pre-Startup) yang dikelola oleh Badan Ekonomi Kreatif. Keterlibatan Gifa dalam program tersebut, lantaran salah satu kendala yang dihadapi di Makassar saat ini adalah sulit menemukan talenta engineer untuk membantu akselerasi pengembangan fitur KotakArsip.

[Tidbit] XL Axiata Siapkan 250 Ribu Perangkat Mobile Broadband, BEKUP 2.0 Siap Digelar di 5 Kota

XL Axiata seriusi bisnis mobile broadband

PT XL Axiata Tbk (XL) sangat serius dalam menyiapkan layanan mobile broadband (MBB). Selain telah menyiapkan jaringan 4G LTE secara khusus untuk memastikan kualitas koneksi, XL juga telah menyiapkan stok paket MBB dalam jumlah yang memadai. Pada tahap awal, lebih dari 250 ribu paket MBB akan tersedia di 36 XL Center dan XPLOR, juga outlet milik XL di berbagai pusat penjualan ponsel.

Berbagai jalur pelayanan tradisional seperti Call Center 817 dan XL Center, serta XPLOR disiapkan untuk memberikan solusi kepada pelanggan. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan internet cepat di Indonesia, mendorong XL untuk menghadirkan layanan MBB ini.

BEKRAF adakan BEKUP 2.0 di 5 kota

Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) kembali mengadakan BEKUP 2.0 pada 8 Oktober 2016. BEKUP bertujuan untuk meningkatkan jumlah startup berkualitas di Indonesia melalui program untuk membekali calon pendiri startup dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan sehingga pada akhirnya dapat meminimalisir resiko kegagalan.

Fase berikutnya adalah Talent Development yang bertujuan memastikan setiap calon pendiri startup menguasai keterampilan dan keahlian dasar yang diperlukan sesuai peran yang akan dijalaninya di startup yang didirikan, baik sebagai Co-Founder Bisnis, Teknis maupun Kreatif/Desain.

Berikutnya pada fase Founder Preparation peserta dipersiapkan dengan pengetahuan dan soft-skill yang diperlukan sebagai calon pemimpin tim dan pemimpin perusahaan. Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi perusahaan rintisan inovatif, untuk itu BEKRAF melaksanakan program BEKUP sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah perusahaan rintisan yang sukses melalui proses yang sistematis dan terukur.

Pertumbuhan Industri Startup Indonesia Dipredikasikan Mencapai 6,5 Kali Lipat di Tahun 2020

Bisnis startup digital di Indonesia diprediksikan oleh lembaga riset CHGR akan bertumbuh 6,5 kali lipat di tahun 2020. Estimasinya akan ada 13.000 usaha rintisan yang berjalan di tahun terebut. Saat ini (masih menurut lembaga riset yang sama) angka bisnis startup di Indonesia telah mencapai 2.000 dan termasuk yang tertinggi di kawasan regional. Pertumbuhan ini didorong oleh banyak hal, mulai dari transformasi digital di publik, arus investasi, hingga dukungan pemerintah.

Transformasi digital di Indonesia sendiri trennya terus meningkat. Dari catatan IDC, tahun ini terjadi peningkatan 8,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilainya diperkirakan mencapai RP 214,4 triliun, dan industri startup (ditulis sebagai UMKM dalam riset) berkontribusi sekitar 13 persen dari nilai total. Transformasi hampir bisa dikatakan masif di semua lini bidang, lihat saja mulai dari pendidikan, finansial, ekonomi, kesehatan hingga pertanian sudah mulai tersentuh oleh penerapan teknologi terpadu.

Kendati bertumbuh di semua lini bidang, namun terpantau saat ini e-commerce dan online marketplace yang masih menguasai arus bisnis di industri startup teknologi. Seperti yang pernah dibahas pada laporan riset startup DailySocial tahun 2015. Kendati demikian layanan on-demand juga memiliki peminat yang luar biasa, namun begitu masih didominasi oleh pemain itu-itu saja. Dua kategori startup ini berkembang pesat lantaran jangkauan investasi yang lebih besar jika dibanding dengan kategori lain. Konsumen prospektif yang tinggi berhasil melambungkan kepercayaan diri.

Bombardir program kewirausahaan digital di Indonesia

Selain faktor transformasi dan iklim investasi yang terus meningkat, ada peran lain yang memberikan sumbangsih besar. Salah satunya program-program yang digalakkan pemerintah untuk sosialisasi pengembangan startup. Kibar yang didukung Kemenkominfo mengadakan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Bekraf pun hadir dengan kegiatan Developer Day dan Bekup. Hal ini menjadi upaya untuk membudayakan semangat kewirausahaan digital di seluruh penjuru Indonesia.

Beberapa kebijakan pun terlihat diarahkan untuk mampu berelaborasi dengan pertumbuhan startup, TKDN contohnya. Aturan tersebut mengikat produsen ponsel -salah satu produk yang memiliki pangsa pasar besar di Indonesia- untuk melibatkan inovator di dalam negeri guna mengisi kelengkapan produk tersebut. Aturan terkait dengan pendanaan startup pun juga mulai masuk dalam ranah pembahasan di OJK. Harapannya terdapat banyak pengawasan dalam lalu lintas pendanaan yang ada

Startup Indonesia diyakini masih akan terus berkembang. Demand yang besar, ide kreatif yang terus digodok, dan semangat kewirausahaan yang luar biasa menjadi faktor pembakar matangnya bisnis tersebut. Harapannya semoga industri ini mampu menyumbangkan angka kesejahteraan menyeluruh, setidaknya dimulai dari kalangan millennial.