Startup edtech Ruangguru makin menyeriusi konsep blended learning. Disebutkan pusat bimbingan belajar tatap muka (Ruangguru Learning Center) telah mencapai ratusan titik di Indonesia.
Mengutip dari blog perusahaan, terdapat lebih dari 200 cabang Brain Academy yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
“Sebagai pelopor metode pembelajaran online, kami tetap menyadari pentingnya pendekatan blended learning dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dengan lebih dari 40 juta pengguna yang telah merasakan manfaat dari solusi pembelajaran online komprehensif Ruangguru, kami memperluas layanan dan memberikan pengalaman blended learning yang dapat memenuhi kebutuhan siswa yang menginginkan interaksi tatap muka,” ujar Co-Founder & CEO Ruangguru Belva Devara dalam keterangan resmi, Selasa (18/7).
Menurut Belva, ekspansi ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pelajar SD-SMA yang mengalami perubahan signifikan dalam proses kegiatan belajar mengajar pasca-pandemi.
Ruangguru Learning Center menawarkan program belajar yang dirancang secara individual sesuai dengan kebutuhan setiap siswa dan dikelola oleh tim pendidik profesional yang berpengalaman.
Setiap Learning Center dilengkapi dengan fasilitas belajar terkini yang telah terintegrasi dengan Sistem Manajemen Belajar yang memungkinkan siswa untuk mengakses ribuan materi belajar dan persiapan ujian secara online. Juga, terdapat fasilitas Klinik PR untuk konsultasi pelajar yang dapat dijadwalkan sesuai kebutuhan.
Sejak 4tahun lalu Learning Center diperkenalkan ke publik, diklaim telah berhasil meningkatkan probabilitas kelulusan siswa di PTN hingga tiga kali lipat dan meningkatkan nilai dan prestasi belajar >90% siswanya.
Selain pelajaran-pelajaran yang diujikan di sekolah dan SNPMB (Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru), Ruangguru Learning Center juga menyediakan beragam kursus untuk berbagai segmen, seperti kursus bahasa Inggris (English Academy) untuk anak hingga dewasa dengan pengajar internasional dan lokal, serta Ruangguru for Kids yang membantu mengembangkan potensi dan kemampuan anak-anak, seperti kursus bahasa, coding, literasi, dan sekolah online bagi anak usia 3-12 tahun.
Adaptasi bisnis
Bagi pemain seperti Ruangguru dan Zenius yang menyasar K-12 sebagai target utama penggunanya, masuk ke bimbel offline merupakan strategi yang paling rasional agar tetap dapat relevan. Lantaran, daya jangkau solusi ini masih berpusat di perkotaan, terutama pulau Jawa. Zenius masuk ke ranah ini melalui akuisisinya terhadap Primagama.
Saat ini, pemerataan konektivitas internet juga belum terjadi di pedesaan, pun akses memiliki perangkat yang diperlukan untuk menggunakan alat edtech bagi pelajar berpenghasilan rendah juga terbatas. Alhasil, keleluasaan untuk bisa belajar online tidak dapat diakses oleh semua pelajar di Indonesia. Maka dari itu, proses belajar tatap muka masih menjadi andalan.
Pada prinsipnya, blended learning mendorong pertumbuhan kognisi pada siswa karena dilibatkan secara aktif dalam mengkaji pembelajaran yang diberikan, dengan bantuan pendampingan dari guru. Pada pembelajaran digital, teknologi hanya bersifat sebagai tambahan (suplemen), sementara pada blended learning, teknologi diintegrasikan secara seksama dalam desain pembelajaran. Hasilnya proses pembelajaran melibatkan interaksi dua arah antara guru dan siswa.
Nilai lebih ini sebelumnya belum mampu dihadirkan oleh pemain bimbel konvensional.
Dalam laporan keuangan Ruangguru, disebutkan perusahaan sudah meraup untung sebesar $3,7 juta pada 2021. sebelumnya perusahaan cetak rugi sebesar $1,2 juta pada 2020. Usai cetak laba, perusahaan memangkas ratusan karyawan pada akhir 2022. Tidak disebutkan total karyawan yang terdampak dari keputusan tersebut.