Tag Archives: Biostar

Lewat Racing GM5, Biostar Buktikan Mouse Gaming High-End Tak Harus Dijual Mahal

Bulan September 2016 kemarin menandai langkah perdana Biostar memasuki segmen mouse gaming. Mereka melakukannya dengan sederhana. Bukannya berambisi untuk menembus kelas yang dikuasai nama-nama terkenal seperti Razer dan SteelSeries, perusahaan hardware Taiwan itu mencoba memberikan alternatif lebih terjangkau tanpa mengorbankan mutu dan performa.

Dan di awal bulan Februari ini, Biostar mengumumkan anggota baru keluarga mouse gaming-nya: Racing GM5. Mungkin Anda sudah tahu, branding ‘Racing’ memang telah digunakan di produk motherboard dan mini PC Biostar, namun kabarnya GM5 betul-betul terinspirasi dari konsep balap, bisa dilihat langsung dari desainnya. Sang produsen juga bilang bahwa Racing GM5 adalah mouse tercanggih yang pernah mereka racik.

Biostar Racing GM5 mengusung tubuh ambidextrous, artinya dapat digunakan di tangan kanan ataupun kiri. Mouse dirancang untuk penggunaan tipe claw grip (postur tangan seperti mencakar) dengan area tengah yang ramping. Pendekatan desain ini memberikan kendali penuh dan kestabilan tinggi pada gamer. Lalu layout tombolnya sendiri cukup familer: selain dua tombol utama, ada switch DPI di depan scroll wheel, lalu ada dua tombol lagi di sisi kanan dan kiri.

Biostar Racing GM5 2

Mouse memanfaatkan tubuh ‘ala serat karbon’ dengan rimensi 125×67,2×37,5mm dan bobot 130g. Bagian sampingnya dilapisi karet bertekstur untuk memastikan GM5 tak gampang terlepas dari genggaman tangan saat Anda sedang seru ber-gaming. Dan melengkapi sisi penampilannya, Biostar membubuhkan pencahayaan LED di sisi bawah kiri dan kanan (plus lampu indikator), scroll, dan juga logo Racing di punggung.

Jantung dari performa Biostar Racing GM5 adalah sensor optik PMW, menyajikan pilihan DPI berbeda: dari mulai 50 (jika Anda membutuhkan tracking presisi) 800, 1600, 2400 hingga 7200 – dapat diubah langsung dengan tombol atau lewat software. Mouse gaming tersebut mampu melacak gerakan hingga kecepatan 150-inci per detik, dan sensornya sanggup membaca 8.000 gambar per detik. Sebagai ‘kakinya’, produsen menggunakan bahan teflon.

Biostar Racing GM5 1

Untuk memastikan GM5 bisa dipakai dalam waktu lama, Biostar mengusung switch Omron Micro – tombolnya tahan hingga 50 juta kali klik. Mouse tersambung ke komputer via kabel USB braided sepanjang 1,8-meter, kompatibel dengan PC ber-OS Windows 10, 8, 7, ataupun platform lawas semisal XP dan Win 2000.

Biostar Racing GM5 sudah mulai dipasarkan, dapat Anda miliki dengan mengeluarkan uang US$ 40 saja. Di masa promo ini, bundel pembelian produk juga disertai kode gift World of Tanks.

Biostar Upgrade Mouse Gaming Mereka, Tetap Tawarkan Harga Paling Ekonomis

Harga kompetitif merupakan arahan yang diambil Biostar saat produsen motherboard Taiwan itu memutuskan untuk turut masuk ke kancah persaingan gaming gear. Mereka sudah memperkenalkan dua periferal pendukung gaming, yakni mouse super-murah dan keyboard mekanik yang ditawarkan di harga sangat miring. Namun Biostar masih punya kejutan lain buat Anda.

Di pertengahan bulan Desember kemarin, Biostar mengumumkan mouse gaming kedua mereka, diracik sebagai versi upgrade dari AM2, dinamai Racing AM3. Perusahaan Taiwan itu menjelaskan, produk ini sengaja didesain buat gamer yang menginginkan mouse berperforma dan dengan tingkat presisi tinggi. Biostar mengadopsi sejumlah teknologi high-end dan menyajikannya secara terjangkau agar lebih banyak orang bisa menikmatinya.

“Dengan semakin banyaknya gamer mencari performa dan kelengkapan fitur, harga mouse gaming yang bertambah mahal jadi rintangan bagi mereka untuk menikmati permainan secara sempurna,” kata Biostar secara tertulis. “Kami ingin mengubah hal itu melalui produk ideal di harga masuk akal tanpa mengorbankan kualitas ataupun kelengkapan fitur.”

BioStar Racing AM3 1

Seperti AM2, AM3 mengusung arahan desain ambidextrous – dibuat simetris sehingga dapat dipakai di tangan kanan dan kiri. Mouse diramu untuk tipe menggunaan claw-grip (postur tangan mencakar) dengan dimensi 122x67x34mm dan berat hanya 149g, menjanjikan kenyamanan dan kelincahan gerakan dalam sesi gaming yang lama. Penyajiannya cukup familier: ada dua tombol utama, scroll wheel, tombol switch DPI, dan ada dua tombol lagi di sisi kiri.

Racing AM3 memanfaatkan jenis permukaan glossy sehingga mudah dibersihkan, tersambung ke PC via kabel nilon non-tangle dengan clip anti-tarikan, kemudian Biostar tak lupa membubuhkan ‘kaki’ teflon di sisi bawahnya agar mouse bergerak secara mulus baik di permukaan mouse mat keras ataupun lembut. Dan dari gambar yang Biostar tampilkan di press release, AM3 juga mempunyai pencahayaan LED; di bagian samping, punggung dan logo bintang.

Jantung dari performa AM3 adalah sensor PMW 3320, mampu membaca 5.300 frame rate per detik dan melacak kecepatan sampai 80ips (instructions per second), serta menyuguhkan keakuratan hingga 5.000DPI. Cukup dengan menekan tombol, Anda bisa menentukan levelnya secara real-time: 800, 1.200, 2.400 atau 5.000. Buat tombol-tombol di sana, Biostar mengandalkan switch Huano, diklaim memiliki daya tahan sampai 10 juta kali klik.

Biostar belum bilang kapan Racing AM3 dirilis (juga belum dipamerkan di situs resmi mereka), hanya menginformasikan bahwa produk ini dibanderol di harga cuma US$ 16.

Keyboard Mekanik Pertama Biostar, GK3, Ditawarkan di Harga yang Sangat Atraktif

Hampir tiga dekade Biostar menekuni bidang produksi motherboard dan kartu grafis, tapi memang belum lama perusahaan Taiwan ini mengalihkan perhatiannya pada gaming. Tak seperti mayoritas rival senegaranya, Biostar melangkah dengan hati-hati. Setelah menyingkap mouse gaming pertama di akhir September silam, kali ini Biostar memperkenalkan ‘pasangannya’.

Tim asal New Taipei City itu mengumumkan keyboard gaming mekanik pertama ciptaan mereka, dinamai GK3. Biostar mengklaim bahwa para desainernya sudah mengombinasikan berbagai elemen yang gamer butuhkan, termasuk dari aspek ketahanan serta performa. Namun saya juga melihat sebuah kesamaan antara keyboard GK3 dan mouse AM2: keduanya ditawarkan di harga yang sangat kompetitif.

Meskipun tergolong ekonomis, Biostar tidak mengesampingkan faktor penampilan – GK3 menyimpan sedikit kesan industrial keyboard gaming kreasi Corsair. Tubuh keyboard tersusun atas material aluminium, keycap-nya bisa dilepas, lalu Biostar menutup PCB-nya dengan lapisan anti-air dan anti-debu. Rancangannya dibuat miring agar air yang tak sengaja tumpah di atas keyboard dapat cepat mengalir ke bawah.

Biostar GK3 2

Biostar tak lupa membubuhkan backlight LED dengan tujuh mode pencahayaan dan mempersilakan Anda buat mengustomisasi atau memilih preset yang ada (tersedia mode Call of Duty hingga League of Legends) serta menggonta-ganti keycap-nya.

Untuk menekan harganya, Biostar tidak menggunakan switch Cherry MX, mereka mengandalkan blue switch dari Outemu. Produsen bilang, struktur mekanik di GK3 bisa meningkatkan produktivitas kerja serta sempurna buat para gamer, menghidangkan level respons yang tidak dapat diberikan oleh keyboard jenis membran. Kendalanya, penggunaan switch mekanik membuat harga periferal ini melambung tinggi.

Biostar GK3 3

Biostar GK3 menjanjikan tuts berdaya tahan tinggi – hingga 50 juta kali tekan dalam skenario pemakaian intensif. Keyboard turut ditunjang fitur anti-ghosting  n-key rollover, bisa membaca input di tuts berbeda secara bersamaan. Selain rangkaian tombol standar, GK3 juga mempunyai 12 hotkey buat mengakses fungsi multimedia di PC, namun tampaknya periferal ini tidak memiliki fitur macro dan Biostar juga belum membahas bagaimana proses konfigurasi LED dilakukan (kemungkinan lewat app companion).

Keyboard GK3 tersambung ke komputer melalui kabel USB sepanjang 1.800mm, tubuhnya berdimensi 459,5×204,25×36,8mm dengan bobot 1,14-kilogram. Perangkat ini kompatibel ke beragam versi Windows dari mulai XP hingga 10.

GK3 rencananya dijajakan seharga hanya US$ 45, jauh lebih murah dari keyboard mekanik kompetitor, tapi sayangnya Biostar belum menginformasikan kapan produk tersebut tersedia.

Biostar Perkenalkan Mini PC Termungil Mereka, Bisa Bersembunyi Dalam Kantong

Beberapa bulan selepas Computex 2016, Biostar masih berapi-api dalam memperkenalkan produk baru. Setelah belum lama mencoba memantapkan cengkraman di segmen gaming gear dengan mengumumkan mouse gaming pertama mereka, sang perusahaan hardware asal Taiwan ini menyingkap anggota baru keluarga Racing, kali ini berupa mini PC.

Lewat langkah tersebut, lini produk Racing akhirnya tidak hanya terdiri dari motherboard saja, tapi juga meliputi komputer personal. Biostar memberinya nama yang unik, tampak sesuai dengan desain dan tema ‘balapan’ secara keseluruhan, yaitu Racing P1. Tidak sulit melihat adanya faktor kesengajaan soal mengapa mini PC ini mengusung nama mirip mobil sport hybrid populer garapan McLaren Automotive itu.

Biostar Racing P1 1

Biostar Racing P1 mempunyai ukuran sangat kecil, hanya berdimensi 129x83x27-milimeter dengan volume 0,28-liter. Wujud mungil ini bisa tercapai berkat penggunaan desain tanpa fan, memungkinkan Anda menyelipkan device di dalam kantong celana. Sang produsen bahkan tak ragu-ragu mengklaim Racing P1 sebagai mini PC paling padat di dunia. Dan ketika pencipta produk sejenis hanya fokus pada memperkecil tubuhnya, Biostar tidak melupakan aspek penampilan.

Biostar Racing P1 2

Sisi atas Racing P1 memiliki decal menyerupai lapisan serat karbon dan garis serta lengkungan simetris ala kap mobil balap. Di sana ada logo Racing dengan LED RGB backlight, dapat dikustomisasi lewat software Vivid LED DJ. Di sisi samping, Anda bisa segera menemukan konektivitas fisik esensial: ada USB 3.0, USB 2.0, card reader SD, header LED 5V, dan port audio; lalu di sisi yang berlawanan terdapat port LAN, HDMI, dan empat buah port USB 2.0 lagi.

Biostar Racing P1 3

Selain didesain agar portable, Racing P1 juga kompatible dengan mount VESA standar. Tak hanya cuma bisa ditaruh di atas meja, mini PC ini juga dapat disembunyikan di bekalang monitor sehingga area kerja Anda jadi lebih rapi.

Bagi Biostar, Racing P1 disiapkan sebagai titik temu antara portabilitas, produktivitas dan kelengkapan konektivitas. Laptop mungkin merupakan pilihan utama mereka yang selalu on-the-go, tapi mouse dan keyboard masih menjadi periferal produktif terbaik. Tablet juga bukan alternatif teroptimal karena terbatasanya port membatasi fungsi perangkat. Menurut Biostar, mini PC ialah solusinya.

Racing P1 dipersenjatai prosesor quad-core Intel Z8350 berkecepatan 1,92GHz, dengan RAM 4GB dan penyimpanan internal 64GB. Kabarnya, produk sudah mulai dipasarkan, dibanderol di harga sangat terjangkau: US$ 160 untuk versi tanpa sistem operasi.

Sangat Terjangkau, Mouse Gaming Pertama Biostar Ini Sempurna Untuk Gamer yang Sedang Berhemat

Bagi konsumen di Indonesia, nama Biostar memang tidaklah sepopuler Asus atau Acer. Seperti kompetitor senegaranya itu, sejak tahun 80-an Biostar fokus dalam pengadaan motherboard dan kartu grafis. Mereka tidak ikut-ikutan berteriak lantang saat para rival mulai memperluas fokus ke gaming, namun Biostar tahu arahan yang tepat buat masuk ke ranah gaming gear.

Harga terjangkau merupakan hal yang relatif, namun dibanding periferal standar, perangkat gaming cenderung lebih mahal. Aspek-aspek seperti luasnya opsi sensitivitas DPI, desain ergonomis, dan teknologi sensor canggih umumnya jadi alasan produsen membanderol produk di harga tinggi. Tapi AM2 memang berbeda karena kita tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak untuk memiliki mouse gaming pertama racikan Biostar ini.

Biostar AM2 adalah mouse gaming yang ditawarkan di harga sangat miring tanpa mengorbankan kualitas dan performa. Produsen fokus pada faktor-faktor penting dalam penyajian mouse, mengusung rancangan simetris ‘ambidextrous‘ sehingga bisa dipakai oleh gamer normal maupun kidal. Penampilan AM2 sama sekali tidak pas-pasan. Dengan tubuh putih-abu-abu, Biostar tak lupa membubuhkan LED color-changing.

BioStar AM2 1

AM2 mempunyai tubuh glossy, sehingga debu dan minyak mudah dibersihkan. Area bawahnya sendiri menggunakan bahan teflon, dimaksudkan untuk meminimalisir hambatan yang disebabkan gaya gesek, memastikan pergerakan mouse jadi lebih mulus. Mouse tersambung ke PC lewat kabel anti-pull, dan tombol-tombolnya sudah lulus uji coba 10 juta kali klik. AM2 berukuran 122x66x38mm dengan berat hanya 125-gram.

Periferal ini menyajikan dua tombol utama, satu scroll wheel, serta tombol pengaturan dpi. Warna LED akan berubah sesuai level sensitivitas dots per inch-nya: LED tidak menyala di setting default (800dpi), biru menandai 1.200dpi, hijau artinya 1.600dpi, lalu biru-hijau mengindikasikan 2.400dpi. Biostar AM2 dipersenjatai sensor optik Avago 5050, diklaim cocok untuk mereka yang sedang mencari mouse gaming pertama.

BioStar AM2 2

“Dengan pesatnya pertumbuhan segmen gaming kompetitif, penyediaan mouse berperforma tinggi menjadi tantangan baik buat produsen serta gamer, karena memang sulit memperoleh titik temu antara beragam preferensi user dan genre permainan,” ungkap Biostar di press release. “Di Biostar, kami memahami bagaimana menawarkan produk yang seimbang. Dibantu masukan dari gamer, faktor-faktor ini merupakan panduan dalam mendesain AM2.”

Biostar belum menginformasikan kapan AM2 tersedia secara global, dan kapan ia tiba di Indonesia. Tapi yang jelas, harganya sangat atraktif: hanya US$ 10 saja.

Tambahan: Biostar.