Tag Archives: BlackBerry

Mulai Hari Ini Perangkat Lawas BlackBerry Tak Lagi Berfungsi

Apa yang Anda rindukan dari perangkat BlackBerry? Keyboard QWERTY fisiknya yang nyaman? Iseng ping! di aplikasi BBM atau justru punya pengalaman menjengkelkan dengan trackball dan trackpad-nya.

Sebelumnya bagi yang masih menyimpan perangkat BlackBerry lawas dengan baik, setidaknya mereka masih bisa menggunakan untuk keperluan dasar. Namun mulai tanggal 4 Januari 2022, mantan raja ponsel ini akan menonaktifkan sistem operasinya, termasuk BlackBerry 7.1 OS atau lebih lama, BlackBerry 10, dan BlackBerry PlayBook.

Layanan dan software pada perangkat yang menjalankan sistem operasi tersebut tidak akan lagi berfungsi dengan andal, baik melalui WiFi atau seluler. BlackBerry tidak menjamin perangkat tersebut dapat melakukan panggilan telepon, mengirim pesan teks, menelepon nomor darurat, dan mengakses data.

Di Indonesia, BlackBerry mulai meraih kepopuleran pada tahun 2004. Perlahan BlackBerry mulai menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia, menggeserkan kejayaan Nokia. Kiprahnya mulai menurun pada tahun 2010, karena tak mampu bersaing dengan smartphone berbasis Android dan iOS.

Kekalahan BlackBerry bukan tanpa perlawanan, mereka membuat sistem operasi baru yang digadang-gadang menjadi juru selamat BlackBerry. OS tersebut adalah BlackBerry 10 yang pertama kali dirilis tahun 2012 bersama dengan BlackBerry Z10.

BlackBerry 10 benar-benar berbeda dari sistem operasi BlackBerry sebelumnya dan sepenuhnya mengandalkan layar sentuh. Guna memikat kembali pengguna setianya, BlackBerry juga mengumumkan perangkat BlackBerry 10 yang dilengkapi keyboard fisik seperti BlackBerry Classic dan Passport, bahkan sempat mengadopsi Android dengan BlackBerry Priv pada tahun 2015.

Tahun berikutnya BlackBerry menyerah di bisnis smartphone, meski begitu ia melisensikan mereknya ke produsen pihak ketiga seperti TCL. Namun sejak BlackBerry KEY2 LE yang dirilis tahun 2018, belum ada lagi perangkat dengan merek BlackBerry baru.

Sumber: TheVerge

Kerja Samanya dengan TCL Bakal Dihentikan, BlackBerry Pamit untuk Kedua Kalinya

Sungguh malang nasib BlackBerry. Dahulu pernah merajai industri smartphone, merek asli Kanada itu kini harus mengucapkan selamat tinggal untuk yang kedua kalinya. Seperti yang kita tahu, BlackBerry sudah tidak lagi memproduksi hardware sejak September 2016.

Namun hanya beberapa bulan setelahnya, TCL mengumumkan bahwa mereka bakal meneruskan kiprah BlackBerry di bisnis smartphone. Berbekal lisensi resmi, TCL pun menciptakan sejumlah smartphone di bawah nama BlackBerry macam DTEK60, KEYone dan KEY2.

Sayang semua itu harus berhenti. Seperti yang saya bilang, BlackBerry harus pamit untuk yang kedua kalinya, sebab mereka bakal segera mengakhiri kemitraannya dengan TCL. Per 31 Agustus 2020 nanti, TCL tidak akan lagi memproduksi dan menjual smartphone BlackBerry.

Alasannya tidak disebutkan, tapi kemungkinan besar dikarenakan semakin sengitnya persaingan di industri smartphone. Lebih lanjut, tahun 2020 ini juga bakal menjadi debut TCL untuk memproduksi smartphone di bawah namanya sendiri.

Lalu apakah ini berarti nama BlackBerry sudah benar-benar mati? Tidak juga, sebab di samping TCL, BlackBerry juga menyerahkan lisensi produksi hardware-nya ke perusahaan lain di lima negara berikut: Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, India dan Indonesia. Yang diberitakan mundur hanya TCL, jadi masih ada kemungkinan akan ponsel-ponsel baru BlackBerry, meski mungkin hanya di lima negara tersebut.

Sumber: TechCrunch dan BlackBerry.

 

Emtek Shuts Down BBM Per May 31st 2019

Emtek officially announces BBM shutdown per May 31st, 2019. The incapability to increase active users might be the main reason. Emtek team we’ve reached has not given any information regarding the future of Emtek and Blackberry.

Partnership between Emtek and Blackberry was started in 2016 when Blackberry Limited gave up the BBM Consumer’s license to Emtek through Creative Media Works Pte. Ltd (CMW) worth $207.5 million for long term. Emtek intends to develop BBM as super app, like WeChat in China, that becomes the central of consumer’s activity for smartphone use.

Less than three years later, BBM for consumer should’ve ended.

In the official release, Emtek said, “Three years ago, we started a journey to reinvent BBM. [..] Nevertheless, tech industry has always been dynamic. We’ve tried our best, many users prefer the other platform, while new user is hard to acquire. It’s tough and we’ve got to be stronger.”

Based on 2018 financial report, Emtek loss was worth Rp2.62 trillion due to the Rp1.97 trillion cut of CMW’s goodwill. Previously, in March, BBM confirms the office shutdown in Canada and Singapore.

Introducing BBMe

Currently, users are being redirected to download BBM Enterprise (BBMe) app in Google Play. The App Store version is to be followed. It’ll be available for free in the first year, later, there will be subscription fee of US$2.49 (almost Rp35 thousand).

The concept is similar to BBM, end-to-end encrypted message with enterprise standard.

“We respect Emtek’s decision, though, unfortunately the platform didn’t work as expected. Through careful consideration, we decided that BBM active users still need a safety and trusted messaging platform,” Blackberry’s CMO, Mark Wilson said.

He ensures, the team won’t monetize user’s data, therefore, the service won’t require phone number, recommend user contact, and located user.

In terms of feature, BBMe is not as rich as Emtek’s BBM. There’s no feature for channel, enhanced group, sticker, or shop. BBMe is for those paying attention to data safety and user’s privacy. “This service requires email to register, unlike the other app,” Wilson said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Emtek resmi menghentikan aplikasi BBM. Sebagai penggantinya, BBM Enterprise merilis BBMe dengan konsep berlangganan setelah gratis di satu tahun pertama

Emtek Tutup Layanan BBM Per 31 Mei 2019

Emtek resmi mengumumkan penghentian operasional aplikasi BBM per 31 Mei 2019. Ketidakmampuan meningkatkan jumlah pengguna aktif disinyalir menjadi penyebab utamanya. Pihak Emtek yang kami hubungi menolak menginformasikan bagaimana klausul antara Emtek dan BlackBerry selanjutnya.

Kemitraan Emtek dan BlackBerry dimulai tahun 2016 ketika BlackBerry Limited memberikan lisensi BBM Consumer kepada Emtek melalui Creative Media Works Pte. Ltd (CMW) dengan nilai awal $207,5 juta untuk jangka panjang. Emtek ingin mendorong BBM menjadi sebuah super app, seperti WeChat di Tiongkok, yang menjadi sentral kegiatan konsumen untuk penggunaan smartphone.

Kurang dari tiga tahun kemudian, layanan BBM untuk konsumen harus diakhiri.

Dalam pernyataan resminya, Emtek menyebutkan, “Tiga tahun lalu, kami mengawali perjalanan untuk memperbaharui BBM. [..] Namun tidak dapat dipungkiri, industri teknologi begitu dinamis. Walau kami telah mengerahkan berbagai upaya, banyak pengguna memilih untuk beranjak ke platform lain, sementara pengguna baru sulit didapat. Walaupun berat, kini telah tiba waktunya untuk kami pun beranjak.”

Menurut laporan keuangan tahun 2018, Emtek mengalami rugi bersih sebesar Rp2,62 triliun akibat penghapusan goodwill CMW senilai Rp1,97 triliun. Sebelumnya, di bulan Maret, BBM memastikan penutupan kantor di Kanada dan Singapura.

Perkenalkan BBMe

Pengguna kini diarahkan untuk mengunduh aplikasi BBM Enterprise (BBMe) yang telah tersedia di Google Play. Versi App Store-nya segera menyusul. Aplikasi ini akan tersedia gratis untuk satu tahun pertama, kemudian dikenakan biaya berlangganan selama enam bulan sebesar US$2,49 (hampir Rp35 ribu).

BBMe memiliki konsep yang kurang lebih sama dengan BBM, pengiriman pesan terenkripsi secara end-to-end dengan standar enterprise.

“Meskipun kami menghormati keputusan Emtek, kami sangat menyayangkan karena platform tidak berjalan dan berkembang seperti yang kami harapkan. Setelah melalui banyak pertimbangan, kami memutuskan bahwa pengguna setia BBM harus tetap memiliki platform pengiriman pesanan yang aman dan dapat dipercaya,” kata CMO BlackBerry Mark Wilson dalam keterangan resmi.

Wilson menjamin pihaknya tidak akan memonetisasi data pengguna sehingga layanan tidak akan meminta nomor telepon, menyarankan kontak ke pengguna, dan tidak melacak lokasi pengguna.

Secara fitur, BBMe tidak sekaya BBM yang dikembangkan Emtek. Tidak ada fitur channel, enhanced group, sticker, atau shop. BBMe cenderung ditujukan kepada mereka yang peduli pada keamanan data dan privasi pengguna.

“Layanan ini hanya memerlukan alamat email untuk mendaftar, tidak seperti aplikasi lain,” terang Wilson.

Application Information Will Show Up Here

Demi Tetap Eksis, HTC Disebut Menawarkan Lisensinya untuk Sejumlah Pabrikan di India

HTC sedang berada di dalam satu siklus yang disebut dengan “sekarat”. Fase yang juga pernah dilalui oleh beberapa brand ternama, sebut saja Nokia dan Blackbery atau jika boleh disebutkan nama Microsoft pun termasuk dalam daftar perusahaan yang gagal bersaing di industri mobile. Bedanya, nama terakhir ini punya kesehatan finansial yang super fit.

Kebalikannya, HTC tidak hanya gagal bersaing di industri mobile tetapi juga berada dalam kondisi finansial yang sangat memprihatinkan sebagai satu keutuhan perusahaan. Jika tak segera diselamatkan, HTC berpotensi besar menyusul Gionee yang angkat koper lebih dulu.

Tetapi HTC tampaknya masih menolak untuk menyerah tanpa perlawanan. Pabrikan asal Taiwan ini dikabarkan sedang mencoba peruntungan yang mungkin saja menjadi kesempatan terakhir bagi mereka untuk terus bertahan hidup. Dikutip dari Brand Equity via PhoneArena, bahwa HTC sedang terlibat pembicaraan untuk melisensikan brand miliknya ke Micromax, Lava, dan Karbonn di pasar India. Tiga “eksekutif industri senior” mengatakan bahwa HTC akan memperoleh royalti sebagai imbalan atas penggunaan brand-nya.

Dua perusahaan, Lava dan Karbonn bahkan disebut sudah memberikan sinyal positif dan siap untuk mengajukan penawaran kepada pihak HTC.

Dikatakan lebih lanjut, lisensi yang ditawarkan oleh HTC mencakup hampir sebagian besar kategori produk di divisi mobile, mulai dari smartphone, tablet hingga aksesori. Dukungan dan ketersediaan lisensi serta inovasi dari HTC diyakini akan membantu pabrikan lokal untuk bersaing dengan Xiaomi, Vivo, OPPO dan bahkan Samsung. Ketatnya kompetisi di ceruk pasar yang digarap oleh banyak nama saat ini tidak hanya menuntut spesifikasi yang cakap tapi juga inovasi. Sesuatu yang tidak dipunyai oleh brand-brand lokal.

HTC sendiri belum buka suara soal rumor ini. Tetapi jika terbukti benar, maka akan ada kemungkinan mereka akan memperluas strateginya keluar India, ke Asia Tenggara misalnya sebagaimana strategi yang diambil oleh BlackBerry.

Di akhir 2018 HTC melaporkan pendapatan sebesar $770 juta dolar AS, turun 62 persen dari tahun 2017 dan merupakan catatan terburuk karena untuk pertama kalinya HTC memperoleh pemasukan kurang dari $1 miliar selama setahun sebagai perusahaan publik.

Strategi ini tidak akan menyelamatkan HTC dari kebangkrutan, tetapi langkah ini diyakini akan membantu mereka bernafas lebih lama.

Kemitraan antara BRI, Telkomsel, dan BlackBerry / DailySocial

BRI Buat Perangkat Khusus Mantri, Hasil Kemitraan dengan Telkomsel dan BlackBerry

BRI bermitra Telkomsel dan BlackBerry untuk pengadaan perangkat khusus mantri BRI demi permudah proses bekerja saat di lapangan jadi lebih digital dengan jaminan keamanan tinggi. Perangkat yang disebar BRI sudah ter-install secara default oleh jaringan Telkomsel yang didukung oleh sistem keamanan BlackBerry Unified Endpoint Management (UEM).

Mantri BRI adalah singkatan dari marketing dan analisis mikro yang bertugas tidak hanya mengurusi bagian kredit, tapi juga simpanan. Diklaim total mantri BRI saat ini sekitar 34 ribu orang tersebar di seluruh Indonesia. Mantri berbeda dengan agen BRILink yang merupakan layanan Laku Pandai dari Bank BRI.

Dengan perangkat khusus ini, seluruh informasi berharga pelanggan akan lebih terjamin keamanannya. Staf BRI dimungkinkan untuk berbagi data pelanggan yang sensitif dalam lingkungan terpercaya, mengurangi ancaman siber, dan risiko pencurian data.

BRI pun kini memiliki manajemen endpoint yang lengkap dan kontrol kebijakan untuk beragam perangkat dan aplikasi yang semakin berkembang. Membantu mengembangkan dan mengelola pekerjaan seperti loan applications. Hal ini juga memastikan bank selalu siap untuk peraturan privasi dan keamanan baru.

“BRI memilih BlackBerry UEM tidak hanya karena kemampuannya melindungi file dan data, tetapi untuk skalabilitas dan pengelolaannya yang sederhana untuk berbagai hal yang terkoneksi di tempat kerja,” ucap Direktur TI BRI Indra Utoyo, Rabu (8/8).

Sebelumnya, para mantri BRI harus menggunakan dokumen fisik untuk memproses pengajuan kredit dari calon nasabah. Mereka juga harus membuat laporan harian setiap harinya untuk mengukur produktivitasnya.

Kini proses kredit sudah bisa disetujui kurang dari 12 jam dari awalnya perlu menunggu hingga berhari-hari. Dengan demikian, produktivitas para mantri meningkat lebih tajam. BRI juga bisa mendeteksi secara langsung produktivitas mantri berdasarkan lokasi GPS. Dari data BRI disebutkan, terjadi peningkatan penjualan antara 30%-40%.

“Digitalisasi itu membuat risiko manajemen dan operasional bisa lebih ditekan, sehingga risikonya jadi lebih termitigasi dengan baik saat menyalurkan kredit mikronya.”

VP Enterprise Mobile Product Marketing Telkomsel Arief Pradetya menambahkan perangkat yang disediakan BRI itu didesain khusus untuk kerja, sudah dikunci sehingga tidak bisa ditambah atau dihapus oleh mantri. Hanya berisi delapan aplikasi, mayoritas adalah aplikasi internal dari BRI dilengkapi aplikasi pendukung kerja.

“Perangkat sudah di-roll out ke seluruh mantri, selesainya sudah dari bulan lalu. Karena ini corporate device, jadi memang didesain untuk kerja saja, tidak bisa untuk yang lain. Mantri bisa langsung kerja dengan jaringan Telkomsel di mana saja mereka berada,” terang Arief.

BlackBerry UEM adalah sebuah perangkat lunak yang merupakan bagian dari BlackBerry Enterprise Mobile Suite menyediakan satu tampilan untuk semua perangkat, aplikasi dan manajemen konten, dengan keamanan dan konektivitas yang terintegrasi.

Perangkat lunak BlackBerry dimanfaatkan untuk menghubungkan dan mengamankan endpoint, bersifat fisik dan digital, serta membantu perusahaan mengembangkan sistem yang pintar dengan solusi embedded yang aman dan bersertifikasi. Diklaim BlackBerry memiliki lebih dari 80 sertifikasi keamanan dan telah menerima beberapa penghargaan tertinggi di industri, salah satunya Gartner, Inc.

BlackBerry Evolve Resmi

Resmi Debut, BlackBerry Evolve dan Evolve X Berbekal Kamera Ganda dan Baterai 4.000mAh

Pada acara yang diadakan di New Delhi, India, BlackBerry secara resmi meluncurkan dua smartphone baru, BlackBerry Evolve dan Evolve X. Diracik oleh Optiemus Infracom dan mengadopsi piranti lunak andalan BlackBerry, kedua perangkat diklaim sebagai “Smartphone Android yang Paling Aman”.

Berkiprah di kelas menengah, BlackBerry Evolve dan Evolve X mengikuti tren terbaru seperti panel layar 5,99 inci dengan resolusi layar Full HD+ (1080 x 2160 piksel) dan aspek rasio 18:9. Faktor proteksinya diperkuat oleh Corning Gorilla Glass 5, sedangkan sistem operasi yang diusung sudah Android 8.1 Oreo serta tambahan aplikasi keamanan khusus dari DTEK.

Keduanya menawarkan kamera selfie 16MP dengan bukaan f/2.0 yang tampaknya bakal menjadi salah satu daya saing Evolve dan Evolve X di antara sekian banyak smartphone selfie yang sudah ada. Sementara di bagian belakang, ada pengaturan kamera ganda di keduanya. Model BlackBerry Evolve memiliki dua sensor 13MP, sedangkan Evolve X menggunakan kombinasi sensor 12MP dan 13MP.

BlackBerry Evolve

Merasuk lebih dalam, Evolve mengadopsi chipset Snapdragon 450 dengan RAM sebesar 4GB. Sementara itu, Evolve X sedikit lebih menggigit dengan chipset Snapdragon 660 SoC dan RAM sebesar 6GB.

Sel baterai yang akan menjadi nyawa bagi keduanya memiliki kapasitas sebesar 4.000 mAh. Kapasitas yang cukup besar, dan tentu butuh dorongan agar dapat terisi secara optimal dengan cepat. Untuk itu, pabrikan membenamkan dukungan Qualcomm Quick Charge 3.0 yang mampu mengisi daya baterai lebih cepat dari cara konvensional. Khusus untuk Evolve X, BlackBerry juga menambahkan dukungan wireless charging untuk menopang sisi portabilitas. Tak lupa, ada pemindai sidik jari ada di sisi belakang untuk keduanya.

Harga dan Ketersediaan

BlackBerry Evolve X akan tersedia secara eksklusif di Amazon India pada akhir Agustus 2018 dengan harga jual di kisaran $365. Sementara BlackBerry Evolve akan tersedia mulai pertengahan September 2018 dengan banderol $510.

Sumber berita PhoneRadar dan Twitter.com/BBMMobileIndia.

Pembaruan Android Oreo untuk BlackBerry KEYone Mulai Diuji

BlackBerry KEYone diluncurkan tahun lalu dengan sistem operasi Android Nougat. Mempertimbangkan BlackBerry dikenal sebagai perusahaan yang mengedepankan keamanan, cukup mengejutkan melihat mereka belum juga meluncurkan pembaruan ke Oreo yang bahkan telah diluncurkan sejak lama. Tapi sekarang pengguna KEYone bisa segera bernafas lega karena Blackberry mengonfirmasi sudah  meluncurkan versi beta Android 8.0 Oreo untuk smartphone BlackBerry KEYone-nya.

Dilaporkan oleh CrackBerry, BlackBerry dikatakan sudah meluncurkan pembaruan beta melalui skema undangan. Artinya, tidak semua orang bisa berpatisipasi. Tetapi jika Anda ingin menjadi bagian di dalamnya, bisa mendaftarkan diri ke laman bbeta.centercode.com/welcome. Sayangnya laporan itu tidak menyebutkan kapan Oreo beta akan tersedia untuk penguji.

Dalam surat elektronik yang disebarkan ke para peserta BlackBerry Beta Zone, disebutkan bahwa perusahaan saat ini sedang memindahkan upaya pengujian beta ke komunitas baru yang dikelola oleh para ahli dari Centercode. Bagi para pengguna diminta untuk melakukan pembaruan profil guna mendapatkan undangan.

screenshot-bbbeta.centercode.com-2018-07-16-13-42-14

Meskipun ini adalah versi beta dengan skema undangan, tidak ada salahnya mencoba dan mendaftar di situs web Centercode yang tautannya sudah saya sertakan di atas. Pengumuman ini juga mengisyaratkan bahwa pengujian bakal memakan waktu sebelum Android Oreo untuk BlackBerry KEYone benar-benar tiba. Kemungkinan terburuk, ketika Android Oreo tiba, versi terbaru Android P juga sudah diambang peluncuran.

Perlombaan semacam ini bukan hal baru, dan sayangnya BlackBerry yang dikenal peduli akan keamanan justru terlibat dalam siklus yang membosankan ini. Bandingkan dengan Nokia yang memberikan komitmen pembaruan secara berkelanjutan, bahkan ketika perangkatnya belum didistribusikan ke pasar global secara merata.

Blackbery KEY2

Bukan Cuma Kamera Ganda, BlackBerry KEY2 Juga Janjikan Performa yang Lebih Nendang

Setelah menjadi bahan perbincangan di berbagai rumor, BlackBerry akhirnya secara resmi mengumumkan smartphone terbarunya, KEY2. Sesuai dengan namanya, ini adalah smartphone berbasis Android dengan tambahan keyboard fisik yang menghuni hampir sepertiga body perangkat.

Seperti yang tertera di nama aslinya, KEY2 tak lain adalah iterasi dari seri KEYone yang diluncurkan tahun lalu dan sepertinya ini adalah smartphone yang akan diplot oleh TCL Communication – selaku produsen – sebagai perangkat andalannya. Meskipun bicara kelas, KEY2 akan bersaing di kelas menengah, bukan flagship.

BlackBerry-KEY2-Official-24

Layar BlackBerry Key2 tak banyak berubah dari seri KEYone, masih menawarkan layar LCD 4,5 inci dengan resolusi 1620 × 1080 piksel yang sama. Desain secara keseluruhan sangat mirip, tetapi sejatinya BlackBerry melakukan sejumlah penyempurnaan. Material logam aluminium Seri 7 menjadi tulang punggung perangkat yang kemudian dilapis rapi oleh cover belakang bertekstur khas. Warna hitam dan perak mempertegas warisan desain BlackBerry yang selama ini dikenal.

Di sisi performa, BlackBerry KEYone disorot karena kinerjanya yang dianggap kurang nendang. Sebagai solusinya, BlackBerry menyematkan RAM yang jauh lebih besar yakni 6GB dan juru gedor Snapdragon 660. Dua opsi ruang simpan ditawarkan, 64GB dan 128GB ditopang baterai 3,500 mAh dengan Quick Charge 3.0 melalui USB-C.

Geser ke belakang, ada dua buah kamera 12MP yang dilengkapi dengan Dual Tone LED. Konfigurasi kamera ganda ini jadi yang pertama dari BlackBerry. Kemudian di bagian depan ada sensor 8MP yang tak berubah dari seri terdahulu. Adapun sensor sidik jari mendapatkan rumah di tombol spacebar yang juga berfungsi sebagai tombol shutter untuk kamera.

BlackBerry juga menambahkan tombol “Speed Key” di bawah layar sentuh yang akan memudahkan pemilik menjalankan kembali aplikasi favorit tanpa harus kembali ke layar awal. Untuk mendapatkan semua itu, Anda harus merogoh kocek sebesar $649 USD untuk varian standar. KEY2 akan diluncurkan pertama kali di Kanada akhir bulan ini, dan menyambangi pasar internasional setelahnya.

Sumber berita BlackBerryMobiles.

Debut 7 Juni, Penerus BlackBerry KEYone Punya Kamera Lebih Baik dan Tombol Misterius

Bagi yang masih mengidolakan BlackBerry, ada kabar baik untuk Anda. Pabrikan asal Kanada tersebut dilaporkan bakal meluncurkan iterasi terbaru dari KEYone bernama KEY2 pada tanggal 7 Juni mendatang. Jadi, persiapkan diri dan tandai kalender di smartphone Anda.

BlackBerry KEY2 dalam sejumlah bocoran disebut sebagai smartphone yang masih akan ditenagai sistem operasi Android, mempertahankan keyboard QWERTY fisik dan juga menampilkan layar 1080 x 1620 piksel dengan penampang sebesar 4,5 inci. Menjelang tanggal peresmian tersebut, BlackBerry merilis video teaser yang memamerkan beberapa fitur-fitur vitalnya.

Dalam video teaser singkat tersebut dapat ditemukan adanya pengaturan kamera belakang ganda yang merupakan peningkatan dari KEYone yang masih menggunakan satu kamera utama. Video ini juga memberi kita penampakan singkat dari keyboard fisik KEY2 dan adanya tombol sembilan titik misterius di baris bawah keyboard. BlackBerry juga memperlihatkan perubahan posisi tombol power dari sisi kiri ke sisi kanan. Tak hanya itu, bentuk fisik keyboard juga dibuat lebih menarik dan besar ketimbang sebelumnya. Hal ini tampaknya bertujuan untuk memberikan pengalaman mengetik yang lebih baik.

Video ini menjawab bocoran gambar yang merebak sebelumnya, di mana kala itu perangkat juga tampak dibekali kamera ganda dan tombol sembilan titik yang hingga kini belum jelas apa fungsinya. KEY2 juga dikatakan memiliki port USB-C dan headphone jack 3.5mm.

BlackBerry KEY2 akan menjalani debut resminya dalam hitungan dua minggu ke depan. Kita masih buta soal harga jualnya, tapi jika memprediksi peluangnya di pasar smartphone, tampaknya BlackBerry boleh optimis mengingat saat ini sedikit sekali smartphone yang mempunyai tombol keyboard fisik seperti yang dimiliki KEY2.

Sumber berita AndroidPolice.