Tag Archives: blackmagic design

Blackmagic Pocket Cinema Camera 6K Usung Sensor Super 35 dan Dudukan Lensa Canon

Pabrikan asal Australia, Blackmagic Design, kembali meluncurkan kamera sinema yang cukup menarik. Dinamai Blackmagic Pocket Cinema Camera 6K (BMPCC6K), ia merupakan versi lebih garang dan lebih kapabel dari Blackmagic Pocket Cinema Camera 4K (BMPCC4K) yang dirilis tahun lalu.

BMPCC6K mengusung sensor Super 35 21,2 megapixel dengan ukuran penampang setara sensor APS-C. Ini jelas lebih besar ketimbang sensor Four Thirds yang digunakan BMPCC4K, dan lagi sederet keunggulannya tetap dipertahankan, semisal teknologi Dual Native ISO (400 dan 3200) serta klaim dynamic range seluas 13 stop.

Blackmagic Pocket Cinema Camera 6K

Sensor ini siap menghasilkan output video dengan resolusi maksimum 6144 x 3456 di kecepatan 50 fps, atau 6144 x 2560 di kecepatan 60 fps. Mode perekaman yang didukung sejatinya sangat melimpah, mencakup mode high frame rate 120 fps di resolusi 2,8K, serta mode anamorphic beresolusi 3,7K 60 fps. Format yang didukungnya meliputi Blackmagic RAW 12-bit serta ProRes 10-bit.

Untuk lensanya, BMPCC6K menggunakan jenis mount terpopuler sejagat raya, yakni EF-mount besutan Canon. Semua lensa bikinan Canon dapat bekerja sepenuhnya di kamera ini, termasuk model-model yang dilengkapi sistem image stabilization. Dipadukan dengan sensor berukuran besar, kamera ini siap menghasilkan video dengan kesan sinematik dan efek bokeh yang menawan.

Blackmagic Pocket Cinema Camera 6K

Dari segi fisik, BMPCC6K tampak sangat mirip seperti BMPCC4K, lengkap sampai ke layout tombol-tombolnya. Panel belakangnya pun turut didominasi oleh layar sentuh 5 inci beresolusi 1080p, siap menampilkan interface Blackmagic OS yang begitu rapi. Deretan port konektivitasnya lagi-lagi disusun di panel sebelah kiri, siap mengakomodasi kebutuhan sineas yang terbiasa menggunakan custom rig.

Blackmagic Pocket Cinema Camera 6K saat ini sudah dipasarkan seharga $2.495 (body only). Ukuran sensor yang besar, serta dukungan native terhadap lensa bikinan Canon tentu menjadikannya alternatif yang menarik sekaligus lebih terjangkau ketimbang kamera-kamera besutan RED.

Sumber: DPReview.

Blackmagic Luncurkan Keyboard Mekanis Khusus untuk Video Editor

Di luar Adobe Premiere dan Final Cut Pro, masih ada software lain yang tak kalah populer di kalangan video editor, yakni DaVinci Resolve garapan Blackmagic Design. Versi barunya, DaVinci Resolve 16, baru saja dirilis belum lama ini, namun ternyata pabrikan asal Australia itu tidak puas hanya dengan software baru saja.

Mereka turut memperkenalkan perangkat bernama DaVinci Resolve Editor Keyboard. Meski sepintas kelihatan seperti keyboard biasa, ia dirancang untuk mempermudah tugas para video editor sekaligus mempercepat kinerja mereka, dan itu diwujudkan lewat penambahan sejumlah tombol di sisi kiri dan kanan.

DaVinci Resolve Editor Keyboard

Di bagian tengah pun bisa kita lihat tombol warna-warni yang berjejer, dimaksudkan sebagai shortcut atas beragam fungsi yang terdapat di software DaVinci Resolve. Kemudian di ujung kanan sendiri, ada kenop putar berukuran besar yang dapat dipakai untuk memantau timeline video dengan mudah sekaligus presisi.

Berbekal keyboard ini, Blackmagic yakin para video editor bisa lebih cepat bekerja karena kedua tangannya dapat terfokus pada keyboard dan mengabaikan mouse. Tentunya mereka tidak melupakan aspek kenyamanan dan durabilitas, terbukti dari penggunaan switch mekanis di tiap-tiap tombol keyboard.

Sasis keyboard-nya pun juga terbuat dari logam demi ketahanan ekstra. Terdapat tiga buah port pada bagian belakangnya; satu port USB-C untuk disambungkan ke komputer, dan dua port USB-A 3.0 untuk menambahkan periferal lain.

DaVinci Resolve Editor Keyboard

Sebelum ini sebenarnya sudah ada periferal niche yang juga didedikasikan bagi para video maupun photo editor. Salah satunya adalah Loupedeck, akan tetapi penawaran dari Blackmagic ini terkesan lebih fleksibel karena masih bisa dipakai untuk mengetik seperti biasa.

Sayang sekali harganya tidak murah. Blackmagic berencana melepas DaVinci Resolve Editor Keyboard ke pasaran mulai bulan Agustus mendatang dengan banderol $995.

Sumber: DPReview dan Blackmagic.

Apple Luncurkan Blackmagic eGPU untuk MacBook Pro

MacBook Pro versi baru dihargai $6.699 untuk varian yang paling mahal dan paling perkasa. Namun seandainya itu masih kurang dan Anda masih punya budget lebih, Anda bisa mendongkrak performanya lebih lanjut – khususnya di sektor grafis – dengan bantuan external GPU (eGPU).

Salah satu opsi yang tersedia di pasaran adalah Razer Core X, yang dihargai $299 hanya untuk enclosure-nya saja, alias belum termasuk kartu grafisnya. Opsi lain datang langsung dari Apple, yang bekerja sama dengan produsen kamera Blackmagic guna mengembangkan Blackmagic eGPU.

Blackmagic eGPU

Di balik sasis aluminium unibody-nya tersimpan kartu grafis AMD Radeon Pro 580 (sama seperti yang digunakan varian termahal iMac 5K (27 inci), yang mengemas memory GDDR5 sebesar 8 GB, memory bandwith 256-bit dan total 36 compute unit. Secara keseluruhan, GPU ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 5,5 teraflop, cukup untuk keperluan kalangan profesional dalam menyunting video maupun mengerjakan proyek 3D dan VR.

Apple bilang eGPU ini dapat memberikan dorongan performa sebesar 2,8 kali lipat untuk MacBook Pro 15 inci, atau malah 8 kali lipat untuk model 13 inci. Tidak kalah penting adalah sistem pendingin yang dirancang untuk bekerja secara efektif sekaligus hening, sehingga tidak akan mengganggu konsumen yang bekerja di bidang produksi video dan audio.

Blackmagic eGPU

Seperti Razer Core, Blackmagic eGPU menyambung ke MacBook via satu kabel USB-C (Thunderbolt 3), sehingga baterai laptop pun juga akan terisi selama terhubung. Dari situ pengguna masih bisa menyambungkan peripheral lain, sebab perangkat ini juga dibekali satu port USB-C lain, empat port USB 3.1, dan satu port HDMI 2.0.

Soal harga, Blackmagic eGPU saat ini sudah dipasarkan seharga $699, tapi hanya melalui Apple Store saja. Dibandingkan Razer Core, konsumen pada dasarnya membayar ekstra $300 untuk GPU Radeon Pro 580 plus sejumlah port tambahan – meski tentu saja Razer Core jauh lebih fleksibel karena Anda yang memilih sendiri kartu grafisnya.

Sumber: The Verge dan Blackmagic.

BlackMagic Pocket Cinema Camera 4K Siap Tandingi Lumix GH5S Meski Hanya Berharga Separuhnya

Tidak setiap hari Anda mendengar nama Blackmagic disebut di dunia kamera. Namun ketika itu terjadi, bisa dipastikan topiknya tidak jauh dari kamera video kelas profesional, seperti ketika mereka merilis kamera bernama Pocket Cinema Camera di tahun 2013. Tepat lima tahun berselang, produsen asal Australia itu mengungkap suksesornya, Blackmagic Pocket Cinema Camera 4K.

Kamera ini membawa pembaruan yang amat signifikan dibanding pendahulunya. Yang paling utama bisa dilihat dari namanya, yakni perekaman dalam resolusi DCI 4K (4096 x 2160) dalam kecepatan 60 fps atau 1080p 120 fps, baik dalam format RAW 12-bit maupun ProRes 10-bit.

Kualitas gambarnya sendiri tidak perlu diragukan, mengingat Blackmagic telah menyematkan sensor Four Thirds. Lebih istimewa lagi, sensor ini mengusung teknologi Dual ISO (dengan ISO maksimum 25600) yang berguna untuk memaksimalkan kinerjanya di kondisi minim cahaya, kurang lebih mirip seperti yang ditawarkan Panasonic Lumix GH5S maupun RED Gemini 5K S35.

Blackmagic Pocket Cinema Camera 4K

Selain dari sisik teknis, desainnya juga jauh lebih baik ketimbang pendahulunya. Kini lebih menyerupai kamera mirrorless, perangkat mengemas hand grip yang jauh lebih besar dan nyaman di genggaman. Di saat mayoritas produsen kamera menggunakan bahan magnesium sebagai sasis kamera, Blackmagic memilih memakai material komposit yang terbuat dari polycarbonate dan serat karbon.

Juga tidak umum adalah layar sentuh berukuran masif yang mendominasi panel belakangnya, dengan bentang diagonal 5 inci dan resolusi 1920 x 1080 pixel. Hal lain yang tidak kalah menarik adalah, port USB-C miliknya bisa dimanfaatkan untuk merekam video secara eksternal, semisal dengan menyambungkan sebuah SSD.

Blackmagic Pocket Cinema Camera 4K

Konektivitas lainnya mencakup port HDMI yang mendukung output 10-bit, input mini XLR, 3,5 mm, dan sebuah jack headphone. Soal lensa, kamera ini secara default kompatibel dengan semua lensa Micro Four Thirds buatan Panasonic dan Olympus.

Desainnya premium, spesifikasinya cukup dewa, tentu saja harganya mahal, bukan? Tidak, kamera ini rencananya bakal dipasarkan seharga $1.295, meski pastinya kapan masih belum diketahui. Banderol tersebut sudah termasuk software DaVinci Resolve Studio, yang normalnya harus ditebus secara terpisah seharga $300.

Sumber: DPReview.

Blackmagic Ursa Broadcast Adalah Kamera Video 4K Kelas Pro dengan Harga Setara DSLR High-End

Dimensi bongsor dan harga yang mahal merupakan dua atribut yang selalu melekat pada kamera video kelas profesional. Hal ini tergolong wajar mengingat kebanyakan konsumennya adalah stasiun televisi, akan tetapi belakangan YouTuber juga mulai ‘naik kelas’ dan menggunakan kamera serupa buat channel-nya masing-masing.

Tren ini tampaknya menjadi penggerak di balik inisiatif terbaru Blackmagic Design. Belum lama ini, produsen kamera asal Australia itu memperkenalkan Blackmagic Ursa Broadcast, yang diklaim sebagai kamera video kelas profesional dengan harga paling terjangkau.

Memangnya seberapa terjangkau? $3.495, masih kelewat mahal buat sebagian besar konsumen, akan tetapi harganya ini selevel dengan sejumlah DSLR kelas atas. Nikon D850 misalnya, dijual seharga $3.300, sedangkan Canon 1D X Mark II malah jauh lebih mahal di angka $5.999.

Blackmagic Ursa Broadcast

Meski terjangkau, Ursa Broadcast masih menawarkan fleksibilitas tinggi seperti kamera lain yang ditujukan untuk keperluan broadcasting. Pengguna bebas memilih hendak merekam video 4K (hingga 60 fps) dalam format lossless 12-bit CinemaDNG Raw, 10-bit DNxHD 220X, DNxHD 145 atau ProRes.

Sensor berukuran 2/3 inci yang digunakan memang bukan yang terbesar, akan tetapi masih bisa menjanjikan dynamic range seluas 12 stop. Singkat cerita, Blackmagic cukup percaya diri hasil rekaman Ursa Broadcast jauh lebih baik ketimbang mayoritas DSLR, dan semuanya layak tayang tanpa harus melalui proses color grading.

Blackmagic Ursa Broadcast

Selain di studio, Ursa Broadcast juga ideal untuk di lapangan. Ini dikarenakan terdapat dua slot SD card dan dua slot CFast di bodinya, fitur yang termasuk langka untuk kategori kamera broadcast. Ursa Broadcast menggunakan mount lensa B4, namun pengguna juga bisa menggantinya dengan mount lensa PL, F atau EF.

Pengoperasiannya banyak mengandalkan sederet tombol dan kenop fisik dengan sebuah indikator LCD, akan tetapi kamera turut mengemas layar sentuh 4 inci yang siap digunakan kapan saja. Semuanya dikemas dalam bodi magnesium yang kokoh sekaligus ringan, plus kompatibel dengan seabrek aksesori keluaran Blackmagic.

Blackmagic Ursa Broadcast

Produk ini dirilis hampir bersamaan dengan diumumkannya rencana kerja sama Foxconn dan RED untuk mengembangkan kamera 8K dengan harga yang lebih terjangkau. Mungkin ini hanya kebetulan, akan tetapi bisa menjadi indikasi bahwa produsen kamera video kelas profesional juga ingin mencicipi porsi pasar yang lebih mainstream, yang sebelumnya dikuasai oleh brand seperti Sony dan Panasonic.

Sumber: DPReview dan Blackmagic.