Tag Archives: blast

MSI Bakal Gelar Turnamen VALORANT di ASEAN, Razer Sponsori Turnamen Wild Rift di Brasil

Minggu lalu, MSI mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan turnamen VALORANT di tingkat universitas untuk kawasan Asia Tenggara. Sementara Razer mensponsori turnamen Wild Rift di kawasan Brasil. Epic Games juga telah memberikan informasi tentang turnamen Fortnite Champion Series, yang akan mencakup tujuh region.

MSI Gelar Turnamen VALORANT di Asia Tenggara

MSI mengumumkan keberadaan program MGA Collegiate, turnamen VALORANT di tingkat universitas, untuk kawasan Asia Tenggara. Program tersebut mencakup Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Dengan program ini, MSI berharap, pemain VALORANT di tingkat universitas akan bisa ikut aktif berpartisipasi dalam turnamen esports dari game FPS buatan Riot Games tersebut.

Untuk mengadakan program MGA Collegiate, MSI bekerja sama dengan ESL Gaming, TheGaming Company, One Up Esports, Riot Games, dan VNG. Turnamen VALORANT ini akan diselenggarakan mulai dari Juli sampai November 2021. MSI menyebutkan, program MGA Collegiate akan berlangsung selama dua season dan mereka akan berusaha untuk menyesuaikan jadwal tanding dengan jadwal kuliah di masing-masing negara, lapor The Esports Observer.

Power League Gaming Pamerkan Studio Seluas 10 Ribu Kaki

Power League Gaming, perusahaan game dan esports asal Dubai, baru saja menunjukkan studio baru mereka. Studio seluas 10 ribu kaki itu akan digunakan untuk menyelenggarakan siaran langsung dari turnamen esports serta memproduksi konten game dan esports di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Studio itu dilengkapi dengan peralatan untuk memproduksi konten 360 derajat serta infrastruktur IT dan hardware berkualitas tinggi.

PLG Studio. | Sumber: Esports Insider

Tak hanya itu, studio tersebut juga dilengkapi dengan kafe. Jadi, penonton bisa menonton events esports secara langsung. Matthew Pickering, CEO Power League mengatakan, studio PLG telah digunakan untuk menyiarkan turnamen PUBG Mobile KFC MENA Cup dan kompetisi FIFA, Adidas Elite 32. Selain itu, studio tersebut juga telah dimanfaatkan untuk membuat konten bagi merek-merek besar seperti Lenovo dan NAMSHI, lapor Esports Insider.

Didukung oleh Razer, Turnamen Wild Rift di Brasil Digelar

Immortals Gaming Club (IGC) mengumumkan bahwa mereka akan menyelenggarakan turnamen League of Legends: Wild Rift melalui platform gaming mereka, Gamers Club. Mereka juga mengungkap, turnamen yang dinamai Conquest ini disponsori oleh perusahaan pembuat aksesori gaming, Razer. Menawarkan total hadiah sebesar 15 ribu Real Brasil atau sekitar Rp42 juta, turnamen Wild Rift ini akan terdiri dari 3 stage dan 2 babak kualifikasi. Menggunakan open format, babak kualifikasi akan mengadu 128 tim.

Selain turnamen Wild Rift, IGC juga mengadakan turnamen League of Legends dan VALORANT. Kedua turnamen ini juga didukung oleh Razer. IGC menyebutkan, alasan mereka mengadakan tiga turnamen tersebut adalah untuk mendekatkan diri dengan komunitas gamers dari game-game buatan Riot, menurut laporan Esports Insider.

Berhadiah US$3 Juta, Fortnite Champion Series Siap Digelar

Epic Games menawarkan total hadiah sebesar US$3 juta untuk Fortnite Champion Series (FNCS). Kompetisi FNCS akan digelar di tujuh kawasan, yaitu Asia, Brasil, Eropa, Oceania, Timur Tengah, dan Amerika Utara yang terbagi menjadi dua bagian: Barat dan Timur. Babak kualifikasi untuk kawasan Timur Tengah akan dimulai pada 29 Juni 2021. Sementara babak kualifikasi untuk enam region lainnya akan dimulai pada 30 Juni 2021. Sebelum FNCS, Fortnite Champions Series All-Star Showdown akan diselenggarakan pada 23-26 Juni 2021. Menurut laporan Reuters, kompetisi mingguan di Fortnite juga masih akan tetap digelar, termasuk Trips Cash Cups, Hype Cups, Solo Cash Cups, dan turnamen LTM.

Fortnite Champion Series bakal dimulai pada akhir Juni 2021.

Jerman Mudahkan Proses Visa untuk Peserta dari Enam Kompetisi Esports

Kementerian Tenaga Kerja dan Sosial Jerman baru saja mengumumkan enam liga dan turnamen esports yang pesertanya akan mendapatkan kemudahan dalam mengurus visa.

Berikut enam liga dan turnamen tersebut:

– 99Damage Liga, Freaks 4U Gaming
– ESL One Germany, ESL Gaming
– ESL Meisterschaft, ESL Gaming
– Intel Extreme Masters Cologne, ESL Gaming
– League of Legends European Championship (LEC), Riot Games
– League of Legends Prime League Pro Division, Riot Games

Untuk mendapatkan kemudahan dalam mengurus visa Jerman, peserta dari enam kompetisi di atas harus memenuhi tiga persyaratan. Pertama, mereka telah berumur setidaknya 16 tahun. Kedua, gaji mereka setidaknya mencapai 50% dari batas atas biaya pensiun Jerman, atau sekitar EUR3.550 per bulan untuk Jerman Barat dan EUR3.350 per bulan untuk Jerman Timur. Persyaratan terakhir adalah peserta harus mengonfirmasi bahwa kapasitas mereka sebagai pemain profesional dan pernyataan bahwa partisipasi mereka dalam turnamen memang punya peran penting di level nasional atau internasional, menurut laporan The Esports Observer.

Daftar Investasi di Industri Esports Sepanjang November 2020

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pihak yang tertarik untuk menanamkan investasi di ekosistem esports, termasuk perusahaan venture capital. Bahkan di tengah pandemi, investasi di ranah game dan esports tetap mengalir. Berikut beberapa investasi dan akuisisi yang terjadi sepanjang November 2020.

 

Fnatic Mendapatkan US$10 Juta dan Adakan Crowdfunding

Fnatic, organisasi esports asal Eropa, mendapatkan investasi sebesar US$10 juta pada bulan lalu. Ronde pendanaan internal itu dipimpin oleh Beringea, perusahaan venture capital yang beroperasi di Inggris dan Amerika Serikat. Beberapa investor lain yang ikut menanamkan modal di ronde pendanaan tersebut antara lain Unbound, LVL1 Global, dan JHD. Fnatic mengungkap, investasi yang mereka dapatkan akan digunakan untuk memperkuat brand dan tim esports mereka. Selain itu, mereka juga akan menggunakan dana tersebut untuk melakukan ekspansi global.

Selain pendanaan internal, bulan lalu, Fnatic juga mengadakan kampanye crowdfunding melalui Crowdcube. Ketika itu, mereka memasang target untuk mendapatkan GBP1 juta (sekitar Rp18,9 miliar) dengan menjual 0,99% saham mereka. Sebelum mereka menawarkan saham mereka ke masyarakat umum, telah ada investor yang membeli saham mereka. Jadi, tidak heran jika Fnatic berhasil mengumpulkan dana sebesar GBP945 ribu (sekitar Rp17,8 miliar) bahkan sebelum mereka menjual saham mereka ke publik.

Setelah mendapatkan investasi, Fnatic juga melakukan crowdfunding. | Sumber: The Esports Observer
Setelah mendapatkan investasi, Fnatic juga melakukan crowdfunding. | Sumber: The Esports Observer

Fnatic berencana untuk menggunakan dana dari crowdfunding ini untuk merealisasikan rencana jangka pendek mereka. Mereka memperkirakan, mereka akan mulai mendapatkan untung pada 2023. Menurut prediksi mereka, pada 2023, mereka akan mendapatkan pemasukan sebesar US$73 juta (sekitar Rp1 triliun) dan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) sebesar US$3 juta (sekitar Rp42,4 miliar).

Immortal Gaming Club Dapatkan Investasi

Pada bulan lalu, Immortals Gaming Club (IGC), organisasi esports asal Amerika Utara, juga mendapatkan kucuran dana sebesar US$26 juta (sekitar Rp367,6 miliar). Pendanaan itu dipimpin oleh Meg Whitman, salah satu anggota dewan IGC. Dua investor lain yang ikut menanamkan modal dalam ronde pendanaan itu antara lain Anschutz Entertainment Group (AEG) dan March Capital Partners. Keduanya telah menanamkan investasi di IGC sebelum ini.

IGC menyebutkan, mereka berencana untuk menggunakan dana ini untuk mengembangkan brand tim esports mereka. Selain itu, mereka juga akan menyalurkan sebagaian investasi itu ke Gamers Club dengan tujuan untuk memperkaya portofolio game mereka dan memperluas jangkauan mereka.

 

Griffin Gaming Partners Kumpulkan US$235 Juta untuk Dana Gaming dan Teknologi

Pada November 2020, Griffin Gaming Partners berhasil mengumpulkan investasi sebesar US$235 juta (sekitar Rp3,3 triliun) untuk dialokasikan pada ranah game dan teknologi. Mereka berencana untuk menginvestasikan setidaknya setengah dari dana ini di perusahaan yang fokus pada platform dan infrastruktur gaming. Dana yang tersisa lalu akan diinvestasikan ke studio game dan pembuatan konten.

Sebagai perusahaan venture capital, Griffin Gaming Patners telah menanamkan investasi di berbagai perusahaan game dan teknologi, termasuk Discord. Belum lama ini, mereka juga memberikan modal pada game developer Frost Giant Studios.

 

BLAST Dapatkan Dana dari Edge Investments

Penyelenggara turnamen esports asal Denmark, BLAST, mendapatkan investasi sebesar GBP1,7 juta (sekitar Rp32,1 miliar) dari perusahaan Inggris, Edge Investments. BLAST menyebutkan, dana ini akan mereka gunakan untuk mengokohkan operasi mereka di Inggris serta melakukan ekspansi global. Selain modal, BLAST juga akan memanfaatkan keahlian dan jaringan Edge untuk mengoptimalkan kemampuan mereka dalam mengadakan turnamen esports.

“Keputusan Edge untuk menanamkan investasi di kami merupakan bukti bahwa industri esports tengah berkembang, walau muncul berbagai masalah bagi banyak orang pada tahun ini,” kata Robbie Douek, CEO Blast, dikutip dari Esports Insider. “Kami memilih Edge agar kami bisa memanfaatkan keahlian dan jaringan mereka dalam distribusi konten, promosi media, dan penyelenggaraan event.”

 

ReKTGlobal Gandeng Vikkstar

Perusahaan esports, ReKT Global menjadikan Vikram “Vikkstar” Singh Barn sebagai co-owner dari tim Call of Duty League mereka, London Royal Ravens. Vikkstar adalah gaming influencer asal Inggris. Sebagai co-owner London Royal Ravens, Singh Barn akan membuat format konten baru. Selain itu, dia juga berencana untuk membuat merchandise, kegiatan promosi, dan turnamen esports secara mandiri, terlepas dari turnamen yang diselenggarakan ReKT Global.

Vikram "Vikkstar" Singh Barn jadi salah satu pemilik London Royal Ravens.
Vikram “Vikkstar” Singh Barn jadi salah satu pemilik London Royal Ravens.

Queens Gaming Collective Dapatkan Pendanaan Tahap Awal

Queens Gaming Collective, perusahaan gaya hidup gaming yang fokus pada perempuan, berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal senilai US$1,5 juta (sekitar Rp21,2 miliar). Pendanaan itu dipimpin oleh BITKRAFT Ventures. Selain itu, ada 12 investor lain yang ikut mendukung Queens Gaming Collective, termasuk para pengusaha dan pemimpin bisnis perempuan. Dana ini akan digunakan oleh Queens Gaming Collective untuk mencari pekerja yang mumpuni, membuat konten, dan mendukung pertumbuhan karir kreator dan streamer perempuan di dunia game dan esports.

 

Investasi dan Pendanaan Lain

Pada bulan lalu, Edge Esports Ltd, startup yang membuat solusi pembayaran dan kontrak untuk pemain esports, mendapatkan investasi sebesar US$1,5 juta (sekitar Rp21,2 miliar). Dipimpin oleh Blake Picquet, ronde investasi itu juga diikuti oleh Green Egg Ventures, Game Tech Ventures, dan Robert Reeg. Dana investasi itu akan digunakan oleh Edge untuk memperkuat tim internal mereka.

Sementara itu, perusahaan analisa performa gamer, Statespace berhasil mengumpulkan US$29 juta (sekitar Rp410 miliar) dalam pendanaan Seri B, yang dipimpin oleh Khosla Ventures. Mereka mendapatkan kucuran modal ini enam bulan setelah mereka menutup ronde investasi Seri A, yang bernilai US$15 juta (sekitar Rp212 juta) pada Mei 2020. Ketika itu, ronde pendanaan tersebut juga dipimpin oleh Khosla Ventures. CEO Statespace, Wayne Mackey mengungkap, prioritas utama mereka saat ini adalah untuk menumbuhkan platform mereka.

StreamHERO, jaringan iklan untuk streamer, mendapatkan investasi pre-seed sebesar US$550 ribu (sekitar Rp7,8 miliar). Ronde investasi itu dipimpin oleh Adventures Lab. StreamHERO akan menggunakan dana ini untuk membuat tools monetisasi baru bagi para streamer dan sistem analitik baru. Sementara itu, pada November 2020, Hitmarker, platform pencarian lowongan pekerjaan di dunia gaming dan esports, mengadakan kampanye crowdfunding di Crowdcube. Mereka menjual 4% saham mereka demi mendapatkan modal ekstra. Target mereka dari kampanye crowdfunding itu adalah GBP200 ribu (sekitar Rp3,8 miliar).

Gamer Sensei adalah platform latihan gaming. | Sumber: The Esports Observer
Gamer Sensei adalah platform latihan gaming. | Sumber: The Esports Observer

GAMURS Group, perusahaan induk Dot Esports, baru saja mengakuisisi platform Pro Game Guides. Untuk melakukan itu, mereka menggunakan dana dari investor mereka, termasuk Aura Group. Tahun depan, GAMURS berencana untuk membeli beberapa perusahaan lain di ranah gaming.

GAMURS bukan satu-satunya perusahaan yang melakukan akuisisi pada bulan lalu. Corsair Gaming juga baru saja membeli Gamer Sensei, platform pelatihan esports. Dengan ini, Gamer Sensei akan menjadi salah satu divisi Corsair. Selain itu, Take-Two Interactive juga menandatangnai kontrak perjanjian untuk mengakuisisi Codemasters senilai US$980 juta (sekitar Rp13,9 triliun). Jika perjanjian itu disetujui oleh para pemegang saham dan regulator, akuisisi ini diperkirakan akan selesai pada Q1 2021.

Secara keseluruhan, sepanjang November 2020, total investasi di ranah game dan esports mencapai US$306 juta (sekitar Rp4,3 triliun). Sebagai perbandingan, total investasi di dunia game dan esports sepanjang 2020 telah menembus US$6,44 miliar (sekitar Rp91,1 triliun).

Sumber: The Esports Observer, Esports Insider

BLAST Umumkan Kerja Sama Dengan NEOM untuk Mengembangkan Esports di Arab Saudi

Organisasi esports asal Denmark, BLAST mengumumkan kerja samanya dengan pemerintah Arab Saudi dalam pengembangan proyek NEOM. NEOM ada sebuah kota yang dirancangkan sebagai pusat aktivitas ekonomi dan turisme yang baru bagi Arab Saudi.

Dengan membawa ambisi untuk menjadi kota yang canggih dan futuristik, proyek NEOM diharapkan bisa menarik banyak investor dan kegiatan perdagangan lainnya secara internasional.Tahap pertama pembangunan NEOM diperkirakan akan selesai di tahun 2025 mendatang.

Sebagaimana esports telah berkembang sejauh ini, di masa depan esports terus diproyeksikan sebagai salah satu industri yang bisa tumbuh sebesar industri olahraga tradisional dan entertainment. Sejalan dengan visi dan ambisi proyek NEOM menjadi international hub, maka elemen esports akan turut diimplementasikan ke dalam rencana tata kota. Salah satu bagian dari rencana pengembangan proyek NEOM adalah pembangunan stadion esports yang secara khusus didesain mendukung seluruh kegiatan dan operasi esports.

Jan Paterson, Managing Director dari NEOM Sport, menyatakan “NEOM menargetkan diri menjadi global hub untuk kegiatan olahraga (dan esports) yang bisa menyatukan banyak orang serta mendukung gaya hidup aktif yang seimbang dan inovatif.”

Tidak dapat dipungkiri secara global esports sudah berkembang dengan pesat dan cepat. Dengan rencana pembangunan NEOM esports academy, diharapkan bisa menyiapkan generasi baru di Arab Saudi yang bisa mengembangkan esports lebih jauh lagi di masa depan.

Sedikit lebih jauh, BLAST adalah organisasi esports yang berdiri sejak 2016 dan bermarkas di Kopenhagen. BLAST berperan sebagai organizer yang menaungi 2 gelaran turnamen esports baru-baru ini berjalan yaitu BLAST Premier dan BLAST Bounty Hunter. BLAST dan pemerintah Arab Saudi berencana mempersiapakan esports academy yang akan menunjang ekosistem esports di Arab Saudi.

Dalam sebuah pernyataan, CEO BLAST, Robbie Douek membagikan pandangannya terkait kerja sama dengn proyek NEOM, “kerja sama ini adalah kesepakatan yang bersejarah bagi BLAST dan menjadi titik pencapaian dari perkembangan kami di industri esports saat ini.”

BLAST x NEOM | via: BLAST
BLAST x NEOM | via: BLAST

Sebagai tambahan catatan, sebelumnya BLAST sudah pernah mendapatkan pendanaan dan cukup berpengalaman dalam menangani turnamen esports berskala besar sekalipun dengan tantangan di masa pandemi. Dengan bergabungnya BLAST ke dalam proyek NEOM akan menandakan bahwa esports menjadi sesuatu yang diperhitungkan dalam rencana pembangunan sebuah kota sejak awal.

Akhirnya hanya waktulah yang bisa menjawab apakah ambisi bersama NEOM akan sepenuhnya terwujud, sekalipun ada kontroversi yang mengiringi proyek NEOM.

Penyelenggara Turnamen Esports BLAST Dapat Investasi Sebesar Rp201 Miliar

Perusahaan penyelenggara turnamen esports, BLAST, baru saja mendapatkan investasi sebesar €12.5 juta (sekitar Rp201 miliar). Pendanaan kali ini dipimpin oleh Johan Gedda, co-founder dari Rocket Software dan Vækstfonden, perusahaan investasi pemerintah Denmark. Selain Vækstfonden, beberapa investor yang kembali menanamkan modal di BLAST antara lain Creandum, Heartcore Capital, dan Maki.

“Pendanaan kali ini membuat kami cukup kuat untuk terus maju dan membuat berbagai konten seperti yang telah kami lakukan,” kata CEO BLAST, Robbie Douek pada The Esports Observer. “Ini memungkinkan kami untuk membuat portofolio kami menjadi lebih beragam dan fokus pada teknologi.”

BLAST adalah perusahaan esports yang fokus pada penyelenggaraan turnamen offline dan membuat konten untuk disiarkan di televisi dan platform digital seperti Twitch, YouTube, dan platform mereka sendiri. Saat ini, BLAST dikenal dengan turnamen Counter-Strike: Global Offensive mereka. Pada tahun lalu, BLAST mengumumkan bahwa mereka akan mengganti BLAST Pro Series dengan turnamen yang berhadiah lebih besar pada tahun ini. Belakangan, BLAST juga mulai tertarik untuk membuat turnamen untuk Dota 2, game MOBA dari Valve.

BLAST investasi
BLAST dikenal sebagai penyelenggara turnamen CS:GO.

“Kami telah mengenal OG, Ninjas in Pyjamas, dan Liquid. Setelah bertemu dan berinteraksi dengan tim-tim tersebut, saya menyadari ada fandom di sini dan kami melihat itu sebagai kesempatan,” ujar Douek. “Saya bertanya pada mereka apakah kami akan bisa membuat sesuatu untuk Dota 2. Apakah kami bisa melakukan apa yang kami lakukan di CS dan membuat konten yang lebih baik? Ya. Kami bisa melakukan itu. Kami akan mencoba untuk merealisasikan hal itu.”

BLAST akan menggunakan sebagian dari dana investasi yang baru mereka dapatkan untuk menguji teknologi baru agar mereka bisa memberikan pengalaman menonton yang lebih baik bagi audiens. Douek percaya, bisnis penyelenggaraan turnamen esports online memiliki berpotensi, terutama di tengah pandemi virus corona. Selama pandemi, BLAST telah menambahkan durasi konten yang mereka produksi. Selain itu, mereka juga memperkenalkan sejumlah turnamen dan konten baru.

“Investor-investor kami sangat suportif. Jadi, kami akan berusaha keras dalam mengembangkan teknologi demi memberikan pengalaman menonton yang lebih baik,” kata Douek. “Kami telah belajar dari pengalaman kami ketika kami mendisrupsi pasar. Jadi, kami tahu kami akan kembali melakukan itu. Tapi, kami tidak akan melakukan hal yang terlalu ekstrem. Kami akan berhati-hati dan memastikan rencana kami bisa berjalan.”