Tag Archives: blibli

untukmu.ai

Platform Personalisasi Hadiah Untukmu.AI Masuki Segmen B2B

Hampir satu tahun mengeksplorasi layanannya, kini platform Untukmu.AI memperluas segmen pengguna ke sektor korporasi (B2B). Strategi ini diharapkan jadi upaya untuk meningkatkan skala pasar dan monetisasi bisnisnya.

Untukmu.AI mengintegrasikan layanannya dengan Human Resource Information System (HRIS) melalui kemitraan dengan merchant atau pemilik brand. Di sini, Untukmu.AI dapat melayani kebutuhan korporasi, misalnya hampers yang dipersonalisasi sesuai preferensi klien.

Untukmu.AI menyediakan fitur dashboard yang memungkinkan merchant untuk mengelola dan meningkatkan penjualan. “Layanan ini bisa menjadi langkah strategis korporasi dalam membangun hubungan yang kuat dengan klien, mitra, dan karyawan internal,” tulis Co-Founder & CEO Untukmu.AI Pang Xue Kai dalam keterangan resminya.

Dalam mengawali strategi ini, Untukmu.AI berkolaborasi dengan PT Global Digital Niaga Tbk yang menaungi e-commerce dan omnichannel Blibli. Pengguna tak hanya dapat melakukan pencarian hadiah, tetapi juga sekaligus berbelanja berbagai produk yang tersedia dan didukung metode pembayaran, pengiriman, dan customer care di Blibli.

Sebagai informasi, Untukmu.AI resmi hadir pada April 2023; didirikan oleh Pang Xue Kai (Co-Founder Tokocrypto) serta nama-nama lain, yakni Estelle Van Der Linden, Oceane Alagia, Cory Xuecong Pang, dan Muhammad Wendy Taufiq.

Untukmu.AI adalah platform layanan pemberian hadiah yang dipersonalisasi. Platform ini dibekali dengan kemampuan AI yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pencariah hadiah yang unik dan terpersonalisasi sesuai dengan preferensi, minat, kepribadian, gender, dan penerima hadiah.

Dalam memberikan hasil pencarian tersebut, Untukmu.AI mengembangkan mesin berbasis data yang diklaim dapat beradaptasi dengan perubahan tren, memahami perubahan minat, dan mencari merek baru yang paling cocok untuk seseorang atau acara spesial.

“Kolaborasi merupakan salah satu kunci keberhasilan inovasi. Melalui kerja sama yang telah terjalin, Untukmu.AI dan Blibli berkomitmen untuk membawa pengalaman berbelanja yang lebih luas dan memuaskan. Sekarang, produk-produk unggulan Blibli dapat diakses langsung melalui aplikasi Untukmu.AI,” tambah Kai.

Dalam kesempatan yang sama, Untukmu.AI juga resmi meluncurkan aplikasinya baru-baru ini. Diklaim sebagai aplikasi all-in-one, aplikasi menjadi langkah strategis perusahaan untuk menjangkau pasar lebih luas dan memberikan pengalaman pengguna lebih baik. Saat ini, Untukmu.AI sudah dapat diunduh di Google Play Store dan Apple Store.

Aplikasi ini dilengkapi dengan asisten virtual Dewi.AI yang akan mendampingi pengguna dapat mencari tahu kebutuhannya.Ada juga fitur kalendar yang terhubung dengan Dewi.AI, untuk membantu memberikan rekomendasi hadiah. Pengguna juga bisa langsung melacak pesanan yang dibeli lewat aplikasi ini.

Meski pemainnya belum banyak di Indonesia, sudah ada beberapa nama yang mengembangkan platform berbekal AI. Misalnya Yippy dan Tada Gifting yang sama-sama bermain di segmen korporasi. Yippy menawarkan kebutuhan pre-made hampers, customize, atau yang sifatnya otomasi. Sementara, Tada Gifting menawarkan corporate gifting, program rewards, dan loyalty.

Application Information Will Show Up Here
Blibli mengungkapkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di operasional logistiknya mampu menghemat waktu pengemasan paket antara 27%-30%

Blibli Adopsi AI untuk Pengemasan Paket, Hemat Waktu Sampai 30%

Blibli (PT Global Digital Niaga Tbk) mengungkapkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di operasional logistiknya mampu menghemat waktu pengemasan paket (AI packaging recommendation) antara 27%-30%.

Teknologi ini mulai dikembangkan pada awal 2023 oleh tim internal dan secara bertahap diimplementasikan ke berbagai aspek, tak hanya di logistik, tapi juga rantai pasok hingga last-mile ke depannya.

Head of Business Process Transformation Blibli Azizah Purwitasari menyampaikan teknologi ini sudah digunakan untuk memberikan rekomendasi secara real time untuk para packer jenis kemasan mana yang paling efisien untuk setiap paket.

“Kita akan kasih tahu packer ini jenis barang apa, lalu bungkusnya dengan apa saja. AI akan beri rekomendasi dari stok [kardus] pakai nomor berapa, shrink wrap, atau bubble wrap, yang paling kecil air gap-nya, berdasarkan ukuran dan dimensinya,” terangnya saat temu bersama sejumlah media di Gudang Blibli Medan Satria, Bekasi, pekan lalu (17/11).

Rekomendasi ini muncul dengan memasukkan seluruh rekam jejak Blibli selama 12 tahun bagaimana mengemas paket ke dalam AI. Perseroan memiliki lebih dari 30 jenis kardus dengan berbagai ukuran dan dimensi. AI ini sudah terhubung dengan sistem dasbor WMS (warehouse management system) yang biasa digunakan packer.

Setelah barang pesanan konsumen terkumpul dalam satu wadah, mereka akan memindainya dengan kode QR yang tertera. WMS akan memunculkan rekomendasi cara pengemasan mana yang tepat untuk pesanan tersebut dan packer tinggal mengikutinya saja.

AI packaging recommendation / DailySocial

Saat ini, implementasi AI pada pengemasan paket sudah diadopsi hingga 86%, yang artinya rekomendasi yang diberikan oleh AI semakin baik dan tepat untuk dijadikan acuan oleh tim packer pada saat melakukan pengemasan barang. Ditambah lagi, inovasi ini juga sudah menurunkan biaya pengemasan hingga 11% selama empat bulan dioperasikan.

Azizah melanjutkan, ada lima manfaat yang diperoleh dari implementasi solusi AI di jaringan gudang Blibli, yakni:

  • menghemat waktu untuk efisiensi operasional yang lebih baik,
  • mengurangi biaya kemasan dengan memilih material yang lebih tepat guna,
  • membantu pihak gudang mengurangi kesalahan dalam proses packing produk yang akan dikirim,
  • mengurangi risiko air gap packaging demi jaminan barang tetap prima hingga ke tangan konsumen, dan
  • meningkatkan dukungan terhadap nilai-nilai ESG melalui prosedur yang lebih ramah lingkungan.

“Kita melakukan 9 cycle loop untuk implementasi AI, mulai dari business process understanding, data preparation, model development, testing, feedback, iteration. Monitoring masih terus berjalan. Dari awal sampai implementasi sudah 9 bulan, kita termasuk cepat karena rata-rata di industri itu butuh 1 tahun.”

Implementasi AI di area lainnya

Azizah menyampaikan, pemanfaatan teknologi AI di bidang operasional logistik punya banyak peran, seperti prediksi kebutuhan stok, rekomendasi kebutuhan yang terpersonalisasi, identifikasi dan solusi masalah secara real-time hingga kontribusi pada pengelolaan logistik yang lebih cepat dan efisien.

“Integrasi AI juga tidak hanya melibatkan pengembangan teknologi, tetapi juga dalam strategi bisnis yang menyeluruh untuk mencapai keunggulan kompetitif dan pertumbuhan berkelanjutan.”

Lebih lanjut, pemanfaatan AI memperkuat komitmen Blibli dalam membangun sistem pergudangan dan distribusi yang lebih efektif dan memadai, yang kini didukung oleh 16 gudang terpadu yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Jaringan logistik Blibli juga menerapkan siklus transformasi yang berasal dari proses kolaborasi dengan berbagai tim, mulai dari tim Business Process Transformation, Warehouse, Data Science, Data Analytics, dan tim Technology Warehouse Management System.

“Proses pembangunan model AI tidak hanya sekadar kegiatan pengembangan, melainkan suatu perjalanan pembelajaran berkelanjutan. Saat ini, manfaat AI dalam sistem logistik sudah semakin terukur berkat peningkatan adoption rate dan pengurangan packaging cost yang signifikan. Tentunya evaluasi dan analisis masih akan terus dilakukan untuk mengoptimalkan implementasi, memastikan efisiensi, dan meningkatkan manfaat secara keseluruhan.”

Masih banyak isu-isu di logistik dan rantai pasok yang bisa mengadopsi AI. Beberapa yang sudah dilakukan adalah memprediksi keterlambatan pesanan, rekomendasi produk, dan mengukur nomor sepatu. Selanjutnya memberikan rekomendasi rute untuk kurir last mile berdasarkan lokasi pengiriman agar waktu mereka lebih efisien.

“AI ini malah bantu kita, bukan menggantikan karena membuat proses kerja jadi lebih efisien. Ujung-ujungnya peran serta manusia itu tetap jadi faktor terpenting,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Utilisasi Data dalam Personalisasi Layanan

Tiga startup Indonesia, yakni Blibli, Cakap, dan Super, duduk bersama dan berbagi wawasan tentang pemanfaatan AI dalam penciptaan produk/layanan yang sangat personal (hyper-personalization) bagi bisnis mereka.

Berbeda dari acara tahun lalu, kali ini panel diskusi The Big Leap yang dihelat oleh e27 bersama CleverTap mengulas topik “Engagement Playbook Indonesia: Harnessing Automation and AI for Hyper Personalization”.

Sebagai pengantar, hyper-personalization umumnya dikenal sebagai teknik pemasaran yang sangat ditarget dan dipersonalisasi kepada pelanggan dengan memanfaatkan data secara real-time.

Strategi ini banyak digunakan untuk membangun hubungan dengan pelanggan lewat produk/layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Lewat strategi ini pemilik usaha dapat mendorong tingkat penjualan dan retensi pengguna.

Ketiga narasumber, yaitu VP of CLM Marketing Blibli Fanky Mulia, Chief Growth Officer Cakap Margarita Tan, dan Co-Founder & CEO Super Steven Wongsoredjo bicara tentang pemanfaatan data hingga pengembangan produk dalam lingkup bisnisnya yang berbeda-beda di sektor e-commerce, edtech, dan social commerce.

Simplifikasi dan utilisasi

Ada beberapa catatan penting yang diperoleh dari paparan panelis terkait automasi dan personalisasi, serta relevansinya dalam bisnis mereka masing-masing.

CEO Super Steven Wongsoredjo menyoroti pentingnya simplifikasi pada personalisasi layanan yang mereka kembangkan. Hal ini dikarenakan target pasarnya berada di area rural yang mana memiliki perilaku konsumen berbeda dibandingkan mereka yang tinggal di perkotaan.

Simplifikasi ini tercermin dari cara Super melakukan strategi akuisisi pengguna maupun upayanya mendorong penggunaan layanannya. Strategi ini dapat dieksekusi melalui data yang mereka kumpulkan, misalnya transaksi pembelian terakhir, produk yang dibeli, atau biaya yang dihabiskan untuk belanja.

“Salah satu tantangan kami adalah membangun strategi scalable yang applicable untuk mereka. Pengguna di area rural tidak menggunakan perangkat mobile yang mahal, paket data yang dibeli juga tidak besar. Ketika kami buat fitur, ini akan menyedot data mereka dengan cepat. They will drop, they will churn. Maka itu, simplifikasi sangat sulit, tetapi penting bagi kami. Once you make things simpler, kita dapat memahami mereka,” jelasnya.

Sementara, VP of CLM Marketing Blibli Fanky Mulia mengamati aspek personalisasi dari aspek teknologi. Automasi memang dapat membantu scale up, tetapi ia melihat teknologi hanya sebuah tool. Justru penting untuk fokus mengutilisasi data menjadi sebuah insight bernilai.

“Kalau insight yang dihasilkan salah, ini bakal mendorong keputusan yang salah. Terlalu filosofis dalam memanfaatkan AI juga tidak akan membawamu menuju target yang ingin dicapai. Personalisasi itu tentang mengutilisasi data yang sudah ada. Apabila data yang diutilisasi tidak mencapai ROI, misalnya, mungkin bakal jadi keputusan tepat untuk menutupnya. Personalization is not a magic potion,” papar Fanky.

Prioritas

Meningkatnya perilaku digital ikut memicu terjadinya ledakan data dalam beberapa tahun terakhir. Pelaku bisnis dituntut untuk memahami pelanggan lebih baik dengan memanfaatkan data yang mereka miliki. Namun, di tengah ledakan data ini, apakah relevan menyebut istilah “terlalu banyak data”?

Chief Growth Officer Cakap Margarita Tan menilai belajar adalah proses jangka panjang yang tidak akan berhenti. Selama proses itu masih berjalan, data akan tetap diperlukan untuk mengenal customer dan memberikan layanan yang sesuai kebutuhannya.

There’s no such thing as too much data selama ini tidak perlu mengeluarkan biaya. Ini masalah prioritas saja kapan data ini akan diutilisasi. Data ini dapat dimanfaatkan kembali untuk peluang lainnya. Setiap marketer dapat memilih mana yang dapat dikejar dan mana yang dapat kembali ditindaklanjuti,” ujarnya.

Sementara, Fanky justru memberikan sudut pandang berbeda dari sisi teknis. Menurutnya, semakin banyak data yang dimiliki tentu akan memengaruhi aspek biaya. Pasalnya, data memerlukan tempat penyimpanan (storage) yang besar. Di sini lah penting untuk dapat memilih data yang dapat bernilai.

Kinerja E-commerce Indonesia 2023

Paparan Kinerja Perusahaan E-commerce Indonesia H1 2023

Tahun lalu, target nilai transaksi e-commerce di Indonesia tidak tercapai. Bank Indonesia (BI) mencatat realisasinya Rp476 triliun dari proyeksi awal sebesar Rp489 triliun. Pada 2023 dan 2024, BI memproyeksikan pertumbuhan nilai transaksinya tak lebih dari 20%, yakni masing-masing menjadi Rp572 triliun dan Rp689 triliun.

Menurut Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono, pertumbuhan industri e-commerce melambat dikarenakan oleh sejumlah faktor. Pertama, mobilitas masyarakat sudah kembali normal sehingga mereka mulai berbelanja offline. Kedua, konsumen mulai terpikat untuk bertransaksi di platform social commerce, seperti live shopping di TikTok.

Selain itu, riset terbaru Hypefast terhadap 5000 brand lokal juga mengungkap bahwa konsumen kini cenderung enggan belanja online karena sejumlah platform e-commerce mulai menaikkan biaya platform dan mengurangi subsidi gratis ongkos kirim.

Diketahui, sejumlah platform e-commerce memang tengah melakukan penghematan biaya demi mengejar profitabilitas pada tahun ini. Beberapa pemain besar tercatat mengalami rugi yang signifikan di sepanjang 2022.

Kinerja e-commerce 1H23

DailySocial.id merangkum kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA), PT Global Digital Niaga Tbk (IDX: BELI), dan Sea Group (induk Shopee) pada segmen e-commerce di semester I 2023. Sebagai disclaimer, perusahaan berikut tidak menyajikan metrik kinerja yang sama.

Capaian bisnis unit e-commerce 2023 GoTo, Bukalapak, dan Blibli
Capaian bisnis unit e-commerce 2023 GoTo, Bukalapak, dan Blibli

GOTO mengalami penurunan 8% (YoY) menjadi Rp121 triliun pada Gross Transaction Revenue (GTV) e-commerce di semester I 2023. Namun, pendapatan kotornya naik 14% menjadi Rp4,4 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. EBITDA disesuaikan di segmen e-commerce juga tercatat membaik dari minus Rp3,6 triliun menjadi minus Rp752 miliar. 

BELI mencatat pendapatan bersih dari ritel online naik 5% menjadi Rp5 triliun yang didorong dari pertumbuhan pendapatan Ritel 3P sebesar 710% menjadi Rp567 miliar. Pendapatan Ritel 1P turun 6% menjadi Rp3,9 triliun. Ritel 1P adalah transaksi B2C untuk produk/layanan dari pihak pertama (1P), sedangkan Ritel 3P adalah penjualan produk/layanan dari pihak ketiga (3P); mencakup platform e-commerce dan agen perjalanan online (OTA).

BUKA mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 75% dari marketplace dengan realisasi Rp1,2 triliun di enam bulan pertama 2023. Total Processing Value (TPV) marketplace meningkat 24% (YoY) menjadi Rp44,3 triliun.

Pendapatan unit e-commerce GoTo, Bukalapak, dan Blibli 2023
Pendapatan unit e-commerce GoTo, Bukalapak, dan Blibli 2023

Sementara, SEA Group juga melaporkan pendapatan dari Shopee secara keseluruhan naik 20% menjadi $2.1 miliar. Shopee juga tercatat mengalami perbaikan EBITDA disesuaikan. Untuk kontribusi dari pasar Asia, EBITDA disesuaikan yang sempat merugi kini berbalik untung $204.1 juta di semester I 2023. Dari pasar non-Asia, rugi EBITDA disesuaikan membaik dari -$332 juta menjadi -$53.7 juta.

Strategi

Alih-alih terus bakar uang untuk mengerek GMV, sejumlah platform e-commerce besar sejak tahun lalu fokus mengurangi insentif (promo, ongkos kirim, dll) dan mengambil pendekatan baru demi memperbaiki kinerja keuangan. Tokopedia dan Shopee, misalnya, menaikkan biaya layanan kepada pengguna dengan rentang Rp1.000-Rp3.000 per transaksi pada Mei 2023.

Pengurangan insentif ini cukup berdampak terhadap kinerja GOTO, di mana GTV mengalami penurunan di periode 2Q23 (YoY). Pihaknya menyebut bahwa pengurangan insentif membuat transaksi e-commerce dari low quality user ikut berkurang.

Tren live shopping yang digencarkan TikTok Shop mulai membayangi platform-platform e-commerce besar, terutama yang mengandalkan model berbasis pencarian produk. Dengan basis pengguna yang besar di Indonesia, mudah bagi TikTok untuk menarik pengguna baru lewat konten, subsidi harga, dan proses transaksi yang seamless. Di sepanjang 2022, TikTok Shop mengantongi transaksi sebesar $4,4 miliar atau naik empat kali lipat (YoY).

Direktur E-Commerce GOTO Melissa Siska Juminto mengatakan bahwa saat ini terdapat dua tipe e-commerce, yakni (1) model tradisional dengan pencarian produk dan (2) model berbasis konten lewat live streaming untuk menarik transaksi, terutama transaksi yang bersifat impulsif.

GOTO mulai menavigasi fokus e-commerce ke segmen pasar yang lebih terjangkau (budget customer) untuk mendorong pasar potensial. Salah satunya adalah memperbaiki pencarian produk di Tokopedia agar lebih meningkatkan ketertarikan pengguna. GOTO juga berupaya mendorong utilisasi logistik in-house untuk bisnis e-commerce karena biayanya lebih rendah.

“Kami terus fokus pada kekuatan core dan kapabilitas kami di traditional commerce. Kami lagi membangun product proposition agar lebih appeal buat budget customer,” ujarnya saat paparan kinerja beberapa waktu lalu.

Baik BUKA dan BELI juga memperkuat strateginya sebagaimana posisinya di pasar. BUKA sejak beberapa tahun terakhir lebih fokus mengutilisasi lini bisnis Mitra mengingat pangsa marketplace kini dikuasai oleh Tokopedia dan Shopee. BUKA juga sebetulnya telah mengecap keuntungan di tahun lalu, tetapi itu pun merupakan laba investasinya di Allo Bank.

Sementara, BELI yang baru saja melantai di bursa saham pada akhir 2022, masih solid untuk mengeksekusi strategi omnichannel untuk mengakomodasi kebutuhan pasar lewat berbagai kanal penjualan.

“Pasar e-commerce masih tumbuh. Kami tetap fokus untuk membangun ekosistem omnichannel dan memaksimalkan sinergi karena kebutuhan terhadap toko fisik tetap ada. Ini juga sejalan dengan kemitraan strategis kami dengan mitra prinsipal. Ekspansi di toko fisik semakin memperkuat posisi kami,” tutur Co-Founder dan CEO Blibli Kusumo Martanto saat sesi Earning Call beberapa waktu lalu. 

Ekosistem omnichannel yang dimiliki BELI tak hanya menghadirkan produk/jasa ritel, tetapi juga produk elektronik dan grocery. Terlepas dengan sulitnya mendorong penetrasi e-grocery, perusahaan mengaku terus mengevaluasi kategori produk yang memiliki stok suplai dan struktur biaya lebih baik untuk meningkatkan margin.

Platform Total Kunjungan (Juni 2023 – Similar Web)
Shopee 173,9 juta per bulan
Tokopedia  106 juta per bulan
Lazada 70,4 juta per bulan
Blibli 23,9 juta per bulan
Bukalapak 14 juta per bulan

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2022, e-commerce masih motor penggerak utama ekonomi digital di Indonesia yang totalnya bernilai $77 miliar di 2022. E-commerce diproyeksi menyumbang Gross Merchandise Value (GMV) sebesar $95 miliar di 2025 mendatang.

Pendapatan Bersih Blibli Naik 16%, Bukukan Rp7,7 Triliun di H12023

PT Global Digital Niaga Tbk (IDX: BELI) atau Blibli membukukan total pendapatan bersih sebesar Rp7,7 triliun di semester I (H1) 2023. Perolehan ini tumbuh 16% dari Rp6,7 triliun pada periode yang sama tahun di sebelumnya. Transaksi lini B2C berkontribusi terbesar terhadap total pendapatan perusahaan.

Dalam siaran kinerja keuangan perusahaan, pendapatan Ritel 1P mengambil porsi terbesar dengan Rp3,9 triliun di semester I 2023, tetapi turun 6% (YoY) dari Rp4,1 triliun. Pertumbuhan tertinggi justru berasal dari segmen Ritel 3P sebesar 710% meski kontribusinya terendah dengan Rp567 miliar.

Total pendapatan Blibli juga didorong pertumbuhan tahunan dari segmen Institusi dan Toko Fisik, masing-masing sebesar 67% menjadi Rp1,2 triliun dan 18% menjadi Rp2 triliun. Secara keseluruhan, perusahaan menyebut pertumbuhan pendapatan bersih mendorong kenaikan marjin laba bruto konsolidasi sebanyak 690-bps (YoY) menjadi 15,3%.

Perlu diketahui, Ritel 1P adalah segmen platform perdagangan B2C untuk berbagai produk dan layanan dari pihak pertama (1P). Sementara, Ritel 3P adalah segmen penjualan produk dan layanan dari pihak ketiga (3P) mencakup platform e-commerce dan agen perjalanan online (OTA).

Alami rugi bersih Rp1,7 triliun, menyusut 29,7%

Blibli masih mengalami rugi sebesar Rp1,7 triliun di semester I 2023, tetapi menyusut 29,7% (YoY) dari rugi Rp2,4 triliun di periode sama tahun 2022. Adapun penyusutan ini terjadi karena ada penurunan beban penjualan dan struktur biaya membaik.

Total Processing Value (TPV) di semester I 2023 tercatat Rp36,7 triliun atau naik 52% dari Rp24,1 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Segmen Ritel 3P menyumbang TPV terbesar dengan Rp25,8 triliun atau naik 81% (YoY) dari Rp14,2 triliun, diikuti Ritel 1P Rp4,4 triliun atau turun 3% (YoY).

Beban operasional terhadap TPV tercatat turun menjadi 7,9% (YoY) di semester I 2023. Penurunan ini mendorong kinerja EBITDA konsolidasi sebesar 520-bps (YoY) menjadi -4,3%.

Co-Founder dan CEO Blibli Kusumo Martanto mengungkap kinerja keuangan di semester I 2023 telah memperlihatkan tren positif. Namun, ia tetap memastikan akan terus mengimplementasikan berbagai strategis yang mengarah pada peningkatan kinerja profitabilitas.

“Peningkatan kinerja yang kuat pada kategori gaya hidup didukung dengan pemulihan bisnis perjalanan online setelah pembukaan kembali pembatasan akibat pandemi di Indonesia. Kami akan mengarahkan fokus pada kebutuhan pelanggan dengan pilihan kategori produk yang membedakan kami dari kompetitor,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Penguatan strategi omnichannel

Sejumlah faktor lain juga disebut berkontribusi terhadap perbaikan kinerja perusahaan yang baru IPO akhir 2022, di antaranya penguatan strategi omnichannel melalui penambahan 14 gerai consumer electronic selama paruh tahun 2023. Blibli juga memulai pembangunan gudang baru yang dirancang menjadi gudang all-in-one-tech-powered dalam mendukung manajemen rantai pasok dan logistik yang pintar.

Hingga sekarang, Blibli telah mengoperasikan  156 gerai consumer electronic dan 70 gerai supermarket premium. Jumlah pengguna yang menyelesaikan setidaknya satu transaksi pada platform Blibli dan/atau Tiket.com, mencapai 3 juta atau naik 9% dari 2,8 juta pengguna.

Blibli juga telah melepas kepemilikan sahamnya di Halodoc melalui PT Polinasi Iddea Investama agar dapat kembali fokus pada bisnis inti dan mempercepat target kinerja di tahun ini. Dengan aksi divestasi tersebut, perusahaan mengantongi nilai transaksi sebesar Rp538 miliar lewat PT Global Investama Andalan (GIA).

Ketatnya persaingan industri e-commerce mendorong sejumlah pemain besar untuk memperluas vertikal dan strateginya agar dapat memperkuat posisinya di pasar, mulai dari masuk ke segmen e-grocery, food delivery, hingga fulfillment. 

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2022, nilai industri e-commerce ditaksir mencapai $59 miliar di 2022 dan diperkirakan akan menjadi industri pendorong ekonomi digital di Indonesia. meski aktivitas belanja offline sudah mulai meningkat. Adapun. e-commerce menyumbang 77% dari keseluruhan ekonomi digital di tanah air.

Blibli Medan

Blibli Perluas Bisnis Omnichannel di Medan, Optimalkan Layanan E-grocery

Menurut laporan e-Conomy SEA 2022, tingkat adopsi e-commerce di Indonesia telah mencapai 89% — menjadi yang tertinggi di jajaran platform digital. Capaian ini menjadikan e-commerce menjadi lini bisnis yang mendominasi perolehan dalam ekonomi digital dengan kisaran GMV $59 miliar. Persaingan bisnis di lanskap ini pun sangat ketat, membuat masing-masing pemain harus memiliki proposisi nilai kuat agar dapat diterima oleh pangsa pasar.

Blibli adalah salah satu pionir di industri e-commerce Indonesia. Telah hadir sejak 12 tahun yang lalu, perusahaan yang sudah go-public dengan kode emiten BELI ini mengklaim pertumbuhan bisnis dari tahun ke tahun. Di Q1 tahun ini, Total Processing Value (TPV) tumbuh sebesar 78% menjadi Rp17.915 miliar. Pertumbuhan TPV dan pendapatan neto perseroan juga didukung pertumbuhan organik 1,9 juta transacting users.

Untuk dapat bersaing dengan raksasa e-commerce lainnya, salah satu strategi bisnis utama Blibli saat ini adalah menghadirkan konsep omnichannel kepada pelanggan. Konsep ini menggabungkan pengalaman belanja online dan offline terpadu, memanfaatkan kehadiran ritel (dan warehouse) fisik yang tersebar di berbagai kota. Adanya strategi ini turut memperkuat salah satu lini usaha Blibli, yakni layanan e-grocery melalui Bliblimart.

Blibli bawa konsep e-grocery ke Medan

Platform e-grocery ditujukan untuk membantu masyarakat membeli kebutuhan pokok sehari-hari secara online. Layanan ini juga khas dengan sistem  fulfillment dan logistik yang cepat. Titik puncak penetrasi e-grocery adalah saat diberlakukannya pembatasan sosial akibat pandemi beberapa tahun lalu. Kendati pandemi hilang, sejumlah segmen masyarakat masih terus memanfaatkan e-grocery untuk membantu mereka dalam belanja harian.

Blibli juga cukup serius dalam mengembangkan bisnis ini. Di area Jabodetabek, mereka memanfaatkan sebaran Ranch Market — perusahaan ritel yang diakuisisi Blibli tahun 2021— sebagai kanal pemenuhan produk dan dibantu sejumlah dark store di beberapa titik distribusi. Menurut laporan internal, belanja bahan pokok naik di Bliblimart naik sebesar 23% yoy di kuartal I 2023. Produk yang paling banyak dibeli konsumer adalah sembako, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan ibu & anak, dan minuman ringan & camilan.

Pertumbuhan positif di area Jabodetabek membuat Blibli mengekspansikan Bliblimart ke sejumlah kota lain, salah satunya Medan, Sumatra Utara. Di area ini, Blibli secara khusus menggandeng Pasar Swalayan Maju Bersama (memiliki sekitar 14 supermarket) sebagai mitra strategis dalam pemenuhan dan distribusi barang. Kerja sama dengan ritel offline ini juga memungkinkan sejumlah fitur untuk dapat diadopsi, misalnya Click&Collect (pilih dan bayar produk secara online, lalu diambil sendiri di toko).

“Kami mencatat sebanyak 4 dari 10 pelanggan Blibli (di Medan) berbelanja kebutuhan harian lewat kategori Bliblimart, di mana fitur Click & Collect menjadi salah satu fitur yang paling banyak digunakan. Adapun produk unggulan yang banyak dibeli oleh pelanggan di Kota Medan adalah sirup, minyak goreng, dan susu sebagai penyumbang transaksi terbesar di Bliblimart,” ujar Head of Branch Blibli North Sumatra Stephany Luchiana.

Dengan memanfaatkan unit logistik internal BES (Blibli Express Service) dan mitra, Blibli juga memberikan opsi pengiriman 2 jam sampai untuk aneka produk segar. Di Medan, fitur langganan untuk pengguna Bliblimart juga sudah bisa dimanfaatkan untuk mengautomasi pemenuhan kebutuhan pokok harian masyarakat. Dan untuk memastikan operasional berjalan dengan baik, Blibli pun sudah memiliki kantor unit dan tim yang didedikasikan untuk wilayah Medan.

Selain Medan, hal serupa juga telah dilakukan Blibli di sejumlah kota lainnya, seperti Semarang, Surabaya, dan Bandung. Di kota-kota tersebut, mereka memanfaatkan jaringan Farmers Market (bagian dari Ranch Market) untuk operasional Bliblimart.

Application Information Will Show Up Here
Blibli ungkap transaksi bahan pokok naik di Bliblimart naik 23% yoy di kuartal I 2023, produk sembako, kebutuhan rumah tangga, paling banyak dibeli

Kemelut Startup E-grocery, Blibli Akui Tantangan Berat di Bisnis Ini

Sempat menjadi primadona di era pandemi, kini sejumlah startup e-grocery kesulitan untuk kembali di masa kejayaannya tersebut. Dari berbagai pemberitaan, para startup tersebut mengambil langkah efisiensi dengan pengurangan karyawan dan aset fisik yang tadinya tersebar di berbagai titik, bahkan harus gulung tikar.

Salah satu pemain di segmen ini, Blibli melalui Bliblimart, mengakui menjalani bisnis e-grocery ini terbilang berat karena marginnya tipis. Sementara itu, konsumen ingin terus untung, dalam artian selalu dijamu dengan berbagai subsidi gratis ongkir, diskon, dan promo rutin.

“Sementara konsumen maunya untung terus. Agar kita [startup] tetap bisa beroperasi, ini jadi tantangan juga karena e-grocery harus cover ongkos, belum lagi maintain warehouse sendiri. Ini jadi another cost,” kata EVP of Consumer Goods and Lifestyle Blibli Fransisca Krisantia Nugraha dalam acara Blibli Media Perspective Discussion tentang e-groceries di Jakarta, kemarin (22/6).

Bagi startup dengan dana terbatas harus putar otak untuk terus bertumbuh, sembari terus memenuhi konsumen yang sensitif dengan harga dan promosi. Kondisi tersebut bisa dipastikan tidak bakal berlangsung lama dan makin sulit untuk menjadi perusahaan jangka panjang. Maka langkah efisiensi paling rasional bagi bisnis-bisnis yang menyasar konsumen akhir (B2C).

Kris, sapaan akrab dari Fransisca, melanjutkan jadi suatu keuntungan terbesar bagi Bliblimart karena targabung dalam sebuah grup besar, sehingga memungkinkan Bliblimart dapat terus berjalan. Gudang dapat terutilisasi dengan baik, tidak hanya untuk menyimpan kebutuhan sehari-hari, juga untuk kategori fesyen, elektronik, handphone, dengan margin yang lebih tebal, sehingga rasio pengeluaran dengan barang yang masuk dapat lebih optimal dan dapat berkelanjutan.

“Kalau sedang ada promosi gratis ongkir, aplikasi diunduh dan berbelanja terus. Saat gratis ongkir dicabut, aplikasi dihapus dan pindah ke platform lain. Itu kebiasaan yang sangat-sangat biasa di pasar Indonesia.”

“Bayangkan kalau hanya bermain di satu verikal saja dengan satu produk saja, untuk maintain cost ratio-nya bisa sehat itu akan sangat sulit. Bagaimana bisa tetap dapat loyalitas konsumen, bukan dari kejar subsidi saja, ini yang membuat perusahaan-perusahaan tersebut bertahan. Ini yang sedang terjadi,” tambahnya.

Maka dari itu, Bliblimart mulai mengambil pendekatan baru demi mendapat loyalitas konsumen, yakni mengedepankan unsur kenyamanan. Kata “nyaman” ini mungkin terdengar biasa bagi konsumen, tapi dari survei yang perusahaan lakukan, konsumen ternyata butuh solusi agar mereka bisa lebih nyaman berbelanja kebutuhan sehari-hari.

“Gratis ongkir tetap masih ada, tapi sekarang mulai disesuaikan dengan tiering membership-nya di Blibli Tiket. Semakin sering belanja, makin besar benefit-nya, jadi sekarang sudah tidak semasif dulu. Promo-promo lainnya juga masih ada untuk tanggal cantik dan payday.”

Profil konsumer Bliblimart

Pada saat yang sama, Blibli mengungkapkan sejumlah temuan mengenai tren konsumer e-grocery di Bliblimart. Dari data internal ditemukan bahwa belanja bahan pokok naik di Bliblimart naik sebesar 23% yoy di kuartal I 2023. Produk yang paling banyak dibeli konsumer adalah sembako, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan ibu & anak, dan minuman ringan & camilan.

Selanjutnya dari profil konsumer berdasarkan jenis kelamin, hampir imbang. Sebanyak 55% adalah kaum perempuan, sisanya 45% laki-laki. Biasanya produk yang paling banyak dibeli perempuan adalah minyak goreng, susu anak, tisu, dan makanan segar. Sementara, laki-laki banyak belanja kopi dan pasta gigi.

Average consumer spending-nya Rp385 ribu dan mayoritas konsumer Bliblimart berada di rentang usia 25-34 tahun,” terang Kris.

Waktu belanja yang paling banyak dipilih konsumer adalah jam 6 pagi-12 siang berlaku untuk hari biasa dan akhir pekan. Disebutkan juga, fitur Click & Collect sudah pernah digunakan oleh 4% konsumer Bliblimart, serta fitur 2 Jam Sampai sudah digunakan oleh lebih dari 42 ribu konsumer dengan 3 ribu transaksi per hari. Biasanya produk yang dibeli dengan fitur tersebut adalah makanan beku, sayur & buah, ayam potong, dan telur.

Menurut data Badan Pusat Statistik, konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada periode kuartal pertama 2023. Mengutip Shopper Trend 2022, kehadiran platform digital untuk berbelanja kebutuhan harian atau e-groceries masih diminati oleh konsumen Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Blibli Alami Rugi Bersih Rp878 Miliar di Kuartal Pertama 2023

PT Global Digital Niaga Tbk (IDX: BELI) atau Blibli baru saja merilis hasil kinerja keuangan periode kuartal pertama tahun 2023. Blibli mengalami kerugian bersih sebesar Rp878 miliar, tetapi menyusut 17,8% dari Rp1,06 triliun di kuartal I 2022. Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20,88% menjadi Rp3,82 triliun dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,16 triliun.

Total Processing Value (TPV) tumbuh sebesar 78% menjadi Rp17.915 miliar pada kuartal 1 2023 dari Rp10.053 miliar pada kuartal 1 2022. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan kinerja di sebagian besar segmen bisnis, terutama dengan pemulihan bisnis perjalanan daring di Indonesia dan permintaan dari kategori produk digital & lainnya. Keduanya berdampak positif pada TPV Ritel 3P, yang bertumbuh sebesar 136% pada kuartal 1 2023.

Pertumbuhan TPV dan pendapatan neto perseroan juga didukung oleh pertumbuhan secara organik, terlihat dari kenaikan jumlah transacting users dari 1,6 juta pengguna menjadi 1,9 juta pengguna. Average Order Value (AOV) juga naik sebesar 95% menjadi Rp1.643.425 pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun lalu yang sekitarRp842.245.

Selain itu, Blibli juga mencatat peningkatan kualitas pengguna tercermin dari kenaikan jumlah belanja per pengguna di bisnis ritel dan institusi, masing-masing sebesar 71% dan 7% pada kuartal I 2023 (YoY). Hal ini membuat Perseroan mencatatkan marjin laba bruto konsolidasi yang lebih baik dari 9,5% menjadi 15,1% di periode tersebut.

Pertumbuhan positif ini dapat dikaitkan dengan fokus perusahaan pada pengalaman pelanggan, inovasi, dan kemitraan dengan bisnis lokal. Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, Blibli berupaya untuk terus berkembang dan memperluas bisnisnya. Perusahaan mengklaim mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini, memanfaatkan kemampuan teknologi dan logistiknya untuk memenuhi perubahan kebutuhan pelanggannya.

Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp13,88 triliun, turun dibandingkantahun lalu sebesar Rp14,08 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp4,28 triliun dari Rp 3,59 triliun pada akhir tahun lalu. sedangkan ekuitas hingga 31 Maret 2023 susut menjadi Rp9,6 triliun dari Rp10,48 triliun per Desember 2022.

Fokus bisnis 2023

Pada tahun 2022, strategi omnichannel dan gaya hidup terintegrasi dijalankan dengan memperkuat sinergi bisnis pada tiga platform utama, yakni Blibli, tiket.com, dan Ranch Market. Penguatan kemitraan dengan brand principal juga terus dilakukan, termasuk dengan global leading brands, seperti Apple dan Samsung. Selain itu, Blibli juga terus berinvestasi pada sektor B2B untuk memperkuat kepemimpinan di segmen institusi.

Pada akhir 2022, Blibli telah mengembangkan infrastruktur logistik dan rantai pasoknya melalui 15 warehouse di lebih dari 30 pusat distribusi, dan didukung layanan 1PL serta bekerja sama dengan lebih dari 20 mitra 3PL, sehingga saat ini Perseroan mampu mengirimkan produk kepada konsumen akhir dengan layanan pengiriman 2-Jam Sampai (2-hour delivery) untuk lebih dari 300.000 SKUs ke lebih dari 40 kota di seluruh Indonesia.

Tahun 2023 ini, perseroan akan berfokus untuk mengembangkan dan memperkuat berbagai sinergi potensial di dalam ekosistem untuk mendorong penjualan silang (cross-selling) antar platform, serta memperkuat strategi omnichannel melalui ekspansi toko-toko fisik yang lebih luas lagi.

“Meskipun tidak kebal terhadap iklim pasar di mana bisnis kami beroperasi, kami memulai tahun 2023 dengan optimisme untuk dapat mengatasi semua tantangan di depan dan memiliki keyakinan penuh dalam mencapai pertumbuhan yang lebih baik secara berkelanjutan, dan pada akhirnya membawa kami lebih dekat ke profitabilitas,” kata Co-Founder dan CEO Blibli Kusumo Martanto dalam keterangan resminya.

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli mencatatkan rugi bersih Rp5,53 triliun sepanjang 2022, naik 65% dari Rp3,35 triliun di 2021

Blibli Rugi Rp5,53 Triliun di 2022, Terus Dorong Efisiensi Biaya

PT Global Digital Niaga Tbk (IDX:BELI) atau Blibli mencatat rugi bersih sebesar Rp5,53 triliun di sepanjang 2022, atau naik 65% dari Rp3,35 triliun di 2021. Meningkatnya kerugian ini dikarenakan beban pokok pendapatan Blibli bengkak menjadi Rp14,04 triliun dari tahun sebelumnya Rp8,27 triliun.

Pendapatan bersih perseroan naik 72,3% menjadi sebesar Rp15,26 triliun dari Rp8,85 triliun pada 2021. Pendapatan terbesar datang dari segmen ritel online Rp10,42 triliun (naik 38,71%), toko fisik Rp3,58 triliun (naik 299,25%), dan institusi Rp2,47 triliun. Dari pendapatan tersebut, perseroan mencetak laba bruto Rp1,22 triliun, naik 111% dari sebelumnya Rp580 miliar.

Akan tetapi, terdapat sejumlah beban yang nilainya melampaui angka laba bruto. Di antaranya, beban pokok penjualan Rp14,04 triliun, beban umum dan administrasi Rp3,37 triliun, beban lainnya Rp50,41 miliar, dan pendapatan lainnya Rp92,08 miliar. Rugi usahanya mencapai Rp5 triliun atau membengkak dari rugi Rp3,78 triliun di 202.

Divestasi GoTo

Masih merahnya kinerja Blibli membuat total aset turun menjadi Rp14,07 triliun dari sebelumnya Rp18,38 triliun. Penyebabnya, ada pembayaran utang ke sejumlah bank yang membuat penurunan aset kas dan setara kas menjadi Rp3,07 triliun dari sebelumnya Rp4,9 triliun.

Kemudian, terdapat penurunan aset investasi menjadi Rp1,97 triliun dari Rp4,8 triliun dikarenaan Blibli menjual seluruh aset investasinya pada saham GoTo. Liabilitas juga turun menjadi Rp3,59 triliun dari Rp8,3 triliun. Kendati total aset dan liabilitas turun, Blibli menyebut masih memiliki cashflow positif sehingga ada runway yang cukup untuk operasional selanjutnya.

Co-Founder dan CFO Blibli Hendry menyampaikan, tahun lalu seluruh segmen bisnis perseroan tumbuh pesat di atas tren industri, disertai dengan kinerja keuangan yang lebih sehat. Menurutnya, ini merupakan hasil dari usaha berkelanjutan melalui beberapa langkah strategis, termasuk ekspansi pilihan produk, pengembangan ekosistem, dan penerapan efisiensi biaya di berbagai area untuk memperoleh struktur biaya yang lebih baik.

Untuk tahun ini, manajemen berencana untuk memperbaiki kondisi keuangannya dengan melakukan efisiensi biaya di berbagai area untuk memperoleh struktur biaya yang lebih baik. Caranya dengan berfokus pada strategi kepemimpinan biaya (cost leadership), optimalisasi marjin, dan keunggulan operasional ekosistem.

Ia meyakini strategi ini merupakan jalur yang tepat untuk mengembangkan bisnis lebih jauh dan pada saat bersamaan, semakin mendekatkan perseroan pada profitabilitas. “Sementara itu, posisi kas serta fasilitas kredit yang kami miliki saat ini cukup untuk membiayai seluruh strategi bisnis masa yang akan datang,” kata dia dalam keterangan resmi, kemarin (30/3).

Perkuat omnichannel

Manajemen perseroan juga menyampaikan rencana untuk memperkuat sinergi potensial di dalam ekosistem untuk mendorong penjualan silang (cross-selling) antar platform, serta memperkuat strategi omnichannel melalui ekspansi toko-toko fisik yang lebih luas lagi.

Diyakini strategi ini membuat perseroan mampu bertumbuh secara lebih efisien dengan mengurangi biaya iklan dan pemasaran, serta menurunkan biaya akuisisi pelanggan.

Informasi terbaru disampaikan, perseroan ditunjuk menjadi salah satu dari mitra kunci strategis di Indonesia oleh merek global Apple, untuk melengkapi hubungan jangka panjang yang telah terjalin sebelumnya dengan beberapa merek global terkemuka lain, termasuk Samsung. Hal ini akan menjadi pendorong pertumbuhan positif untuk bisnis Ritel 1P di masa yang akan datang.

Per akhir 2022, perseroan telah membuka sebanyak 74 toko consumer electronics, sehingga jumlah toko yang dioperasikan menjadi 126 toko. Rinciannya, 79 toko merek-tunggal (monobrand), seperti Samsung Experience Store, hello (toko merek-tunggal Apple), dan lainnya; 47 toko multi-merek (multibrand), seperti Blibli Store dan Tukar Tambah, dan 70 gerai supermarket premium secara nasional.

Di luar penutupan sejumlah platform, masih ada ruang untuk pengembangan. Tren tahun 2023 termasuk omnichannel dan artificial intelligence

Momentum Bisnis E-commerce Indonesia di Tahun 2023

Dalam 15 tahun terakhir, sekitar 15 layanan e-commerce kelas menengah dan besar di Indonesia terpaksa tutup karena tidak bisa bertahan di kerasnya persaingan bisnis. Elevenia gulung tikar awal Desember 2022 lalu, sedangkan JD.ID akan menghentikan seluruh operasional bisnisnya di Indonesia per Maret mendatang.

Memasuki tahun 2023, perusahaan besar yang mendominasi tinggal Shopee dan Tokopedia yang menyasar segmen C2C, sedangkan Blibli dan Lazada di segmen B2C. Memasuki tahun 2023, bagaimana momentum bisnis untuk layanan marketplace?

Kategori unggulan

Platform teknologi automasi yang pengumpulan data di layanan e-commerce, Compas, memberikan sedikit gambaran dominasi Shopee dan Tokopedia di Indonesia.

“Keunggulan dari dua marketplace tersebut dari awal sudah fokus dengan target pasar yang mereka sasar. Shopee dengan ibu-ibu dan Tokopedia yang fokus menjual gadget. Image tersebut sudah melekat kepada masing-masing pelanggan dari kedua marketplace tersebut,” kata CEO Compas Hanindia Narendrata.

Berdasarkan Indonesia FMCG E-Commerce Report 2022 yang dirilis Compas, Shopee dan Tokopedia menjadi dua marketplace teratas favorit masyarakat Indonesia. Per November 2022, market share Shopee untuk kategori FMCG lebih unggul dari Tokopedia. Selain itu, distribusi share kategori FMCG di Shopee dan Tokopedia cukup berbeda.

Beauty & Care mendominasi Shopee, sedangkan kategori Health dikuasai Tokopedia. Perbedaan ini menunjukkan fokus yang dipilih oleh kedua marketplace. Memanfaatkan tren belanja masyarakat, terutama perempuan, menjadi rahasia Shopee untuk keberhasilan ini.

Laporan Compas soal kategori produk e-commerce / Compas

Terkait Blibli, menurut Hanindia, perusahaan ini memiliki roadmap yang solid dengan mengintegrasikan pengalaman online dan offline melalui layanan e-commerce dan toko fisik untuk beberapa mitra merek terkemuka. Blibli saat ini telah memiliki unified omnichannel ecosystem yang disebut sebagai Blibli Tiket terdiri dari entitas Blibli, tiket.com, dan Ranch Market. Perusahaan telah melakukan IPO tahun 2022 lalu.

“Menurut saya Blibli mainnya secara long term game. Perusahaan dengan level mereka cara berpikirnya sudah kepada profitabilitas. Didukung dengan Grup Djarum, saat ini fokus mereka bukan hanya ke produk gadget saja namun juga sudah mulai merambah ke Home & Living,” kata Hanindia.

Terkait potensi Lazada tahun ini, Hanindia menyebut dirinya masih kesulitan melihat peluang layanan ini. Salah satu alasannya adalah kultur yang berbeda dan perubahan yang terus terjadi secara internal.

Sebagai salah satu portofolio layanan e-commerce raksasa Alibaba, Lazada memiliki rencana melakukan berbagai kerja sama dengan anak-anak usaha Alibaba lainnya di Indonesia, termasuk mengembangkan layanan logistik dan mengembangkan gudang yang dikelola secara mandiri.

Inovasi teknologi

LazBeauty salah satu kanal terbaru Lazada / Lazada

Executive Director Lazada Indonesia Ferry Kusnowo mengungkapkan, sebagai salah satu perusahaan e-commerce terdepan di Asia Tenggara, Lazada terus melakukan inovasi berbasis teknologi untuk mengembangkan bisnisnya.

Saat ini perusahaan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mempercepat proses pengiriman barang serta memanfaatkan teknologi chatbot untuk menjawab berbagai pertanyaan konsumen. Kecerdasan data perusahaan diklaim membantu mitra penjual menargetkan audiens dengan lebih akurat dan meningkatkan konversi.

Penggunaan Augmented Reality (AR) juga meningkatkan pengalaman bagi pembeli. Teknologi AR Lazada memungkinkan pengguna mencoba produk kecantikan secara real-time dengan hasil nyata.

Perusahaan juga berupaya meningkatkan pengalaman omnichannel dengan berbagai fitur terintegrasi, termasuk fitur live commerce LazLive dan toko offline.

Ketika disinggung tentang strategi Lazada dengan makin masifnya layanan Direct to Consumer (D2C) saat ini, perusahaan menyambut baik tren D2C dan terus mendorong kolaborasi dengan para seller.

“Kami berharap tren pertumbuhan ini akan terus berlanjut. Kami berkeinginan untuk terus tumbuh dan menjalankan operasional bisnis yang berkelanjutan melalui kekuatan utama kami: e-commerce, teknologi, dan logistik,” kata Ferry.

Laporan yang dirilis Lazada Sponsored Solutions (LSS) bertajuk Transforming Southeast Asia: From Discovery to Delivery menemukan 57% konsumen di Asia Tenggara mencari produk secara langsung lewat platform e-commerce. Hal ini menjadikan platform e-commerce sebagai mesin pencari baru. Meski ada prediksi melambat dan pelanggan akan cenderung untuk lebih berhati-hati dalam berbelanja, daya beli konsumen Indonesia diperkirakan tetap stabil dan berpotensi memiliki tren pertumbuhan.

Sementara menurut VP Marketplace Tokopedia Yudhiaji Cahya Kusuma, Tokopedia terus bertransformasi menjadi super ecosystem. Mereka mengklaim  jumlah penjual di Tokopedia telah bertambah dari 7,3 juta (Februari 2020) menjadi sekitar 12 juta saat ini.

Di sisi lain, Tokopedia menggencarkan inisiatif hyperlocal yang menerapkan teknologi geotagging untuk mendekatkan pembeli dengan penjual di mana pun mereka berada. Program ini bertujuan agar pembeli bisa mendapatkan produk kebutuhan dengan lebih cepat dan efisien dan UMKM punya kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan berkembang tanpa harus pindah ke kota besar.

“Kami percaya kolaborasi dan inovasi menjadi kunci beradaptasi di tengah era digitalisasi sekaligus menjadikan UMKM lebih berdaya dan berjaya untuk menjawab tantangan perubahan zaman.”