Tag Archives: blockchain game

Tantangan dan Potensi Game Blockchain Menurut Blockchain Game Alliance

Sama seperti teknologi, dari tahun ke tahun, game juga terus berubah. Tahun ini, muncul tren baru dalam industri game, yaitu blockchain game dan game Nonfungible Token (NFT). Menurut laporan dari Blockchain Game Alliance (BGA), total pemasukan dari game-game NFT pada Q3 2021 mencapai US$2,32 miliar. Hal itu berarti, game NFT memberikan kontribusi sebesar 22% pada total volum transaksi NFT di industri.

Didirikan pada 2018, BGA merupakan grup advokasi untuk game NFT. Ketika didirikan, grup itu hanya memiliki delapan anggota. Sekarang, jumlah anggota mereka telah menjadi 300 perusahaan. Sebanyak 198 perusahaan baru mendaftar sebagai anggota BGA pada 2021. Laporan yang BGA dibuat didasarkan pada survei yang mereka adakan pada ratusan perusahaan yang menjadi anggota mereka tersebut.

Dalam laporan tersebut, BGA membahas tentang tantangan yang dihadapi dalam industri blockchain game serta masa depan blockchain game.

Industri Blockchain Game Dipenuhi dengan Pekerja Muda

Sepanjang 2021, blockchain game menjadi salah satu topik yang disorot oleh media. Tak hanya itu, ada banyak perusahaan blockchain game yang mendapatkan kucuran dana. Salah satunya adalah Animoca Brands. Mereka mendapatkan pendanaan sebesar US$88 juta di bulan Mei 2021. Pada Juli 2021, mereka kembali mendapatkan investasi sebesar US$65 juta dan terakhir, mereka mendapatkan modal sebesar US$65 juta pada Oktober 2021. Sekarang, perusahaan itu telah berstatus sebagai unicorn, startup yang valuasinya telah menembus US$1 miliar.

Blockchain gaming adalah industri yang masih sangat muda. Karena itu, mungkin tidak aneh jika industri tersebut juga diisi oleh orang-orang yang masih muda. Sebanyak 48,6% pekerja di industri blockchain game ada di rentang umur 25-34 tahun dan 30,7% lainnya di rentang umur 35-44 tahun. Dari segi lama bekerja, sebanyak 42,5% pekerja mengatakan, mereka baru bekerja di industri blockchain gaming selama kurang dari 1 tahun dan sebanyak 38,2% pekerja lainnya telah bekerja selama 1-3 tahun.

Industri blockchain game adalah industri yang masih sangat muda. | Sumber: VentureBeat

Sementara itu, kebanyakan perusahaan yang bergerak di bidang blockchain gaming bukanlah perusahaan besar. Sekitar 60% perusahaan blockchain gaming mempekerjakan kurang dari 50 karyawan dan 25% lainnya memiliki pegawai kurang dari 10 orang.

Selama periode Januari sampai November 2021, lima blockchain game dengan jumlah Unique Active Wallets harian paling banyak adalah Alien Worlds, Axie Infinity, Splinterlands, CryptoMines, dan Bomb Crypto. Per September 2021, jumlah Unique Active Wallets harian di Splinterlands mencapai 245 ribu dompet, naik 3.267% jika dibandingkan dengan pada akhir Q2 2021.

Masa Depan dari Industri Blockchain Game

Dari survei yang diadakan oleh BGA, sebanyak 86% responden percaya, teknologi blockchain akan diadopsi oleh industri game tradisional dalam waktu dua tahun. Dan memang, sepanjang 2021, ketertarikan masyarakat akan blockchain gaming terus naik. Hal ini bisa terlihat meningkatnya pencarian akan blockchain gaming, menurut data Google Trends. Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di bawah, pencarian dengan kata kunci blockchain gaming, game NFT, dan play-to-earn mengalami kenaikan yang signifikan pada bulan Juli 2021.

Pencarian dengan kata kunci blockchain game menunjukkan kenaikan. | Sumber: VentureBeat

“Satu hal yang sangat menarik pada 2021 adalah betapa cepatnya topik rumit seperti NFT atau mekanisme play-to-earn menarik perhatian komunitas gaming di seluruh dunia,” kata Jon Jordan, Editor-At-Large, BlockchainGamer.biz. “Jelas, salah satu faktor yang mendorong hal itu adalah adanya game-game blockchain-first seperti NBA Top Shot dan Axie Infinity. Di awal 2022, saya ingin melihat bagaimana perusahaan game tradisional akan mulai membuat game-game NFT atau blockchain.”

Blockchain gaming kini menjadi segmen favorit di industri,” kata Dragos Dunica, Co-founder dari DappRadar. Dia mengatakan, meningkatnya jumlah pemain blockchain game, digabung dengan keberadaan decentralized app dan tren gaming saat ini, maka semua itu akan menciptakan metaverse. “Di masa depan, cara kita berkomunikasi, bermain, berdagang, dan bersosialisasi akan berubah sama sekali. Blockchain gaming adalah katalis yang mendorong terciptanya pusat dari dunia virtual yang akan kita tinggali.”

Tantangan di Industri Blockchain Game

Survei dari BGA memang disambut dengan baik. Meskipun begitu, masih ada banyak tantangan yang pelaku industri blockchain game harus hadapi. Buktinya, ketika Ubisoft menggunakan NFT di game Ghost Recon Breakpoint, banyak gamers yang protes.

Berdasarkan survei BGA, beberapa tantangan yang ada di industri blockchain gaming antara lain ketidakpastian regulasi, kebutuhan edukasi, keterbatasan teknologi, pengalaman penggunaan yang buruk, kualitas gameplay, ketiadaan pekerja ahli, ketiadaan standar industri, implementasi yang sulit, dan lain sebagainya. Sebanyak 52% responden mengatakan, regulasi merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh indusri blockchain game.

“Teknologi bergerak dengan cepat dan para regulator kesulitan untuk bisa mengikuti laju perkembangan teknologi,” kata Gianluigi Guida, rekan di Guida & Associates. “Meskipun begitu, regulasi dasar diperlukan untuk membantu developer memahami batasan yang tidak boleh mereka lewati.” Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan adanya peraturan yang jelas, pelaku industri blockchain gaming akan bisa membuat produk sesuai dengan peraturan tersebut. Menurutnya, hal ini bisa membantu pelaku industri blockchain gaming untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Edukasi menjadi masalah lain di industri blockchain gaming. Sebanyak 43% responden menganggap, edukasi tentang konsep dasar blockchain game merupakan masalah terbesar kedua di industri. Memang, 59% responden menjelaskan, orang-orang yang tidak memahami blockchain gaming akan berasumsi bahwa game itu merupakan penipuan.

Tantangan yang dihadapi pelaku industri blockchain gaming. | Sumber: VentureBeat

“Sejak saya memasuki dunia blockchain gaming pada enam tahun lalu, sekarang adalah periode yang paling menarik. Karena, dana investasi yang masuk ke blockchain gaming mengalir deras, jumlah pengguna meroket, dan media-media besar dunia membahas tentang blockchain gaming,” kata Sebastien Borget, Presiden dari BGA, seperti dikutip dari VentureBeat. “Karena perhatian banyak orang tertuju ke blockchain gaming, kami juga menerima banyak kritik terkait berbagai isu, seperti ketidaktahuan masyarakat akan blockchain gaming, manfaat blockchain gaming untuk developer dan gamers, dampak NFT ke lingkungan, serta regulasi tentang aset digital yang belum jelas.”

Borget mengatakan, sebagian kritik yang ditujukan ke pelaku blockchain gaming memang bersifat konstruktif dan membuka diskusi tentang masalah yang mungkin muncul di masa depan. Namun, sebagian kritik lainnya justru menakut-nakuti masyarakat. Menurut Borget, hal itulah yang membuat sejumlah kejadian yang disesalkan terjadi, seperti keputusan Valve untuk memblokir blockchain game dari Steam.

Faktor Pendorong Pertumbuhan Industri Blockchain Game

Walau ada banyak tantangan yang harus dihadapi di industri blockchain game, responden survei dari BGA tetap optimistis bahwa industri blockchain game masih akan tumbuh di masa depan. Sebanyak 68% responden memperkirakan, mekanisme play-to-earn akan menjadi faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan industri blockchain game.

Play-to-earn adalah mekanisme game baru, memungkinkan pemain untuk mendapatkan cryptocurrency ketika mereka bermain game. Cryptocurrency yang didapat oleh pemain lalu bisa ditukar dengan uang di dunia nyata. Berkat adanya mekanisme play-to-earn, ada banyak studio muda yang berhasil tumbuh. Tak hanya itu, game-game play-to-earn juga memberikan dampak besar di negara-negara berkembang, seperti Filipina atau kawasan Amerika Latin. Di kedua kawasan itu, game play-to-earn seperti Axie Infinity bisa menjadi sumber pemasukan bagi para pemainnya, apalagi karena banyak orang yang kehilangan pekerjaan mereka akibat pandemi COVID-19.

Memang, mekanisme play-to-earn diperkirakan akan menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan industri blockchain gaming. Namun, para responden survei BGA juga mengatakan, gameplay yang menarik tidak kalah penting untuk menumbuhkan industri blockchain gaming. Sebanyak 83% responden mengatakan, elemen paling penting dari blockchain game adalah kualitas gameplay.

“Sekarang, memang sudah ada game-game blockchain sukses yang menyenangkan untuk dimainkan,” kata Lenny Peterson, Acting Managing Director, Antler Interactive. “Tapi, agar blockchain game bisa diadopsi secara massal, maka kualitas dan aksesibilitas dari blockchain game tetap harus ditingkatkan.”

Jika pelaku industri blockchain gaming ingin agar industri itu terus tumbuh, hal lain yang harus mereka lakukan adalah terus memperbaiki kualitas grafik dan gameplay dari blockchain game. Sebanyak 56% responden mempercayai hal tersebut. Sementara itu, 51% responden mengatakan, membuat blockchain game yang didasarkan pada franchise yang sudah terkenal juga punya potensi untuk mendorong pertumbuhan industri blockchain game.

Legacy Adalah Game NFT Ciptaan Kreator Populous dan Black & White

Game NFT terus bermunculan bagai jamur di musim hujan. Yang terbaru dan dijadwalkan hadir tahun depan adalah Legacy, game NFT bikinan 22cans. Tidak pernah mendengar nama studio tersebut? Well, mungkin Anda bakal lebih familier dengan pendirinya, Peter Molyneux.

Peter boleh dibilang merupakan pionir di genre god game lewat seri Populous dan Black & White, dan ia sekarang ingin mengawinkan formula tersebut dengan tren blockchain gaming. Namun ketimbang memakai istilah game NFT, Peter dan timnya lebih memilih mengategorikan Legacy sebagai sebuah “blockchain business sim”.

Dalam Legacy, pemain bakal diajak untuk menciptakan produk dan bangunan digital dari ribuan komponen yang tersedia. Selesai dikonsepkan, produknya bakal diproduksi dan siap diperjual-belikan dengan para pemain lain. Legacy juga bakal menghadirkan sejumlah in-game event dan kompetisi yang akan menguji keterampilan mendesain pemain, sekaligus kemampuan manajemen kotanya.

Namun seperti halnya Axie Infinity dan beberapa game NFT lain, Legacy memerlukan sejumlah modal awal untuk mulai bermain. Modal tersebut adalah untuk membeli aset NFT berupa lahan virtual yang akan dikembangkan menjadi bisnis di dalam game.

Juga seperti Axie, Legacy bakal menerapkan semacam sistem scholarship. Jadi setelah membeli lahan NFT, Anda bakal memiliki akses ke sejumlah Legacy Key. Semakin besar luas lahannya, semakin banyak jumlah Legacy Key yang didapat. Item ini kemudian bisa dipinjamkan ke orang lain, dan mereka otomatis bakal menjadi mitra bisnis Anda selaku sang pemilik lahan, dengan sistem bagi hasil tentu saja.

Semua ini bakal melibatkan mata uang crypto baru bernama LegacyCoin (LEGACY) yang beroperasi di jaringan Ethereum. Meski game-nya masih belum dirilis, lahan-lahan NFT-nya rupanya sudah dijual melalui platform Gala Games, dan sebagian besar juga sudah sold out, termasuk yang paling langka yang laku dengan nilai setara hampir $900 ribu. Cukup sinting untuk sebuah game yang belum bisa dimainkan sama sekali.

Sumber: Gala Games via VGC.

Blockchain Gaming: Bagaimana Axie Infinity Menggapai Popularitasnya

Konsep blockchain pertama kali diajukan pada 1982, oleh cryptographer David Chaum. Namun, blockchain baru mulai dikenal masyarakat banyak setelah teknologi itu digunakan pada cryptocurrency, seperti Bitcoin. Seperti yang disebutkan oleh Investopedia, blockchain punya peran penting dalam sistem cryptocurrency. Karena, blockchain adalah teknologi yang memastikan keamanan dan validitas dari transaksi cryptocurrency. Penggunaan blockchain menjamin bahwa transaksi dalam cryptocurrency aman dan terpercaya, tanpa perlu keberadaan pihak ketiga sebagai penjamin.

Setelah sukses dengan cryptocurrency, blockchain digunakan untuk berbagai sektor, termasuk game. Belakangan, mulai muncul game dengan model bisnis baru, yang diklaim sebagai blockchain game. Menurut Niko Partners, blockchain game merupakan tren teraru yang berpotensi mendisrupsi industri game. Dan tren tersebut tumbuh pesat di Asia.

Apa Itu Blockchain Game?

Sebelum membahas soal blockchain game, mari kita mendefinisikan blockchain itu sendiri. Secara sederhana, blockchain adalah sekumpulan data — disebut blok — yang terhubung dengan satu sama lain melalui cryptography. Setiap blok dalam blockchain bersifat unik dan tidak bisa diubah. Karena, jika salah satu blok dalam sebuah blockchain diubah, perubahan itu akan mempengaruhi blok-blok lain dalam blockhain tersebut.

Satu hal yang membedakan blockchain game dengan game tradisional adalah semua aset digital yang digunakan dalam blockchain game merupakan Non-Fungible Token (NFT). Artinya, setiap aset digital di blockchain game berbeda dengan satu sama lain. NFT sendiri merupakan unit data yang tersimpan dalam blockchain. Dan segmen blockchain yang menyimpan semua aset sebuah game itulah yang disebut blockchain gaming.

Blockchain dikenal sebagai teknologi yang digunakan untuk cryptocurrency. | Sumber: Pexels

Selain penggunaan NFT, satu hal lain yang membedakan blockchain game dengan game tradisional adalah model bisnis yang digunakan. Blockchain game memperkenalkan model bisnis baru yang disebut “play to earn“. Sesuai namanya, game dengan model bisnis itu memungkinkan para pemainnya untuk mendapatkan uang dengan bermain game. Jadi, ketika seseorang memainkan blockchain game dengan model bisnis play-to-earn, setiap dia bermain, dia akan mendapatkan reward berupa aset digital. Reward tersebut akan bisa ditukar dengan cryptocurrency, yang nantinya, bisa ditukar dengan mata uang tradisional.

Selain model play-to-earn, blockchain game juga menerapkan model bisnis “play to trade“. Dengan model bisnis itu, pemain akan bisa mendapatkan token saat bermain. Token tersebut bisa diperjualbelikan untuk mendapatkan uang kertas. Bagi developer, ketika mereka hendak mengembangkan blockchain game dengan model play-to-earn, mereka harus bisa mengintegrasikan model bisnis itu ke desain dan gameplay dari sebuah game.

Di atas kertas, blockchain game dengan model bisnis play-to-earn merupakan impian bagi para gamers. Gamers mana yang tidak mau mendapatkan uang hanya dengan bermain game? Dan berbeda dengan atlet esports, Anda tidak harus punya kemampuan yang sangat luar biasa untuk bertanding di turnamen kelas atas dan mendapatkan hadiah.

Meskipun begitu, para pemain blockchain game juga punya kekhawatiran tersendiri. Salah satunya, mereka khawatir bahwa masalah teknis akan membuat aset digital mereka hilang — yang berarti uang mereka akan hilang. Keresahan lain yang mereka rasakan adalah penipuan. Karena, perusahaan blockchain game tidak wajib untuk mematuhi regulasi terkait pencucian uang atau untuk mengenal pemain mereka. Hal ini menjadi celah yang bisa dimanfaatkan oleh para penipu.

Contoh Blockchain Game: Axie Infinity

Saat ini, ada beberapa blockchain game yang populer, seperti CryptoKitties, The Sandbox, dan Decentraland. Dengan jumlah pemain aktif harian mencapai satu juta orang, Axie Infinity menjadi contoh lain dari blockchain game yang populer. Axie Infinity adalah blockchain game buatan Sky Mavis, developer asal Vietnam. Pada Januari 2021, total pemasukan studio itu adalah US$103 ribu. Angka ini meningkat pesat pada Agustus 2021, menjadi US$364 juta. Tak hanya itu, Sky Mavis juga berhasil mendapatkan pendanaan Seri B sebesar US$150 juta.

Bagaimana mekanisme dari Axie Infinity? Blockchain game itu punya dua token. Token pertama adalah Smooth Love Potion (SLP), yaitu mata uang dalam game yang bisa digunakan untuk mengembangbiakkan axie alias binatang dalam game. Pemain bisa mendapatkan SLP sebagai reward ketika mereka memainkan Axie Infinity. Jumlah SLP dalam game tidak dibatasi. Token kedua adalah Axie Infinity Shards (AXS), yang bisa didapatkan dengan menjual axie dalam game. AXS inilah yang bisa ditukar dengan mata uang tradisional. Hanya saja, jumlah maksimal AXS dibatasi, hanya 27 juta unit. Per September 2021, harga satu AXS adalah US$60. Diperkirakan, angka ini akan terus naik di masa depan.

Ketika pemain menjual axie mereka melalui marketplace dalam game, Sky Mavis akan mendapatkan komisi senilai 4,25% dari nilai transaksi. Dari sinilah sumber pemasukan studio tersebut. Menurut CryptoSlam, sejauh ini, total nilai penjualan NFT di Axie Infinity telah mencapai lebih dari US$2 miliar.

Filipina menjadi pasar terbesar untuk Axie Infinity. Pada April 2021, sebanyak 29 ribu dari total 70 ribu downloads Axie Infinity berasal dari Filipina. Menurut Niko Partners, per Oktober 2021, jumlah gamers Axie Infinity di Filipina mencapai 300 ribu orang. Faktanya, blockchain game itu begitu populer di negara kepulauan itu sehingga beberapa penjual di sana kini menerima SLP sebagai metode pembayaran untuk produk yang mereka tawarkan.

Popularitas Axie Infinity bahkan menarik perhatian Bureau of Internal Revenue (BIR) dan Department of Finance (DOF). Keduanya membuat pernyataan resmi, mengatakan bahwa cryptocurrency juga akan dikenai pajak. Namun, cryptocurrency hanya bisa dikenakan pajak ketika pemliiknya menukar cryptocurrency dengan mata uang tradisional atau menggunakannya untuk membeli barang yang harganya bisa diukur dalam mata uang tradisional.

Masalah di Axie Infinity

Sama seperti kebanyakan teknologi baru, blockchain game juga punya masalah sendiri. Untuk Axie Infinity, naik-turun harga SLP menjadi salah satu masalah. Misalnya, pada 13 Juli 2021, harga SLP sempat mencapai US$0,39, yang merupakan rekor termahal. Sementara pada pertengahan Agustus, nilai SLP telah turun menjadi US$0,081.

Perubahan harga drastis itu sempat membuat komunitas para gamers Axie Infinity di Discord dan Facebook khawatir. Tak hanya itu, opini negatif pun sempat merebak di kalangan para gamers. Sebagian dari mereka mulai meragukan validitas Axie Infinity. Meskipun begitu, sebagian gamers justru mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mereka mencoba untuk mendapatkan untung dari perubahan harga SLP.

Axie Infinity dari Sky Mavis.

Masalah yang terjadi pada Axie Infinity menunjukkan, permintaan dan ketersediaan aset akan berdampak besar pada ekonomi dalam blockchain game. Pada Axie Infinity, salah satu hal yang bisa developer lakukan untuk memecahkan masalah itu adalah dengan membiarkan pemain menggunakan SLP untuk aktivitas lain. Satu hal yang pasti, jika developer ingin membuat blockchain game yang sukses, mereka harus mempertimbangkan keberlangsungan dari game itu.

Keamanan menjadi masalah lain yang dikhawatirkan oleh pemain blockchain game. Mengingat seseorang bisa mendapatkan uang dengan bermain blockchain game, tidak heran jika ada hackers yang tertarik untuk mengambil alih akun blockchain game pemain lain untuk mendapatkan uang yang ada di akun tersebut. Selain itu, juga mulai muncul situs phishing yang menargetkan para pemain Axie. Ketiadaan regulasi terkait blockchain game juga memungkinkan penipu untuk berpura-pura menjadi developer game.

Sumber header: Twitter

Main Game Dapat Uang? Inilah 10 Game NFT dan Cryptocurrency Populer yang Bisa Dicoba

Non-Fungible Token (NFT) dan cryptocurrency terus menjadi topik perbincangan hangat belakangan ini. Bukan cuma dalam konteks teknologi atau bisnis, melainkan juga gaming.

Sejumlah nama besar macam EA atau Ubisoft bahkan memprediksi NFT dan cryptocurrency bakal jadi bagian penting industri gaming ke depannya. Meski begitu, ada pula pihak yang menanggapi tren ini dengan kecut.

NFT, cryptocurrency, dan blockchain adalah hal baru yang mungkin masih terdengar sangat asing di telinga banyak orang. Lalu apa yang membuat tren baru ini mencuat popularitasnya di dunia gaming?

Kalau mau disederhanakan, alasannya sebenarnya cukup simpel: semua game yang melibatkan NFT atau cryptocurrency memungkinkan para pemainnya untuk menghasilkan uang. Istilah kerennya adalah play-to-earn (P2E), dan siapa sih yang tidak suka bermain tapi dibayar?

Namun tentu kenyataannya tidak sesimpel itu, dan tidak jarang game P2E mengharuskannya para pemainnya untuk keluar uang dulu sebelum akhirnya bisa menghasilkan uang — meski memang ada juga yang bisa dimainkan tanpa memerlukan modal awal.

Kalau tertarik, berikut adalah 10 game NFT dan cryptocurrency populer yang bisa dicoba.

1. Axie Infinity

Digadang-gadang sebagai salah satu game P2E terpopuler dengan jumlah pemain aktif melebihi 1 juta orang, Axie Infinity pada dasarnya punya gaya permainan mirip Pokémon. Bedanya, monster imut yang dipertandingkan di sini namanya Axie, dan ini yang kemudian bisa diperjual-belikan di marketplace NFT terintegrasinya.

Berdasarkan survei yang dilakukan CoinGecko pada bulan Juli lalu, rata-rata pemain Axie Infinity perlu modal setidaknya $690 untuk membeli tiga ekor Axie dan mulai bermain. Dalam sehari, rata-rata penghasilan yang didapat pemainnya bisa mencapai 200 SLP (Smooth Love Potion), atau kurang lebih setara $20 saat artikel ini ditayangkan.

Link: Axie Infinity

2. Blankos Block Party

Tidak seperti Axie Infinity, Blankos Block Party dapat sepenuhnya dimainkan tanpa memerlukan modal awal. Seiring berjalannya waktu, pemain bisa mengumpulkan beragam aksesori untuk Blanko (karakter) miliknya, dan semua ini merupakan aset NFT yang dapat diperjual-belikan di marketplace.

Permainannya sendiri masuk dalam kategori open-world sandbox. Sandbox dalam artian pemain bebas menciptakan berbagai mode gameplay sendiri, mulai dari tembak-menembak sampai balapan. Game ini masih berstatus early access dan untuk sekarang hanya bisa dimainkan di PC saja, akan tetapi valuasinya dikabarkan sudah menembus angka $1,25 miliar.

Link: Blankos Block Party

3. Alien Worlds

Pengembangnya mendeskripsikan Alien Worlds sebagai sebuah metaverse yang terbagi menjadi tujuh planet yang berbeda. Game ini menggunakan cryptocurrency bernama Trilium, dan pemain bisa memperolehnya dengan cara menambang atau menjalani beragam quest.

Misi dalam Alien Worlds menuntut pemain untuk mengeksekusi strategi yang tepat, dan agar rencananya dapat berjalan mulus, mereka butuh bantuan beraneka tool, senjata, maupun avatar yang semuanya dapat diperjual-belikan sebagai aset NFT.

Link: Alien Worlds

4. Arc8

Arc8 merupakan sebuah platform game kompetitif dengan NFT dan cryptocurrency sebagai bumbu penyedapnya. Mata uang yang digunakan adalah GMEE, dan ini bisa pemain dapatkan dengan saling beradu dalam deretan mini game yang tersedia.

Selain bertanding satu lawan satu, pemain juga bisa mengikuti turnamen dengan membayar sejumlah token GMEE. Untuk elemen NFT-nya, ada aset bernama G-Bots yang menawarkan sejumlah fungsionalitas, salah satunya untuk menambang token GMEE.

Link: Arc8

5. Splinterlands

Digital collectible card game tapi yang berjalan di atas jaringan blockchain, kira-kira begitulah deskripsi sederhana Splinterlands. Anda yang pernah memainkan Hearthstone atau Legends of Runeterra pasti bakal langsung familier dengan gaya permainan Splinterlands. Bedanya, koleksi kartu yang Anda kumpulkan di game ini bisa diperjual-belikan secara bebas.

Splinterlands juga punya mata uang sendiri bernama Splintershards yang berperan sebagai governance token. Jadi selain memegang aset, pemilik Splintershards juga berhak turut serta dalam voting terkait masa depan game Splinterlands itu sendiri.

Link: Splinterlands

6. Gods Unchained

Seperti Splinterlands, Gods Unchained juga merupakan card game dengan fitur jual-beli antar pemain. Bedanya, pengembangan game ini dipimpin oleh Chris Clay, sosok yang cukup dikenal di belantara digital collectible card game berkat pengalamannya sebagai Game Director untuk Magic: The Gathering Arena.

Balancing merupakan faktor penting di game ini, dan itu diwujudkan dengan hanya memperbolehkan pemain bertanding melawan pemain lain dengan ranking serupa. Gods Unchained punya mata uangnya sendiri, dan ini merupakan syarat utama agar pemain bisa menyulap koleksi kartunya menjadi aset NFT yang dapat dijual.

Link: Gods Unchained

7. Battle Racers

Dari segi gameplay, Battle Racers banyak terinspirasi seri Mario Kart. Namun agar performanya di sirkuit bisa semakin unggul, pemain perlu memodifikasi kendaraan tunggangannya dengan berbagai aksesori sekaligus persenjataan. Dari mana semua aksesori ini berasal? Dari OpenSea, yang berarti pemain juga bisa memperdagangkan koleksinya sebagai aset NFT.

Link: Battle Racers

8. The Sandbox

Melihat screenshot-nya, sebagian dari kita mungkin berpikir ini ibarat Minecraft versi crypto. Anggapan tersebut tidak salah, dan The Sandbox sendiri merupakan sebuah metaverse yang dibangun oleh komunitas pemainnya.

Mata uang SAND menjadi kunci dari aspek P2E dalam game ini, dan pemain bisa menghasilkan uang dengan tiga cara: memainkan mini game, meracik mini game, dan membuat aset digital yang kemudian bisa diperjual-belikan sebagai NFT di OpenSea.

Link: The Sandbox

9. Sorare

Game yang satu ini ditujukan bagi para penggemar fantasy football sekaligus cryptocurrency. Total ada 200 klub di Sorare yang semuanya berlisensi resmi, demikian pula kartu digital untuk masing-masing pemain. Kartu-kartu pemainnya sendiri punya tingkat kelangkaan yang berbeda, dan tentu saja ini dapat dijual sebagai aset NFT.

Link: Sorare

10. Coin Hunt World

Terakhir, ada Coin Hunt World yang banyak terinspirasi oleh Pokémon Go. Seperti game besutan Niantic tersebut, Coin Hunt World mengharuskan para pemainnya untuk keluar rumah. Namun tentu saja yang diburu oleh pemain di sini bukanlah Pokémon, melainkan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).

Berbeda dari game lain yang ada di artikel ini, Coin Hunt World sama sekali tidak melibatkan elemen NFT. Aset yang dapat dikumpulkan oleh pemainnya murni cuma BTC dan ETH. Tidak ada modal awal yang diperlukan untuk bermain dan menghasilkan uang di game ini. Anda cuma butuh meluangkan waktu dan tenaga saja.

Link: Coin Hunt World

Gambar header: Brian Wangenheim via Unsplash.