Tag Archives: Bluetooth

Cara mengaktifkan bluetooth pada laptop dan komputer

4 Cara Mudah Mengaktifkan Bluetooh pada Laptop dan Komputer

Bluetooth merupakan salah satu aplikasi yang memiliki fungsi yang begitu canggih untuk memudahkan kegiatan transfer dokumen kamu. Jika kamu ingin menge-print dokumen ke toko fotocopy dan printing, salah satu cara yang dapat kamu lakukan untuk mentransfer berkas kamu adalah dengan Bluetooth.

Pada awal eksistensinya, Bluetooth mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Bluetooth digunakan untuk mengirimkan berkas hiburan seperti musik, video, dan banyak dokumen lainnya. Dewasa ini, Bluetooth masih sering digunakan sebagai aplikasi yang digunakan untuk menggantikan teknologi kabel.

Bluetooth banyak digunakan untuk menghubungkan komputer dengan berbagai perangkat seperti ponsel, earphone, printer, keyboard, mouse, speaker, dan banyak perangkat lainnya. Kamu mungkin sudah sangat familier dengan bagaimana cara untuk mengaktifkan Bluetooth pada perangkat handphone (HP). Akan tetapi, mungkin ada beberapa dari kamu yang belum mengetahui cara mengaktifkan Bluetooth pada komputer maupun laptop. 

Ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan Bluetooth pada laptop atau komputer kamu sesuai dengan situasi dan kondisi yang kamu miliki.

Cara Mengaktifkan Bluetooth pada Laptop pada Laptop Windows 7 dan 8

Cara mengaktifkan bluetooth pada laptop dan komputer
Cara mengaktifkan bluetooth pada laptop dan komputer | Jack B Unsplash

Menyambungkan Bluetooth pada perangkat Laptop dengan sistem operasi Windows 7 dan 8 itu cukup mudah, lho.Berikut adalah beberapa langkah untuk mengaktifkan Bluetooth serta menyambungkan perangkat Bluetooth pada laptop yang menggunakan Windows 7 dan 8:

  • Klik menu Windows atau Start
  • Pilih menu “Devices and Printers
  • Klik “Bluetooth
  • Klik kanan pada perangkat Bluetooth
  • Pilih opsi “Bluetooth Settings”
  • Isi kolom “Allow Bluetooth Device to Find This Computer
  • Pilih OK.
  • Klik “Add a Device
  • Tunggu loading yang nantinya akan menampilkan perangkat yang ingin disambungkan
  • Klik dua kali pada nama perangkat yang tersambung tersebut
  • Perangkat akan terhubung pada laptop atau komputer dengan Bluetooth

Cara Mengaktifkan Bluetooth pada Laptop atau Komputer dengan Windows 10

Untuk mengaktifkan Bluetooth pada laptop atau komputer, cara yang dilakukan cukup mudah dan hampir mirip dengan langkah yang dilakukan untuk mengaktifkan Bluetooth pada Windows 7 dan 8. Ini adalah langkah untuk menghidupkan Bluetooth dan menyambungkan perangkat Bluetooth pada Windows 10:

  • Klik pada menu Start atau menu Windows yang ada pada halaman utama komputer kamu
  • Klik menu “Settings”
  • Pilih “Devices”
  • Klik “Bluetooth & Other Devices”
  • Pastikan bahwa Bluetooth dalam menu ini dalam posisi On.
Cara mengaktifkan bluetooth pada laptop dan komputer
Bluetooth dalam posisi On pada laptop dengan sistem operasi Windows 10
  • Nama perangkat yang akan kamu sambungkan akan muncul pada menu ini
  • Kliik pada perangkat tersebut
  • Klik opsi “Pair”
  • Ketika nama perangkat tidak muncul, klik tombol “Add Bluetooth or Other Device” 
Cara mengaktifkan bluetooth pada laptop dan komputer
Menu Add Device Bluetooth pada Windows 10
  • Kamu akan diarahkan pada jendela untuk memindai perangkat Bluetooth kamu
  • Sambungkan perangkat kamu melalui jendela tersebut secara manual.

Cara Mengaktifkan Bluetooth melalui Fn

Cara mengaktifkan bluetooth pada laptop dan komputer
Cara mengaktifkan bluetooth pada laptop dan komputer | James Owen Unsplash

Kamu juga dapat dengan mudah menggunakan tombol Fn untuk mengaktifkan dan menyambungkan perangkat Bluetooth pada laptop maupun Personal Computer (PC) kamu. Hanya saja, fungsi ini mungkin tidak dapat dilakukan oleh semua perangkat komputer.

Untuk mengaktifkan Bluetooth dengan fungsi Fn, perangkat kamu harus memiliki ikon Bluetooth pada F row keyboard. Berikut ini adalah cara untuk mengaktifkan Bluetooth melalui tombol Fn keyboard:

  • Tekan kombinasi tombol Fn + dan ikon Bluetooth pada keyboard kamu
  • Tunggu proses loading yang pada taskbar yang akan memuat ikon Bluetooth
  • Klik dua kali untuk mengatur sambungan ke perangkat Bluetooth yang ingin disambungkan
  • Cari perangkat kemudian sambungkan perangkat tersebut

Cara Mengaktifkan Bluetooth dengan Dongle USB

Ada beberapa perangkat laptop yang mungkin tidak memiliki built in Bluetooth sehingga pengguna harus menggunakan perangkat tambahan untuk dapat menyambungkan perangkat dengan Bluetooth. Perangkat tambahan ini dapat disebut sebagai dongle Bluetooth atau adaptor Bluetooth eksternal.

Sebelum membeli perangkat ini ada baiknya kamu mengecek dahulu apakah perangkat komputer kamu memiliki Bluetooth atau belum. Cara pengecekannya adalah kamu hanya perlu masuk ke menu control panel, klik “Network and Internet”, kemudian lihat pada menu “Network Connection”. Jika Bluetooth sudah ada pada laptop kamu, kamu dapat menemukan notifikasi “Bluetooth Network Connection” bersama dengan jaringan lain seperti WiFi dan Ethernet.

Ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan Bluetooth dengan dongle Bluetooth:

  • Sambungkan dongle Bluetooth pada port USB laptop atau komputer kamu
  • Laptop maupun komputer dengan sistem operasi Windows 8 dan 10 biasanya dapat mendeteksi dongle Bluetooth secara otomatis.
  • Jika laptop kamu tidak dapat mendeteksi dongle Bluetooth tersebut, kamu dapat melakukan instalasi driver dongle Bluetooth terlebih dahulu.
  • Hal selanjutnya yang dapat kamu lakukan adalah menyambungkan perangkat Bluetooth kamu.
  • Klik ikon Bluetooth pada panel sistem Windows. 
  • Klik kanan ikon tersebut dan pilih “Add a Bluetooth Device

Nah, itu tadi adalah berbagai cara yang dapat kamu lakukan untuk mengaktifkan dan menyambungkan perangkat Bluetooth pada laptop maupun komputer kamu. Saat ini, kiat-kiat untuk transfer berkas maupun dokumen dapat dilakukan dengan banyak media. Kamu dapat menggunakan Bluetooth, flashdisk, maupun layanan cloud yang saat ini lebih sering digunakan banyak kalangan.

Layanan cloud memungkinkan kamu untuk menyimpan berbagai media dengan penyimpanan yang lumayan besar dan tentunya gratis. Layanan cloud yang banyak digunakan di antaranya adalah Google Drive, DropBox, serta OneDrive.

Bluetooth sendiri juga masih sangat sering digunakan untuk menyambungkan berbagai perangkat seperti wireless mouse, speaker, dan perangkat keras lainnya. Semoga artikel ini dapat membantu kamu untuk dapat menyambungkan berbagai perangkat pada komputer kamu ya!

Sumber gambar header: Unsplash

Review-Jabra-Evolve2-75-1

[Review] Jabra Evolve2 75, Unggulkan ANC & Boom Arm Mikrofon Untuk Kerja Hybrid

Bekerja dari jarak jauh di rumah maupun model hybrid, perlu didukung perangkat kerja dengan teknologi yang memadai. Hal ini penting agar dapat bekerja secara fleksibel dan tetap produktif di manapun berada.

Mulai dari laptop, tak hanya berkinerja kencang, laptop untuk pekerja hybrid juga mesti portabel, punya masa pakai seharian, dan kualitas webcam yang baik. Untuk memastikan segala bentuk komunikasi secara online berjalan lancar, headset menjadi perangkat wajib sebagai pendamping laptop.

DailySocial Gadget telah kedatangan headset terbaru dari Jabra yakni Evolve2 75. Headset ini hadir untuk mengakomodasi kebutuhan tren bekerja secara hybrid, terutama buat mereka yang punya jadwal rapat virtual atau online yang sangat padat.

Dijual dengan harga Rp6 juta, Evolve2 75 menawarkan fitur unggulan seperti Active Noise Cancellation (ANC) dan boom arm mikrofon yang tersembunyi dengan baik. Saya telah menggunakannya sekitar satu minggu untuk menunjang kegiatan bekerja dari rumah, berikut review Jabra Evolve2 75 selengkapnya.

Dual Connectivity

Ketika Jabra Evolve2 75 tiba di rumah, persiapan yang saya lakukan adalah menghubungkan headset ini ke smartphone dan laptop. Nah berkat fitur dual connectivity, Evolve2 75 dapat terhubung dengan keduanya sekaligus secara bersamaan. Sangat praktis.

Pairing ke smartphone Android prosesnya sangat mudah karena sudah mendukung Google Fast Pair. Saya juga menginstal aplikasi Jabra Sound+ di smartphone untuk menyesuaikan level ANC dan mengakses fitur lanjutan lainnya.

Untuk terhubung ke laptop, tinggal colok dongle USB-A yang terdapat pada paket penjualan dengan jangkauan nirkabel mencapai 30 meter atau melalui Bluetooth tanpa adaptor tetapi dengan pengalaman terbatas. Kita memerlukan adaptor ini untuk menikmati fungsionalitas penuh dari software PC Jabra Direct .

Saya juga menginstal Jabra Direct di laptop, secara default menampilkan beberapa tab seperti device, Bluetooth, update, setting, feedback, dan help. Pada tab device, opsi ini menunjukkan status koneksi headset ke berbagai aplikasi video conference yang didukung. Di laptop saya, Microsoft Teams dan Zoom telah didukung penuh oleh Evolve2 75.

Desain

Review-Jabra-Evolve2-75-5

Dirancang untuk meningkatkan produktivitas bekerja secara hybrid, ukuran headset dengan desain on-ear ini terbilang ringkas dan ringan dengan bobot hanya sekitar 197 gram. Unit Evolve2 75 yang saya review merupakan varian Microsoft Teams dengan warna hitam yang tampak elegan, serta dilengkapi dongle USB-A dan charging stand.

Ia memiliki penutup telinga ergonomis dengan bahan kulit sintesis. Bantalan telinganya menggunakan teknologi dual-foam untuk meningkatkan sirkulasi udara dan mengurangi tekanan pada telinga sehingga nyaman dipakai selama berjam-jam.

Desainnya dioptimalkan dengan lengkungan dan lapisan ikat kepala yang membuat headset tetap berada di tempatnya dengan aman. Desain bantalan telinga pada Evolve2 75 juga ditujukan untuk meningkatkan kinerja ANC guna memaksimalkan kenyamanan tanpa harus berkompromi pada masalah suara.

Pada earcup sebelah kanan terdapat tombol khusus dengan logo Microsoft Teams di tengahnya. Boom arm mikrofon yang bisa ditarik, lampu indikator yang disebut busylight dengan visibilitas 360º, dan tiga tombol untuk menyesuaikan volume, beralih ke trek berikutnya/sebelumnya, dan putar/jeda.

Sementara, pada earcup sebelah kiri dapat ditemukan tombol ‘HearThrough‘ yang memungkinkan mendengarkan suara di sekitar tanpa harus melepas headset. Terus ada tuas daya on/off dan Bluetooth, port USB-C, dan lampu indikator. Earcup-nya dapat diputar sekitar 135 derajat dan Jabra melengkapinya dengan tas khusus sehingga mudah disimpan dan dibawa saat bepergian.

Active Noise Cancellation 

Evolve2 75 merupakan headset Jabra pertama dari lini Evolve yang menyematkan fitur Active Noise Cancellation (ANC) yang dapat disesuaikan dengan leluasa. Kita bisa mengatur besar kecilnya noise dari lingkungan sekitar yang terdengar ketika menggunakan headset, tersedia empat level ANC yang bisa dipilih lewat aplikasi Jabra Sound+ dari smartphone.

Adanya fitur ANC ini secara drastis dapat meningkatkan pengalaman video conference yang lebih baik, karena memungkinkan mendengar lawan bicara dengan lebih jelas, bahkan dalam situasi yang berisik. Saya memanfaatkan ANC ini untuk meningkatkan konsentrasi dalam bekerja, putar playlist ‘focus’ dengan lirih di Spotify, sambil ANC memblokir kebisingan di sekitar.

Seperti ANC, fitur HearThrough juga dapat disesuaikan sebanyak empat level di Jabra Sound+. Aplikasi ini juga menyediakan personalisasi pengaturan suara yakni enam music preset seperti neutral, speech, bass boost, treble boost, smooth, dan energize, Anda juga dapat menyesuaikan sendiri equalizer-nya.

Kemampuan musik pada Evolve2 75 ditopang oleh speaker 40mm dan teknologi AAC codec. Untuk mendengarkan musik, masa pakai baterainya mencapai 36 jam atau 33 jam dengan ANC aktif dan waktu bicaranya mendukung hingga 25 jam atau 19 jam dengan ANC dan busylight aktif.

Boom Arm Mikrofon

Review-Jabra-Evolve2-75-8

ANC adalah fitur unggulan yang sudah semestinya ada pada headset kelas atas dan daya tarik pembeda pada Evolve2 75 adalah kualitas mikrofon premium dengan boom arm mikrofon yang dapat ditarik lebih dekat ke mulut.

Tangkai (arm) ini juga dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan Microsoft Open Office. Ketika boom arm diputar ke posisi performance mode, maka dapat secara efektif mengeliminasi suara sekitar di ruang terbuka atau di dalam ruangan yang bising.

Boom arm pada Evolve2 75 ukurannya 33 persen lebih pendek dari pendahulunya, serta dilengkapi dengan fitur mute (saat dilipat) dan auto answer (saat dibuka). Ketika boom arm disembunyikan, headset akan beralih ke discreet mode.

Headset ini juga dibekali dengan teknologi 8-mikrofon yang bekerja dengan algoritma triple chipset yang mampu membedakan antara suara pengguna dengan kebisingan sekitar ketika headset sedang dipergunakan dengan presisi terbaik, sehingga suara yang dihasilkan ketika melakukan panggilan akan terdengar tajam.

Verdict

Hadir di tengah ramainya gempuran produk TWS yang saat ini sangat digemari, Jabra Evolve2 75 harus bersaing ekstra ketat dengan model TWS premium yang juga merupakan perangkat ideal untuk menunjang aktivitas kerja secara hybrid. Meski penggunaan TWS jauh lebih praktis, namun Evolve2 75 mengedepankan faktor kenyamanan dan kualitas mikrofon yang superior.

Ia punya desain on-ear yang ringkas dan ringan dengan teknologi dual-foam yang sangat nyaman bahkan setelah dipakai berjam-jam. Kombinasi fitur ANC dan boom arm mikrofon sangat membantu memperlancar komunikasi yang terjadi secara online, pengguna dapat mendengar dan didengar dengan sama jelasnya.

Sekali lagi, Jabra Evolve2 75 dirancang untuk pekerja hybrid dengan mobilitas tinggi dan punya jadwal meeting virtual yang sangat padat. Headset ini telah tersertifikasi pada seluruh platform UC utama termasuk Microsoft Teams dan Zoom.

Sparks

  • Active Noise Cancellation (ANC) yang dapat disesuaikan lewat aplikasi Jabra Sound+
  • Boom arm mikrofon yang dapat ditarik
  • Dilengkapi tombol khusus untuk fitur HearThrough
  • Desain sangat nyaman dengan teknologi dual-foam

Slacks

  • Harga relatif cukup mahal Rp6 juta
  • Tanpa opsi kabel dan port 3,5mm

[Review] Huawei Freebuds 4i: TWS 10 Jam dengan ANC dan Latensi Rendah

Seperti yang sudah diketahui, Huawei sudah lama mencanangkan strategi produk AIoT mereka yang dikenal dengan 1+8+N. Untuk saat ini, Huawei Indonesia sepertinya sedang menggalakkan strategi “8” mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya sebuah produk audio dari mereka yang tidak menggunakan kabel. Produk tersebut berupa True Wireless Stereo yang dinamakan Huawei FreeBuds 4i.

Sebuah Huawei Freebuds 4i pun sudah datang ke meja pengujian tim Dailysocial. Perangkat yang datang kebetulan memiliki warna yang saya sukai, yaitu merah tua. Satu hal yang saya cukup terkesan pada perangkat ini adalah kemampuannya untuk mendengarkan musik selama 10 jam! Hal ini tentunya bisa membuat kita untuk mendengarkan musik seharian tanpa khawatir habis baterainya.

Huawei Freebuds 4i sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 5,5 gram per earbuds, 36,5gram case
Versi Bluetooth 5.2
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 37.5 x 21 x 23.9 mm (earbud), ⌀61.8 x 48 x 27.5 mm (case)
Kapasitas Baterai 55 mAh (per earbud), 215 mah (case)

Jika diperhatikan, baterai yang ada pada case-nya terlihat cukup kecil jika dibandingkan dengan produk sekelas. Driver yang digunakan juga lebih kecil dari Freebuds 3. Namun, model dengan eartips seperti ini memiliki desain isolasi tersendiri sehingga 10 mm akan terdengar lebih kencang.

Unboxing

Seperti inilah ini dari paket penjualan Huawei Freebuds 4i

Desain

Desain True Wireless Audio mengindikasikan bahwa earphone ini tidak memiliki kabel apa pun untuk terkoneksi satu dengan lainnya dan ke perangkat musik, seperti smartphone atau PC. TWS ini juga menggunakan desain tangkai yang sudah banyak digunakan pada beberapa produk audio. Dengan menggunakan eartip, Huawei Freebuds 4i menggunakan model in-ear dan bukan open-ear. 

Huawei Freebuds 4i menggunakan bahan dengan jenis plastik polikarbonat. Build-nya sendiri terasa cukup kokoh saat digenggam sehingga tidak perlu khawatir rusak saat terjatuh dari telinga. Beberapa model TWS malah memiliki build yang ringkih dan terdengar kosong saat diketuk. Namun tidak untuk Huawei Freebuds 4i ini.

Dengan menggunakan eartips, tentu saja membuat semua suara yang keluar dari driver-nya akan masuk seluruhnya ke telinga karena bersifat in-ear. True Wireless Earbuds yang satu ini memiliki driver dengan dimensi 10 mm yang besar untuk sebuah model in-ear. Namun hati-hati, karena volumenya akan cukup besar saat sebuah musik dimainkan.

Pada kedua earbuds juga terdapat sensor sentuh di bagian luarnya. Sensor sentuh ini berfungsi untuk mengendalikan musik yang sedang terpasang mau pun menerima atau menolak telepon. Selain itu, pada kedua batangnya juga terdapat microphone yang juga memiliki fungsi call noise cancelling. Dan pada bagian bawah dari TWS ini terdapat konektor untuk mengisi ulang baterai dari case-nya.

Baterai yang terdapat pada setiap earbuds memang cukup besar, yaitu 55 mAh. Namun, charging sase-nya membawa baterai yang tidak terlalu besar, hanya 215 mAh yang hanya bertahan untuk dua sampai tiga kali isi ulang. Untuk mengisi baterainya, Huawei Freebuds 4i memiliki port USB-C pada bagian bawahnya. Pada sisi depannya hanya ditemukan sebuah LED sebagai indikator saat melakukan pengisian baterai dan terdapat tombol pairing pada sisi kanannya.

TWS ini dapat diatur penggunaannya dengan memakai aplikasi buatan Huawei. Aplikasi yang dinamakan Huawei AI Life ini bisa mengetahui isi baterai dari setiap earbuds dan juga charging case-nya. Saya juga bisa menyalakan noise cancelling-nya serta mode awareness pada aplikasi ini. Dan tentunya TWS ini juga bisa di-upgrade firmware-nya langsung dari AI Life.

Pengalaman Menggunakannya

Terus terang, saya sangat menyukai model desain tangkai yang menggunakan eartips seperti pada Huawei Freebuds 4i. Hal tersebut akan membuat kedua earbuds akan menempel di kuping dan tidak tergeser sehingga suaranya tidak keluar. Tentunya hal tersebut harus disesuaikan lagi dengan besarnya eartips dan lubang telinga.

Saat pertama ingin menguji Huawei Freebuds 4i, tentu saja saya harus melakukan pairing dengan smartphone. Selain itu, saya harus terlebih dulu memasang aplikasi pendampingnya, yaitu Huawei AI Life. Sayangnya, aplikasi yang paling baru harus di-download dari Huawei App Gallery atau dari website HiCloud. Versi yang ada pada Google Play ternyata tidak ter-update.

Setelah melakukan update pada Huawei AI Life, waktunya melakukan pairing dengan aplikasi tersebut. Setelah tersambung, Huawei AI Life langsung menawarkan update firmware terbaru. Bagi saya, update firmware sangat penting mengingat semua fitur mampu ditingkatkan serta menghilangkan banyak bug yang mungkin ditemukan.

Huawei Freebuds 4i mendukung mode AAC dan SBC. Penggunaan AAC pun membuat perangkat ini memiliki suara yang lebih baik. Sayang memang, perangkat ini tidak mendukung codec yang lebih tinggi seperti LDAC.

Perangkat ini memiliki fitur noise cancelling serta awarenessNoise cancelling saat diaktifkan mampu meredam sebagian besar suara yang datang dari luar. Mode awareness akan membuat seluruh suara yang ada dari luar telinga terdengar, walaupun suaranya cukup kecil. Keduanya membutuhkan microphone untuk aktif, sehingga akan mempercepat pemakaian baterainya.

Untuk pengujian kali ini, saya menggunakan beberapa file Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Selain itu, beberapa file FLAC juga ikut saya gunakan supaya detail lagu bisa terdengar.

Pada beberapa musik rock tahun 90-an, saya mendengar bahwa suara bass dari Huawei Freebuds 4i terdengar cukup lembut jika dibandingkan dengan Freebuds 3 yang pernah saya review. Kanal mid dan high-nya memang terdengar dengan cukup detail. Bagi Anda yang suka mendengarkan musik pop, Huawei Freebuds 4i cocok untuk digunakan.

Selanjutnya saya mencoba menggunakannya untuk bermain game. Huawei Freebuds  4i sudah mendukung latensi yang lebih rendah yang sayangnya tidak diketahui informasinya. Hal ini membuat suara dan game yang sedang berjalan terdengar sinkron. Saya menggunakan game Valorant, PUBG M, Genshin Impact,  dan CoDM, dan suara yang terdengar memang tidak terdengar lag.

Huawei Freebuds tentunya juga saya uji dengan melakukan panggilan melalui telepon dan Whatsapp serta Telegram Call. Kedua pengujian menghasilkan suara yang tergolong cukup baik. Namun, call noise cancelling-nya tidak menghilangkan suara background secara keseluruhan.

Dalam sekali pengisian baterai, saya dapat menggunakan TWS ini dari jam 9 pagi hingga jam 6 sore dan TWS ini belum menampakkan tanda-tanda kehabisan baterai. Namun, baterainya hanya bertahan sekitar 4 jam saja saat ANC atau awareness diaktifkan. Pengisian baterai membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk penuh.

Verdict

Huawei sepertinya tidak akan berhenti untuk memenuhi pasar audio dengan perangkat buatan mereka. Dengan strategi 1+8+N yang mereka miliki, Huawei ternyata terus bersinar di pasar AIoT. Salah satunya dengan memperkenalkan Huawei Freebuds 4i yang memiliki fitur yang lengkap untuk sebuah perangkat audio.

Suara yang dihasilkan oleh TWS ini memang cukup baik. Hanya saja, bass yang dikeluarkan tidak terlalu “nendang”. Namun, suara pada mid dan high dapat terdengar dengan jelas dan tidak menusuk telinga. Hal tersebut bisa didengarkan secara terus menerus hingga 10 jam tanpa berhenti.

Huawei Freebuds 4i juga cocok digunakan saat bermain game. Latensi yang dimiliki cukup rendah sehingga membuat suara dari game tidak tertinggal. Suaranya yang jernih juga mampu membuat pengguna aware terhadap langkah musuh saat bermain game FPS.

Huawei Freebuds dijual dengan harga Rp. 1.199.000. Harga tersebut memang tidak bisa dibilang rendah. Akan tetapi dengan daya tahan baterai yang sangat panjang serta fitur-fitur yang dimiliki, TWS yang satu ini memang tidak terlihat memiliki harga yang mahal.

Sparks

  • Kinerja active noise cancelling yang baik
  • Kualitas suara yang bagus
  • Daya tahan baterai yang lama hingga 10 jam
  • Latensi yang kecil sehingga cocok untuk bermain game
  • Fungsi dasar yang cukup lengkap pada Huawei AI Life

Slacks

  • Suara bass kurang “nendang”
  • Kapasitas baterai case kurang besar
  • Aplikasi AI Life tidak updated pada Google Play

 

FiiO UTWS3 Ubah Earphone dengan Kabel Detachable Menjadi TWS

Terus meningkatnya tren TWS bukan berarti Anda harus langsung melupakan earphone berkabel kesayangan Anda. Kalau memenuhi syarat, earphone tersebut malah bisa Anda sulap menjadi TWS dengan bantuan perangkat yang tepat.

Salah satu perangkat yang saya maksud adalah FiiO UTWS3. Secara teknis, perangkat ini dideskripsikan sebagai sebuah true wireless Bluetooth amplifier, dan tugasnya adalah memberikan konektivitas nirkabel pada earphone yang detachable (yang kabelnya dapat digonta-ganti).

FiiO UTWS3 hadir dalam dua varian; satu yang menggunakan konektor 0,78 mm, satu dengan konektor MMCX, sehingga bisa disesuaikan sendiri dengan konektor kabel milik earphone masing-masing pengguna. Cara menggunakannya pun cukup mudah; tinggal lepas kabel milik earphone, lalu sambungkan earphone-nya ke FiiO UTWS3, dan perangkat siap digunakan sebagai TWS.

Perangkat ini menggunakan chip Bluetooth 5.0 QC3020 besutan Qualcomm yang mendukung codec AAC maupun aptX. Unit kiri dan kanannya memiliki sambungan yang terpisah, yang berarti keduanya akan terhubung ke smartphone atau tablet secara sendiri-sendiri, sehingga suara yang dihasilkan akan identik di antara keduanya, tidak ketinggalan juga koneksi yang lebih stabil secara keseluruhan.

Jika dibandingkan dengan pendahulunya, UTWS3 mencatatkan noise floor yang 70% lebih rendah, sekaligus output daya 400% lebih tinggi. Perangkat turut dibekali sepasang mikrofon di masing-masing unitnya; satu untuk menangkap suara pengguna, satu untuk menangkap suara di sekitar yang kemudian akan difilter oleh teknologi noise cancellation Qualcomm CVC yang tersematkan.

Secara fisik, UTWS3 mengadopsi desain ear hook guna memastikan perangkat tidak mudah terlepas dari telinga meski penggunanya aktif bergerak. Sebuah tombol pengoperasian tersedia di unit kiri maupun kanannya, dan secara keseluruhan ia tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Dalam posisi terisi penuh, UTWS3 mampu beroperasi sampai sekitar 5,5 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya bisa mengisi penuh sampai 4 – 5 kali (total sekitar 30 jam daya baterai jika digabung). Seperti yang bisa kita lihat pada gambarnya, charging case-nya memiliki lubang yang cukup besar untuk mengakomodasi earphone dengan berbagai bentuk.

Di Singapura, FiiO UTWS3 saat ini sudah dipasarkan dengan harga S$139 atau sekitar Rp1,46 jutaan. Harganya memang setara harga TWS itu sendiri, tapi setidaknya dengan ini earphone kesayangan Anda jadi bisa punya kesempatan kedua.

[Review] 1MORE Dual Driver ANC Pro: Suara Bagus dengan ANC melalui Bluetooth dan Kabel

Mendengarkan musik sambil berolah raga maupun bekerja mungkin sudah menjadi kebiasaan setiap orang saat ini. Apalagi saat sedang melakukan perjalanan ke kantor cukup membosankan sehingga hiburan seperti musik cukup dibutuhkan. Namun mencari sebuah in-ear monitor (IEM) yang nyaman memang tidak mudah, apalagi memiliki Active Noise Cancelling. Nah, produsen asal Tiongkok yang benama 1More sepertinya memiliki solusinya saat ini.

1More sendiri didirikan oleh tiga orang mantan orang besar di Foxconn. Nama besar Xiaomi disebut sebagai salah satu investor dari 1More. 1More memiliki tujuan untuk mengubah persepsi bahwa produk buatan Tiongkok itu murah dan berkualitas rendah.

1More Dual Driver ANC Pro

Saat ini, saya kedatangan sebuah wireless earphone dengan nama 1More Dual Driver ANC Pro. Wireless earphone ini sendiri menggunakan model neckband dan bisa menggunakan dua buah koneksi, yaitu bluetooth dan kabel serta memiliki earpiece dengan model in ear. IEM ini juga memiliki dua buah speaker pada setiap earpiece yang akan memisahkan antara kanal low dengan mid dan high.

1More Dual Driver ANC Pro memiliki spesifikasi sebagai berikut

Berat 44.6 gram
Impendansi 32 Ω
Versi Bluetooth / Codec 5.0 / SBC, AAC, LDAC
Ukuran Driver ø13.6mm
Rating IPX5
Kapasitas Baterai 160 mAh

Kata Pro pada nama IEM ini menandakan adanya dukungan LDAC dan sertifikasi audio resolusi tinggi. LDAC dari Sony sendiri mampu mentransfer data musik hingga 990 Kbps, sehingga kualitas lagu yang didengar (seharusnya) akan lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan SBC atau AAC. Untuk non Pro sendiri sepertinya tidak dijual di Indonesia oleh EraSpace.

Unboxing

Inilah isi dari paket penjualan 1More Dual Driver ANC Pro

1More Dual Driver ANC Pro - Unbox

Desain

1More Dual Driver ANC Pro menggunakan bahan berjenis karet pada kabelnya dan neckband-nya. Karet yang digunakan juga memiliki finishing yang cukup lembut sehingga membuatnya cukup nyaman saat tersentuh dengan kulit bagian belakang leher yang biasanya sensitif. Karet kalungnya sendiri juga lentur dan lembut serta tahan terhadap kerusakan akibat terkena keringat.

1More Dual Driver ANC Pro - Tombol

Panel kontrol yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro ada pada sisi sebelah kiri. Pada panel tersebut di sisi sebelah dalam terdapat beberapa tombol seperti volume naik dan turun, Play/Pause, dan microphone. Di sisi atasnya bisa ditemukan power dan dua tombol ANC. Pada panel yang sama juga bisa ditemukan port USB-C yang tertutup oleh cover yang terbuat dari plastik polikarbonat.

Pada bagian belakang kedua earpiece terdapat magnet yang dapat menarik cukup kuat. Pada saat kedua earpiece tertempel, akan membuat musik yang sedang dimainkan akan terhenti serta memutuskan hubungan bluetooth-nya. Hal ini tentu saja sangat membantu jika kita tidak ingin repot mematikan musik dengan mengeluarkan smartphone dari kantung.

1More Dual Driver ANC Pro - USB-C

1More juga sudah memiliki aplikasi pendukung. Pada saat pengujian, saya langsung ditawari untuk melakukan update firmware. Hal ini tentu saja membuat penggunaan earphone bluetooth ini menjadi lebih nyaman. Pengguna juga bisa mendapatkan fitur baru atau bug fix langsung dari produsen.

Pengalaman Menggunakan: LDAC Memang Berbeda

Saat membuka paket penjualannya pertama kali, saya cukup terkesan dengan packaging dari 1More. Sangat terlihat sekali bahwa mereka mendesain semuanya dengan premium. Saat mengangkat tempat earphone-nya, 1More juga memberikan tiga pasang earbuds dengan ukuran yang berbeda dan ditempatkan dengan cukup premium.

Saat pertama kali saya melakukan pairing, bluetooth pada smartphone saya langsung mendeteksi dengan baik. Setelah kedua perangkat tersambung, ternyata secara default, keduanya terkoneksi dengan codec LDAC. Biasanya, saya harus menyalakan dari SBC ke AAC terlebih dahulu.

1More Dual Driver ANC Pro - Buds

Sebagai informasi saja, LDAC bisa mentransfer data hingga 990 kbps. Namun untuk mendapatkan bitrate tersebut, pada perangkat Android harus terlebih dahulu ditingkatkan pada mode developer. Jika tidak, biasanya Android akan terpasang pada bitrate 660 kbps. Codec lainnya akan melakukan transfer data sekitar 320 kbps.

Saya pun langsung berinisiatif untuk melakukan burn-in pada earphone ini. Setelah memainkan beberapa file, saya melakukan instalasi aplikasi 1More Music dari Google Play. Ternyata, aplikasi ini memiliki fitur Burn-In otomatis tersendiri sehingga memudahkan penggunanya untuk membuat driver-nya lebih lentur. Tentu saja saya menggunakan fitur ini untuk melakukan burn-in dalam beberapa jam.

1More Dual Driver ANC Pro - Burn In

Saya menggunakan file FLAC untuk menguji 1More Dual Driver ANC Pro. Selain itu, saya juga menggunakan Spotify agar bisa membedakan antara FLAC dan OGG dengan baik dengan menggunakan codec LDAC. Dan ternyata, saya bisa mendengar perbedaannya dengan cukup jelas.

Terus terang, ini adalah perangkat LDAC pertama yang saya uji. Sebelumnya, saya hanya bisa merasakan codec SBC dan AAC pada sebuah wireless headphone/earphone. Setiap lagu yang saya dengarkan pada 1More Dual Driver ANC Pro memberikan detail suara yang sangat baik. Bahkan ada detail suara yang baru saya ketahui pada beberapa lagu yang hampir tiap hari saya dengarkan dengan menggunakan 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro - in ear

Untuk bassnya sendiri, pada volume yang tidak penuh juga terasa “nendang” dan mendalam. Untuk frekuensi mid, suara vokal dari penyanyi juga terasa lebih tajam dan jelas. Frekuensi tingginya juga terdengar dengan baik dan jelas. Saya juga merasa nyaman saat mendengarkan musik-musik akustik 1More Dual Driver ANC Pro.

Suara saat mendengarkan melalui bluetooth dan kabel USB-C ke audio ternyata cukup berbeda. Suara yang dikeluarkan melalui kabelnya tidak setajam melalui LDAC. Jelek? Tidak! Semua itu tergantung masing-masing orang yang mendengarkannya. Hanya saja, tingkat bass dan treble yang ada sedikit menurun dan akan menghilangkan delay.

1More Dual Driver ANC Pro - USB Audio 3.5mm

Berbicara mengenai delay, tentu tidak terlepas dengan penggunaannya untuk bermain game. Saat menggunakan bluetooth, jeda antara aksi dan suara memang cukup terasa. Hal tersebut memang dapat ditanggulangi dengan menggunakan kabel USB-C ke audio. Detail suara yang ada memang membuatnya menjadi IEM gaming yang sangat baik.

Fungsi tombol yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro cukup responsif saat ditekan. Pengguna nantinya akan kerap tertukar antara tombol untuk volume dan ANC. Perlu diperhatikan bahwa tombol Play/Pause tidak akan bekerja saat 1More Dual Driver ANC Pro terkoneksi melalui kabel. Tombol ini sendiri bisa berfungsi sebagai pemanggil Google Assistant pada perangkat Android.

1More Dual Driver ANC Pro - Settings

Active Noise Cancelling juga menarik pada 1More Dual Driver ANC Pro. Ada tiga mode ANC pada IEM ini, yaitu mild, strong, dan wind. Mode terakhir khusus digunakan pada saat lingkungan sekitar sedang berhembus angin yang cukup kencang dan sedang menggunakan microphone. Dua mode untuk speaker-nya, yaitu mild dan strong, dapat menghalau suara dari luar dengan lumayan baik. Namun, jangan berharap bahwa semua suara tidak akan terdengar sama sekali.

Baterai pada 1More Dual Driver ANC Pro memiliki kapasitas 160 mAh. Pengujian kali ini hanya menggunakan mode bluetooth secara panjang dengan codec LDAC. Saya mendapatkan total penggunaan sekitar kurang dari 8 jam. Angka ini tentu saja cukup baik untuk digunakan dalam satu hari.

Verdict

Pasar AIoT saat ini sedang gencar-gencarnya diperlihatkan oleh para produsen. Hal tersebut tentu saja termasuk dalam perangkat suara seperti wireless headphone. Hal tersebut dikarenakan kita bisa mengendalikan perangkat lain melalui perintah suara sekaligus mendengarkan musik. Hal tersebut termasuk 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro sendiri merupakan sebuah wireless in ear monitor yang memiliki fungsi lengkap. Mendukung LDAC untuk menghantarkan suara dengan lebih baik dan juga memiliki kemampuan untuk terkoneksi melalui kabel. Dengan menggunakan interface USB-C, membuatnya mudah untuk diisi ulang karena kabelnya sudah umum digunakan saat ini.

Suara yang dihasilkan terdengar sangat baik di telinga saya. Semua frekuensi terdengar dengan baik dan jelas hampir tanpa kekurangan. Saya juga bisa mendapatkan sedikit ketengangan dengan menggunakan Active Noise Cancelling yang ada pada 1More Dual Driver ANC Pro.

1More Dual Driver ANC Pro dijual dengan harga Rp. 1.499.000 dan saat ini sudah tersedia untuk pasar Indonesia. Dengan harga tersebut, Anda akan mendapatkan berbagai fitur yang lengkap, sekali lagi termasuk LDAC, ANC, WNC, dan koneksi kabel serta suara yang bagus. Jadi, harga tersebut masih bisa dibilang terjangkau.

Sparks

  • LDAC dengan suara yang sangat baik di segala sisi
  • Bisa terkoneksi melalui kabel
  • WNC yang membuat microphone tidak berisik
  • Daya tahan baterai yang cukup panjang
  • IPX5 tahan terhadap air dan keringat

Slacks

  • ANC tidak 100% menghalau suara
  • Tombol cukup membingungkan

 

[Review] Realme Buds Air Pro: ANC, Transparency, dan Super Low Latency di Harga 1 Jutaan Saja

Selain mengeluarkan produk smartphone, realme juga serius dalam mengeluarkan produk AIoT. Salah satu produk AIoT yang saat ini sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah Audio yang berbentuk True Wireless Stereo (TWS). Saat ini, realme punya lagi yang baru dengan nama realme Buds Air Pro.

TWS yang baru saja diluncurkan ini tentu berbeda dengan yang sudah dikeluarkan oleh realme sebelumnya. Realme menambah beberapa fitur yang ternyata hanya ada pada perangkat dengan harga yang mahal. Hal tersebut seperti Active Noise CancellingTransparency (audio passthrough), dan latensi yang lebih kecil dari produk realme sebelumnya.

Realme Buds Air Pro - With box

Latensi pada produk sebelumnya, seperti realme Buds Air adalah 130 ms. Saya masih bisa merasakan adanya jeda pada saat bermain beberapa game dengan menggunakan Buds Air. Pada versi pro, latensinya diturunkan lagi menjadi hanya 94 ms dan disebut sebagai Super Low Latency. Hal ini tentu saja membuatnya seperti tidak memiliki jeda suara saat sedag bermain.

Spesifikasi dari realme Buds Air Pro adalah sebagai berikut

Bobot 5 gram per earbuds, 39,5 gram case
Chipset S1 Headphone Chip
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 60.5 x 56 x 24mm (case)
Kapasitas Baterai 486 mah (case)

Unboxing

Inilah isi dari paket penjualan realme Buds Air Pro:

Realme Buds Air Pro - Unboxing

Desain

Pada seri Pro-nya, realme memilih desain eartips yang berbeda dengan Buds Air yang lama. Hal ini membuat realme Buds Air Pro menjadi sebuah model in-ear dan bukan open-ear seperti model yang lama. Hal ini tentu saja membuat semua suara akan masuk ke dalam rongga telinga tanpa ada yang keluar.

Untuk bahan yang digunakan, realme masih menggunakan plastik polikarbonat. Build-nya sendiri terasa sangat kokoh untuk earbuds dan juga shellcase. Saya juga tidak merasa was-was saat menaruh case tersebut pada kantung belakang celana.

Pada setiap earbuds nya terdapat dua buah sensor dan sebuah speaker. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya melalui aplikasi Realme Link. Ada beberapa fungsi yang bisa dilakukan pada sensor sentuh ini. Salah satunya adalah gaming mode yang bisa diaktifkan dengan menekan kedua tombol sentuh selama 3 detik sampai berbunyi suara mobil.

Realme Buds Air Pro - USB-C

Dengan model in-ear tentu saja membuat semua suara yang keluar dari driver-nya akan masuk seluruhnya ke telinga. Hal ini membuat realme Buds Air Pro memiliki suara yang cukup besar dibandingkan dengan Buds Air biasa yang cenderung open-ear. Realme Buds Air Pro memiliki driver 10mm yang dapat dibilang besar untuk sebuah model in-ear.

Realme Buds Air Pro juga sudah memiliki standarisasi IPX4. Hal tersebut menandakan bahwa TWS ini sudah cocok digunakan untuk berolah raga. Keringat tidak lagi menjadi masalah yang bakal merusak TWS tersebut.  Eartips-nya sendiri juga bisa diganti ke yang lebih besar atau kecil, sehingga akan lebih pas menutup lubang kuping penggunanya.

Baterai yang terdapat pada setiap earbuds sepertinya cukup besar. Dengan menggunakan cip baru, yaitu realme S1 membuat earbuds-nya dapat menyala hingga 6 jam. Charging Case-nya pun juga membawa baterai sebesar 486 mAh yang memang bisa membuatnya tahan lama. Untuk mengisi baterai padai case-nya, realme memilih untuk menggunakan port USB-C yang saat ini sudah umum digunakan. LED-nya pun juga akan menyala pada saat baterai sedang diisi.

Aplikasi Realme Link menjadi pusat kendali untuk realme Buds Air Pro. Mulai dari penggantian perintah sentuh, menyalakan ANC, menyalakan Transperancy, dan upgrade firmware bisa dilakukan pada aplikasi yang satu ini. Hal tersebut memang membuat Buds Air Pro serasa seperti perangkat dengan harga yang lebih mahal.

Pengalaman Menggunakan realme Buds Air Pro

Saya sangat senang karena saat ini beberapa TWS sudah menggunakan model eartips yang seperti ada pada earphone dengan kabel. Hal ini tentu saja membuatnya tidak lagi tergeser keluar seperti pada model realme Buds Air yang pertama. Semua suara juga dipastikan akan masuk ke rongga telinga sehingga pengguna akan mendengarkannya secara penuh.

Menggunakan realme Buds Air saat pertama kali membuat saya yakin kalau model seperti ini akan lebih sulit untuk jatuh. Suara dari luar juga menjadi lebih pelan saat menancapkan earbuds ini ke lubang kuping. Menggeleng-gelengkan kepala dengan keras juga tidak menjatuhkan TWS ini dari telinga saya. Dan yang pasti, TWS ini tidak akan tergeser dari lubang kuping yang menyebabkan kurangnya suara yang diterima telinga.

Realme Buds Air Pro - buds

Bahan eartips yang dimiliki juga cukup nyaman di lubang telinga. Hal ini membuat saya tidak risih saat menggunakannya selama berjam-jam. Eartips-nya juga bisa diganti-ganti sesuai dengan besar kecilnya lubang telinga yang dimiliki oleh sang penggunanya.

Untuk melakukan pairing, saya harus menekan tombol yang berada pada sisi kanannya. Tombol ini hampir tidak terlihat oleh mata jika tidak diperhatikan dengan seksama. Saya juga langsung menggunakan aplikasi Realme Link yang sudah ada pada smartphone yang digunakan, sehingga tinggal mengikuti petunjuk yang ada di layar. TWS ini pun dengan mudah dapat terhubung dengan mudah.

Hal yang perlu diingat adalah realme Buds Air Pro secara default akan terkoneksi pada Sub Band Codec (SBC). Agar suaranya lebih bagus, gunakan codec Advanced Audio Coding (AAC) yang bisa dipilih pada setting bluetooth di smartphone. Hal tersebut akan terdengar saat jelas jika Anda menggunakan file musik dengan kompresi lossless seperti FLAC atau APE.

Dalam menguji suara bass, saya menggunakan beberapa lagu dengan menggunakan file FLAC. Suara bass yang dikeluarkan oleh TWS ini memang cukup mendominasi, tetapi tidak terlalu “nendang”. Hal yang sama juga saya rasakan bahkan pada saat Bass Boost+ dinyalakan.

Pada beberapa lagu, saya juga mendengar bahwa mid dan high nya kurang terdengar dengan detail. Dan saat menaikkan suaranya ke volume paling tinggi, ada sedikit distorsi yang terdengar pada beberapa lagu. Saya harus menggunakan TWS lain dalam mengkonfirmasi hal ini. Namun saya tidak mencoba untuk mendengarkannya dengan menggunakan Volume Enhancer.

Secara keseluruhan, suara dari TWS ini cukup bagus untuk kebanyakan telinga. Suara yang baik juga didapatkan pada saat melakukan panggilan atau telepon. Microphone yang ada juga membuat lawan bicara dapat mendengat suara saya dengan jelas. Suara yang paling baik saya dapatkan saat melakukan panggilan dengan menggunakan VoLTE/VoWiFi.

Tiga mode kontrol suara yang ada pada TWS ini juga membuat saya ingin menggunakannya lebih lama. Jika anak-anak saya sedang bercanda satu dengan lainnya, tentu saja menjadi cukup ribut. ANC yang ada cukup menekan suara yang ada dengan cukup baik. Walaupun begitu, biasanya suara-suara lengkingan yang cukup keras masih akan terdengar pada TWS ini.

Realme Buds Air Pro - Shell and buds

Mode Transperancy juga memungkinkan kita mendengarkan suara sekitar dengan cukup baik. Saya mencoba mode ini saat berjalan kaki dari rumah ke salah satu mini market. Suara dari luar terdengar cukup baik asalkan suara musik tidak terlalu keras. Suara klakson mobil pun cukup keras terdengar.

Mode Game tentu saja saya gunakan untuk bermain. Saya mencoba PUBG Mobile dan CoDM saat mencoba TWS ini. Suara yang ada terasa cukup cepat dan memang tidak ada lag yang saya alami. Oleh karena itu, TWS ini sangat cocok bagi mereka yang gemar bermain game.

Dan saya pun sampai pada pengujian yang paling menyebalkan, yaitu baterai😁. Saya harus mendengarkan musik sampai 4 jam, dan TWS ini masih belum mau mati juga. Hal ini saya lakukan tanpa menyalakan fungsi ANC. Tentunya, baterai ini akan lebih boros saat ANC dan Transperancy dinyalakan karena hal tersebut juga akan menyalakan microphone-nya secara terus menerus.

Realme menjanjikan daya tahan baterai yang cukup lama, yaitu total 25 jam penggunaan tanpa ANC dan 20 jam saat menyalakan ANC. Untuk mengisinya baterainya, realme Buds Air Pro akan penuh dalam waktu sekitar 1 jam saja.

Verdict

Realme tidak henti-hentinya mengeluarkan produk-produk baru selain dari lini smartphone-nya. Mereka pun juga mulai serius dalam mengeluarkan produk audio-nya. Setelah realme Buds Air dan Buds Q, mereka pun meluncurkan satu lagi yang ditujukan ke kelas yang di atasnya. TWS itu adalah realme Buds Air Pro.

Suara yang dihasilkan oleh realme Buds Air Pro memang cukup baik. Perangkat ini bisa menjadi pilihan bagi konsumen yang ingin mendapatkan TWS dengan fitur ANC dan voice passthrough (Transperancy). Suara untuk melakukan panggilan juga bisa terdengar dengan cukup baik, apalagi saat menggunakan mode HD yang dimiliki oleh beberapa operator.

Bermain game pada perangkat ini juga cukup nyaman. Hal ini dikarenakan latensi rendah yang dimiliki realme Buds Air Pro membuat para pemain tidak telat dalam mendengar suara langkah yang ada di sekitarnya. Suara desingan peluru juga bisa terdengar saat bermain game-game first person shooter.

Harga dari realme Buds Air Pro adalah Rp. 1.299.000. Mahal? Tentu tidak jika kita melihat dari segala fitur yang ditawarkan. Fitur seperti ANC dan Transperancy kerap ditemukan pada perangkat dengan harga dua jutaan ke atas. Bisa dikatakan bahwa realme Buds Air Pro adalah TWS dengan fitur paling lengkap di harga satu jutaan.

Sparks

  • Harganya cukup terjangkau berbanding fitur yang dimiliki
  • Latensi rendah membuat suara game tidak lag
  • Model in-ear membuat isolasi suara dari luar
  • Touch button yang cukup sensitif
  • Daya tahan baterai yang panjang
  • Realme Link mendukung update firmware

Slacks

  • Suaranya kurang detail
  • Tidak ada fitur wireless charging
  • Bass Boost+ mengurangi detail pada beberapa lagu

[Review] Xiaomi Mi True Wireless Earphone 2 Basic: Bagus, Jika Pas di Telinga Anda

Perangkat AIoT memang saat ini sedang digalakkan oleh para vendor smartphone. Salah satu yang banyak dikeluarkan adalah True Wireless Stereo yang bisa digunakan untuk mendengarkan musik sekaligus mengaktifkan Google Assistant. Salah satu yang baru mengeluarkan sebuah TWS adalah Xiaomi. Mi True Wireless Earphones 2 Basic adalah yang paling baru dikeluarkan di Indonesia.

Saat diluncurkan di Tiongkok, TWS ini memiliki nama Mi Airdots 2 SE. Saya pribadi lebih suka dengan nama tersebut dibandingkan Mi True Wireless Earphones 2 Basic yang agak panjang dan ribet untuk disebutkan.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - Earbuds

Menyandang nama “Basic” membuat salah satu fitur dari TWS yang satu ini hilang. Hal tersebut menyangkut codec LHDC untuk audio Hi-Def yang ada pada Mi True Wireless Earphone 2 yang asli. Jadi pada Mi TWS Basic 2 ini hanya mendukung codec SBC dan AAC saja. Xiaomi menawarkan driver sebesar 14,2 mm yang saat ini tergolong besar untuk digunakan pada TWS.

Mi True Wireless Earphones 2 Basic memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 4,7 gram per earbuds, 48 gram case
Impendansi 32Ω
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ⌀14.2 mm dynamic
Dimensi 52 x 52 x 23 mm (case), 41.9 x 15 x 14.5 mm (buds)
Kapasitas Baterai 50 mAh (per earbud), 300 mah (case)

Baterai yang digunakan pada setiap earbud-nya diklaim mampu bertahan selama 5 jam. Total penggunaan dari Mi True Wireless Earphones 2 Basic juga diklaim bisa mencapai 20 jam pemakaian. Driver besar pun juga menjanjikan suara yang lebih baik.

Unboxing

Inilah yang ada didalam paket penjual Mi True Wireless Earphones 2 Basic

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - Unboxing

Desain

Untuk Mi True Wireless Earphones 2 Basic, Xiaomi memilih desain yang mirip dengan Airpod. Hal tersebut berarti bahwa TWS yang satu ini akan memiliki desain open ear. Bagi beberapa orang, termasuk saya, desain ini bakal memiliki kekurangan tersendiri karena saat tergeser keluar, suaranya tidak akan 100% terdengar.

Dengan bahan plastik polikarbonat, build dari TWS ini cukup kokoh. Namun, bagian atas dari charging case-nya terasa sedikit ringkih. Saat diketuk, terasa dan terdengar seperti tidak kokoh. Saya menyarankan agar tidak menaruh TWS ini pada kantung belakang celana Anda agar tidak sengaja terduduki.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic

Pada setiap earbuds-nya terdapat beberapa sensor. Sensor pertama adalah proximity untuk mendeteksi apakah TWS ada di kuping atau tidak. Saat earbuds tidak ada di kuping, maka musik yang sedang didengarkan akan langsung berhenti dan akan dimainkan kembali saat TWS ini kembali dipasang di telinga.

Sensor kedua adalah untuk perintah secara sentuh. Pada Mi True Wireless Earphones 2 Basic, bidang untuk sensor sentuhnya cukup lebar sehingga lebih mudah untuk disentuh. Sayangnya, perintah sentuh pada TWS ini tidak dapat diubah-ubah karena tidak ada aplikasi yang mendukung Mi True Wireless Earphones 2 Basic. Di bawah panel sentuh tersebut terdapat sebuah LED berwarna putih sebagai indikator.

 

Baterai yang ada pada case-nya juga tergolong besar. Total penggunaan yang dijanjikan oleh Xiaomi adalah 20 jam pemakaian yang berarti bisa lebih dari satu hari kerja. Dalam mengisi baterai untuk case-nya, Mi True Wireless Earphones 2 Basic menggunakan interface USB-C.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - USB-C

Pada case-nya, tidak terdapat tombol apa pun untuk melakukan pairing. Oleh karena itu, untuk melakukan pairing tinggal membuka case-nya saja. Case ini sendiri memiliki sebuah LED indikator yang berfungsi untuk memberi tahu mengenai kondisi baterainya.

Suaranya bagus, asalkan posisinya pas

Pada setiap review TWS, saya selalu mengeluarkan disclaimer bahwa kuping saya tidak memiliki kompatibilitas dengan model Airpods 😁. Hal tersebut pun juga berlaku pada Mi True Wireless Earphones 2 Basic. Oleh karena itu, saya masih membutuhkan alat bantu agar bisa mendengarkan suaranya secara penuh.

Dalam menguji Mi True Wireless Earphones 2 Basic, saya menggunakan beberapa file FLAC dan Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Hal ini tentu saja diuji dengan menggunakan codec AAC saat melakukan setting dan pairing bluetooth.

Driver yang digunakan pada Mi True Wireless Earphones 2 Basic memiliki dimensi 14 mm. Hal tersebut membuat detail suara menjadi lebih penuh serta bass yang lebih mendentum. Tentunya, dengan syarat semua suara terdengar dengan baik.

Saat menguji TWS ini dengan alat bantu, membuat semua suara yang ada terdengar dengan baik. Bass yang penuh tanpa pecah, suara vokal yang terdengan dengan baik, dan kanal high yang tidak terlalu menusuk di kuping. Detail suara juga dapat terdengar dengan lumayan baik di kuping saya.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - On Ear

Sayangnya, saat posisi TWS ini tergeser, membuat suaranya tidak penuh masuk ke dalam telinga. Hal yang paling berkurang banyak adalah suara bass-nya, membuat yang paling terdengar adalah vokalnya. Terus terang, suara yang dikeluarkan cukup membuat saya sedikit letih. Saya lebih suka memakai Redmi Airdots yang seluruh suaranya terdengar dengan baik walaupun menggunakan driver yang lebih kecil.

Selain untuk mendengarkan musik, saya juga menguji TWS ini untuk bermain game. Ternyata, latensi yang dimiliki oleh Mi True Wireless Earphones 2 Basic cukup kecil. Namun, hal tersebut tidak berarti bisa digunakan untuk bermain game dengan nyaman.

Dibandingkan dengan para pendahulunya, Mi True Wireless Earphones 2 Basic hanya memiliki jeda yang cukup kecil. Sayangnya, hal tersebut tetap saja membuat saya cukup telat mengetahui langkah musuh. Game yang saya uji adalah CoD Mobile.

Dalam melakukan panggilan, ternyata TWS ini terdengar cukup baik. Hal tersebut mungkin sejalan dengan suara vokal yang dominan saat TWS ini tergeser di telinga. Lawan bicara juga mendengar suara yang baik dari microphone-nya.

Hal terakhir yang cukup mengesankan adalah daya tahan baterainya. Saya mencoba melakukan simulasi mendengarkan musik dengan menaruh sesuatu didekat sensornya. Hal ini membuat TWS mendeteksi sedang diletakkan di telinga.

Mi True Wireless Earbuds 2 Basic - Paket Penjualan

Saya melakukan perhitungan dengan menggunakan timer yang saya pasang selama 5 jam. Hasilnya, ternyata TWS ini belum mati pada waktu tersebut, masih tersisa sekitar 9%. Tentunya hasil seperti ini cukup baik karena TWS jarang digunakan untuk mendengarkan musik selama 5 jam secara terus menerus.

Verdict

Perangkat untuk mendengarkan musik tanpa kabel memang sedang naik daun saat ini. Oleh sebab itu, banyak produsen IoT berlomba-lomba dalam mengeluarkan yang terbaik. Xiaomi adalah salah satunya, yang kali ini mengeluarkan Mi True Wireless Earphones 2 Basic.

Saat Anda memiliki kuping yang pas untuk mendengarkan model open ear seperti Mi True Wireless Earphones 2 Basic, suara yang dihasilkan memang bagus. Semua kanal dapat terdengar dengan cukup baik dan suaranya juga cukup jernih. Namun, bagi Anda yang memiliki bentuk telinga yang kurang pas, sepertinya akan kecewa dengan suara yang dihasilkan. Saya menyarankan untuk menggunakan aksesoris untuk membantu menutup suaranya keluar.

Mi True Wireless Earphones 2 Basic juga tidak terlalu cocok untuk digunakan pada game yang membutuhkan suara akurat. Lag yang ada akan sering membuat Anda telat melakukan aksi seperti menembak musuh yang sedang mengejar.

Harga yang ditawarkan oleh Xiaomi untuk Mi True Wireless Earphones 2 Basic memang cukup menggiurkan. Hanya dengan mengeluarkan Rp. 449.000, Anda bisa memiliki TWS yang satu ini. Tentunya, sekali lagi saya akan menyarankan TWS ini untuk Anda yang memiliki telinga yang pas untuk model seperti ini.

Sparks

  • Daya tahan baterai yang sangat baik
  • Touch button yang lebar
  • Suara cukup baik jika telinga Anda pas
  • Sensor pause
  • Harganya tergolong terjangkau

Slacks

  • Masih terasa delay pada game
  • Tanpa dukungan aplikasi
  • Kualitas suara menurun saat tidak pas di telinga

 

 

[Review] Realme Buds Q: TWS Harga Murah dengan Suara Premium dan Latensi Rendah

Semenjak tahun 2020 ini, realme mulai memperluas penjualannya ke pasar IoT (Internet of Things). Hal tersebut mulai terlihat dengan munculnya perangkat audio dan jam pintar yang mereka luncurkan. Saat ini, realme kembali meluncurkan sebuah perangkat Audio nirkabel yang berbentuk mungil. Perangkat tersebut adalah realme Buds Q.

Dalam mendesain bentuk Cobble dari Buds Q, realme bekerja sama dengan desainer José Lévy, yang terkenal dengan kerjasamanya bersama merek Hermès. Hasilnya adalah sebuah TWS pertama yang memang didesain seperti baru bulat cobbles yang cukup mungil.

Realme Buds Q

Realme Buds Q mengikuti hampir semua feature yang ada pada Buds Air. Dengan TWS (True Wireless Stereo) ini, pengguna bisa mendapatkan latensi yang rendah agar bisa bermain game tanpa adanya lag pada suara. Selain itu, pengguna juga bisa memakai voice command langsung dari TWS dan berbicara pada Google Assistant.

Realme Buds yang datang untuk saya uji memiliki warna hitam. Untuk spesifikasinya adalah sebagai berikut

 

Bobot 3.6 gram per earbuds, 35.4 gram case
Chipset R1Q Headphone Chip
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 59,8 x 45 x 29,9 mm (case)
Kapasitas Baterai 400 mah (case), 40 mAh (buds)

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme Buds Q

Realme Buds Q - Unboxing

Desain

Akhirnya, saya menemukan sebuah TWS yang bentuknya tidak seperti Airpods. Kenapa? Karena terus terang saja, model seperti Airpods sepertinya tidak cocok di kuping saya. Hal ini membuat posisi earphone menjadi terbuka sehingga suaranya tidak 100% masuk ke dalam telinga.

Bahan dari realme Buds Q terbuat dari plastik polikarbonat. Tidak seperti realme Buds Air yang memiliki case yang kokoh, Buds Q sepertinya cukup “kopong” saat diketuk. Entah apakah Buds Q tahan jika tertekan di celana belakang seseorang atau tidak. Namun yang pasti, ear buds-nya sendiri sepertinya lebih kokoh dari case-nya.

Realme Buds Q - Buds

Desain dari earbuds yang satu ini adalah in-ear. Hal ini berarti bahwa speaker yang ada akan tertutup dari suara luar. Tentu saja hal ini akan membuat suara menjadi lebih jelas dan penuh diterima oleh gendang telinga. Karetnya sendiri juga tidak licin, sehingga sangat nyaman saat dimasukkan ke dalam lubang telinga.

Pada setiap earbuds nya terdapat dua buah sensor dan sebuah speaker. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya melalui aplikasi Realme Link. Feature yang cukup menarik adalah gaming mode yang bisa diaktifkan dengan menekan kedua tombol sentuh selama 3 detik sampai berbunyi suara mobil. Dengan mengaktifkan gaming mode, latensi akan menurun menjadi 119 ms yang membuat suara nyaris tidak ada delay.

Pada case-nya, sudah terdapat baterai dengan kapasitas 400 mAh. Baterai yang ada pada case tersebut berguna untuk mengisi baterai yang ada pada earbuds-nya. Tidak ditemukan adanya tombol pada case-nya, sehingga mode pairing pun otomatis akan dinyalakan pada saat tidak terkoneksi ke bluetooth. Yang ditemukan hanyalah sebuah port microUSB pada bagian belakangnya untuk mengisi baterai.

Realme Buds Q - Port microUSB

Satu hal yang disayangkan adalah tidak ada indikator yang memberitahukan tingkat baterai pada case-nya. Lampu indikator yang ada hanya menyala pada saat dicolok untuk mengisi baterai. Namun untuk earbuds-nya sendiri, dapat dilihat tingkat baterainya dengan menggunakan aplikasi Realme Link.

Pengalaman Menggunakan

Seperti yang sudah beritahukan di atas bahwa kuping saya tidak cocok untuk TWS dengan model seperti Airpods. Dengan model In-ear seperti yang ada pada Buds Q, tentu membuat saya cukup senang karena tidak perlu repot untuk mengatur posisinya. Cukup masukkan karetnya ke dalam kuping, musik pun langsung terdengar tanpa gangguan suara dari luar.

Untuk menguji perangkat yang satu ini, saya menggunakan aplikasi Spotify Premium yang memakai kompresi Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Suaranya sendiri sudah cukup sulit dibedakan dengan FLAC yang menggunakan metode lossless compression.

Realme Buds Q - In Ear

Pertama kali saya mencoba realme Buds Q adalah dengan menggunakan lagu Dive dari Ed Sheeran. Hal pertama yang saya rasakan adalah suaranya yang terdengar datar. Bass yang terdengar cukup dominan, namun tidak terlalu “nendang”. Oleh karena itu, saya pun melakukan metode burn-in selama tiga hari.

Setelah tiga hari, saya mendengar perbedaan yang cukup besar. Suara bassnya menjadi lebih enak didengar serta tidak terdengar seperti tercampur. Bassnya sendiri menjadi “bulat” dan tidak pecah. Namun, suaranya masih belum bisa menandingi bass yang dikeluarkan oleh realme Buds Air.

Saat tulisan ini dibuat, saya memiliki dua pasang realme Buds Q, di mana yang satu masih baru dan satu pasang lagi yang sudah di burn-in selama tiga hari. Suaranya memang cukup berbeda antara keduanya. Walaupun metode ini dianggap mitos, saya merupakan orang yang percaya dengan mitos tersebut. Lha wong kedua pasang Buds Q-nya ada di depan saya, hehehe

Driver 10 mm yang dimiliki oleh realme Buds Q ternyata mampu menghasilkan suara vokal yang cukup jelas dan crisp. Suara high yang dihasilkan juga tidak berlebihan sehingga tidak “menusuk” telinga. Hal ini membuat saya suka menggunakannya untuk mendengarkan lagu rock dan metal karena nyaman.

Setelah mendengarkan selama beberapa hari, suara yang dihasilkan memang cukup bagus. Namun sekali lagi, suaranya masih kalah dari realme Buds Air saat posisinya benar. Apalagi pada saat digunakan untuk berolah raga, saya tidak merasa takut kedua earbuds akan terjatuh saat berlari. Realme Buds Q juga sudah memiliki sertifikasi IPX4 yang cukup aman terhadap cipratan air.

Realme Buds Q juga saya uji dengan melakukan panggilan melalui telepon dan FB Messenger Call. Kedua pengujian menghasilkan suara yang cempreng yang didengar oleh lawan bicara. Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan microphone yang ada pada Buds Q.

Realme Buds Q - Realme Link

Pengujian berikutnya adalah bermain game. Saya mencoba tiga buah game untuk menguji Buds Q. LifeAfter, CoDM, dan PUBG Mobile adalah game yang membutuhkan suara tanpa jeda agar bisa membantu memenangkan pertandingan.

Dengan mode game, saya hampir tidak menemukan adanya jeda suara. Suaranya pun juga terdengar dengan jelas, seperti langkah kaki dan suara desingan peluru. TWS ini memang cocok digunakan untuk bermain game. Namun, Game Mode akan menguras penggunaan baterai.

Dalam sekali charge, saya dapat menggunakan earbuds ini sampai sekitar empat jam. Namun dengan game mode, saya hanya bisa menggunakannya sampai sekitar 3 jam saja. Pengisian baterai buds-nya sendiri memakan waktu sekitar satu jam untuk penuh dari 0%.

Sayangnya karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji apakah realme Buds Q dapat digunakan selama 20 jam atau tidak. Untuk case-nya sendiri dapat diisi ulang baterainya dari 0% hingga penuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Tentunya, hal ini bisa dilakukan pada saat kita sedang mendengarkan lagu atau saat tidur malam.

Verdict

Harga TWS yang cukup mahal memang membuat beberapa kalangan berpikir ulang untuk memilikinya. Selain itu, TWS tidak resmi yang ada dipasaran memang memiliki harga yang murah, namun belum terbukti kualitas suaranya. Masalah ini ternyata dipecahkan oleh realme dengan mengeluarkan Buds Q.

Suara yang dihasilkan oleh realme Buds Q memang cukup baik. Apalagi dengan harga yang tidak mahal membuatnya menjadi salah satu TWS terbaik di kelasnya. Suara yang dikeluarkan cukup jelas, jernih, serta bass-nya cukup bersih.

Realme Buds Q - Open Box

Realme Buds Q juga cocok digunakan saat bermain game. Dengan fungsi game mode membuat suara yang keluar tidak lag seperti kebanyakan bluetooth earphone yang ada di pasaran. Suara yang jelas juga bisa menjadi andalan dalam bermain game first person shooter.

TWS yang satu ini dijual dengan harga yang memang cukup terjangkau, yaitu Rp. 399.000. Harga ini tentu saja setengah dari realme Buds Air yang sudah terlebih dahulu dijual di pasaran. Dengan fitur game mode, tentu saja membuat realme Buds Q menjadi memiliki harga yang murah.

Sparks

  • Harganya cukup terjangkau, hanya Rp. 399.000
  • Fitur latensi rendah Game Mode di harga yang murah
  • Suara yang cukup bagus
  • Hadirnya touch button pada setiap ear piece
  • Ringan
  • Dukungan aplikasi Realme Link

Slacks

  • Build dari case terasa ringkih
  • Tidak adanya indikator baterai dari case
  • Microphone saat menelpon menghasilkan suara cempreng

Realme Perkenalkan True Wireless Stereo Pertamanya, Buds Air: Bakal Ramaikan Pasar AIoT di Indonesia

Selama ini, realme dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai merek smartphone yang memiliki harga terjangkau. Akan tetapi, ternyata realme memiliki rencana berbeda, di mana mereka ingin memasarkan perangkat selain smartphone. Realme pun berencana untuk mengeluarkan perangkat AIoT (AI dan IoT) dan menjualnya di pasar Indonesia.

realme Buds Air - Palson Yi

Perangkat AIoT yang bakal dijual oleh realme di Indonesia dimulai dari audio. Realme berencana untuk meluncurkan sebuah earphone True Wireless Stereo pertama mereka yang pada tanggal 7 Januari 2020 diluncurkan di Tiongkok. Nama dari TWS tersebut adalah realme Buds Air.

Dailysocial pun diundang pada acara yang diadakan pada Brizola Resto pada tanggal 6 Januari 2020 yang lalu. Realme memang menunjukkan keseriusannya untuk memasukkan perangkat AIoT ke Indonesia. Dan realme Buds Air menjadi yang pertama. Buds Air dianggap sebagai IoT karena kemampuannya mengendalikan Google Assistant pada perangkat smartphone sehingga bisa mendapatkan informasi dan menjalankan aplikasi via suara.

realme Buds Air

Fitur yang ada pada realme Buds Air adalah super low latency. Dengan fitur ini, pengguna bisa memakai Buds Air untuk bermain game karena suaranya tidak akan telat. Biasanya TWS akan memiliki delay yang cukup tinggi sehingga adegan pada game dan suara selalu tidak sinkron.

Realme Buds Air dilengkapi dengan teknologi dual mikrofon ENC (Environment Noise Cancelling) untuk membuat suara akan tetap jelas terdengar bahkan di lingkungan yang bising selama panggilan. Untuk mengisi daya realme Buds Air, case-nya dapat mengisi dengan wireless charging pad 10W atau melalui pengisi daya USB-C.

realme Buds Air - wireless charging

Realme Buds Air menggunakan driver suara 12 mm yang cukup besar. Hal ini membuatnya memiliki suara yang cukup baik pada kanal low, mid, dan high. Selain itu, TWS ini juga menggunakan tempat yang cukup ringkas dan ringan. Realme Buds Air hadir dalam tiga warna, yaitu kuning, hitam dan putih. Rencananya TWS ini akan diluncurkan pada tanggal 15 Januari 2020.

realme Buds Air - Wireless Charging Pad

Dailysocial juga memiliki rencana untuk menghadirkan review dari realme Buds Air. Oleh karena itu, tunggu saja kehadiran artikelnya.

[Review] Huawei Freebuds 3: TWS Noise Cancelling, Cocok untuk Musik dan Gaming

Tren mendengarkan musik dengan perangkat nirkabel memang meningkat akhir-akhir ini. Para produsen pun berlomba-lomba untuk mengeluarkan perangkat audio bluetooth mulai dari yang memiliki kabel hingga benar-benar tanpa kabel atau yang dikenal dengan True Wireless Stereo (TWS). Salah satu yang sedang gencar untuk mengeluarkan perangkat audio tersebut adalah Huawei.

Huawei Freebuds 3

Setelah sebelumnya saya menguji wireless earphone mereka yang bernama Huawei Freelace, kali ini Huawei kembali mengirimkan kepada kami TWS terbaru mereka. Nama dari TWS tersebut adalah Huawei FreeBuds 3. Dan bentuknya pun mengingatkan saya akan Airpods buatan Apple.

Huawei Freebuds 3 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Bobot 4,5 gram per earbuds, 48 gram case
Chipset Hisilicon Kirin A1
Versi Bluetooth 5.1
Ukuran Driver ⌀14.2 mm dynamic
Dimensi 41.5 x 20.4 x 17.8 mm (earbud), ⌀60.9 x 21.8 mm (case)
Kapasitas Baterai 30 mAh (per earbud), 420 mah (case)

Huawei sangat mengedepankan feature Active Noise Cancelling pada TWS ini. Selain itu, Huawei juga mengklaim bahwa Freebuds 3 memiliki latensi yang sangat kecil sehingga cocok digunakan untuk bermain game. Oleh karena itu, simak saja pengujian saya di bawah ini.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Huawei Freebuds 3

 

Desain

Saat pertama kali melihat desain dari earbuds-nya, tentu saja saya langsung teringat dengan TWS buatan Apple. Walaupun begitu, keduanya tidak mirip 100% seperti yang dilakukan vendor-vendor lainnya. Bahannya pun masih sama, terbuat dari plastik yang cukup kokoh. Perangkat yang saya dapatkan memiliki warna putih.

Huawei Freebuds 3 - Tombol

Pada setiap earbuds nya terdapat dua buah sensor dan sebuah speaker. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya. Secara default, klik dua kali pada earbuds sebelah kiri akan mengaktifkan noise cancelling.

Pada charging case-nya sendiri, terdapat baterai yang cukup besar yang bisa mengisi baterai pada earbuds-nya secara cepat. Pada bagian belakangnya terdapat konektor untuk melakukan wireless charging, yang sering disangka orang merupakan bagian depan yang dapat dibuka pada perangkat ini. Di sisi sebelah kanannya, terdapat sebuah tombol pairing yang cukup kasat mata. Charging case ini sendiri menggunakan USB-C untuk diisi baterainya.

Huawei Freebuds 3 - USB -C

TWS ini dapat diatur penggunaannya dengan memakai aplikasi buatan Huawei. Aplikasi yang dinamakan Huawei AI Life ini bisa mengetahui isi baterai dari setiap earbuds dan juga charging case-nya. Noise Cancelling nya juga bisa diatur jika memang masih terdengar suara dari luar. Fungsi klik ganda pada setiap earbuds juga bisa diatur pada aplikasi ini.

Pengalaman menggunakan

Sebenarnya, TWS dengan model seperti ini akan sangat tergantung dengan bentuk lubang kuping semua orang. Jika memang pas, maka penggunanya akan dapat menikmati semua feature dan suara yang baik dari Freebuds 3 ini. Sayangnya, saya mungkin salah satu orang yang bentuk kupingnya tidak pas menggunakan TWS dengan model ini.

Huawei Freebuds 3 - Budds

Saat diletakkan di kuping, setiap kali pula earbuds-nya tergeser sedikit keluar sehingga lubang kuping tidak tertutup dengan benar. Hasilnya? Bass akan menjadi lebih rendah, noise cancelling akan sangat berkurang fungsinya, dan juga was-was akan jatuh. Untungnya, Huawei mendesain dengan baik sehingga walaupun saya melakukan “head bang“, earbuds-nya tidak jatuh dari kuping saya.

Pengujian kali ini saya menggunakan file-file Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Walaupun belum merupakan lossless compression, namun suaranya sudah cukup sulit dibedakan dengan FLAC.

Saat Huawei Freebuds 3 ada pada posisi yang benar, suaranya memang sangat baik. Bass yang ada terasa “nendang”, mid juga terdengar dengan tajam, serta high yang tidak cempreng, namun dapat terdengar dengan baik. Namun, Freebuds 3 memiliki masalah dari kebanyakan TWS yang ada diluar sana, yaitu staging yang kecil sehingga suara terdengar sedikit tercampur.

Saya juga mencoba menggunakan Freebuds 3 untuk bermain CS:GO, yang membutuhkan ketepatan dan kecepatan suara. Uniknya, Freebuds 3 tidak memiliki lag saat digunakan untuk bermain, tidak seperti kebanyakan earphone bluetooth yang ada di pasaran. Hal yang sama juga terjadi pada setiap game yang saya mainkan.

Saya dapat menggunakan kedua earbuds ini sampai dengan empat jam. Pengisian baterai pada earbuds yang dilakukan ternyata hanya membutuhkan kurang dari 20 menit untuk penuh. Tentunya, hal ini akan membuat kita dapat mendengarkan musik sampai hampir seharian.

Untuk pengisian baterai tanpa kabel, saya berhasil melakukannya dengan memakai reverse charging pada perangkat Huawei dan Samsung. Sayangnya, beberapa powerbank yang memiliki kemampuan wireless charging gagal mengisi Freebuds 3. Padahal, semua perangkat smartphone bisa saya isi baterainya tanpa kabel dengan menggunakan powerbank tersebut.

Verdict

Dengan maraknya tren penggunaan TWS di Indonesia, tentu saja pasar audio terbuka lebar untuk disusupi. Hal ini pula yang dilakukan Huawei, mengingat mereka sedang marak masuk ke dalam pasar audio. Salah satu perangkat yang mereka andalkan di Indonesia adalah Huawei Freebuds 3.

Suara yang ditawarkan oleh Huawei pada Freebuds 3 memang sangat baik. Dari kanal low hingga high dapat dikeluarkan dengan baik. Dengan catatan, kuping Anda pas dengan bentuk dari Freebuds 3. Feature yang ditawarkan juga cukup baik seperti hadirnya noise cancelling.

Huawei juga membuka lebar penggunaan TWS untuk para gamers. Hal ini dibuktikan dengan minimnya latensi yang membuat suara menjadi tidak lagging saat dipakai bermain. Tentunya, hal ini akan membuat para penggemar FPS game tidak akan telat menembak saat mendengar langkah musuhnya.

Dengan desain yang premium, tentu saja membuat Huawei Freebuds 3 dijual dengan harga yang tinggi pula. Huawei Freebuds 3 dijual dengan harga Rp. 2.299.000 di toko-toko yang bekerja sama dengan Huawei.

Sparks

  • Latensi rendah!
  • Bass yang cukup nendang
  • Noise Cancelling
  • Vokal yang clear
  • Mendukung wireless charging
  • Cocok untuk digunakan bermain

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Pairing cepat hanya untuk perangkat Huawei
  • Tidak semua perangkat wireless charging didukung