Tag Archives: Blumbangreksa

Mengenal Atnic dan JALA sebagai Evolusi Blumbangreksa

Atnic baru-baru ini menggema di beberapa kompetisi startup, salah satunya menjuarai Creative Business Cup 2017 Indonesia yang digelar Ciputra Entrepreneurship Center. Namanya terdengar baru, namun sebenarnya debut startup asal Yogyakarta ini tidak lagi baru. Atnic merupakan nama perusahaan pengembang Blumbangreksa, sebuah solusi berbasis IoT untuk sektor budidaya produk perikanan.

Dalam perkembangannya, Blumbangreksa yang menjadi produk inisial Atnic juga sudah berganti dengan brand baru bernama JALA. Produk tersebut tengah dalam proses finalisasi dan uji lapangan di beberapa wilayah. JALA sendiri dikembangkan sebagai asisten untuk bertambak udang. Sistem tersebut membantu petambak udang untuk memantau kualitas air dan mengelola tambak udang melalui aplikasi.

JALA adalah perangkat IoT yang mampu memonitor kualitas air pada tambak udang. Perangkat ini didesain untuk dapat mengatasi masalah budidaya udang dengan mengukur, menganalisis dan memberikan semua rekomendasi berdasarkan kondisi kualitas air tambak. JALA dikembangkan untuk membantu petambak udang dan meningkatkan respons petambak dalam menjaga kualitas air dan mengurasi kesalahan penanganan dalam bertambak udang.

“Di Atnic saat ini ada beberapa riset produk hardware tidak hanya dibidang agrikultur dan akuakultur, namun saat ini kita fokus pada tahap finalisasi produk JALA. Kami juga sedang mengembangkan beberapa produk lain untuk tambak udang dan bisnis akuakultur lain, namun saat ini tim terfokus untuk finalisasi produk JALA,” ujar Co-Founder & VP Product Atnic Syauqy Nurul Aziz.

Sistem JALA sendiri terdiri dari tiga bagian, pertama ialah sebuah perangkat yang dilengkapi sensor untuk memahami kadar oksigen terlarut, suhu, pH, salinitas, dan TDS (Total Dissolved Solid). Kemudian hasil pantauan dari sensor tersebut akan diproses dan dikirimkan hasilnya melalui aplikasi web dan SMS. Dibanding mobile app, SMS tampaknya memang lebih efisien untuk petani udang di lapangan. Dalam laporannya, JALA memberikan informasi dan rekomendasi untuk membantu petambak dalam mengambil tindakan yang tepat berdasarkan kondisi kualitas air tambak udang yang telah diukur.

Purwarupa terakhir JALA kini sedang dalam proses uji lapangan dan sudah dipasangkan di 53 kolam di Subang, Brebes, Tegal, Purworejo, dan Sleman. Untuk proses akselerasi, Syauqy juga memaparkan bahwa saat ini Atnic sedang dalam proses pembicaraan dengan beberapa investor dan pemodal ventura untuk investasi dukungan produksi masal JALA tahap pertama. Di lain agenda, Atnic juga sedang dalam masa ramp-up program salah satu accelerator hardware dan IoT di Hong Kong.

“Industri tambak udang di Indonesia saat ini sedang mengalami banyak tantangan. Kualitas air yang tidak terpantau merupakan tantangan terberat petambak udang yang menyebabkan produktivitas menurun tiap tahunnya. Tantangan ini sekaligus menjadi peluang untuk meningkatkan hasil petambak udang dengan JALA,” pungkas Syauqy memaparkan kondisi sektor budidaya yang ada saat ini.

Startup Unik di Gelaran Jogja Geek Fair 2017

Jogja Geek Fair 2017 telah selesai diselenggarakan. Acara tahunan di kota Gudeg tersebut tahun ini diramaikan oleh banyak perusahaan digital dan startup, juga beberapa komunitas. Total kurang lebih 3018 geek dan tech enthusiast hadir meramaikan acara ini.

Dari 50 startup yang melakukan showcase berikut enam di antaranya yang tergolong unik dan berbeda.

Wemary

Sesuai namanya Wemary merupakan sebuah portal one stop service khusus untuk pernikahan.  Konsep dari Wemary adalah menyediakan layanan end-to-end dari proses pre-wedding hingga post-wedding, mulai untuk mempersiapkan acara, konsep dan vendor mereka.

Selain itu, Wemary juga memiliki layanan menayangkan secara langsung acara pernikahan di situs web yang dibuat khusus untuk pengantin. Jadi, teman atau keluarga yang tidak hadir bisa melihat langsung acaranya. Wemary sendiri juga sering terlibat dalam kegiatan sosial di Yogyakarta, yaitu “golek garwo” dan nikah masal yang bekerja sama dengan komunitas dan pemerintah setempat.

JuruParkir

Startup berikutnya adalah JuruParkir, aplikasi yang bisa membantu pengelolaan tempat parkir di sebuah lokasi. Dengan aplikasi ini pengelola tempat parkir bisa mengetahui siapa juru parkir yang bertugas dan beberapa transaksi yang terjadi. Setiap tukang parkir yang menggunakan layanan JuruParkir akan mendapatkan printer yang dapat dioperasikan melalui smartphone sehingga mempermudah mereka mencatat kendaraan dan pendapatan mereka.

JuruParkir dikembangkan oleh Tlab, sebuah software house di Yogyakarta. Dan saat ini, mereka fokus bekerja sama dengan pemerintah daerah. JuruParkir juga merupakan finalis dari The Next Dev 2016, besutan program Telkomsel.

Gablind

Startup ketiga yang menarik perhatian adalah Gablind. Startup ini menyediakan layanan Internet of Things (IoT) untuk mempermudah para tuna netra untuk menentukan arah ketika berjalan. Gablind merupakan nama perangkat bantu yang terdiri atas sebuah kacamata dan sepatu canggih yang dipasangi sensor dan terintegrasi dengan board Arduino yang dilengkapi dengan sensor tajam. Saat ini, Gablind masuk dalam inkubasi bisnis Amikom Business Park.

Blumbangreksa (ATNIC)

Startup IoT lainnya yang menarik perhatian adalah Blumbangreksa. Sebuah perangkat pintar yang bisa membantu para peternak udang untuk memonitor keadaan tambang udang 24 jam sehari sehingga mampu mengurangi risiko gagal panen yang merugikan.

Konsep Blumbangreksa ini adalah dengan memasukkan perangkat yang memiliki sensor untuk mengetahui kondisi air di tempat udang berada, dan menghubungkan dengan ponsel pintar. Sensor akan membaca kondisi kolam secara real-time, dan melaporkannya melalui notifikasi aplikasi ponsel dan SMS. Blumbangreksa ini juga merupakan kontestan The ASME Innovation Showcase di India.

JogjaRunning

Jika Anda memiliki hobi berlari maka JogjaRunning mungkin bisa membuat Anda tertarik. JogjaRunning merupakan sebuah portal layanan yang menyediakan rute menarik untuk berlari di wilayah Yogyakarta. Anda bisa memilih area lari seperti kota, alam terbuka, bahkan pegunungan. Selain itu pengguna juga bisa memilih jarak lari, seperti 5 km, 10 km atau marathon.

Angon

Startup ke enam yang unik adalah angon. Angon merupakan kata dari bahasa Jawa yang berarti menggembala. Sesuai dengan namanya aplikasi ini memiliki konsep crowdfunding yang memungkinkan para peternak kambing, domba dan sapi mendapatkan modal dari investor, baik dalam bentuk finansial maupun kandang ternak. Dua hal yang dinilai menjadi salah satu masalah utama peternak di Indonesia. Angon sendiri merupakan hasil inkubasi dari Indigo Creative Nation.

Selain showcase startup, terselenggara juga acara talkshow bersama Larry Chua (Caption Hospitality), Karina Akib (Google Indonesia), dan Erry Punta (Direktur Telkom Indigo Creative Nation) tentang Yogyakarta dan Perkembangan Digital Startup di Indonesia yang dipandu langsung oleh CEO DailySocial Rama Mamuaya.

Di sesi lainnya juga terdapat talkshow dengan tema yang berbeda yang menghadirkan Lanny Wijaya (Linkedin), Teresa (UC News Alibaba Group), Panji Gautama (KUDO Indonesia), Alexander Lukman (Ralali), Syafri Yuzal (AINO), Ghufron Mustaqim (Salestock Indonesia), Rahmad Purwanto (Bank Indonesia), dan Johnathan Tarigan (Balai Sertifikasi Negara).

Disclosure: DailySocial merupakan media partner dari Jogja Geek Fair 2017.