Tag Archives: BNI syariah

Aplikasi Mencari Ustaz

UstadzQu Bantu Masyarakat Temukan Guru Mengaji yang Kompeten

Berawal dari pengalaman kesulitan mencari guru ngaji yang dialami salah satu founder-nya, Endink Syarifuddin, UstadzQu kemudian diinsiasi. UstadzQu mencoba menjawab kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan ustaz yang berkompeten baik ilmu fiqih, aqidah, sejarah dan lainnya di bidang agama.

UstadzQu sudah melakukan soft-launching awal Juni silam. Tiga bulan berjalan, saat ini masih terus mengumpulkan respons penggunanya, baik dari sisi ustaz maupun masyarakat. Pihak UstadzQu juga tengah menggenjot pertumbuhan jumlah ustaz di sistem mereka dengan bekerja sama dengan beberapa ormas Islam.

“Saat ini kami sedang melakukan kerja sama dengan beberapa ormas Islam untuk pengayaan para ustaz. Sebetulnya kami sudah mendapatkan database lebih dari 10.000 ustaz, akan tetapi kami tidak ingin menginjeksi data ustaz ke database, kami ingin mereka mengikuti prosedur [dengan] mendaftar, kami verifikasi, dan masuk list,” jelas CEO UstadzQu, Yoga Rifai Hamzah.

UstadzQu juga telah bekerja sama dengan BNI Syariah untuk menyempurnakan layanan. Kerja sama keduanya berupa kesepakatan dalam hal pengembangan fitur dan promo.

“BNI Syariah berkomitmen untuk mendukung kami pada dua tahun pertama. Tentu saja nanti ada simbiosis mutualisme di antara kami, baik di dalam fitur yang akan kembangkan maupun dalam eventcyang diselenggarakan,” jelas Yoga.

Mencoba membangun ekosistem yang lengkap

Yoga dan segenap tim di UstadzQu cukup optimis dengan penerimaan masyarakat terhadap solusi yang ditawarkan. Dari hasil riset internal didapati fakta bahwa kebutuhan masyarakat urban tentang pemenuhan spiritualitas dianggap penting, namun wadah yang komprehensif.

Saat ini di dalam aplikasi UstadzQu sudah bisa dijumpai fitur pencarian ustaz, mencari masjid terdekat, dan fitur penjadwalan mengaji. Fitur-fitur lainnya disebutkan akan ditambahkan bertahap dalam beberapa waktu ke depan.

“Solusi dalam jangka pendek ini adalah tersedianya database ustaz kompeten di Jabodetabek, jamaah dapat memilih ustaz sesuai kompetensinya. Dan untuk ustaz sendiri dapat memperluas coverage dakwahnya dan dapat melakukan pengaturan jadwal yang selama ini dilakukan secara manual,” imbuh Yoga.

UstadzQu juga tengah menyiapkan sejumlah rencana jangka menengah dan jangka panjang. Seperti konten video dan podcast dari para ustaz, termasuk memfasilitasi jaringan produk halal yang dimiliki pengguna UstadzQu.

Yoga juga menjelaskan bahwa dalam tahun pertama UstadzQu ingin memberikan manfaat untuk para ustaz dan membantu pengguna mendapatkan akses ke ustaz yang kompeten. Sedangkan untuk tahun kedua UstadzQu sudah merencanakan untuk memberikan layanan premium dengan kurikulum, ustaz, dan konten yang lebih berkualitas.

Application Information Will Show Up Here
(ki-ka) CEO Ammana Fintek Syariah Lutfi Adhiansyah dan Pemimpin Divisi Dana dan Transaksional BNI Syariah Bambang Sutrisno / BNI Syariah

Fintech P2P Syariah “Ammana” Tawarkan Solusi Wakaf Digital

Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi penganut agama Islam terbesar di dunia, menyimpan jumlah potensi wakaf yang besar dan bisa diarahkan untuk ke sektor produktif. Hanya saja besarnya potensi wakaf belum dikelola dan diberdayakan secara profesional menjadi peluang bisnis bagi startup fintech p2p lending Ammana Fintek Syariah.

Startup yang didirikan Lutfi Adhiansyah, Supriyono Soekarno, dan Randy Bimantoro ini resmi beroperasi pada pertengahan tahun lalu. Untuk mengukuhkan posisi perusahaan di mata hukum, Ammana mengajukan proses izin dari OJK. Izin akhirnya berhasil dikantongi Desember 2017, menjadikan startup tersebut sebagai perusahaan fintech syariah pertama di Indonesia.

“Ammana hadir untuk memudahkan kolaborasi pendanaan usaha secara digital yang menguntungkan dan berkah bagi masyarakat, terutama di Indonesia,” ucap CEO Ammana Fintek Syariah Lutfi Adhiansyah dalam keterangan resmi.

Ammana beroperasi dan mendapat dukungan penuh dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Forum Wakaf Produktif (FWP). BWI merupakan badan yang diberi mandat untuk melakukan pembinaan terhadap nazir (penerima wakaf). Sementara FWP adalah forum berisi lembaga dan organisasi pemerintahan untuk mendorong fungsi wakaf ke arah lebih produktif.

Wakaf produktif adalah harta yang diberikan agar dapat dipakai untuk kegiatan produksi, hasilnya akan disalurkan sesuai dengan tujuan wakaf.

Salah satu anggota FWP yang teken kerja sama dengan Amman adalah BNI Syariah. Sinergi antara keduanya adalah dalam hal pemanfaatan produk dan jasa perbankan syariah terhadap penghimpunan dana wakaf dengan menggunakan produk BNI Virtual Account (VA).

Lewat VA, wakif (orang yang berwakaf) akan dipermudah dengan pembayaran yang otomatis akan terkonfirmasi sehingga tidak perlu input kode bank ataupun memasukkan nominal pembayaran. Selain dengan Ammana, BNI Syariah telah bekerja sama dengan 17 nadzhir (lembaga wakaf) dari anggota FWP.

“Seperti diketahui bahwa fintech selama ini dilihat sebagai pesaing perbankan dengan terobosannya, tetapi bagi BNI Syariah hal ini dapat disinergikan dalam rangka membangun perekonomian syariah di Indonesia melalui wakaf produktif,” terang Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah Bambang Sutrisno.

Terapkan manajemen risiko berlapis

Tampilan muka aplikasi Ammana / DailySocial
Tampilan muka aplikasi Ammana / DailySocial

Startup ini bekerja sama seperti halnya p2p lending lainnya, menghubungkan wakif dengan nazir dengan platform digital. Terdapat dua jenis pendanaan yang bisa dipilih wakif, yaitu musyarakah (para pihak saling berkontribusi modal) dan mudharabah (100% modal dari wakif).

Pendanaan musyarakah berarti wakif bersama Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) saling berkontribusi modal untuk membiayaai pelaku usaha yang dibina LKMS. Sedangkan pendanaan mudharabah berarti wakif berkontribusi modal 100% untuk membiayai pelaku usaha yang dibina LKMS.

LKMS itu seperti koperasi syariah, Baitul Maal wat Tamwil dan BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah). Lembaga tersebut berperan sebagai mitra lapangan dalam bermusyarakah bersama wakif. Mereka pulalah yang melakukan fungsi assesmen, skoring, pembiayaan, dan penagihan hasil usaha.

Secara terpisah kepada DailySocial, Lutfi melanjutkan kemitraan dengan LKMS sekaligus jadi upaya Ammana dalam menerapkan manajemen risiko. Setidaknya Ammana menerapkan keamanan hingga lapis lima. Pertama dimulai dari seleksi untuk seluruh calon mitra lapangan, mereka wajib memenuhi persyaratan yang ditetapkan Ammana dan mendapatkan rating dari sana.

Kemudian, mitra menggunakan standar scoring dari Ammana setiap kali melakukan penilaian terhadap calon pemohon pembiayaan. Tidak semua pembiayaan, beberapa diantaranya membutuhkan jaminan atau minimal tanggung renteng (pembiayaan kelompok) demi menjamin keberlangsungan usaha.

Berikutnya, semua permohonan yang masuk dari mitra akan melalui pengawasan komite risiko dan kepatuhan Ammana. Terakhir, semua prospek investasi yang tayang akan memiliki informasi scoring, detil pembiayaan, dan rating mitra. Sehingga seluruh keputusan dapat secara transparan dilihat oleh user.

“Secara definisi dari regulator kami adalah penyelenggara teknologi dan sebagai penyelenggara model bisnis yang diperbolehkan adalah mengambil komisi (fee/ujroh) dari layanan yang diberikan kepada user. Setiap pencairan yang dilakukan Ammana mendapatkan biaya jasa dari user.”

Target bisnis Ammana

Lutfi menuturkan saat ini perusahaan telah menjangkau 1.400 pengguna organik dan 420 diantaranya adalah investor. Penyaluran yang telah direalisasikan mencapai Rp2,5 miliar.

Dia merinci sampai akhir tahun, perusahaan menargetkan dapat merealisikan pembiayaan sebesar Rp250 miliar, terdiri atas Rp100 miliar pembiayaan kepada UMKM bersama BMT/koperasi syariah dan Rp150 miliar bersama program wakaf produktif dari FWP.

Adapun untuk jumlah investornya diharapkan bisa menyentuh angka 50 ribu, jumlah UMKM 20 ribu, 200 mitra BMT, dan 30 lembaga wakaf.

“Insya Allah, melalui Ammana mudah-mudahan lebih banyak lagi masyarakat yang merasa terbantukan, dan ibadah wakaf dapat dilaksanakan lebih baik.”

Ammana saat ini dalam waktu dekat belum membuka kemungkinan untuk melakukan penggalangan dana. Menurut Lutfi, perusahaan masih memiliki kecukupan dana untuk menjalani bisnis, apalagi persyaratan modal yang ditentukan OJK sudah cukup untuk beroperasi mandiri.

“Seluruh aktivitas Ammana adalah bootstrapping dari tiga founder yang ada, belum ada dari pihak luar. Ke depan ada rencana untuk dibuka ke pihak lain, namun tidak dalam waktu dekat,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Empat bank yang telah memiliki akses Dukcapil untuk permudah verifikasi nasabah / DailySocial

Platform Fintech Bank Amar “Tunaiku” Kini Terintegrasi dengan Sistem Dukcapil, Permudah Verifikasi Nasabah

Bank Amar kini telah bergabung ke dalam salah satu perusahaan yang telah mendapat izin dari Dirjen Dukcapil (Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil) untuk mengakses data kependudukan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis. Lewat kesempatan ini, Bank Amar akan manfaatkan akses untuk percepat mekanisme validasi data nasabah yang selama ini masih dilakukan secara manual.

“Dengan Dukcapil ini, mekanisme validasi akan semakin akurat dari sisi kecepatan dan ketepatannya. Kami juga bisa mitigasi risiko dengan mengkalkulasi kemungkinan gagal bayar,” ucap Direktur Utama Bank Amar Indonesia Tuk Yulianto, pekan lalu (23/3).

Dia melanjutkan, dampak lainnya bagi bank adalah proses penyaluran kredit maupun operasional bakal lebih termitigasi dengan baik. Begitu pula terkait potensi terjadinya kejahatan perbankan atau fraud yang memanfaatkan KTP palsu.

Salah satu produk fintech andalan Bank Amar, Tunaiku, bakal menjadi amunisi yang paling tepat untuk implementasi dari integrasi data ke Dukcapil. Menurutnya, proses pengambilan keputusan akan jauh tiga kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

“Paling tidak dalam fase pencocokan identitas ini akan sangat terbantu sekali. Ketika tidak jelas, bisa langsung d- drop. Waktu kita akan 50% lebih efisien,”

Dia mencontohkan untuk proses pengajuan kredit di Tunaiku, sebelumnya bisa memakan waktu hingga 24 jam hingga dana cair. Namun, dengan integrasi data proses tersebut akan terpangkas menjadi sekitar enam jam.

Diklaim berdasarkan kinerja hingga Februari 2018, secara konsolidasi baik bisnis konvensional maupun lini digital telah menyalurkan kredit sekitar Rp500 miliar.

Selain Bank Amar, dalam kesempatan yang sama Dukcapil juga menandatangani kerja sama dengan delapan lembaga keuangan lainnya, yaitu BRI Agro, Central Santosa Finance, MNC Bank, BNI Syariah, Mitra Dana Top Finance, Shakti Top Finance, Mega Auto Finance, dan Mega Central Finance.

Menurunkan kredit bermasalah

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menambahkan dampak dari integrasi data dengan Dukcapil, perbankan dapat memperoleh efisiensi dari tiga aspek, yaitu waktu, biaya, dan proses. Menurutnya, dulu bank butuh waktu lama untuk mencari dan mengumpulkan data calon nasabah seperti alamat dan aset.

Lewat data yang telah terintegrasi ini, hal-hal tersebut bisa dipangkas dan bank bisa bisa memperoleh peluang bisnis baru. Secara tidak langsung, integrasi data akan perkecil potensi terjadinya kredit bermasalah.

Firman bilang, kualitas kredit bergantung pada analisisnya. Nah, kualitas analisa ditentukan oleh kualitas kredit. “Jadi saling melengkapi antara kualitas sumber daya manusia dan teknologi,” terangnya.

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh menuturkan kerja sama dengan 9 lembaga keuangan ini adalah tindak lanjut atas nota kesepahaman antara Mendagri dengan OJK pada 2014 untuk kerja sama pemanfaatan nomor induk kependudukan (NIK), data kependudukan, dan KTP elektronik.

Zudan bilang, kerja sama ini juga akan berikan dampak positif bagi Kemendagri dalam melengkapi basis data kependudukan mengenai transaksi keuangan. Dalam teknisnya, administrator yang ditunjuk oleh lembaga yang bekerja sama akan mendapat password untuk mengakses data kependudukan. Data pribadi, tidak boleh disebar luaskan dan hanya bisa digunakan untuk kepentingan yang bersangkutan.

“Kami telah bekerja sama dengan 973 lemabga jasa keuangan, diharapkan dapat turut menekan peluang pembuatan KTP palsu. Dengan penggunaan sistem data informasi yang telah terjamin akurasinya, celah terjadinya kejahatan financial dengan KTP palsu bisa terhindari,” pungkas Zudan.

Dari data Dukcapil, sebanyak 97,4% penduduk Indonesia telah melakukan perekaman KTP elektronik dari total 262 juta penduduk. Zudan juga meminta pihak lembaga keuangan untuk bantu sosialisasi dan mewajibkan nasabahnya menggunakan KTP elektronik.

Program Kesejahteraan Mitra Go-Jek “Swadaya” Tambah Layanan Cicilan KPR, Umrah dan Haji

Go-Jek meresmikan tambahan fasilitas untuk program layanan jasa keuangan “Swadaya” berupa fasilitas cicilan kredit pemilikan rumah (KPR), umrah dan haji untuk mitra pengemudi. Layanan ini lahir berkat kerja sama antara Go-Jek dengan tiga perbankan, yakni BTN, Bank Permata Syariah dan BNI Syariah.

Untuk mendapatkan fasilitas KPR, mitra dapat mengunjungi BTN. Sementara, untuk tabungan haji dari Bank Permata Syariah dan umrah dari BNI Syariah. Pada tahap awal, hanya mitra yang berada di kawasan Jabodetabek yang bisa menikmati fasilitas ini.

[Baca juga: Go-Jek Dikabarkan Raih Pendanaan Baru 16 Triliun Rupiah]

“Para pekerja sektor informal seperti mitra kami sering dianggap tidak bankable sehingga mengalami kesulitan saat mengakses produk perbankan. Dengan kerja sama ini, mitra punya akses produk KPR, tabungan haji dan umrah yang sebelumnya tidak bisa mereka dapatkan. Ini juga salah satu bentuk dukungan kami meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,” terang CEO Go-Jek Nadiem Makarim, Selasa (9/5).

Adapun persyaratan mitra yang bisa mendapatkan ketiga fasilitas tersebut, di antaranya lama bergabungnya dengan Go-Jek, memiliki rekam jejak dan rating yang baik.

“Kemudian, mereka akan kami undang untuk mengikuti proses filter yang sudah disesuaikan oleh masing-masing bank.”

Untuk fasilitas KPR, mitra yang dapat mengajukan hanya mereka telah bergabung minimal satu tahun dengan penghasilan rata-rata Rp2,5 juta sampai Rp4 juta per bulan. Rumah yang bisa diajukan kredit maksimal seharga Rp141 juta, seluas 60 m2 sampai 70 m2 dengan tipe 26-31.

Fasilitas yang didapat di antaranya uang muka 1% dengan bunga 5% per bulan dan tenor 20 tahun. Mengenai besaran cicilan yang harus ditanggung mitra adalah Rp42 ribu per harinya. Tercatat, hingga Mei 2017 telah ada 972 mitra yang mengikuti program KPR.

“Kami sudah menawarkan 1.200 mitra untuk fasilitas KPR. Sudah ada 972 orang di antaranya sudah dinyatakan lolos BI checking, sisanya masih dalam proses karena ada kendala di track record-nya,” terang Direktur BTN Handayani.

Sementara itu, untuk fasilitas tabungan haji. Mereka bisa mulai menabung di Bank Permata Syariah dengan besaran dana Rp15 ribu sampai Rp30 ribu setiap harinya selama tiga sampai lima tahun. Diklaim saat ini ada 162 mitra yang telah bergabung.

Untuk tabungan umrah, mitra dapat mencicilnya sebesar Rp25 ribu sampai Rp35 ribu setiap harinya selama dua tahun. Saat ini telah ada 126 mitra yang telah bergabung.

Application Information Will Show Up Here