Tag Archives: bookdoc

Investasi Startup di Indonesia

Laporan Bain & Company: Indonesia dan Vietnam Makin Diminati Investor Startup

Dalam laporan yang dirilis Bain & Company tercatat pertumbuhan investasi startup di Asia Tenggara yang cukup masif. Di tahun 2017, investasi yang digelontorkan kepada startup sebanyak 524 transaksi. Sementara itu di tahun yang sama private equity (dana ekuitas swasta) nilainya mengalami peningkatan 75% hingga $15 miliar.

Salah satu alasan mengapa banyak investor asing dan lokal yang mulai aktif memberikan dana segar kepada startup di Asia Tenggara adalah stabilitas dan kelancaran dari venture capital dan private equity.

Banyak investor baru yang tertarik dengan fundamental ekonomi makro yang kuat. Selain itu mulai banyak kesempatan untuk berinvestasi di negara-negara berkembang dan pendalaman pasar sekunder untuk transaksi di semua ukuran bisnis.

Laporan riset juga mengemukakan bahwa ekosistem investasi di Asia Tenggara telah melewati masa kritis dan memasuki fase pertumbuhan. Diprediksikan nilai transaksi selama lima tahun ke depan akan mencapai $70 miliar, dua kali lipat dari lima tahun sebelumnya. Diharapkan bisa menghasilkan sedikitnya 10 unicorn baru pada tahun 2024.

Perusahaan teknologi hingga layanan kesehatan

Perusahaan rintisan yang berbasis teknologi memiliki daya tarik tersendiri bagi venture capital asing dan lokal. Jumlah investasi meningkat banyak sekitar 40% di tahun 2017, dibandingkan tahun 2014 yang hanya sekitar 20% saja. Asia Tenggara juga menjadi kawasan yang mampu melahirkan startup unicorn, yang telah menghasilkan valuasi startup hingga $1 miliar atau lebih.

Sejak tahun 2012, 10 unicorn termasuk Grab, Go-Jek, dan Traveloka telah menciptakan nilai pasar gabungan sebesar $34 miliar, peringkat Asia Tenggara saat ini berada di posisi ketiga di kawasan Asia-Pasifik, setelah Tiongkok dan India.

Salah satu kategori yang saat ini mulai marak hadir dan telah menjadi favorit adalah layanan kesehatan berbasis teknologi (healthtech). Fullerton Health, misalnya, sekarang telah mengoperasikan lebih dari 500 klinik di delapan negara Asia-Pasifik, setelah didirikan pada tahun 2011 dengan mengakuisisi dua perusahaan penyedia layanan kesehatan di Singapura.

BookDoc, anak perusahaan Malaysia berumur tiga tahun dengan pendanaan venture capital, menghubungkan pasien dengan penyedia layanan kesehatan dan telah membangun platform online yang mencakup di lima negara. Kelompok rumah sakit Indonesia, Siloam, adalah salah satu mitra strategisnya.

Kebangkitan startup Indonesia

Meskipun Singapura tetap menjadi pusat investasi di Asia Tenggara, ekosistem startup yang dinamis mulai bermunculan di seluruh wilayah. Jumlah perusahaan di Indonesia yang meningkatkan pendanaan tahap pertama pada tahun 2017 meningkat lebih dari 300% dari tahun 2012.

Indonesia dan Vietnam telah menghasilkan 20% dari nilai kesepakatan private equity dalam waktu lima tahun terakhir dan persentase tersebut kemungkinan akan mengalami pertumbuhan. Laporan juga mencatat, hampir 90% dari investor menyebutkan pasar Asia Tenggara menjadi yang ‘terpanas’ di luar Singapura. Dan di tahun 2019 mendatang, Indonesia dan Vietnam akan menjadi pilihan.

Meskipun saat ini Investasi di Asia Tenggara mulai menunjukkan peningkatan, di sisi lain tantangan baru mewajibkan para investor untuk melakukan navigasi dan melancarkan strategi dengan cerdas. Bagi bisnis regional, mengamankan talenta terbaik, meningkatkan keunggulan komersial, dan memanfaatkan teknologi digital akan menjadi strategi terbaik untuk menghasilkan keuntungan yang solid yang ingin dicapai.

Dato Chevy Beh, Founder BookDoc dan Budi Legowo, Group CFO Siloam Hospital Group / BookDoc

Gandeng Siloam Group, BookDoc Resmi Hadir di Indonesia

Platform asal Malaysia yang menghadirkan kemudahan mendapatkan tenaga medis profesional ketika sedang mengunjungi negara lain, BookDoc, meresmikan peluncuran layanan mereka di Indonesia melalui kerja sama dengan rumah sakit Siloam Group.

Melalui kerja sama strategis ini, BookDoc ingin memperkuat posisi mereka di Indonesia. Sebelumnya BookDoc telah hadir di 4 negara (Malaysia, Singapura, Hong Kong dan Thailand) dan di 20 kota. BookDoc didirikan oleh Dato Chevy Beh dan sebelumnya mendapatkan investasi dari konglomerat Indonesia keluarga Hamami.

Kepada DailySocial, General Manager Mass Communication & Marketing BookDoc Valeria Voon mengungkapkan, sebagai platform yang telah hadir sejak tahun 2015 ini, diharapkan layanan ini bisa bermanfaat untuk pengguna di Indonesia. Masih fokus dengan kawasan Jakarta, BookDoc memiliki rencana untuk memperluas layanan ke kota-kota besar lainnya di Indonesia.

“Tentunya kerja sama dengan Siloam Group adalah yang pertama, selanjutnya BookDoc juga memiliki rencana untuk menjalin kerja sama strategis dengan rumah sakit lainnya di Indonesia,” kata Valerie.

Integrasi lengkap dengan berbagai platform

Berbeda dengan platform kesehatan lain yang cenderung fokus ke listing rumah sakit dan praktek dokter, BookDoc dengan ekosistemnya menghadirkan informasi seputar akomodasi (seperti Agoda dan Airbnb) dan restoran hingga atraksi melalui TripAdvisor. BookDoc juga dilengkapi navigasi Google Maps hingga Waze dan transportasi online seperti Uber dan Grab. Hal tersebut diharapkan memudahkan pengguna mengakses layanan ini.

“Kami juga telah meluncurkan fitur BookDoc Activ yang memberikan rewards kepada pengguna mulai dari diskon hingga penawaran khusus jika membeli produk dari retail dan merchant partner dari BookDoc jika menggunakan fitur BookDoc Activ,” kata Velerie.

Fokus ke misi utama memberikan kemudahan akses layanan kesehatan dan layanan penunjang lainnya, BookDoc memiliki channel monetisasi yang beragam untuk kalangan enterprise. Strategi tersebut, menurut BookDoc, diharapkan bisa menjembatani dan memudahkan akses antara pengguna dan pihak terkait.

“Kemitraan dengan group besar seperti Siloam diharapkan meningkatkan kenyamanan dan akses layanan kesehatan melalui platform BookDoc,” kata Valerie.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Booking Dokter Malaysia BookDoc dan Peluangnya Jika Berekspansi di Indonesia

Startup kesehatan di Indonesia kemungkinan akan kedatangan pemain baru asal Malaysia yakni BookDoc. Bila rencana mulus, akan masuk pada akhir tahun ini. Selain Indonesia, ada sejumlah negara lainnya yang tengah dibidik untuk BookDoc masuki, Cina, Taiwan, Vietnam, dan Filipina.

Sebagai gambaran, BookDoc didirikan oleh Dato’ Chevy Beh pada tahun lalu. Aplikasi ini menawarkan layanan reservasi dokter dan mencari penyedia fasilitas kesehatan terdekat. BookDoc kini sudah beroperasi di 17 kota yang tersebar di empat negara, yaitu Malaysia, Singapura, Hong Kong dan Thailand.

Dikutip dari pemberitaan, berbagai kerja sama strategis dengan berbagai korporasi dan institusi pemerintah di jalin oleh BookDoc untuk memudahkan penggunanya. Misalnya dengan Grab dan Uber, memudahkan pengguna untuk lebih cepat sampai di fasilitas kesehatan yang hendak dituju.

BookDoc baru-baru ini juga sudah menambah kerja sama dengan perusahaan transportasi udara AirAsia dan Agoda untuk pemesanan kamar hotel dengan fasilitas khusus pasien disabilitas. Mereka juga telah bermitra dengan berbagai fasilitas kesehatan dan asosiasi kesehatan di negara asalnya.

 

“Tujuan kami untuk meningkatkan akses pasien dalam mendapatkan layanan kesehatan, dapat menjangkau, dan membuat ekosistem healthcare di wilayah tersebut jadi lebih baik,” ujar Dato’ Chevy Beh, Founder BookDoc.

Didukung berbagai partner strategis membuat Beh berambisi ingin mentransformasikan BookDoc sebagai aplikasi kesehatan ternama di Asia dan dapat menyejajarkan diri dengan pemain digital lainnya seperti Amazon atau Alibaba.

Terhitung kini pengguna BookDoc mencapai 200 ribu orang. Selain mengincar pengguna individu, BookDoc juga memiliki platform khusus untuk karyawan perusahaan. Perusahaan dapat mengakses ke dashboard untuk membantu mengevaluasi kebutuhan medis dari tiap karyawan. BookDoc rencananya akan menambah satu layanan baru yakni FitBit, sebuah aplikasi dalam smartphone yang dapat berfungsi menjaga track record kesehatan pasien.

“Perusahaan kami tergolong masih muda dan baru saja memulai usaha. Masih banyak ide lainnya yang sudah masuk ke dalam pipeline bisnis,” pungkasnya.

Kondisi nantinya bila BookDoc masuk ke Indonesia

Dilihat dari gambaran bisnisnya, sudah ada beberapa pemain startup kesehatan lokal yang memiliki konsep bisnis yang hampir sama. Ambil contoh, Doktersiaga, Konsula, Lokadok, dan MedisMap.

[Baca juga:Daftar Startup Indonesia di Bidang Kesehatan]

Lalu, apakah kedatangan BookDoc ini bisa membawa ancaman bagi pemain lokal? Belum tentu, sebab semua tergantung penerapan strateginya. Seandainya BookDoc bisa membawa kemitraannya dengan Uber, Grab, AirAsia, dan Agoda, hal tersebut bisa menjadi game changer karena belum ada aplikasi teknologi kesehatan di Indonesia yang memikirkan solusi selengkap ini.

Meskipun demikian, tak bisa dinafikkan bahwa tiap negara memiliki kultur budaya yang berbeda, sehingga tidak bisa sembarang pendekatan bisa diterapkan. Pada akhirnya, diharapkan konsumen yang membutuhkan jasa kesehatan yang semakin mudah, terpadu, dan terjangkau, akan menjadi pihak yang paling diuntungkan.