Tag Archives: bounce rate

Mengenal Bounce Rate dari Pengertian Hingga Cara Menurunkannya

Sebagai seorang penggiat di dunia marketing, kamu mungkin sudah sering mendengar istilah bounce rate. Bahwa dikatakan situs web yang memiliki bounce rate adalah yang kurang baik. Lalu bagaimana cara menurunkannya? Makanya daripada bingung kami telah merangkum informasinya hanya untuk kamu di bawah ini. 

Definisi Bounce Rate

Bounce rate adalah persentase total pengunjung situs web yang meninggalkan halaman segera setelah membukanya. Menurut Semrush, bounce rate dihitung saat seseorang mengunjungi halaman web tanpa melakukan tindakan apa pun, seperti mengklik tombol dengan melakukan pembelian, mengklik tautan atau mendaftarkan akun.

Hasil bounce dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari kualitas website hingga strategi SEO yang diterapkan. Itulah mengapa penting bagi pemasar dan pengembang web untuk memahami rasio pentalan dan bagaimana pengaruhnya terhadap strategi pemasaran yang dikemas sebelumnya.

Hasil bounce rate yang buruk tidak hanya mempengaruhi kinerja situs web secara keseluruhan, tetapi juga mencerminkan seberapa nyaman dan tertariknya pengunjung dalam membeli atau membaca konten situs web. Secara keseluruhan, bounce rate menawarkan beberapa pedoman penting yang harus diikuti situs web:

  1. Bounce rate mempengaruhi peringkat situs web di halaman pencarian Google.
  2. Bounce rate menunjukkan evaluasi efektivitas situs web. Semakin tinggi rebound, semakin banyak perbaikan yang perlu dilakukan.
  3. Tingkat Bounce rate juga merupakan tanda bahwa tidak ada aktivitas pembelian. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimasi website sedemikian rupa agar bounce rate dapat menurun secara signifikan. 

Jenis Bounce Rate

Setelah kamu mengerti apa itu bounce rate maka perlu memahami jenis-jenisnya. Menurut Search Engine Journal, ada tiga cara untuk melihat dan menganalisis bounce rate.Tiga jenis tersebut meliputi:

  1. Page level bounce rate, yakini jumlah bounce rate pada suatu halaman dibagi dengan jumlah orang yang mengunjungi halaman tersebut (sering disebut sebagai sesi) selama periode tertentu
  1. Sitewide bounce rate, yakni jumlah pantulan di semua halaman situs web dibagi dengan jumlah orang yang mengunjungi semua halaman selama periode tertentu
  1. Segmented bounce rate yakni pantulan instan seluruh situs, tetapi tidak semua halaman situs, hanya beberapa 

Cara Kerja Bounce Rate

Bounce rate menghitung berapa banyak pengunjung yang membuka website atau blog yang Anda buat atau kelola. Rumus perhitungan instant bounce atau persentase adalah jumlah pengunjung yang membuka satu halaman saja: Total jumlah pengunjung x 100%.

Ingatlah bahwa bouncing tidak hanya berdasarkan waktu kunjungan singkat. Waktu yang singkat ini biasanya dihitung kurang dari 10 detik. Tapi juga kalkulasi dan hal lainnya, seperti apakah pengunjung tertarik untuk mengklik konten lain. Misalnya, sebuah blog bisa dikunjungi sekitar satu juta pengunjung per bulan. Ada 500.000 pengunjung yang mengunjungi hanya satu halaman. Dari sini, dengan menggunakan rumus di atas, sebenarnya kita bisa menghitung rasio pentalan, yaitu 500.000: 1.000.000 × 100% = 50%.

Disini terlihat bounce rate blog adalah 50%. Padahal, persentase ideal dan yang dianjurkan adalah 30-50%. Kasus blog sebenarnya melebihi rekomendasi, jadi kesimpulannya baik konten maupun tampilannya perlu sedikit diperbaiki untuk mengurangi bounce rate. 

Fungsi Bounce Rate

Hingga saat ini, bounce rate menjadi metrik terpenting saat mengevaluasi situs web atau blog. Terutama di mesin pencarian. Lalu apakah bounce rate mempengaruhi kemajuan sebuah website atau blog dan penggunaan SEO di dalamnya? Jika dibagi dan didistribusikan ulang, fungsi laju peluruhan adalah:

  1. Meningkatkan kepercayaan mesin pencari di situs web atau blog 

Jika sebuah situs web atau blog mendapat peringkat yang baik, itu akan muncul di halaman atas mesin pencari dan pasti akan bermanfaat. Terutama dalam pemasaran produk.

  1. Sebagai salah satu indikator penilaian

Kita mempelajari apa yang ada di website atau blog kita. Alasan utama pengunjung meninggalkan website atau blog biasanya adalah waktu loading yang lama. Kehadiran pop-up, promosi, dan survei dianggap sebagai salah satu penyebab lambatnya loading. Jadi, kamu perlu melakukan beberapa evaluasi berdasarkan observasi bounceback kamu untuk membuat orang mempercayai situs web atau blog kamu lagi.

  1. Berpengaruh pada peningkatan kualitas website atau blog

Berikut adalah dua strategi yang dapat digunakan untuk membuat pengunjung betah. Pertama, membuat konten, baik itu artikel, foto, atau salinan yang bagus, untuk meningkatkan kesadaran. Atau kamu menggunakan cara lain yaitu menyisipkan internal link.

Dengan cara ini menghubungkan satu konten ke konten lainnya. Alhasil, pengunjung yang penasaran mengklik konten berikutnya dan bounce rate perlahan menurun. 

Cara Menurunkan Bounce Rate

Bounce rate merupakan data yang dipengaruhi oleh banyak hal. Oleh karena itu, strategi pengurangan juga bervariasi. Menurut sumber dari HubSpot dan Neil Patel, langkah-langkah yang bisa kamu terapkan antara lain:

  1. Mempercepat kecepatan loading halaman

Apa yang kamu lakukan ketika kamu membuka situs web yang membutuhkan waktu lama untuk memuat? Umumnya, orang mencari informasi di situs web lain. Ini meningkatkan bounce rate situs web kamu.

  1. Hindari hal-hal yang merusak user experience

Setelah berhasil masuk ke website dan membaca informasi, jendela pop-up besar tiba-tiba muncul, memblokir bacaanmu. Apa yang kamu rasakan? Kamu mungkin merasa tidak nyaman. Beberapa orang bahkan memutuskan untuk meninggalkan situs tersebut dan mencari situs lain. Menjatuhkan seseorang dapat meningkatkan rasio pentalan web.

  1. Jadikan situs web kamu ramah pengguna hp

Tahukah kamu bahwa sebagian besar pencarian dilakukan di ponsel akhir-akhir ini? Itulah mengapa membuat situs web seluler penting jika kamu ingin mengurangi bounce rate. Kamu dapat memeriksanya menggunakan berbagai alat, seperti alat pengujian ramah seluler Google. 

  1. Pilih kata kunci dan konten yang tepat

Jika kamu memilih kata kunci dan mengetik konten yang tepat, bukan hanya clickbait, orang pasti akan membaca halaman kamu dengan baik. Dia tidak harus kembali ke halaman pencarian Google, yang dapat meningkatkan bounce rate kamu. Oleh karena itu, memasang kata kunci dan konten yang berkualitas bisa menjadi cara untuk mengurangi bounce rate.

  1. Buat meta description yang bagus

Sebelum seseorang mengklik halaman pencarian Google, mereka dapat membaca potongan konten situs kamu melalui meta description. Hal ini memberi pembaca gambaran tentang isi artikel kamu. Meta description yang tepat dan deskripsi konten yang tepat dapat mengurangi bounce rate. Alasannya karena isi dari meta description yang dia baca sesuai dengan apa yang kamu tampilkan di dalam konten. Itu tetap di situs dan bahkan berinteraksi dengan berbagai elemen yang kamu ketik. Karena itu, deskripsi meta dapat mempengaruhi bounce rate.

  1. Tulis konten menggunakan sub judul atau poin-poin

Konten dengan banyak poin atau subjudul jauh lebih mudah dibaca. Ini mencegah konten terlihat besar, membuat pembaca merasa nyaman. Selain itu, dia tidak harus kembali ke halaman pencarian, yang dapat meningkatkan rasio pentalan. Tentu saja, ini adalah beberapa dari banyak hal yang dapat mempengaruhi dan menurunkan atau bahkan meningkatkan bounce rate. 

Bahas Definisi Bounce Rate Hingga Cara Mengatasi Lonjakannya

Sering mendengar istilah bounce rate? Bagi Anda yang memiliki website atau mengelola iklan mungkin sudah akrab dengan istilah ini. Semakin tinggi bounce rate pada website atau iklan, maka semakin kurang baik performa suatu website maupun iklan. Mengapa begitu? Simak penjelasan berikut.

Definisi Bounce Rate

Dalam dunia website ataupun periklanan, kita sering mendengar istilah bounce rate. Istilah ini merupakan analisis dari performa website maupun iklan. Semakin tinggi bounce rate, maka performa yang dimiliki juga kurang baik.

Dilansir dari Google Analytics, bounce rate merupakan sesi tunggal pada halaman website, yang terjadi ketika seseorang mengunjungi website dan menutupnya tanpa melakukan aksi apapun. Aksi yang dimaksud dapat berupa interaksi apapun yang bisa dilakukan dalam website, seperti mengklik link, membuka halaman lain dalam website, memutar video, dan interaksi lainnya.

Sehingga, pengunjung website hanya menghabiskan waktu singkat hingga akhirnya keluar dari website. Istilah bounce back juga disebut dengan single-page session, yang berarti membuka halaman tunggal tanpa melakukan hal lainnya.

Sementara pada konteks iklan, bounce rate merupakan matriks yang mengukur kunjungan pada konten iklan, namun tidak melakukan aksi apapun seperti pembelian. Bounce rate dapat mengukur apakah orang-orang yang berkunjung ke website melalui iklan yang telah dipasang dapat menemukan apa yang mereka cari, sehingga dapat melakukan pembelian.

Mengapa Bounce Rate Tinggi?

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bounce rate. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan satu penyebab tingginya bounce rate. Justru, pihak yang paling memahami hal ini adalah pemilik website atau pemasang iklan tersebut. Namun, setidaknya terdapat lima faktor yang bisa diselidiki, baik dalam konteks website maupun iklan:

  • Loading yang lambat

Menurut Google, kecepatan loading halaman menjadi salah satu penilaian dalam algoritma. Baik karena performa website ataupun kecepatan internet dari pengunjung dapat menyebabkan halaman terbuka dengan lama.

Seperti yang kita rasakan, di zaman serba ngebut ini manusia cenderung menyukai hal-hal yang cepat, dan tidak mau terlalu lama menunggu. Idealnya, website harus bisa dibuka dalam beberapa detik saja.

  • Desain kurang menarik

Nah, hal kedua yang mungkin menjadi penyebab tingginya bounce rate adalah desain yang kurang cantik dilihat. Bila dalam konteks website, desain di sini mencakup tampilan website (warna, font yang digunakan, ukuran font),  fitur yang terdapat di website, serta kerapian layout. Dalam konteks iklan, iklan harus memiliki visual yang menarik, sedap dipandang, dan rapi.

  • Kurang User Friendly

Website dan iklan harus mempertimbangkan bahwa pengunjung mungkin saja membuka lewat PC, laptop ataupun telepon genggam. Sehingga, tampilan yang disuguhkan harus memadai bagi seluruh perangkat agar pengunjung dapat melihat dengan nyaman.

  • Tidak Menemukan Informasi yang Dicari

Pengunjung membuka suatu website atau iklan dengan alasan mencari sesuatu yang dibutuhkan. Bila mereka tidak menemukannya, maka cenderung akan langsung menutup laman. Maka dari itu, perlu diingat bahwa konten yang kita sajikan harus bisa memenuhi kebutuhan dari pengunjung.

  • Kendala Teknis

Selanjutnya merupakan faktor eksternal, yaitu kesalahan teknis. Hal ini dapat berupa blank page atau error 404 yang artinya halaman gagal dimuat. Jika ini terjadi, kemungkinan pengunjung segera menutup halaman.

Cara Mengurangi Bounce Rate

Lalu saat ini pertanyaannya, bagaimana agar bounce rate bisa dikurangi? Tenang, tentunya ada beberapa solusi yang bisa Anda coba terapkan untuk website ataupun iklanmu:

  • Pikirkan kenyamanan pengunjung

Sebagai pembuat website maupun iklan, kita harus menempatkan diri sebagaimana pengunjung yang melihat konten kita. Buatlah desain yang nyaman dilihat, perhatikan estetika desain, termasuk di dalamnya pemilihan font dan ukuran yang enak dibaca.

Penting juga untuk membuat tampilan mobile dengan pertimbangan User Interface (UI) dan User Experience (UX) yang matang agar pengunjung betah berlama-lama membuka halaman.

  • Buat konten yang informatif

Ketahuilah informasi apa yang dibutuhkan oleh pengunjung saat menuliskan kata kunci di mesin pencari, ini juga biasa disebut search intent. Investasikan waktu dan energi untuk membuat konten yang berkualitas dan mampu memberikan kebutuhan pengunjung.

Terdapat empat jenis kata kunci berdasarkan search intent, yang pertama yakni informational yang memberikan penjelasan detail mengenai suatu topik, kedua yakni navigational yang mengarahkan pada brand spesifik, ketiga yaitu commercial investigation yang biasanya digunakan untuk mencari informasi perbandingan produk, dan terakhir yaitu transactional yang menuju pada transaksi.

  • Berikan Call to Action (CTA)

Kebanyakan pengunjung website atau iklan akan menilai hanya dalam waktu singkat, atau dalam sekejap hanya melihat beberapa bagian menonjol untuk akhirnya membuat keputusan. Oleh karena itu, optimalkan penggunaan CTA link dengan informasi yang jelas, namun padat. CTA dapat memberi arahan pada pengunjung mengenai langkah selanjutnya yang bisa mereka lakukan.

  • Tingkatkan kecepatan loading halaman

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kecepatan loading halaman adalah faktor yang penting. Anda bisa mengetahui seberapa cepat lamanmu dibuka dengan mengunjungi Google PageSpeed Insight, Google Mobile Website Speed Testing, GTmetrix, atau WebPagetest.

Kecepatan ini juga dipengaruhi oleh ukuran gambar dan keberadaan plugin di dalam website. Sebaiknya, gambar tidak perlu memiliki resolusi super tinggi dan hindari penggunaan plugin kurang penting.

  • Tambahkan link “open in new tab

Dalam konten website, seringkali kita memberikan link internal maupun eksternal yang mengarah ke halaman lain. Sayangnya, beberapa website membuka link baru di halaman yang sama. Hal ini kurang efisien bagi pengalaman pengunjung, karena mereka perlu menekan tombol back untuk berada di halaman awal. Sebaiknya, atur pembukaan link baru di tab baru.

Setelah tahu definisi bounce rate, faktor-faktor yang menyebabkan tingginya bounce rate, dan cara menurunkannya, semoga performa website maupun iklanmu bisa lebih baik ke depannya. Yang terpenting, evaluasi setiap kegagalan dan jadikan bahan pembelajaran untuk selanjutnya. Selamat mencoba!