Tag Archives: Brata Rafly

Strategi Dimo Sosialisasi Pembayaran dengan Kode QR

Memasarkan financial technology (fintech) di Tanah Air memerlukan kolaborasi dengan pihak perbankan untuk pemasarannya agar semakin dikenal masyarakat Indonesia. Untuk itu pada tahun pertama ini PT Dimo Pay Indonesia (Dimo) berdiri, fokus menambah mitra perbankan dan merchant.

Brata Rafly, CEO Dimo, mengatakan kolaborasi merupakan kunci utama yang perlu dilakukan oleh seluruh fintech yang bergerak di e-money agar semakin familiar di telinga orang Indonesia. Apalagi untuk penyedia jasa pembayaran kode QR terkesan sangat ‘techie.’

Menurutnya, dari total 120 perbankan di Indonesia, sekitar 50 bank di antaranya sudah memiliki produk e-money sendiri. Dari jumlah tersebut, yang sudah memantapkan diri untuk menggabungkan teknologi mobile banking-nya dengan Dimo adalah BNI, Bank Mega, Maybank, dan Bank DBS.

“Fokus tahun pertama, kami ingin menambah jumlah mitra bank dan merchant. Lalu di 2017 baru menggenjot dari segi transaksinya. Kami juga menargetkan jumlah merchant di 2017 bisa bertambah jadi 20 ribu sampai 30 ribu merchant. Semakin banyaknya jumlah mitra bank tentu akan sangat membantu masyarakat untuk proses edukasi dan sosialisasinya,” ujarnya di sela-sela acara Mobile Marketing Association (MMA), Kamis (22/8).

Sementara itu, dari segmen merchant yang ingin diakuisisi perusahaan adalah jenis usaha di bidang fast moving consumer goods (FMCG). Ada tujuan yang hendak disasar oleh Dimo dari strategi tersebut, yaitu ingin membiasakan orang-orang untuk menggunakan transaksi cashless. Sebab boleh dibilang, saat ini kebanyakan merchant e-money dipergunakan untuk membeli pulsa, telepon, listrik, dan air.

Selain itu, Dimo juga ingin mengarahkan orang yang unbankable bisa menggunakan transaksi cashless sebagai alat pembayaran sehari-harinya. “Selama ini tidak semua orang bisa menggunakan transaksi cashless karena mereka belum menjadi nasabah bank.”

Saat ini, teknologi Dimo sudah bisa diterapkan dalam beberapa aplikasi e-money yang dimiliki beberapa perusahaan, seperti Uangku, Simobi, Dompetku, T-money, dan Pay Access. Dari segi merchant, beberapa di antaranya adalah Coffee Bean, Lazada, Chatime, Pepper Lunch, Bakerzin, Fish Market, dan lainnya.

Dimo sebagai marketing tool

Selain memfokuskan diri sebagai solusi pembayaran dengan kode QR, Dimo juga memiliki potensi bisnis lainnya yang bisa dikembangkan. Yakni, menjadi alat marketing untuk berbagai perusahaan lewat salah satu produk Dimo yaitu QR Store. Produk itu merupakan sebuah konsep penjualan dengan kumpulan gambar produk dua dimensi yang dilengkapi dengan kode QR dan label harga.

Transaksi dapat dilakukan cukup dengan memindai kode QR menggunakan aplikasi mobile banking dilengkapi dengan teknologi Pay by QR. Menurutnya, keuntungan yang dirasakan perusahaan bila memakai produk ini bisa membuat statistik penjualan jadi lebih terukur, meski menjual produk tradisional.

“Dimo bisa menjadi partner perusahaan untuk penjualan secara online-to-offline (O2O). Sasarannya lebih untuk orang-orang yang sedang berada di luar rumah, hanya membawa handphone, dan ingin membeli kebutuhan sehari-hari yang sifatnya urgent,” pungkas Brata.

Application Information Will Show Up Here

PopBox Jalin Kerja Sama dengan Dimo untuk Solusi Pembayaran

Layanan loker pintar PopBox belum lama ini telah menjalin kerja sama dengan Dimo untuk solusi pembayaran. Melalui kerja sama tersebut, masyarakat kini bisa berbelanja online melalui PopBox dan melakukan pembayaran menggunakan metode Pay By QR yang disediakan Dimo. Kerja sama ini telah dijalin sejak Mei 2016 dan pembayaran bisa dilakukan melalui aplikasi Uangku, Simobi, atau aplikasi lainnya yang terhubung denga sistem Pay by QR dari Dimo.

CEO PopBox Asia Adrian Lim mengatakan, “Kami selalu mencoba mencari produk atau fitur baru untuk memberikan pelayanan kepada konsumen melalui layanan loker kami. […] PopBox saat ini juga tengah tumbuh secara agresif dengan menambah jumlah loker di berbagai lokasi, sedangkan Dimo ingin membuat metode Pay by QR menjadi mainstream. Jadi, yang bisa kami lakukan adalah saling melengkapi satu sama lain karena pada akhirnya kami percaya dengan customer engagement physically.”

[Baca juga: Dimo Bertaruh pada Platform Berbasis QR]

CEO Dimo Brata Rafly menambahkan, “Kami melihat kesamaan visi dengan PopBox untuk membuat orang lebih mudah dan nyaman dalam berbelanja online. Dari sisi Dimo, kami memberikan teknologi pembayaran yang memungkinkan orang-orang untuk membayar tanpa menggunakan cash. Sedangkan dari sisi PopBox ini sama saja dengan memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja produk secara online. […] Saya percaya bahwa kami tidak bisa sendirian untuk menangani pasar karena terlalu besar, jadi kami perlu bekerja sama dengan perusahaan lain yang memiliki kesamaan visi.”

Melalui kerja sama ini masyarakat umum kini bisa berbelanja online melalui loker PopBox dan membayar secara cashless. Prosesnya terbilang mudah. Melalui menu belanja yang ada di loker PopBox, Anda bisa segera berbelanja secara online dan membayar melalui aplikasi yang menyediakan sistem pembayaran Pay by QR dari Dimo seperti Uangku dan Simobi. Produk yang dipesan nantinya bisa di ambil di loker tempat transaksi terjadi atau di loker yang dipilih sesuai dengan keinginan konsumen.

Kategori produk dalam menu Bllanja di loker PopBox yang bisa dibeli dengan Pay by QR Dimo / DailySocial
Kategori produk dalam menu Bllanja di loker PopBox yang bisa dibeli dengan Pay by QR Dimo / DailySocial

Kategori produk yang tersedia saai ini adalah Beauty & Care, Cosmetics, Gadget, Household, Snack dan Toys. Sementara daftar produk yang bisa dibeli berasal dari rekanan e-commerce yang telah menjalin kerja sama dengan pihak PopBox.

Loker pertama yang menjadi pilot project dari kerja sama ini ada di kawasan Sinarmas Land Plaza, Thamrin, Jakarta. Ke depannya, jumlah loker dengan layanan Pay by QR sendiri dijanjikan untuk terus ditambah jumlahnya.

Pada dasarnya, menu Blanja sudah tersedia di seluruh loker PopBox yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Tapi tidak semua sudah berfungsi sebagaimana mestinya karena di loker PopBox yang ada di Pasar Minggu yang sempat saya coba, menu Blanja hanya menampilkan halaman putih polos saja. Tidak ada produk apapun yang ditampilkan.

[Baca juga: Zalora Jalin Kerja Sama dengan PopBox]

“Kami juga masih belajar untuk memahami pasar saat ini dan terbuka terhadap siapa saja partner yang ingin produknya di feature. […] Masih ada banyak hal yang harus kami kerjakan agar potensinya bisa maksimal,” ujar Adrian.

Loker pintar PopBox sendiri saat ini sudah tersebar di wilayah Jabodetabek dan jumlahnya masih akan terus di tambah. Ke depannya, Adrian juga mengungkap akan mencoba untuk menjajaki pasar Malaysia.

Application Information Will Show Up Here

Dimo Bertaruh pada Platform Berbasis QR

Di tahun 2011, pengguna Internet dikejutkan dengan berita bagaimana gampangnya seorang konsumen Korea Selatan membeli barang kebutuhan sehari-hari di papan pengumuman sebuah stasiun kereta dan membayarnya menggunakan kode QR. Layanan yang diimplementasikan Tesco tersebut mulai bisa dirasakan di sini dengan hadirnya platform “Pay by QR” dari PT Digital Money Indonesia, atau Dimo.

Dalam peluncuran resminya hari ini di D.Lab, Jakarta Pusat, CEO Dimo Brata Rafly menjelaskan peluang Dimo memasuki bisnis fintech didorong rendahnya penetrasi produk perbankan di masyarakat, termasuk kartu kredit, dan tingginya kepemilikan smartphone di Indonesia. Ini adalah peluang yang bagi sebuah solusi alternatif, setidaknya begitu di benak punggawa Dimo.

IMG_2731

Fintech menjadi vertikal yang menarik karena investasi di sektor ini dalam sembulan pertama tahun 2015 di kawasan Asia Pasifik, menurut studi Accenture, mencapai angka $3,5 miliar. DailySocial sendiri, dalam laporannya, memprediksikan fintech bakal menjadi segmen primadona di tahun 2016.

Dimo didukung oleh sejumlah investor, dengan dukungan terbesar berasal dari SMDV, perusahaan investasi milik Sinar Mas.

[Baca juga: Prediksi Tren Fintech Asia Tahun 2016 Versi Penyedia Data Center Digital Realty]

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel terdahulu, Pay by QR tidak menjadi sebuah aplikasi tersendiri. Solusi ini menempel ke aplikasi yang berbasis sumber dana, misalnya aplikasi e-money dan aplikasi perbankan. Setiap transaksi akan langsung memotong saldo e-money atau saldo tabungan. Perbankan dan operator telekomunikasi yang memiliki izin OJK menjadi tulang punggung teknologi Pay by QR. Bank Sinarmas, Bank Mega, Bank Danamon, Smartfren, dan Indosat adalah segelintir pendukung awal platform ini.

Pay by QR bisa diimplementasi di berbagai situasi

Penggunaan Pay by QR bisa dibedakan menjadi tiga hal. Pertama adalah penggunaannya di kasir toko dan restoran, atau warung pinggir jalan sekalipun. Jika kita berkunjung ke mitra Dimo, kita bisa membayar transaksi menggunakan berbagai metode yang mendukung Pay by QR. QR cashier bisa diimplementasikan di mesin EDC atau aplikasi QR Cashier.

Kedua adalah penggunaannya di layanan e-commerce. Pay by QR bisa menjadi opsi pembayaran di berbagai layanan e-commerce. Terakhir adalah implementasi Pay by QR di jaringan supply chain. Yang ini khusus untuk segmen B2B.

IMG_2736

Dimo, seperti ditegaskan Brata, berusaha mendukung semangat cashless yang dicanangkan pemerintah dengan membantu UKM mengurangi penggunaan uang tunai. Skema monetisasi Dimo adalah revenue sharing, artinya tidak perlu modal awal sama sekali untuk menggunakan fitur ini, dengan rataan biaya 1-1.5% per transaksi yang diklaim lebih rendah ketimbang menggunakan layanan Visa atau MasterCard.

Tentang kenapa memilih QR sebagai sistem yang paling didukung Dimo, Brata menjawab QR dianggap teknologi yang paling murah, sudah tersedia tanpa memerlukan infrastruktur tambahan, dan edukasi penggunaannya dianggap lebih mudah karena QR sendiri sudah mulai umum digunakan untuk kemudahan akses tautan situs. QR sendiri merupakan skema pembayaran yang umum digunakan di Tiongkok dan Korea Selatan. Alipay misalnya, menggunakan QR sebagai metode utamanya.

[Baca juga: Dimo Luncurkan “Pay by QR”, Metode Pembayaran dengan QR Code]

CTO Dimo Ari Awan mengaku pihaknya sendiri sudah berhasil mengimplementasikan berbagai teknologi canggih untuk pembayaran, seperti biometrik, suara, atau NFC yang sedang banyak digunakan. Dengan pertimbangan di atas, QR menjadi pilihan utama, tetapi tim R&D tetap melakukan riset tentang teknologi pembayaran yang up-to-date.

Head of Uangku Smartfren Steven Shih di kesempatan yang sama menyebutkan penggunaan Pay by QR saat ini sudah melampaui pemanfaatan fitur lain di aplikasi Uangku. Khusus kepada DailySocial, Steven mengaku pihaknya mengandalkan Pay by QR untuk melakukan penetrasi ke skema pembayaran e-commerce.

IMG_6945

Soal implementasi QR store yang menjadi cita-cita Dimo, mereka sudah mengimplementasikan QR store di kantor Sinar Mas Land sebagai pilot project-nya. Di acara peluncuran tadi juga ditunjukkan showcase tentang bagaimana mudahnya menggunakan QR store untuk membeli berbagai barang kebutuhan sehari-hari.

Tahun ini Dimo, disebutkan Brata, menargetkan Pay by QR siap tinggal landas dengan secara agresif mengembangkan infrastruktur, meningkatkan jumlah merchant, dan menambah partner pemilik sumber transaksi (issuer). Sejauh ini Dimo masih fokus ke pasar Jakarta yang dianggap memiliki adopsi teknologi paling cepat, tapi tak menutup kemungkinan ekspansi bersama mitra issuer ke daerah lain.

Pay by QR bergabung dengan Fira Pay, Sakuku, Mandiri E-Cash, atau BBM Money menjadi sarana pembayaran alternatif berbasis elektronik yang berupaya mencari peluang dari rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Dimo Luncurkan “Pay by QR”, Metode Pembayaran dengan QR Code

Bicara mengenai masa depan dari cashless tentunya menjadi hal yang menarik, apalagi saat ini sudah banyak perusahaan komunikasi, startup dan pihak terkait lainnya yang menawarkan layanan payment gateway memanfaatkan sepenuhnya teknologi dan meminimalisir penggunaan uang kertas.

Di Amerika Serikat sendiri kebiasaan ini sudah mulai dilakukan secara rutin, dengan menggunakan sistem pembayaran seperti Apple Pay dan untuk transportasi sepenuhnya menggunakan kartu kredit seperti Uber dan masih banyak lagi. Di Indonesia hingga saat ini pemerintah masih gencar menyusun formula yang tepat mengenai National Payment Gateway, seiring dengan makin banyaknya sistem pembayaran alternatif yang menjadi ‘enabler’ dari teknologi terkini.

Salah satu sistem pembayaran yang memanfaatkan sepenuhnya smartphone dan dihadirkan oleh PT. Dimo Pay Indonesia (dulunya FLASHiZ Indonesia), startup yang bergerak dalam bidang mobile payment, adalah Pay by QR. Dimo didukung SMDV sebagai investor utamanya.

Pay by QR merupakan metode pembayaran baru yang dikembangkan oleh Dimo dan dapat digunakan oleh para pengguna smartphone melalui berbagai sumber (bank, telco, e-wallet) di merchant apa pun yang sudah menjadi mitra dari Pay by QR. Pay by QR sudah bisa diunduh di platform iOS dan Android. Pay by QR sudah mendukung aplikasi Dompetku, Uangku, Simobi, dan Zimplepay.

Pada dasarnya, Pay by QR merampungkan seluruh data pembayaran yang biasa disalurkan dalam berbagai jenis data ke dalam sebuah Quick Response (QR) Code yang dapat “dipahami” dan diproses oleh seluruh pihak yang terlibat secara real time. Pay by QR dapat ditampilkan oleh merchant melalui berbagai cara, baik itu melalui monitor komputer, dicetak melalui mesin EDC, maupun langsung dari screen sebuah smartphone.

“Dengan memindai QR code penagihan tersebut, dana yang berada pada pihak sumber akan dialirkan ke pihak tujuan. Setelah pembayaran berhasil dilakukan, kedua pihak (sumber dan tujuan) akan mendapat notifikasi dari pihak penerbit submber dana mengenai transaksi pembayaran melalui Pay by QR,” ujar CEO Dimo Pay Indonesia Brata Rafly.

Fitur andalan menawarkan kemudahan pembayaran dan penagihan

Fitur utama yang ditawarkan kepada pengguna smartphone yang memiliki aplikasi ini adalah kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan, seperti pembayaran maupun penagihan. Untuk melakukan penagihan, pengguna hanya perlu memasukan jumlah dana pada sistem Pay by QR, yang nanti akan diterjemahkan menjadi QR code, sementara pihak lainnya hanya perlu memindai QR code melalui sistem Pay by QR yang tersambung pada mobile banking/aplikasi e-money mereka untuk melakukan pembayaran.

“Cara kerja ini dapat menghemat waktu dan menyederhanakan proses perpindahan dana dari sumber dana satu ke sumber dana lainnya,” kata Brata.

Fitur lain yang terdapat dalam aplikasi ini adalah Loyalty, yaitu setiap transaksi yang dilakukan oleh nasabah tercatat secara otomatis dan nasabah sendiri berhak untuk mendapatkan potongan harga atau promo khusus lainnya (jika tersedia) setelah jumlah transaksi tertentu tercapai. Ada pula fitur Tipping, yaitu nasabah dengan leluasa dapat langsung memberikan dan mengatur jumlah uang tips dari aplikasi.

Kemudahan yang ditawarkan Pay by QR bagi merchant dari sisi bisnis adalah potensi untuk mendapatkan pelanggan baru dari para pengguna layanan uang elektronik dari bank maupun  perusahaan telekomunikasi mana pun. Merchant pun dapat memiliki sistem pembayaran digital yang cepat, efisien, dan aman. Merchant tidak lagi memerlukan banyak mesin EDC karena semua transaksi dapat dilakukan secara digital. Selanjutnya, perihal keamanan, semua masalah yang mungkin mengancam transaksi menggunakan uang kartal (uang sobek, uang palsu, bahkan perampokan) dapat diminimalisasi.

Pay by QR juga dapat mempersingkat waktu yang biasanya dibutuhkan untuk menerima jenis pembayaran lain, yang pada akhirnya bisa memangkas antrian panjang di kasir yang kerap membuat pelanggan frustrasi.

“Dalam hal ini Issuer sendiri tidak perlu lagi berlomba-lomba untuk menghabiskan dana dan waktu yang sangat besar guna mencari participating merchants yang bisa menampung pembayaran dari nasabah mereka. Ini merupakan win-win solution untuk semua pihak,” kata Brata.

Strategi pemasaran dan target Dimo

Saat ini Dimo telah menjalin kemitraan dengan beberapa sumber dana (source of fund) yang memiliki aplikasi digital, diantaranya adalah Uangku (Smartfren), Dompetku (Indosat), Zimplepay (El John Digital Finance) dan Simobi (Bank Sinarmas). Dimo juga telah menjangkau lebih dari 150 merchant atau gerai perbelanjaan.

Fokus utama dari Dimo saat ini adalah memberikan edukasi terhadap partner untuk lebih mengenal Pay by QR sebagai metode pembayaran yang cepat, efisien dan aman, terutama kepada source of fund dan merchant. Pada saat yang bersamaan Dimo juga terus mengembangkan teknologi pembayaran digital lainnya yang saat ini masih dalam tahap pengembangan dan jika siap akan segera diluncurkan pada tahun ini.

“Untuk saat ini, kami masih memfokuskan kegiatan pemasaran untuk terus menjangkau potential partners, baik itu merchant maupun source of fund. Di waktu mendatang yang mungkin cukup dekat, kami baru akan memperluas fokus pemasaran Pay by QR ke publik,” tuntas Brata.

Shinta Dhanuwardoyo Ambil Alih Posisi CEO Bubu, Dirikan Bubu Ventures Untuk Mengayomi Startup Indonesia

Agensi kreatif dan digital Indonesia Bubu, saat ini diketahui mengalami berbagai perombakan. Dipadu dengan pengetahuan yang didapat dari hubungan baik dengan perusahaan-perusahaan raksasa macam Google, Ebay, Facebook dan lain-lain, wajah baru Bubu ini diperkirakan akan tampil dengan kuat di ranah bisnis digital tanah air.

Continue reading Shinta Dhanuwardoyo Ambil Alih Posisi CEO Bubu, Dirikan Bubu Ventures Untuk Mengayomi Startup Indonesia

Bubu Founder Shinta Dhanuwardoyo Becomes Company CEO with Brata Rafly as COO, Set Up Bubu Ventures Private Equity Firm

Indonesian creative and digital agency Bubu has just underwent a management change which includes the creation of a new private equity firm Bubu Ventures. Founder and chairperson Shinta W. Dhanuwardoyo is back running the company as its CEO, taking over from Aria Witoelar who has left to pursue his political ambition.

Continue reading Bubu Founder Shinta Dhanuwardoyo Becomes Company CEO with Brata Rafly as COO, Set Up Bubu Ventures Private Equity Firm

Budi Putra is leaving Yahoo! Indonesia

Budi Putra at Nokia World. Photo courtesy of Budi Putra

We’re hearing word that Yahoo! Indonesia’s Country Editor, Budi Putra, is leaving the purple company. The former Tempo journalist joined Yahoo! in October 2009 after spending two years as a professional blogger. During his time at Yahoo! Indonesia he oversaw the growth of its editorial division from just one person to nine and was consulted often to assist in developing editorial teams in Yahoo!’s other Southeast Asian offices.

While the resignation has been announced internally, it is expected that he will make a public announcement early next week. He will remain with Yahoo! Indonesia until early June before heading off to do as yet undisclosed project. It is believed that he’s been itching to continue blogging professionally but commitments to Yahoo! prevents him from taking freelance or additional work loads. His recent interview with Robert Scoble may perhaps provide some hint as to why he’s leaving Yahoo!.

We at DailySocial would like to wish all the best to Budi Putra on his next adventure and looking forward to finding out who Yahoo! has in mind to replace the award-winning veteran journalist.

[update – 3:43 pm] Brata Rafly, Yahoo! Indonesia’s Country Sales Director, who’s been with the company for a year and a half, is apparently moving on as well effective immediately. We haven’t determined the reason for his resignation or where he’s headed to but it’s quite a coincidence to have two of Yahoo! Indonesia’s top three personnel to resign at around the same time. Pontus Sonnerstedt, Country Manager for Indonesia is now the sole lead at Yahoo! until it finds replacements for the vacant senior positions.