Tag Archives: Brawl Stars

NothingToSay Menangkan US$5,2 Juta Bersama PSG.LGD, PSIS Semarang Rekrut Muhammad Abdul Aziz

Minggu lalu, PSIS Semarang mengumumkan bahwa mereka telah merekrut Muhammad Abdul Aziz untuk mewakili mereka dalam Indonesian Football e-League (IFeL) 2021. Sementara itu, Riot Games mengungkap bahwa pertandingan final dari League of Legends World Championship (LWC) 2021 akan disiarkan di puluhan bioskop di Eropa. Mereka juga menunjukkan cincin khusus yang akan dipersembahkan pada setiap anggota dari tim yang memenangkan LWC 2021.

Di TI10 NothingToSay Menangkan US$5.2 Juta dengan PSG.LGD

Pemain Dota 2 asal Malaysia, Cheng “NothingToSay” Jin Xiang berhasil menorehkan namanya dalam sejarah Dota 2 setelah sukses menjadi finalis dari The International 10 bersama PSG.LGD. Sayangnya, dia dan timnya harus bertekuk lutut di hadapan Team Spirit dan puas dengan gelar juara dua. Meskipun begitu, total hadiah yang didapatkan oleh PSG.LGD tetap cukup besar.

TI10 menawarkan total hadiah sebesar US$40 juta. Sebagai juara, Team Spirit mendapatkan US$18,2 juta. Sementara itu, PSG.LGD, yang menjadi runner-up, berhak untuk mendapatkan 13% dari total hadiah TI10 atau sekitar US$5,2 juta. Sayangnya, tidak diketahui berapa besar porsi yang didapatkan oleh NothingToSay. Sebelum TI10, total pemasukan NothingToSay sebagai pemain profesional adalah US$1,1 juta.

Saat ini, hanya ada satu pemain Malaysia yang pernah memenangkan TI, yaitu Wong “ChuaN” Hock Chuan, lapor IGN. Dia berhasil memenangkan TI pada 2012 bersama tim Tiongkok, Invictus Gaming. Dalam TI10, ada beberapa pemain asal Asia Tenggara yang ikut serta, selain NothingToSay. Dua di antaranya adalah pemain asal Indonesia, Kenny “Xepher” Deo dan Matthew “Whitemon” Filemon. Bersama dengan T1, keduanya berhasil menduduki peringkat 7-8 di TI10.

Kolaborasi dengan Mercedes-Benz, Riot Buat Cincin Khusus untuk Pemenang LWC 2021

Minggu lalu, Riot Games memamerkan cincin khusus yang dibuat untuk pemenang League of Legends World Championship (LWC) 2021. Riot menyebutkan, cinci ini akan menjadi lambang dari “prestige dan pencapaian tertinggi di esports“, menurut laporan Esports Insider. Desain dari cincin itu dibuat oleh Riot bersama dengan Mercedes-Benz.

Cincin hasil kolaborasi antara Riot Games dengan Mercedes-Benz.

Cincin tersebut terbuat dari emas putih 18 karat yang dihiasi dengan batu safir. Dengan begitu, cincin ini memiliki kombinasi warna yang sama dengan Summoner’s Cup, yaitu perak dan biru. Summoner’s Cup merupakan trofi yang diberikan untuk pemenang LWC. Trofi itu pertama kali diperkenalkan pada 2012.

Babak Final LWC 2021 Bakal Disiarkan di Bisokop Eropa

Selain cincin yang akan diberikan pada pemenang LWC 2021, pada minggu lalu, Riot Games juga mengumumkan bahwa pertandingan final dari League of Legends World Championship (LWC) 2021 akan disiarkan di bioskop. Pertandingan tersebut akan disiarkan pada 6 November 2021 di lebih dari 70 bioskop di Eropa. Saat ini, tiket untuk menonton pertandingan itu sudah bisa dibeli. Tentu saja, pertandingan final dari LWC 2021 juga akan tetap disiarkan di berbagai platform streaming, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Untuk dapat menayangkan pertandingan final LWC 2021 di bioskop, Riot mendapatkan bantuan dari Piece of Magic dan National Amusements. Menurut Esports Insider, tren kolaborasi antara perusahaan bioskop dengan pelaku esports bukan hal baru. Belum lama ini, perusahaan bioskop asal Amerika Serikat, Cinemark, juga bekerja sama dengan perusahaan esports Mission Control untuk menampilkan pertandingan esports di AS. Sementara pada 2018, sejumlah bioskop di Inggris menampilkan pertandingan final dari IEM Katowice yang mempertemukan Fnatic dengan FaZe Clan.

Supercell Siapkan Mode dan Skin Khusus Halloween di Brawl Stars

Supercell menyiapkan skin dan mode khusus di Brawl Stars untuk merayakan Halloween. Hal ini diungkap dalam Brawl Talk yang diadakan pada minggu lalu. Salah satu mode khusus yang Supercell sediakan adalah invisibility. Sesuai namanya, invisibility membuat pemain menjadi tidak terlihat. Fitur invisibility ini akan aktif di semua mode. Fitur tersebut membuat semua pemain tidak tampak selama 7 detik setiap 10 detik. Di satu sisi, invisibility akan membantu pemain untuk menyelamatkan diri saat terdesak. Di sisi lain, fitur itu akan mempersulit pemain yang hendak membunuh pemain lain, menurut laporan Dot Esports.

Selain itu, Supercell juga menyiapkan skin bertema Halloween. Salah satu skin yang menjadi bagian dari Brawl-o-ween adalah Swamp Gene. Selain itu, Anda juga akan menemukan skin Ghost Squeak, Headless Rider Stu, dan Count Pengula.

PSIS Rekrut Muhammad Abdul Aziz untuk Bertanding di IFel 2021

PSIS Semarang merekrut Muhammad Abdul Aziz untuk mewakili mereka dalam Indonesian Football e-League (IFeL) 2021. Sebelum direkrut oleh PSIS Semarang, Abdul Aziz pernah mewakili DKI Jakarta di pertandingan eksibisi esports PON XX Papua. Manajer PSIS eSports, Mochamad Raviv Avari mengatakan, Abdul Aziz dipilih karena dia memiliki performa yang cukup bagus. Buktinya, dia berhasil masuk empat besar di PON.

IFeL akan digelar pada 30 Oktober 2021 sampai Desember 2021. Selain PSIS Semarang, liga sepak bola virtual itu juga akan diikuti oleh beberapa tim sepak bola Liga 1 Indonesia, seperti Arema, Bali United, Barito Putera, Bhayangkara FC, Borneo FC, Madura United, Persela, Persik, Persiraja, dan Persita, lapor Antara.

Sumber header: Dot Esports

Kunci Sukses Brawl Stars Meraih Pendapatan US$ 1 Miliar Dalam Kurun Waktu 4 Tahun

Supercell adalah pengembang game mobile asal Finlandia. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2010 ini telah menelurkan beberapa game ternama seperti Clash of Clans, Clash Royale, dan yang terbaru Brawl Stars. Pada hari jadinya yang keempat Brawl Stars dikabarkan meraih pemasukan US$ 1 miliar. Frank Keienburg game lead dari Supercell membagikan pengalaman dan perjalanan Brawl Stars hingga saat ini melalui wawancara ekslusifnya dengan Pocketgamer.biz

Pembaruan Berkala dan Konten Baru

Saat ini hampir keseluruhan game tidak terlepas dari pembaruan yang dilakukan terus menerus. Pembaruan jangka panjang ini dilakukan agar game tetap berjalan dengan optimal dan selalu ada konten segar yang ditawarkan kepada pemain. Upaya ini juga dilakukan untuk menjaga loyalitas pemain terhadap game yang dimainkan.

Frank menyampaikan bahwa saat ini Brawl Stars terus memberikan perkembangan baru dalam jangka waktu sebulan sampai dua bulan sekali. Perkembangan ini termasuk konten baru seperti, brawlers, skins, maps, game mode, dan challenges.

Frank menuturkan bahwa Brawl Stars di tahun 2019 telah merilis 50 skin baru, lalu bertambah menjadi 80 skin di tahun 2020 dan di tahun 2021 direncanakan akan ada 150 skin baru. “Kami mendukung semua perilisan konten baru dengan secara aktif berinteraksi dengan komunitas di berbagai platform sosial media dan merilis developer updates secara berkala.”

Mempertahankan Player Base

Player base merupakan hal penting yang membuat sebuah game dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Frank menyampaikan bahwa dua kunci utama untuk mempertahankan player base adalah dengan menyediakan fitur dan konten baru secara berkala serta yang terpenting, mendengar saran dari komunitas.

Frank menambahkan, ada pepatah yang menyampaikan bahwa pemain bukanlah desainer game dan mendengarkan saran dari komunitas hanya akan membawa kegagalan. “Kami tidak sepenuhnya percaya dengan pernyataan ini dan kami berusaha memasukkan konten dari komunitas ke dalam game ini.” Seperti separuh map Brawl Stars berasal dari kompetisi komunitas atau melalui in-game map maker.

Image Credit: Supercell Brawl Stars

Brawl Stars di Tiongkok

Saat ini Brawl Stars di Tiongkok merayakan hari jadinya yang pertama. Supercell membutuhkan waktu dua tahun untuk mendapatkan persetujuan lisensi Brawl Stars di Tiongkok. Menurut Frank “Dengan unsur kekerasan kartun dan sedikit elemen realistis, Supercell tidak perlu melakukan penyesuaian besar agar game ini dapat dirilis di Tiongkok. Tiongkok adalah pasar game terbesar di bumi dengan jumlah pemain terbanyak. Maka dari itu, menjangkau wilayah Tiongkok adalah hal yang penting dan kami menyukai apabila game dari Supercell dapat dinikmati oleh pemain secara global.”

Brawl Stars esports

Awalnya Supercell tidak merencanakan untuk Brawl Stars menjadi sebuah game esports. Frank bercerita, “di tahun 2018, saat kami mengadakan turnamen internal berjumlah 100 pemain. Ada satu momen luar biasa pada saat turnamen berlangsung, para pelayan berhenti sejenak untuk menonton turnamen di layar, dan hal itu membuat saya kagum akan potensi game ini.” Tetapi mereka tetap kembali memastikan apakah esports adalah sesuatu yang diinginkan oleh komunitas. “Saat semuanya jelas bahwa komunitas ingin adanya turnamen esports Brawl Stars, kami memutuskan merekrut Kim (pernah bekerja untuk esports Clash Royale) untuk membantu merealisasikan esports Brawl Stars.”

Image Credit: Brawl Stars esports

Seiring perjalanannya selama 4 tahun, Brawl Stars telah mencapai banyak hal seperti total 20 juta peserta di esports bulanan Brawl Stars, 10 juta subscribers YouTube, dan 250 juta pemain membuat map di Map Maker. Akhir kata dari Frank, “kami mempunyai banyak hal keren yang akan dirilis!”

Brawl Stars merupakan game battle royale dengan format 3vs3 pemain. Game ini pertama sekali dirilis pada tahun 2017 melalui tahapan open beta lalu dirilis secara global pada tahun 2018. Game ini juga masuk ke pasar Tiongkok pada tahun 2020. Brawl Stars merupakan game kelima garapan Supercell mengikuti kesuksesan game sebelumnya Clash of Clans dan Clash Royale.

jumlah pengguna EGS

Jumlah Pengguna EGS Tembus 160 Juta Orang, Pemasukan Brawl Stars Capai US$1 Miliar

Ada beberapa berita menarik di dunia game pada minggu lalu. Salah satunya, Epic Games mengumumkan bahwa jumlah pengguna EGS (Epic Games Store) pada 2020 telah menembus 160 juta orang. Minggu lalu, Tencent juga menanamkan investasi di studio game Prancis, Dontnod. Sementara itu, Amazon dikabarkan menghabiskan hampir US$500 juta untuk mengoperasikan divisi gaming mereka.

2020, Jumlah Pengguna EGS Capai 160 Juta Orang

Pada 2020, jumlah pengguna EGS mencapai 160 juta orang. Memang, saat ini, Steam masih menjadi toko digital nomor satu untuk game PC, dengan jumlah pengguna aktif bulanan mencapai 120 juta orang. Namun, Epic Games Store juga cukup sukses berkat Fortnite dan sejumlah game eksklusif yang hanya ada di platform tersebut, sepreti Hitman 3.

Selain itu, Epic juga mencoba untuk memenangkan hati developer dengan memungut komisi lebih kecil. Epic hanya meminta potongan 12% dari pemasukan kreator game, sementara Valve mengambil 30%. Strategi lain Epic untuk mempopulerkan EGS adalah dengan menawarkan berbagai game gratis. Bulan lalu, Epic menawarkan Star Wars: Battlefront II  gratis di EGS, yang menarik 19 juta orang, menurut laporan VentureBeat.

Pemasukan Brawl Stars Tembus US$1 Miliar

Total pemasukan Brawl Stars sejak ia diluncurkan pada 2018 telah menembus US$1 miliar, menurut data dari Sensor Tower. Brawl Stars menjadi game keempat buatan Supercells yang berhasil mendapatkan pencapaian ini, mengikuti jejak Clash of Clans, Clash Royale, dan Hay Day.

Menurut laporan Games Industry, Clash of Clans tetap menjadi game Supercells dengan pemasukan terbesar. Pada 2020, pemasukan game itu mencapai US$581 juta. Dengan pemasukan US$526 juta, Brawl Stars menjadi game Supercells dengan pemasukan terbesar kedua pada 2020.

Brawl Stars menjadi game keempat dari Supercells yang memiliki pemasukan lebih dari US$1 miliar.
Brawl Stars menjadi game keempat dari Supercells yang memiliki pemasukan lebih dari US$1 miliar.

Versi beta dari Brawl Stars dirilis pada 2017. Game itu diluncurkan secara global pada 2018. Namun, Supercells baru meluncurkan Brawl Stars di Tiongkok pada Juni 2020. Setelah diluncurkan di Tiongkok, pemasukan bulanan Brawl Stars sempat mencapai US$89,4 juta, naik 90% dari bulan sebelumnya. Secara keseluruhan, Tiongkok menjadi pasar Brawl Stars terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Divisi Gaming Amazon Dikabarkan Habiskan Hampir US$500 Juta per Tahun

Amazon, perusahaan e-commerce asal Amerika Serikat, menghabiskan hampir US$500 juta untuk mengoperasikan divisi gaming mereka, menurut laporan Bloomberg. Dana ini tidak termasuk biaya untuk Twitch, platform streaming game yang Amazon beli pada 2014. Sejak membuat divisi gaming, Amazon telah menarik beberapa veteran game, seperti Kim Swift, designer Portal dan Clint Hocking, director dari Far Cry 2. Namun, keduanya telah memutuskan keluar dari Amazon.

Walau Amazon menghabiskan ratusan juta untuk divisi gaming mereka, mereka justru telah membatalkan sejumlah game mereka, seperti Breakaway dan Crucible. Mereka juga menunda peluncuran game MMORPG New World, lapor Games Industry. Memang, divisi gaming Amazon dikabarkan menghadapi berbagai masalah, mulai dari ketiadaan bonus, masalah dengan engine Lumberyard mereka, sampai budaya kantor yang tidak ramah untuk pekerja perempuan.

Tencent Jadi Pemegang Saham Minoritas di Dontnod

Minggu lalu, Dontnod, studio asal Prancis di balik game Life is Strange dan Tell Me Why, mengumumkan bahwa mereka berhasil mendapatkan kucuran dana sebesar €40 juta. Tencent memberikan kontribusi sebesar €30 juta. Dengan ini, Tencent menjadi pemegang saham minoritas di Dontnod. Selain itu, Tencent juga bisa menunjuk satu orang untuk duduk di kursi dewan direktur Dontnod, menurut laporan GamesIndustry. Dontnod menyebutkan, mereka akan menggunakan dana ini untuk dapat merilis game mereka sendiri.

Supercell Umumkan Jadwal Brawl Stars World Finals 2020

Setelah November tahun lalu sempat ada cuplikan informasi seputar Brawl Stars World Finals, kini Supercell akhirnya memastikan tanggal penyelenggaraan dari atas helatan tersebut. Lewat sebuah video yang mereka posting di YouTube, Supercell mengumumkan bahwa Brawl Stars World Finals akan diadakan tanggal 21-22 November 2020 mendatang. Delapan tim dari berbagai belahan dunia akan bertanding memperebutkan total hadiah mencapai 1 juta dollar AS, dan tentunya gelar sebagai juara dunia Brawl Stars.

Delapan tim tersebut datang dari 5 kawasan, yaitu Asia Pasifik, Eropa/Timur Tengah, Amerika Selatan, Tiongkok, dan Amerika Utara. Seeding atau pembagian slot dari masing-masing kawasan berbeda-beda. Pembagian slot dari masing-masing kawasan adalah, 2 untuk Asia Pasifik, 3 untuk Eropa/Timur Tengah, 1 untuk Amerika Selatan, 1 untuk Tiongkok, dan 1 untuk Amerika Utara.

Mengutip dari laman resmi esports Brawl Stars, berikut nama-nama tim yang akan bertanding di dalam gelaran Brawl Stars World Finals 2020.

Asia Pasifik

  • Jupiter
  • PSG Esports

Eropa/Timur Tengah

  • Codemagic Purple
  • Qlash
  • SK Gaming

Amerika Selatan

  • INTZ

Tiongkok

  • Nova Esports

Amerika Utara

  • Omen Elite

Tahun lalu, Supercell sudah mengadakan turnamen Brawl Stars tingkat internasional, yang diselenggarakan dalam salah satu eksibisi game terbesar di Korea Selatan, G-Star. Tak hanya itu, Supercell juga sempat ‘mampir’ ke Indonesia lewat beberapa inisiatif, termasuk esports Brawl Stars lewat gelaran Supercell Gamers Day. Lichic dan kawan-kawan dari Alter Ego ketika itu berhasil menjadi juara nasional, yang sayangnya perjuangannya harus terhenti di Brawl Stars SEA Open.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Masuk tahun 2020, potensi esports Brawl Stars sendiri sempat dipertanyakan keberlanjutannya. Terlepas dari itu, game besutan pengembang asal Finlandia ini terbilang berhasil menuai keuntungan yang cukup besar, dengan total 422 juta dollar pemasukan kotor, di tahun 2019 lalu. Tak hanya itu Brawl Stars bahkan juga berhasil raup pemasukan kotor sebesar 17 juta dollar AS, walaupun baru satu pekan rilis di pasar Tiongkok.

Walau berhasil mendapat perhatian yang besar dari khalayak internasional, sayang Brawl Stars kurang diperhatikan di Indonesia. Satu yang cukup disayangkan mungkin adalah posisi Supercell yang ketika itu hanya ‘mampir’ saja di pasar Indonesia, walau sebenarnya pasar lokal punya potensi besar dalam hal game esports mobile.

Menilik Potensi Esports dari Game Brawl Stars di Tahun 2020

Tahun 2020 menandai 10 tahun eksistensi pengembang game asal Finlandia, Supercell. Sejak pertama kali didirikan di tahun 2010, Supercell sudah menelurkan karya game yang terbilang laku di pasaran seperti game Clash of Clans. Secara fenomenal game Clash of Clans meledak di pasaran dan dimainkan oleh banyak orang. Sampai akhirnya di tahun 2017, mereka merilis game baru bernama Brawl Stars.

Jika Anda cukup akrab dengan mobile games dan pengembang game Supercell, tentu saja Anda pernah mendengar game berjudul Brawl Stars. Jika diperbandingkan dengan deretan game lainnya hasil karya pengembang asal Helsinki tersebut, Brawl Stars menunjukkan potensi perkembangan yang cukup untuk menjadi cabang esports di waktu mendatang.

Sejak peluncurannya, Brawl Stars menjadi sangat populer karena gameplay yang terasa ringan. Dengan tampilan yang menarik dan navigasi yang user friendly, Brawl Stars bisa memberikan efek yang adiktif. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah match juga terbilang cukup singkat. Brawl Stars menjadi sangat cocok dimainkan secara casual maupun secara serius.

Saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa mobile esports sangat berpotensi untuk tumbuh dengan pesat. Faktanya sejak diluncurkan di tahun 2017, Brawl Stars sudah didownload lebih dari 75 juta kali. Sedangkan saat Brawl Stars baru-baru ini memasuki pasar Tiongkok, Supercell disinyalir sudah mendapat pemasukan sebesar 17 juta Dolar Amerika.

Tahun 2019 yang lalu babak final Brawl Stars World Championship berhasil diadakan di Busan, Korea Selatan. Tim Nova bisa mendominasi babak final dengan kemenangan beruntun 3-0 atas lawannya tim Animal Chanpuru dan menyabet gelar juara dunia. Menariknya, berdasarkan data viewership, jumlah penonton dari kanal YouTube di gelaran tersebut berhasil menembus angka 5 juta orang.

Pada awal tahun ini Supercell mengumumkan dimulainya sirkuit Brawl Stars World Championship 2020. Seluruh gamers Brawl Stars berhak ikut ke dalam kualifikasi berjenjang yang dimulai dari bulan April 2020 dan masih terus berlangsung dengan antusiasme yang tinggi dari komunitasnya.

Gelaran turnamen Brawl Stars World Championship 2020 dibagi ke dalam 4 tahapan yaitu, championship challengeregional online qualifier, regional monthly finals, dan world finals, yang rencananya diadakan di bulan November 2020 nanti. Seluruh gelaran turnamen Brawl Stars World Championship 2020 dilaksanakan bekerja sama dengan esports organizer ESL. Dengan merebaknya pandemi COVID-19 akan ada penyesuaian dan kompetisi berpindah sepenuhnya secara online seperti pada gelaran turnamen lainnya.

Jika mengacu pada data klasemen Brawl Stars World Championship 2020, region Asia Pasifik berpeluang besar menjadi juara dengan adanya tim Jupiter asal Jepang dan tim PSG Esports asal Singapura di peringkat atas klasemen. Sedangkan di atasnya masih tim CODEMAGIC Purple asal Prancis masih unggul tipis secara angka.

 

 

Brawl Stars Dapatkan 17 Juta Dollar AS Setelah Satu Pekan Rilis di Tiongkok

Nama Supercell mungkin sudah tidak asing lagi bagi Anda, terutama jika sudah main mobile game sejak tahun 2012 lalu. Pengembang game mobile asal Finlandia ini dulu berhasil sukses besar berkat titel game Clash of Clans. Mengutip dari Sensortower, game tersebut bahkan masih bisa mendapatkan keuntungan sebesar 727 juta Dollar AS pada tahun 2019 lalu.

Setelah berhasil dengan Clash of Clans, Supercell mulai kembangkan sayap mereka dengan rilis game-game terbaru, Brawl Stars jadi salah satunya. Rilis sejak 2018 lalu, game ini berhasil tuai kesuksesan yang sama, berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar 422 juta dollar AS di tahun 2019. Berkat kesuksesan tersebut, mereka kini mencoba untuk ekspansi ke pasar Tiongkok.

Game ini sendiri baru rilis di Tiongkok pada 9 Juni 2020 lalu. Walaupun masih muda belia, namun game ini dikabarkan berhasil raup 17,5 juta dollar AS dan 4,8 juta download setelah satu pekan peluncuran. Brawl Stars sendiri rilis di Tiongkok berkat kerja sama dengan Tencent. Ini juga mengingat posisi Tencent sebagai salah satu pemilik Supercell, setelah mereka memiliki 81,4 persen saham milik perusahaan pengembang game asal Finlandia tersebut.

Walaupun terhitung telat rilis di Tiongkok, namun kesuksesan tersebut lebih besar jika dibanding titel milik Supercell lainnya. Masih dari Sensortower, pendapatan pekan pertama Brawl Stars di Tiongkok bahkan menyalip pendapatan pekan pertama perilisan Clash Royale yang cuma berhasil mengantongi 9,4 juta dollar AS pendapatan saja.

Memang Tiongkok merupakan salah satu pasar game terbesar dunia. Mengutip dari salah badan riset Niko Partners, dikatakan bahwa pasar game Tiongkok diproyeksi akan memiliki pendapatan sebesar 41,5 juta dollar AS, dan diproyeksi memiliki 767 pemain game pada tahun 2023. Namun pasar game di Tiongkok memiliki tantangannya tersendiri terutama dari regulasi pemerintah.

Sumber: Sensortower
Sumber: Sensortower

Tiongkok memang cukup unik, pada satu sisi pemerintah bisa sangat mendukung perkembangan game dan esports, yang bahkan bisa membuat pasar esports berkembang 25 persen. Pada sisi lain pemerintah Tiongkok punya beragam regulasi yang harus dipenuhi pengembang game, agar game buatan mereka dapat rilis di pasar. Beberapa di antaranya seperti pelarangan tampilan darah dan kata bunuh, atau regulasi pembatasan waktu bermain. Regulasi ketat ini bahkan sampai membuat PUBG Mobile jadi gulung tikar sehingga berganti nama menjadi Game for Peace. Telatnya Brawl Stars rilis di Tiongkok juga bisa jadi disebabkan karena regulasi-regulasi tersebut.

Dengan penerimaan Brawl Stars yang begitu baik di Tiongkok, akankah game ini bisa menjadi salah satu titel besar di ekosistem esports dunia?

Tahun Depan, Supercell Bakal Adakan Turnamen Brawl Stars

Tak lama setelah Brawl Stars World Championship selesai digelar, Supercell mengumumkan bahwa mereka akan kembali mengadakan turnamen untuk Brawl Stars pada tahun depan. Berdasarkan video teaser yang Supercell buat, turnamen Brawl Stars pada 2020 ini akan bersifat terbuka. Itu artinya, semua pemain boleh berpartisipasi, terlepas apakah mereka merupakan bagian dari tim esports profesional atau tidak. Satu syarat dari Supercell adalah pemain harus berumur setidaknya 16 tahun.

Supercell akan mengadakan babak kualifikasi bulanan untuk turnamen Brawl Stars pada tahun depan. Tim yang menang pada setiap babak kualifikasi akan mendapatkan tiket untuk bertanding di babak final. Format ini serupa dengan format yang Supercell gunakan pada Clash of Clans World Championship. Clash of Clans adalah game lain buatan Supercell. Clash of Clans World Championship berlangsung selama enam bulan. Setiap bulan, diadakan babak kualifikasi online. Tim juara babak kualifikasi diundang untuk hadir dalam babak final yang menjadi bagian dari ESL One Hamburg.

Supercell baru saja menyelenggarakan Brawl Stars World Finals di BEXCO Auditorium yang terletak di Busan, Korea Selatan. Di sini, Nova Esports keluar sebagai juara setelah bersaing dengan tim-tim lain seperti Animal Chanparu, 3Bears, Dr. HK, SSG Brazil, Spacestation Gaming, Tribe Gaming, dan PSG Esports. Dalam turnamen Brawl Stars, Supercell menyiapkan US$250 ribu.

“Tingkat kemampuan yang ditunjukkan oleh tim Nova dan tim-tim lain dalam Brawl Stars World Championship membuat kami semakin tidak sabar untuk melihat masa depan dari esports Brawl Stars,” kata Kim Jensen, yang bertanggung jawab atas esports Brawl Stars di Supercell. “Komunitas kami telah mempersiapkan turnamen global sejak sebelum Brawl Stars diluncurkan pada Desember tahun lalu, dan dalam waktu kurang dari satu tahun, mereka telah mengasah kemampuan mereka sampai ke level yang tinggi. Kami tidak sabar untuk mengadakan turnamen pada 2020 dan melihat siapa yang akan menjadi juara kompetisi global ini.”

Selain Brawl Stars, Supercell juga mengaku tertarik untuk mengembangkan esports Clash of Clans. Ketika itu, mereka mengatakan bahwa tertarik untuk melakukan itu karena komunitas Clash of Clans telah mengadakan berbagai kompetisi pada tingkat akar rumput.

Christian “Lichic” Dari tim Alter Ego Berbagi Tips Juara Bermain Brawl Stars

Gelaran Supercell Gamers Day telah selesai digelar. Juara-juara dari masing-masing cabang, yaitu Clash Royale, Brawl Stars, dan Clash of Clans, telah ditentukan.

Namun dari semua gelaran kompetisi tersebut, satu yang menarik untuk disorot adalah dari kompetisi Brawl Stars. Satu alasannya adalah karena dalam kompetisi tersebut ada tim Alter Ego, yang berhasil secara berturut-turut menyabet perstasi di dua kompetisi resmi besutan dari Supercell.

Selain menjadi juara di gelaran Supercell Gamers Day, Alter Ego juga menjadi juara di Brawl Stars Open – Indonesia. Melihat prestasi yang berhasil mereka dapatkan, kita jadi penasaran, apa faktor kunci yang membuat mereka menjadi juara? Adakah tips bermain Brawl Stars tertentu yang perlu dicatat jika kita ingin jadi juara di dalam kompetisi Brawl Stars?

Sumber: Dokumentasi Chrsitian "AE.Lichic"
Anggota tim Alter Ego dari kiri ke kanan, Christian “Lichic” Lim, M. Rifqi “Kasa” Riza Abdillah, dan Isabella “Aminerva” Nikita Kaligis. Sumber: Dokumentasi Chrsitian “AE.Lichic”

Penasaran dengan hal ini, saya menghubungi Christian “Lichic” Lim, salah satu anggota tim Alter Ego. Ia lalu akhirnya setuju untuk membagikan sedikit tips bermain Brawl Stars secara umum. Menurutnya, setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan oleh pemain yang ingin menjadi juara dalam kompetisi Brawl Stars.

Kombinasi Brawler Pada Map yang Dipertandingkan

Tips bermain Brawl Stars pertama yang disebut oleh Lichic adalah soal drafting, alias pemilihan Brawler (sebutan untuk karakter-karakter Brawl Stars). Berhubung pertandingan Brawl Stars menggunakan macam-macam map, kombinasi Brawler juga akan beragam sesuai dengan map yang dimainkan.

Lichic lalu menyebut satu contoh kombinasi Brawler yang cocok dimainkan untuk map Junk Park, salah satu map yang dipertandingkan dalam kompetisi Brawl Stars Open – Indonesia. “Menurut saya, kombinasi Brawler terbaik untuk map tersebut adalah Bibi, Rosa, dan Tick.” ucap Lichic.

Sebelum melanjutkan penjelasan soal alasan pemilihan Brawler tersebut, mari saya jelaskan dahulu objektif map Junk Park secara singkat. Pada map ini Anda punya dua tugas: 1) mengumpulkan baut (Bolts) sebanyak 10 buah, 2) Mempertahankan IKE Turret (semacam tower jika kita bicara game MOBA) dari serangan musuh. Jika Anda berhasil mengumpulkan 10 Bolts terlebih dahulu, akan ada robot besar dari sisi Anda yang akan menyerang dan membantu Anda menghancurkan IKE Turret musuh.

Melanjutkan penjelasan, Lichic lalu menjabarkan kenapa masing-masing Brawler tersebut jadi cocok digunakan. Pertama soal Bibi, menurutnya Brawler ini jadi bagus karena punya kemampuan untuk knocback musuh. Kemampuan tersebut membuat Brawler ini sangat kuat dalam menjalankan tugas sebagai mid control alias menguasai wilayah tengah.

“Jangan lupa untuk memilih Home Run sebagai Star Power. Karena efek penambahan movement speed dari Star Power itu akan sangat membantu kalian untuk mencapai wilayah tengah lebih dulu daripada musuh.” lanjut Lichic.

Lalu selanjutnya Rosa. Sebagai Brawler tipikal tanky, karakter ini cocok untuk mendukung Bibi di tengah. Soalnya, Bolt tidak hanya muncul dari sisi Anda saja, bisa juga muncul dari sisi musuh. “Karena darahnya yang tebal dan damage yang lumayan, Rosa bisa dengan lebih berani melangkah ke sisi musuh tanpa harus terlalu takut mati.”

Rosa juga punya skenario kegunaan lain. Ketika Anda kalah mengumpulkan Bolt dan robot musuh mulai menyerang, Rosa bisa digunakan untuk menahan serangan robot agar tidak menyentuh IKE Turret Anda. “Super (Semacam skill ultimate kalau di dalam MOBA) milik Rosa yang sifatnya damage reduction, menjadi alasan kenapa Rosa adalah penahan serangan robot terbaik untuk sementara waktu ini.” Lichic menjelaskan soal Rosa.

Sumber: Tangkapan Layar Pribadi - Akbar Priono.
Sumber: Tangkapan Layar Pribadi – Akbar Priono.

Terakhir ada Tick. Menurutnya Brawler ini sangat cocok untuk membantu Bibi dan Rosa ketika mereka akan menyerang. Serangan Brawler ini memang sangat menganggu. Setelah melemparkan semacam rudal ke udara, rudal tersebut lalu pecah, dan melemparkan tiga proximity mine yang akan meledak jika ada musuh di dekatnya. Dengan serangan tersebut tugas Tick hanyalah bersiaga dari posisi belakang sambil melemparkan rudal-rudal tersebut, agar musuh jadi enggan untuk bergerak ke area yang sudah penuh dengan proximity mine.

Dari contoh Brawler yang disebutkan Lichic, saya simpulkan bahwa Brawler yang Anda pilih harus punya salah satu dari tiga karakteristik berikut ini:

  1. Tanky: Brawler dengan darah yang banyak dan juga punya skill yang membuatnya jadi makin sulit dibunuh.
  2. Rusher: Semacam 2nd tanker, yang bisa maju dengan cepat, punya kemampuan serangan yang cukup kuat, dan memiliki kemampuan crowd control agar musuh jadi makin sulit untuk mendekat.
  3. Damager/Area Control: Brawler yang punya kemampuan memberi damage dengan maksimal kepada musuh dari jarak jauh. Tipe Damager juga bisa diganti dengan tipe Area Control, yang juga menyerang dari jarak jauh, namun efeknya membuat suatu area jadi sulit dimasuki musuh; contohnya serangan Brawler seperti Tick atau Barley.

Maksimalkan Positioning Berdasarkan Dari Map yang Dimainkan

Hal kedua yang perlu dikuasai menurut Lichic adalah positioning. Kunci dari hal ini sebetulnya cuma dua hal, yaitu memaksimalkan fungsi tembok dan bush alias semak yang biasa digunakan untuk bersembunyi. Tetapi, soal positioning ini juga ada pengaruhnya dengan soal Brawler tadi.

“Map yang punya banyak rumput itu cocok untuk Brawler Rosa. Kenapa? Karena dia punya Star Power bernama Plant Life, yang efeknya adalah menyembuhkan 200 HP per detik ketika berada di dalam rumput.” Lichic menjelaskan.

Tapi selain itu juga, bush bisa dimanfaatkan untuk sembunyi dan menyerang tiba-tiba. Contoh pemanfaatannya adalah pada map Double Swoosh yang punya mode Gem Grab. Map ini bisa dibilang punya area mid dengan banyak rumput. Maka dari itu pada map tersebut Anda bisa lebih maksimal dalam melakukan serangan tiba-tiba. Ini akan jadi tambah efektif jika Anda menggunakan Brawler bersenjatakan shotgun seperti Bull.

Sumber: Tangkapan Layar
Sumber: Tangkapan Layar

Lichic juga menjelaskan bahwa rumput atau semak bisa digunakan untuk menggocek musuh. “Karena ketika kita masuk ke rumput, lawan tidak bisa melihat, jadi ada kemungkinan prediksi tembakan lawan bisa lepas yang membuat kita jadi berhasil menyelamatkan diri.

Selain dari itu, Lichic juga membagikan sedikit tips untuk melawan musuh-musuh yang ada di rumput. Menurut dia, salah satunya adalah dengan menggunakan Brawler Bo. “Soalnya Bo memang punya Star Powers Circling Eagle, yang memungkinkan dia melihat ke dalam semak dari luar semak.”

Sumber: Tangkapan Layar Pribadi - Akbar Priono.
Sumber: Tangkapan Layar Pribadi – Akbar Priono.

Selanjutnya adalah soal tembok. Menurutnya fungsi paling jelas dari tembok adalah untuk berlindung dari tembakan. Lalu, bagaimana melawan musuh yang ada di balik tembok. “Ini tergantung seberapa penting Brawler musuh tersebut. Kalau memang membunuh dia akan memberi dampak yang signifikan di dalam permainan, maka kalian bisa langsung keroyok saja dia.” Lichic menjelaskan.

“Alternatif lainnya, kalian bisa menggunakan Brawler thrower (seperti Tick dan Barley). Kalian tinggal lemparkan saja satu serangan ke arah Brawler musuh yang ada di belakang tembok. Kalau sudah terdesak, sang musuh tentu harus pindah posisi.” lanjut Lichic.

Investasi Brawler Secara Lebih Efektif

Banyaknya ragam mode dan map yang ada dalam game Brawl Stars, memaksa Anda menguasai banyak Brawler sekaligus. Seperti yang disebutkan Lichic sedari awal, masing-masing Brawler punya spesialisasinya tersendiri untuk masing-masing map.

Berhubung Anda harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk memaksimalkan kekuatan Brawler dengan lebih cepat, Lichic membagi penjelasannya soal investasi Brawler ini menjadi dua bagian.

Pertama, investasi Brawler untuk tipe pemain free player. Tipe pemain ini termasuk juga untuk Anda yang cuma sesekali saja mengeluarkan sejumlah uang entah untuk memperkuat Brawler atau membeli Brawler baru.

Sumber: Tangkapan Layar Pribadi - Akbar Priono.
Brawler gratisan seperti Barley juga jadi yang patut untuk dipelajari. Sumber: Tangkapan Layar Pribadi – Akbar Priono.

“Kalau menurut gue, investasi terbaik buat free player adalah kepada Brawler yang masuk meta. Rekomendasi dari gue adalah Rosa, Penny, Bull, Bibi, Rico, Barley, Tick, Piper, Brock, Gene, Bo, Spike dan El Primo.” Lichic mendaftar Brawler-Brawler yang masuk meta.

Menurutnya, daftar Brawler yang ia sebut barusan kemungkinan besar terpakai pada map kompetitif yang digunakan belakangan. Kalau Anda free player, yang Anda perlu investasikan adalah waktu, yang digunakan untuk mempelajari Brawler tersebut. Tujuannya adalah agar Anda lebih paham cara main dan celah terbaik dalam memanfaatkan sang Brawler di masing-masing map. “Kalau untuk kompetitif, semua Brawler otomatis jadi level maksimal, jadi tak perlu terlalu khawatir kalau level asli Brawler kamu bukanlah level maksimal.”

Sumber: Tangkapan Layar Pribadi - Akbar Priono.
Kalau Anda ingin jadi tipe pemain yang spending, pastikan untuk investasi sekaligus secara maksimal ya. Sumber: Tangkapan Layar Pribadi – Akbar Priono.

Lebih lanjut soal meta Brawler, menurut Lichic salah satu alasannya adalah karena pilihan map yang digunakan untuk kompetitif. “Contohnya saja map Siege: Junk Park yang gue jelaskan pada saat membahas drafting Brawler. Contoh lain untuk mode kompetisi Brawl Ball, El Primo jadi bagus karena darah yang tebal dan bisa dive sambil membawa bola. Apalagi dia juga punya Super yang bisa menghancurkan dinding dekat gawang lawan untuk mempermudah memasukkan bola.”

Kedua, investasi untuk tipe player spending atau mengeluarkan biaya. Menurut Lichic, jika Anda ingin mengeluarkan biaya baiknya jangan setengah-setengah. “Lebih baik Anda langsung spending semaksimal mungkin, lalu pelajari dengan seksama setiap dari Brawler yang ada. Saya sendiri adalah tipe player spending. Ini saya anggap sebagai investasi, saya kuasai semuanya, kejar top lokal agar mendapat perhatian dari tim-tim esports dan juga bisa lebih fasih dalam berkompetisi.” Lichic menceritakan perjuangannya menjadi pemain pro Brawl Stars secara singkat.


Itu dia sedikit tips bermain Brawl Stars dari pemain Alter Ego, Christian “Lichic” Lim. Catat tipsnya, dan bersiaplah berkompetisi di kancah esports Brawl Stars berikutnya!

 

Jadi Pemilik Saham Mayoritas Konsorsium Luxembourg, Tencent Pegang Kendali Atas Supercell

Tencent kini menjadi pemilik saham mayoritas dari konsorsium yang menguasai 81,4 persen dari saham Supercell. Pada Juni 2016, konsorsium Luxembourg Société Anonyme dibentuk dengan tujuan untuk mengakuisisi Supercell. Pada awalnya, Tencent memiliki 50 persen saham di konsorsium tersebut. Baru-baru ini, Tencent membeli 44 ribu lembar saham konsorsium senilai US$40 juta, menurut data Hong Kong Stock Exchange. Dengan begitu, total saham Tencent di konsorsium Luxembourg naik dari 50 persen menjadi 51,2 persen.

Supercell didirikan pada 2010. Mereka adalah developer asal Helsinki, Finlandia yang dikenal dengan game buatannya seperti Clash of Clans dan Clash Royale. Menurut data dari Sensor Tower, pada 2018 Supercell mendapatkan US$1,5 juta per hari dari para pemain Clash of Clans. Meskipun terdengar fantastis, pendapatan Supercell saat itu sebenarnya telah mengalami penurnan drastis dari pendapatan mereka pada 2015, yang merupakan puncak kejayaan Supercell. Pada 2015, Supercell bisa mendapatkan hingga US$5,5 juta per hari.

Brawl Stars. | Sumber: Supercell
Brawl Stars. | Sumber: Supercell

Saat ini, ada tiga game buatan Supercell yang menjadi game esports, yaitu Clash of Clans, Clash Royale, dan Brawl Stars, yang merupakan game mereka yang terbaru. Turnamen Clash of Clans Championship akan diadakan pada akhir pekan ini dan menjadi bagian dari ESL One Hamburg. Total hadiah yang ditawarkan dalam kompetisi itu adalah US$1 juta. Sementara Brawl Stars World Championship akan diadakan pada bulan depan di Korea Selatan dengan total hdaiah US$250 ribu. Terakhir, Clash Royale League World Final juga diperkirakan akan diadakan pada akhir tahun ini, lapor The Esports Observer.

Menurut laporan Forbes, usahan Tencent untuk menguasai mayoritas saham di Supercell merupakan upaya konsolidasi dari konglomerasi asal Tiongkok tersebut. Supercell bukanlah satu-satunya perusahaan game yang sahamnya dimiliki oleh Tencent. Perusahaan Tiongkok itu juga memiliki saham di beberapa perusahaan game besar lain, seperti Riot Games, yang membuat League of Legends. Tencent juga memiliki 40 persen saham di Epic Games, perusahaan di balik Fortnite. Tak hanya itu, perusahaan Tiongkok itu bahkan memiliki sedikit saham di Krafton Game Union, yang merilis Player Unknown’s Battleground (PUBG), salah satu game saingan Fortnite. Tencent juga memiliki lima persen saham di Ubisoft (Assassin’s Creed dan Rainbow Six Siege) dan Activision Blizzard (Call of Duty dan World of Warcraft).

Supercell Gamers’ Day Jadi Ajang Pertandingan Clash Royale dan Brawl Stars

LINE dan Supercell mengadakan Supercell Gamers’ Day. Acara ini diadakan selama dua hari, yaitu pada 19-20 Oktober di Mall Taman Anggrek. Turnamen game buatan Supercell jadi salah satu fokus acara. Tiga game yang diadu dalam acara ini antara lain Clash Royale, Brawl Stars, dan Clash of Clans.

Untuk memilih pemain Clash Royale yang akan bertanding di Supercell Gamers’ Day, diadakan kualifikasi nasional. Dari babak kualifikasi online ini, terpilih empat orang, yaitu Julisa Pasari dari Sorong, Papua, Aditya Tulas dari Kalimantan Tengah, Arpin dari Sorong, Papua, dan EveryDayAndy dari Bandung. Keempatnya ikut bertanding dalam Supercell Gamers’ Day. Pada saat yang sama, dibuka pendaftaran untuk kualifikasi offline. Pada akhirnya, pertandingan final mempertemukan Julisa Palari dengan Ray Bagus. Sementara pertandingan untuk memperebutkan juara ketiga mengadu EveryDayAndy dengan joey. Meskipun caster serta pengamat menjagokan Julisa setelah dia berhasil mengalahkan para atlet esports lain dalam turnamen ini, pada akhirnya, dia harus mengakui keunggulan Ray.

Sumber: LINE
Sumber: LINE

Sementara dalam final pertandingan Brawl Stars, Alter Ego kembali bertemu dengan WAW esports, sama seperti yang terjadi dalam Brawl Stars Indonesia Open yang diadakan pada bulan lalu. Sama seperti pertandingan sebelumnya, Alter Ego masih berhasil unggul dan mengalahkan WAW esports dengan skor 3-2. Pertandingan lain yang diadakan pada Supercell Gamers’ Day adalah pertandingan Clash of Clans antara Noob Clasher dan JKT 48. Tim Noob Clasher menang telak dengan skor 2-0.

Supercell adalah developer dan publisher asal Finlandia yang didirikan pada 2010. Mereka dikenal dengan beberapa game buatan mereka seperti Clash of Clans, Clash Royale, dan Brawl Stars, yang merupakan game terbaru mereka. Di Indonesia, game-game buatan Supercell memiliki fans tersendiri. Melihat hal ini sebagai kesempatan, Supercell lalu bekerja sama dengan LINE untuk mengadakan Supercell Gamers’ Day dengan tujuan untuk mendorong perkembangan komunitas pemain game buatan Supercell di Indonesia. Dalam Supercell Gamers’ Day, selain pertandingan game buatan Supercell, juga ada berbagai kegiatan lain seperti ajang cosplay dan kumpul komunitas. Pada hari terakhir, Supercell Gamers’ Day juga dimeriahkan dengan kehadiran Ex Idol Group: Grace, Sendy, Cindy, Andella, Jessica, Shania, Elaine, dan Nadhifa.