Tag Archives: brian acton

WhatsApp Bakal Mulai Menampilkan Iklan Lewat Fitur Status-nya

2016 merupakan tahun penting buat WhatsApp. Pasalnya, di awal tahun tersebut WhatsApp resmi menjadi aplikasi gratis, setelah sebelumnya menarik tarif berlangganan kepada para konsumennya. Sontak jumlah penggunanya bertambah drastis, sampai akhirnya sekarang menjadi aplikasi pesan instan terpopuler sejagat raya.

Pergantian model bisnis ini tentu saja memunculkan pertanyaan: “Lalu dari mana WhatsApp mendapatkan uang?” Sebagai sang empunya, Facebook tentu ingin aset besarnya ini bisa menghasilkan pemasukan ekstra, apalagi mengingat dana akuisisi yang mereka gelontorkan mencapai angka $16 miliar.

Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab. Melalui wawancara dengan The Economic Times, Chris Daniels selaku Vice President WhatsApp menyingkap rencana mereka untuk mulai menampilkan iklan melalui fitur WhatsApp Status yang dirilis tahun lalu.

Iklan di Status ini bakal menjadi taktik monetisasi utama WhatsApp ke depannya, sekaligus membuka peluang bagi pemilik bisnis untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Kapan pastinya iklan di WhatsApp Status ini akan muncul masih belum bisa dipastikan.

Satu hal yang pasti, keputusan ini menyalahi visi awal yang ditetapkan oleh para pendiri WhatsApp, yang berkomitmen untuk tidak berjualan iklan, bahkan sampai aplikasinya digratiskan dua tahun lalu.

Ini juga yang menjadi alasan mengapa Brian Acton, salah satu pendiri WhatsApp, memutuskan untuk minggat dan sempat membuat heboh dengan tagar #DeleteFacebook pada bulan Maret lalu, seperti yang ia ungkapkan sendiri kepada Forbes. Diakuisisi Facebook merupakan suatu pencapaian besar, tapi di saat yang sama juga berarti kompromi terhadap komitmen.

Via: The Verge.

WhatsApp Ditinggalkan Co-foundernya

Kesuksesan WhatsApp tak lepas dari tangan dingin Brian Acton, sosok penting yang mendampingi Jan Koum mengembangkan aplikasi pesan instan paling ngetop tersebut. Tapi kisah duet manis itu sepertinya akan segera berakhir setelah sang co-founder mengumumkan rencananya untuk meninggalkan perusahaan.

Acton menjelaskan rencana dan alasannya hengkang melalui sebuah postingan di Facebook pada hari Selasa lalu. Pengunduran dirinya akan efektif per bulan November mendatang, dan dalam rentang waktu yang tersisa, Acton akan mempersiapkan segala hal terkait tanggung jawabnya ke staff lain di perusahaan.

“Saya memutuskan untuk memulai proyek non-profit dalam bidang teknologi dan komunikasi. Pemikiran ini sudah sejak lama ada, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk fokus dan mengeksekusi.”

Bersama Jan Koum, Acton memulai pengerjaan proyek WhatsApp sekitar delapan tahun yang lalu. Di tahun 2009 WhatsApp akhirnya diluncurkan dan hanya butuh waktu setahun untuk mendapatkan predikat sebagai aplikasi pesan terpopuler kala itu. Sekarang, WhatsApp mempunyai pengguna aktif tak kurang dari 1,3 miliar setiap bulannya dan masih akan terus bertambah seiring pertumbuhan pengguna smartphone.

Belum jelas proyek seperti apa yang sebenarnya akan digarap oleh Acton setelah ini. Tapi, jelas ia punya uang yang cukup untuk memulai proyek baru kendati berlabel non-profit. Ketika WhatsApp diakuisisi Facebook pada tahun 2014 lalu, Acton dan Koum baka dapat durian runtuh. Perusahaannya diguyur uang tunai dan juga dalam bentuk lembar saham dengan total mencapai $16 miliar. Menurut Forbes, dengan akuisisi tersebut status Acton berubah menjadi miliarder dengan jumlah kekayaan bersih sebesar $6,5 miliar.

Kepergian Acton tentu sebuah kehilangan besar, karena di saat bersamaan WhatsApp tengah mengarungi babak baru, di mana tampak jelas mereka menginginkan pemasukan dari sekian banyak penggunanya. Kendati bukan membidik semua pengguna, namun WhatsApp sadar betul angka tak akan pernah bohong. Potensinya luar biasa besar.

Berdasarkan kabar yang dihembuskan oleh Recode, WhatsApp sudah mempekerjakan beberapa orang dengan kualifikasi tertentu yang diharapkan dapat membantu mereka mengalihkan fokus ke segmen bisnis. Meskipun tak menjamin pemasukan yang besar, setidaknya arah baru ini memberikan sumbangsih pemasukan untuk memangkas beban operasional perusahaan yang selama ini berkomitmen bebas iklan.

Sumber berita Techcrunch.

Facebook May Have Also Acquired WhatsApp to Avoid Future Competition

WhatsApp co-founder and CEO Jan Koum insisted that the Facebook deal to acquire WhatsApp would not have happened if Facebook were to interfere in WhatsApp’s operations. With Facebook’s resources, WhatsApp may not have to worry too much about having to generate revenue but as Koum said in his blog post, everything remains as it is, including the $0.99 a year subscription service. This acquisition gives Facebook protection against potential competition that it may have had to face if WhatsApp falls to another company’s hands.

Continue reading Facebook May Have Also Acquired WhatsApp to Avoid Future Competition