Tag Archives: brian marshal

Perusahaan omnichannel commerce enabler SIRCLO Group mengumumkan kebijakan langkah efisiensi yang berdampak pada PHK terhadap 8% dari total karyawan

SIRCLO Group Tempuh Efisiensi, Rumahkan 8% Karyawan

Perusahaan omnichannel commerce enabler SIRCLO Group mengumumkan kebijakan langkah efisiensi yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 8% dari total karyawan. Keputusan ini mulai berlaku per hari ini (22/11).

Dalam data terakhir, perusahaan memiliki lebih dari 2 ribu karyawan. Artinya, sekitar 160 karyawan terkena imbas. Perusahaan menyebut kebijakan ini diambil karena kebutuhan untuk beradaptasi di tengah kondisi ekonomi makro saat ini.

“Sebagai perusahaan teknologi yang berkembang pesat, SIRCLO Group berupaya untuk terus adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis agar mencapai pertumbuhan jangka panjang. Dalam situasi makro ekonomi yang menantang, SIRCLO Group telah melalui serangkaian evaluasi internal dan akan melakukan perubahan yang signifikan, terutama dalam aspek fokus bisnis, untuk memastikan sustainability perusahaan,” terang Founder & CEO SIRCLO Group Brian Marshal dalam keterangan resmi.

Ia melanjutkan, keputusan yang diambil ini tidak memengaruhi komitmen perusahaan dalam mengembangkan solusi terbaik bagi seluruh penerima layanan SIRCLO. Untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, kini seluruh aspek bisnis SIRCLO Group berada dalam tahap optimalisasi, salah satunya dengan menitikberatkan pengembangan lini bisnis e-commerce enabler yang melayani klien korporasi.

Sejumlah unit bisnis SIRCLO Group yang menargetkan segmen UMKM akan berfokus pada aspek operasional yang bersifat esensial, dengan tujuan menunjang pertumbuhan seluruh segmen penerima layanan di dalam ekosistemnya. Adapun serangkaian tujuan tersebut berdampak pada penyesuaian skala organisasi perusahaan.

“Sejak awal berdiri, SIRCLO Group memiliki misi mendukung pelaku bisnis maupun individu untuk berjualan dengan nilai layanan yang tinggi. Perkembangan ekosistem kami dari tahun ke tahun tidak lepas dari kontribusi setiap karyawan di dalamnya, sehingga menjadi prioritas bagi SIRCLO untuk memastikan setiap karyawan yang terdampak akan menerima paket kompensasi sesuai dengan hak dan peraturan yang berlaku, serta pendampingan yang komprehensif untuk mendukung masa transisi mereka,” tutup Brian.

Dalam perjalanannya sejak 2013, SIRCLO pernah melakukan efisiensi pada tahun ketiga bahkan hampir tutup. Mengutip dari Katadata, Brian menjelaskan pada 2015 perusahaan gagal mendapatkan pendanaan, runway semakin menipis dan sempat berpikir untuk berhenti.

Akhirnya, langkah efisiensi pun ditempuh dengan PHK 40% karyawan. Ketika itu jumlah karyawan sekitar 30 orang. “Kami memutuskan untuk tidak tutup, harus lanjut, tetapi dengan mengurangi 40% tim. Setahun berikutnya, try to stand on our feet,” kata dia.

Langkah tersebut berhasil membuat SIRCLO lolos dari kebangkrutan, bahkan pada akhir 2015 mulai breakeven alias tidak merugi. Salah satu faktornya, selain tim yang solid, juga mencapai product-market fit.

Sejak awal tahun ini, pasca menuntaskan akuisisi terhadap Warung Pintar, SIRCLO kini menangani tiga pilar solusi, yakni Enterprise, Entrepreneur, dan New Retail.

Pendanaan terakhir yang diperoleh perusahaan diumumkan pada September 2021 sebesar $36 juta yang dipimpin oleh East Ventures dan Saratoga, diikuti oleh Traveloka. Dana tersebut dimanfaatkan perusahaan untuk mengembangkan teknologi, serta mengakselerasi digitalisasi ritel bagi berbagai usaha di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
AladinMall (PT MNC Aladin Indonesia), unit bisnis e-commerce MNC Group, mengumumkan kerja sama dengan penyedia solusi omnichannnel commerce SIRCLO

Unit E-commerce MNC Group “AladinMall” Gandeng SIRCLO untuk Pacu Transaksi

AladinMall (PT MNC Aladin Indonesia), unit bisnis e-commerce MNC Group, mengumumkan kerja sama dengan penyedia solusi omnichannnel commerce SIRCLO. Dalam kesepakatan ini, AladinMall dapat meningkatkan pilihan barang secara lebih luas kepada para konsumennya, mengingat SIRCLO telah menjaring 700 brand prinsipal. Pun dari sisi SIRCLO, brand dapat memperluas kanal penjualan ke lebih banyak platform.

Dalam konferensi pers yang digelar kemarin (29/8), COO AladinMall Bambang Triharto menuturkan gabungan kekuatan yang besar dari kedua perusahaan, dapat memberikan proposisi unik untuk konsumen. Seluruh brand yang telah masuk ke dalam ekosistem MNC Group dapat terintegrasi ke seluruh konten media milik grup untuk menjaring transaksi. Untuk SIRCLO yang kuat dengan solusi omnichannel, dapat memberikan nilai tambah bagi brand prinsipal untuk memberikan pelayanan belanja online yang lebih baik.

“Mitra usaha yang tepat akan memberikan nilai tambah pada kekuatan usaha yang telah ada, untuk itu AladinMall memilih SIRCLO sebagai mitra usaha untuk saling memberikan nilai tambah pada usaha masing-masing dan membangun kekuatan bersama untuk bertumbuh lebih kuat dan lebih besar,” kata dia.

Dari ragam layanan yang dihadirkan SIRCLO untuk usaha dari berbagai skala, AladinMall memanfaatkan SIRCLO Commerce, yakni solusi end-to-end channel management dari SIRCLO untuk brand berskala besar yang ingin memperluas pasarnya secara online.

SIRCLO Commerce menawarkan opsi bagi brand untuk memperluas jangkauannya melalui AladinMall. Tak hanya itu, brand yang bergabung di AladinMall lewat SIRCLO Commerce dapat melakukan penambahan produk atau product assortment ke platform AladinMall.

Founder dan CEO SIRCLO Group Brian Marshal menambahkan, melalui SIRCLO Commerce, pihaknya akan menghadirkan support maintenance dari segi inventori dan order fulfillment bagi setiap brand yang tergabung di AladinMall. Untuk tahap selanjutnya, kedua perusahaan akan mengintegrasikan API yang memungkinkan brand untuk dapat mengautomasi operasionalnya, termasuk saat listing SKU.

Adapun bagi brand, tidak hanya membantu mereka untuk menambah kanal penjualannya melalui AladinMall, aktivasi pemasaran akan menjadi poin penting yang dihadirkan oleh SIRCLO. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan traffic maupun transaksi brand-brand yang bersangkutan.

“SIRCLO berupaya untuk hadir sebagai jembatan antara AladinMall dan brand agar kedua belah pihak dapat saling memperkuat posisinya di ekosistem e-commerce Indonesia. Kami bertekad untuk terus melakukan perbaikan serta menghadirkan inovasi baru yang mampu memperkuat sinergi antara AladinMall dan SIRCLO, terlebih dalam membantu banyak brand dalam menjangkau konsumennya dan berjualan secara online,” ucap Brian.

Dia melanjutkan, “SIRCLO memastikan segala macam proses dari pembelian hingga barang sampai bisa lancar dan experience yang sempurna. Dengan demikian, AladinMall bisa memberikan pengalaman terbaik dari konten-kontennya untuk attract the traffic, yang bisa di-convert jadi penjualan.”

Proposisi AladinMall

Bambang menambahkan, sebelum kerja sama dengan SIRCLO dilakukan, perusahaan sebelumnya harus menyortir brand secara satu persatu untuk masuk ke dalam platform-nya. Hal tersebut di satu sisi memperlamban kerja AladinMall karena harus approach satu per satu perusahaan. Masuknya SIRCLO akan menyelesaikan isu tersebut.

“Sejumlah brand besar yang sudah bekerja sama dengan SIRCLO sekarang bisa jadi bagian dari kami. Dengan bantuan API, brand bisa lebih mudah berjualan di AladinMall.”

Sebagai catatan, AladinMall dirintis sejak 2020, melengkapi solusi commerce yang dimiliki grup setelah Mister Aladin, platform OTA. Situs e-commerce ini menawarkan produk, mulai dari fesyen, makanan dan minuman, kecantikan dan kesehatan, perlengkapan rumah, ibu & anak, voucher & jasa, hingga elektronik. Solusi yang ditawarkan AladinMall, di satu sisi tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pemain e-commerce lainnya.

Meski demikian, Bambang mengakui bahwa kue pangsa pasar e-commerce masih punya ruang yang bisa digarap oleh perusahaan. Dibandingkan dengan transaksi offline saja, kue belanja online belum mampu mendominasi. “Gabungan antara media dengan commerce jadi kekuatan kami. Kami memfasilitas seluruh mitra brand yang beriklan di MNC Group dapat terintegrasi dengan seluruh jaringan media di grup kami.”

Bambang tidak menjelaskan secara rinci bagaimana pencapaian AladinMall sejauh ini. Namun bila melihat yang dikumpulkan iPrice, per kuartal I 2022, AladinMall tidak mampu masuk dalam urutan 38 besar dari seluruh situs e-commerce terbanyak dikunjungi di Indonesia. Kunjungan terbanyak secara berurutan adalah Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak, dan Orami.

Application Information Will Show Up Here
Sirclo, perusahaan e-commerce enabler, mengumumkan akuisisi terhadap Warung Pintar, menandai aksi korporasi kedua setelah akuisisi Orami pada April 2021

Sirclo Akuisisi Warung Pintar dan Bentuk Grup Perusahaan

Sirclo, perusahaan e-commerce enabler, mengumumkan akuisisi terhadap Warung Pintar. Setelah akuisisi, Warung Pintar akan tergabung sebagai bagian dari Sirclo Group untuk bersama-sama menghadirkan solusi omnichannel menyeluruh bagi prinsipal, brand, distributor, pelaku usaha, hingga konsumen akhir. Langkah ini menandai aksi korporasi kedua Sirclo setelah mengakuisisi Orami pada April 2021.

Akuisisi ini menempatkan Brian Marshal sebagai CEO Sirclo Group dan Agung Bezharie (Co-founder dan CEO Warung Pintar) akan memimpin pilar bisnis Sirclo yang baru, yakni layanan ‘New Retail’. Selain itu, Danang Cahyono (COO Sirclo) akan memimpin pilar bisnis ‘Enterprise Solutions’ dan Ferry Tenka (CEO Orami) akan memimpin pilar bisnis ‘Entrepreneur Solutions’.

Kategorisasi jabatan ini sekaligus memberikan gambaran jelas mengenai pilar solusi Sirclo Group, yakni solusi bagi Enterprise, Entrepreneur, dan UMKM, serta model bisnis New Retail seperti warung.

Dengan penggabungan usaha ini, Sirclo Group mencatatkan: lebih dari 150 ribu brand yang telah dilayani secara akumulatif; lebih dari 500 ribu pemilik warung atau toko kelontong; jangkauan terhadap lebih dari 15 juta konsumen akhir; dan lebih dari 80 titik distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Sirclo Group Brian Marshal mengatakan, akuisisi ini didasari oleh kesamaan misi kedua perusahaan untuk mempermudah seluruh pelaku usaha di Indonesia untuk berjualan di berbagai dari online hingga offline.

Memperkuat model bisnis B2B2C

Memanfaatkan keandalan dari segi infrastruktur teknologi dan jaringan distribusi ritel, Sirclo, dan Warung Pintar memperkuat posisinya dengan mendongkrak potensi model bisnis B2B2C melalui strategi omnichannel commerce yang mengombinasikan kanal penjualan online dan offline secara seimbang.

Dia melanjutkan, setelah lebih dari delapan tahun bergerak di model bisnis B2B bagi brand berskala enterprise dan entrepreneur, Sirclo menyadari bahwa ekosistem ritel tidak luput dari peran warung dan toko kelontong sebagai salah satu opsi pemenuhan kebutuhan harian masyarakat Indonesia.

“Pentingnya ketersediaan produk, efisiensi alur distribusi, kemudahan akses bagi brand untuk menjangkau para mitra hingga end-consumer, serta potensi warung terhadap sektor ekonomi secara umum, mendorong kami untuk berfokus pada model bisnis B2B2C dengan menggandeng Warung Pintar ke dalam ekosistem kami,” ucap dia, Rabu (26/1).

Pada pilar New Retail, Sirclo akan berfokus pada pemberdayaan warung melalui beragam produk dan layanan digital untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi pada alur distribusi, akses ke prinsipal atau distributor nasional, ketersediaan produk, hingga pinjaman modal.

Sementara itu, melalui pilar Enterprise, Sirclo menghadirkan layanan teknologi end-to-end yang dapat dikustomisasi bagi principal atau brand besar. Adapun pilar bisnis Entrepreneur menyediakan layanan berbasis Software-as-a-Service (SaaS), termasuk penyediaan toko online siap pakai bagi bisnis berskala UMKM.

Sirclo Group akan turut memperluas jangkauan fulfillment center bagi principal atau brand besar, sehingga para konsumen akhir dapat memperoleh keuntungan lebih dari segi logistik maupun harga. Pengembangan juga dilakukan dari segi operasional secara end-to-end dengan mengedepankan strategi omnichannel commerce agar brand dari berbagai skala dapat berfokus pada pengembangan produk.

Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie mengatakan, “Kita melihat bahwa langkah strategis ini akan menambah strategic value untuk mengakselerasi perkembangan produk dan layanan Warung Pintar. Ke depannya, kita ingin membuka lebih banyak kesempatan dan membawa transparansi serta efisiensi yang lebih baik bagi setiap pelaku UMKM, sehingga warung dapat pulih dari dampak pandemi dan tumbuh bersama.”

Menurut Agung, sinergi ini dapat mengakomodasi brand untuk meningkatkan visibilitasnya ke warung sebagai kanal distribusi terbesar di Indonesia, sehingga principal atau brand mampu menjangkau lebih banyak konsumen akhir. Tidak hanya itu, pihaknya pun meyakini bahwa langkah strategis ini menandai peluang besar bagi kedua entitas untuk memberikan dampak yang lebih luas bagi ekosistem ritel, bahkan sektor perekonomian di Indonesia secara umum, terlebih guna mempersiapkan diri atas perubahan yang secara konstan terjadi.

Application Information Will Show Up Here
(Ki-ka) Brian Marshal, Triawan Munaf, dan Maurits Lalisang / Sirclo

Sirclo Umumkan Triawan Munaf dan Maurits Lalisang sebagai Komisaris

Startup e-commerce enabler Sirclo mengumumkan pengangkatan Triawan Munaf dan Maurits Lalisang sebagai komisaris baru. Keduanya akan terlibat dalam pengembangan kapabilitas teknologi serta upaya digitalisasi bisnis UMKM dan korporasi di perusahaan.

Dalam keterangan resminya, Founder & CEO Sirclo Brian Marshal mengatakan kedua tokoh ini memiliki pengalaman dalam mendorong kemajuan usaha dalam negeri selama lebih dari tiga dekade. Dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan bisnis besar di Indonesia, mereka berbagi visi yang sama dengan Sirclo, yaitu membantu pemilik usaha bertransisi digital ke omnichannel.

“Kami memperoleh banyak pengetahuan dari kedua figur ini untuk memperluas dampak sosial dan ekonomi dari Sirclo. Kami harap dapat menjadi perusahaan berkelanjutan yang mampu membentuk fondasi ekonomi digital Indonesia dan meningkatkan roda ekonomi nasional di masa depan,” ucap Brian.

Sekadar informasi, Triawan Munaf sejak lama dikenal sebagai tokoh nasional dan wirausahawan di industri kreatif. Sebelumnya, Triawan menduduki posisi sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk. Pada Februari 2020, Triawan bergabung sebagai Venture Advisor di East Ventures. Baru-baru ini ia juga ditunjuk sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen PT Aviasi Pariwisata Indonesia Tbk.

“Kebutuhan melakukan transformasi digital semakin tidak terelakkan bagi pebisnis di berbagai skala, terutama UMKM yang selama ini menjadi penggerak utama ekonomi Indonesia. Saya telah melihat kontribusi Sirclo membantu UMKM sehingga saya meyakini kapabilitas yang dimiliknya dapat mengakselerasi pertumbuhan UMKM secara eksponensial,” paparnya.

Sementara itu, Maurits Lalisang juga telah memiliki rekam jejak kuat di berbagai sektor industri selama empat dekade terakhir. Maurits telah memberikan banyak terobosan selama berkarir lebih dari satu dekade sebagai CEO dan Presiden Komisaris di PT Unilever Tbk. Saat ini, ia menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Multi Bintang Indonesia Tbk, Komisaris PT ICI Paints Indonesia, Komisaris PT Deltomed Laboratories, dan Partner di Saratoga Group.

Sejak berdiri di 2013, Sirclo menawarkan layanan enablement secara end-to-end kepada pemilik usaha. Di 2021, Sirclo sudah membantu lebih dari 100.000 merek untuk berjualan online, baik dari skala pengusaha perorangan, UMKM, hingga korporasi.

Gencarkan ekspansi UMKM

Tahun ini, Sirclo menggencarkan berbagai inisiatif untuk mendongkrak pertumbuhan bisnisnya. Apalagi, Sirclo mengklaim telah menuju tahap profitabilitas dan tengah berada di momentum untuk memperbaiki unit ekonomi selama pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah menggarap segmen UMKM untuk bertransformasi digital. Beberapa waktu lalu, Sirclo membuat program pemberdayaan para ibu berwirausaha menjadi reseller brand yang akan dikelolanya bersama Orami.

Berdasarkan data Asosiasi UMKM Indonesia, pandemi membuat kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia di 2020 melorot hingga 37,3%. Kontribusi ini turun signifikan dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar 60,3%. Maka itu, digitalisasi diyakini sebagai strategi kunci untuk menghubungkan 30 juta UMKM secara online di 2024.

Upaya ekspansi Sirclo juga semakin diperkuat dengan tambahan pendanaan sebesar $36 juta atau setara 512 miliar Rupiah pada September lalu, yang dipimpin oleh East Ventures dan Saratoga, dan disusul oleh Traveloka.

Menurut Brian Marshal, pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi serta digitalisasi ritel berbagai usaha di Indonesia. Ia melihat saat ini momentum belanja online di e-commerce sedang tinggi-tingginya sejak pandemi berlangsung.

Beberapa waktu lalu, Sirclo juga telah meluncurkan Sirclo Store, sebuah solusi dengan konsep omnichannel yang dapat membantu brand berjualan online di berbagai kanal sekaligus, yaitu website, marketplace, dan penjualan berbasis percakapan (chat commerce).

Sirclo Officially Announces 512 Billion Rupiah Additional Funding

After news circulated about an additional funding round, Sirclo today (10/9) officially announced the $36 million additional funding or equivalent to 512 billion Rupiah led by East Ventures and Saratoga. Another investor participated in this round is Traveloka.

In the official release, it is said that this funding will be used to develop the technological capabilities offered and to accelerate retail digitalization for various businesses in Indonesia. During the pandemic, the company claimed to gain momentum to improve its economic unit and was already at the profitability stage.

“With this funding, we plan to use the momentum of high consumer interest in shopping on e-commerce channels during the pandemic and beyond. Sirclo continues to adhere to its mission helping brands sell online through an omnichannel approach,” Sirclo’s Founder & CEO, Brian Marshal said.

Previously, this e-commerce enabler platform had developed the Sirclo Store SaaS solution with an omnichannel approach aimed at helping brands sell online through various channels at once, such as websites, marketplaces, and chat-based sales (chat commerce).

In addition, in a series of Online-to-Offline (O2O) initiatives, the platform which recently launched the #MerdekaJualanOnline program for the country’s national economic recovery program is also developing financial solutions aimed at supporting MSME players to compete with larger-scale retail players.

East Ventures’ Co-Founder & Managing Partner, Wilson Cuaca considered Sirclo as a classic example of a startup running a marathon. As an investor, East Ventures thought that Sirclo was a bit ahead of market-timing when it was founded in 2013. However, the founder’s consistent vision from the beginning has allowed Sirclo to survive and grow over the years.

“The Covid-19 pandemic has accelerated the company’s business, Sirclo recorded the highest revenue in the company’s history, with a nominal value of hundreds of millions of dollars, and is approaching the profitable stage. We are very happy to be a part of their journey, and participate in another funding stage,”  Willson continued.

Throughout the pandemic, Sirclo alone has recorded a 5x increase in transactions driven by changes in consumer behavior during the Covid-19 pandemic. Until this year, Sirclo has helped more than 100,000 brands to sell online, from the scale of individual entrepreneurs, MSMEs, to large companies.

E-commerce enabler performance in time of pandemic

Indonesia’s e-commerce industry has grown rapidly since the Covid-19 pandemic. Nearly half of Indonesia’s population uses digital technology for their daily needs, creating high potential for growth in this industry. The presence of e-commerce enabler services makes it easier for brand principals to enter the online industry. Through a single dashboard, they can manage the product presence in several online marketplace services at once.

In Indonesia, Sirclo is not solely trying to take on the role of an e-commerce enabler, there are several players who also competing to enliven this market. One of those is JetCommerce. Through its solution, they claim to have managed to record a whole 36% transactions increase in the fourth quarter of 2020 compared to the previous quarter, serving more than 750 thousand transactions on various marketplace platforms in early 2021. The company also has a rapidly growing business unit in China, Thailand, the Philippines and Vietnam.

Among the existing players, a cloud-based e-commerce enabler solution provider from Singapore, Genie tried to stir the competition by expanding into the Indonesian market. The platform claims to have back-end regional integration with e-commerce website builders like Shopify and WooCommerce, reducing the hassle for merchants when they set up an online store.

The Digital Market Outlook report published by Statista showed that e-commerce users in Indonesia are predicted to grow 15% this year from a total of 138 million users in 2020, reaching 159 million users in 2021. Meanwhile, the industry’s revenue is predicted to increase by 26% reaching $38 million, from $30 million in 2020.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Founder & CEO Sirclo Brian Marshal / Sirclo

Sirclo Resmi Umumkan Pendanaan Lanjutan Senilai 512 Miliar Rupiah

Setelah beredar kabar terkait putaran pendanaan tambahan, Sirclo pada hari ini (10/9) secara resmi mengumumkan perolehan pendanaan senilai $36 juta atau setara 512 miliar Rupiah yang dipimpin oleh East Ventures dan Saratoga. Investor lain turut terlibat adalah Traveloka.

Dalam rilis resminya disebut bahwa pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan kapabilitas teknologi yang ditawarkan serta mengakselerasi digitalisasi ritel bagi berbagai usaha di Indonesia. Selama pandemi, perusahaan mengaku tengah mendapat momentum untuk memperbaiki unit ekonomi dan sudah menuju tahap profitabilitas.

“Dengan suntikan dana ini, kami berencana membangun momentum tingginya minat konsumen untuk berbelanja di kanal e-commerce selama masa pandemi dan setelahnya. Sirclo terus berpegang pada misi untuk membantu brands berjualan online melalui pendekatan omnichannel,” ujar Founder & CEO Sirclo Brian Marshal.

Sebelumnya, platform e-commerce enabler ini telah mengembangkan solusi SaaS Sirclo Store dengan pendekatan omnichannel yang ditujukan untuk membantu brand berjualan online melalui berbagai kanal sekaligus, seperti website, marketplace, dan penjualan berbasis percakapan (chat commerce).

Selain itu, dalam rangkaian inisiatif Online-to-Offline (O2O), platform yang belum lama ini meluncurkan program #MerdekaJualanOnline dalam program pemulihan ekonomi nasional negara ini juga tengah mengembangkan solusi finansial yang ditujukan untuk mendukung para pelaku UMKM bisa bersaing dengan pemain ritel berskala lebih besar.

Co-Founder & Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca menempatkan Sirclo sebagai salah satu contoh klasik dari startup yang melakukan maraton. Sebagai investor, East Ventures merasa bahwa Sirclo agak terlalu cepat dari market-timing ketika didirikan pada tahun 2013. Namun, fokus akan visi dari pendiri yang konsisten sejak awal membuat Sirclo bisa bertahan dan tumbuh selama ini.

“Pandemi Covid-19 telah mengakselerasi penguatan bisnis perusahaan, Sirclo mencatatkan pemasukan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan, dengan nominal ratusan juta dolar, dan sudah mendekati tahap profitable. Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari perjalanan mereka, dan berpartisipasi kembali di tahap pendanaan ini,” lanjut Willson.

Sepanjang masa pandemi, Sirclo sendiri mencatat lonjakan transaksi hingga 5x lipat yang didorong oleh perubahan perilaku konsumen selama pandemi Covid-19. Hingga tahun ini, Sirclo telah membantu lebih dari 100.000 brand untuk berjualan online, baik dari skala pengusaha perseorangan, UMKM, hingga perusahaan-perusahaan besar.

Kinerja e-commerce enabler di masa pandemi

Industri e-commerce di Indonesia telah meningkat dengan pesat sejak pandemi Covid-19. Hampir setengah dari populasi Indonesia menggunakan teknologi digital untuk kebutuhan sehari-hari, menjadikan industri ini memiliki potensi tinggi untuk tumbuh. Kehadiran layanan e-commerce enabler bertujuan untuk memudahkan brand principal masuk ke ranah online. Melalui dasbor tunggal, mereka dapat mengelola kehadiran produknya di beberapa layanan online marketplace sekaligus.

Di Indonesia, bukan hanya Sirclo yang coba mengambil peran sebagai e-commerce enabler, ada beberapa pemain yang juga ikut bersaing meramaikan pasar ini. Salah satunya adalah JetCommerce. Melalui solusinya, mereka mengklaim telah berhasil mencatat peningkatan transaksi di kuartal IV tahun 2020 secara keseluruhan sebanyak 36% dari kuartal sebelumnya, hingga mencapai lebih dari 750 ribu transaksi pada berbagai platform marketplace di awal tahun 2021. Perusahaan juga memiliki unit bisnis yang berkembang pesat di China, Thailand, Filipina dan Vietnam.

Di antara pemain yang sudah lebih dulu hadir, penyedia solusi e-commerce enabler berbasis cloud dari Singapura, Genie coba meramaikan persaingan dengan melakukan ekspansi ke pasar Indonesia. Platform ini mengklaim memiliki integrasi regional back-end dengan pembuat e-commerce situs web seperti Shopify dan WooCommerce, sehingga mengurangi kerumitan bagi pedagang ketika mereka mendirikan toko online.

Laporan Digital Market Outlook yang dipublikasikan Statista menyebutkan bahwa pengguna e-commerce di Indonesia tahun ini diprediksi tumbuh 15% dari total 138 juta pengguna pada tahun 2020, atau mencapai 159 juta pengguna di tahun 2021. Sementara pendapatan industri ini diprediksi meningkat sebanyak 26% mencapai $38 juta, dari $30 juta pada tahun 2020 lalu.

Sirclo UMKM

Sirclo Mulai Garap Pasar UMKM

Startup e-commerce enabler Sirclo menjadi perusahaan berikutnya yang meramaikan segmen UMKM untuk go digital. Di saat yang bersamaan, lewat Orami, juga membuat program pemberdayaan para ibu untuk berwirausaha menjadi reseller brand yang dikelola Orami dan Sirclo.

Menurut data yang dikutip perusahaan, jumlah pelaku UMKM di Indonesia saat ini mencapai 65 juta, dengan 12 juta di antaranya sudah hadir secara online. Pemerintah sendiri menargetkan sebanyak 30 juta UMKM go digital pada 2024 mendatang. Sehingga untuk onboarding lebih banyak UMKM, perlu partisipasi dari semua pihak untuk mencapai target.

Founder dan CEO Sirclo Brian Marshal mengatakan dengan diperpanjangnya PPKM yang membatasi kapasitas operasional ritel offline, UMKM di Indonesia semakin membutuhkan peran e-commerce untuk berinteraksi dan bertransaksi dengan konsumen. Berbeda dari pengguna solusi Sirclo yang mayoritas merupakan korporat atau enterprise, masih banyak UMKM yang tidak siap menghadapi pandemi.

“Pelaku UMKM ini ternyata banyak yang tidak siap. Berbeda dari enterprise yang sudah memiliki mitigasi risiko, sehingga akhirnya kami fokus membantu pelaku UMKM di program MerdekaJualanOnline,” ujar Brian.

COO Sirclo Danang Cahyono menambahkan, program tersebut akan berfokus pada peningkatan sumber daya manusia dari pelaku UMKM karena memegang faktor terpenting untuk go digital. Dari modul penjualan yang disediakan, perusahaan juga bekerja sama dengan para fasilitator untuk memberikan pelatihan dan pendampingan.

“Program ini menyasar UMKM dengan sejumlah kriteria, seperti sudah mampu mengoperasikan media sosial dan email, memiliki akses internet yang baik, serta mampu mengikuti pelatihan dan pendampingan.” tuturnya.

Untuk menangkap peluang tersebut, sebenarnya sejak awal tahun ini perusahaan mulai merambah segmen UMKM dengan menyediakan modul penjualan online berisi paket ‘Starter’ untuk berjualan di situs, platform marketplace, dan WhatsApp tanpa biaya. Sejauh ini ada lebih dari 1000 UMKM yang sudah bergabung.

Modul ini memanfaatkan solusi bisnis yang dihadirkan oleh Sirclo Store. Sirclo Store merupakan teknologi dasbor toko online UMKM, memberikan solusi bagi brand untuk berjualan di situs brand dot com, marketplace, dan WhatsApp. Perusahaan memiliki solusi lainnya untuk brand, di antaranya SIRCLO Commerce, dan ICUBE by SIRCLO.

Danang menuturkan pihaknya akan lebih agresif menggaet banyak pihak agar pada akhir tahun ini bisa onboarding lebih banyak UMKM ke digital hingga 10 ribu UMKM. Strategi yang akan dilakukan, salah satunya dengan perbankan yang memiliki UMKM binaan.

“Isu UMKM itu ada tiga, modal kerja, bahan baku, dan akses pasar. Bank punya modal kerja, dan kami yang menyediakan platform agar UMKM bisa jualan secara mandiri terhubung dengan marketplace dan WhatsApp.”

Lebih lanjut terkait program pemberdayaan yang diselenggarakan Orami, CMO SIrclo Ferry Tenka menjelaskan, sebagai perpanjangan tangan perusahaan, Orami ingin mengajak para ibu yang berminat dengan kewirausahaan. Menurutnya, segmen mompreneur sangat penting peranannya dalam menjaga ketahanan ekonomi keluarga, maupun mendukung ekosistem UMKM di Indonesia.

Oleh karena itu di IbuSibuk, para anggota diberi kesempatan untuk memiliki pendapatan sendiri dengan menjadi agen reseller bagi brands yang dikelola Orami maupun Sirclo. Mereka juga akan mendapatkan berbagai pelatihan kewirausahaan eksklusif untuk mendukung aktivitas berbisnis mereka.

“Komunitas IbuSibuk ini sudah memiliki lebih lebih dari 40 ribu anggota. Kami akan gaet lebih banyak para ibu karena mereka punya peran penting dalam pemberdayaan ekonomi di keluarganya,” kata Ferry.

Berdasarkan data Sirclo, mayoritas UMKM yang menggunakan teknologi toko online Sirclo berada di kota, termasuk DKI Jakarta (40.5%), Jawa Barat (21%), Jawa Timur (7%) dan Jawa Tengah (6.5%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak potensi pertumbuhan bagi UMKM di luar kota-kota besar untuk go digital.

Pemberdayaan UMKM

Segmen UMKM memang besar potensinya tapi penuh tantangan. Digitalisasi menjadi suatu keharusan agar mereka dapat tetap bertahan di tengah pandemi. DailySocial sempat membuat daftar solusi digital yang diinisiasi oleh perusahaan dari berbagai vertikal agar semakin banyak UMKM onboarding go digital.

Tak hanya dari sisi channel penjualan saja yang dibantu, UMKM kini mendapat opsi untuk mengembangkan bisnisnya dengan modal kerja, cara pemasaran, operasional, pengembangan bisnis, hingga legalitas.

 

Ragam solusi digital untuk UMKM / DailySocial
Application Information Will Show Up Here

SIRCLO Reportedly Bags Funding Worth Over 430 Billion Rupiah

According to a trusted source, SIRCLO, an e-commerce enabler startup is reportedly to have secured an estimated $45 million in Series B3 funding led by SMDV. East Ventures is one of the earliest investors participated in this round.

DailySocial asked confirmation from Sirclo team and received no response. We also tried to contact the Co-Founder and Managing Partner of East Ventures Willson Cuaca, he said that the information was actually part of Sirclo’s acquisition of Orami. “Let’s say it’s a part of the acquisition process,” he said, Wednesday (5/19).

Referring to Willson’s statement, in the acquisition process, investors from Orami made a top up. East Ventures also joined the top up for SIRCLO. EV is actually an SIRCLO’s early investor.

SMDV first invested in Orami in 2016, when Orami used to be a new brand entity after the merger between Bilna and Moxy. Then, Orami secured $15 million in funding from ranks of investors, including Gobi Partners, Ardent Capital, Velos Partners, and Co-Founder Founder Eduardo Saverin.

SIRCLO has announced Series B funding worth $6 million on Agustuts 2020. Investors participated in this round are EV, OCBC NISP Ventura, Skystar Capital, and Sinar Mas Land.

The acquisition of Orami by SIRCLO was announced in early April 2021. The objective is none other than to develop the strengths of the two companies’ businesses in providing end-to-end digital services to principal brands. In total, both companies have served more than 100 thousand brands from the MSME scale to corporations that reach millions of consumers.

Post-acquisition, Orami will continue to operate as an independent entity integrated with the SIRCLO service. Ferry Tenka (Orami’s CEO) currently serves as SIRCLO’s Chief Marketing Officer and Hendrawan Kartika (Orami’s President) as SIRCLO’s Chief Financial Officer.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

(ki-ka) Para Founder SIRCLO Leontius, Brian, dan Andreas / SIRCLO

SIRCLO Dilaporkan Kantongi Pendanaan Lebih dari 430 Miliar Rupiah (UPDATED)

Menurut sumber yang terpercaya, SIRCLO, startup pengembang platform e-commerce enabler, dikabarkan mengantongi pendanaan Seri B3 sekitar $45 juta yang dipimpin SMDV. East Ventures menjadi salah satu investor terdahulu yang terlibat dalam putaran ini.

Saat DailySocial konfirmasi lebih jauh kepada pihak Sirclo, tidak ada tanggapan yang diberikan. Kami pun mencoba menghubungi Co-Founder and Managing Partner East Ventures Willson Cuaca. Ia menyampaikan bahwa informasi tersebut sebenarnya adalah bagian proses akuisisi Sirclo terhadap Orami. “Let’s say it’s a part of acquisition process,” ujarnya, Rabu (19/5).

Mengacu dari ujaran Willson, bisa dikatakan bahwa dalam proses akuisisi ini investor dari Orami melakukan top up. Pun East Ventures juga ikut top up ke SIRCLO. EV merupakan investor awal dari SIRCLO.

SMDV pertama kali berinvestasi ke Orami pada 2016, saat Orami dipakai sebagai brand entitas baru pasca merger antara Bilna dan Moxy. Kala itu, Orami mengantongi perolehan dana sebesar $15 juta dari serangkaian investor, di antaranya Gobi Partners, Ardent Capital, Velos Partners, dan Co-Founder Founder Eduardo Saverin.

SIRCLO sendiri terakhir mengumumkan perolehan seri B senilai $6 juta pada Agustuts 2020. Investor yang terlibat dalam putaran ini adalah EV, OCBC NISP Ventura, Skystar Capital, dan Sinar Mas Land.

Kabar akuisisi Orami oleh SIRCLO diumumkan pada awal April 2021. Tujuan dari akuisisi ini tak lain ingin mengembangkan kekuatan kedua bisnis perusahaan dalam menyediakan layanan digital end-to-end kepada brand prinsipal. Bila ditotal, keduanya telah melayani lebih dari 100 ribu brand dari skala UMKM hingga korporasi yang menjangkau jutaan konsumen.

Pasca akuisisi, Orami akan terus beroperasi sebagai entitas mandiri yang terintegrasi dengan layanan SIRCLO. Ferry Tenka (CEO Orami) kini menjabat sebagai Chief Marketing Officer SIRCLO dan Hendrawan Kartika (President Orami) sebagai Chief Financial Officer SIRCLO.

*Kami melakukan perubahan detail mengenai investor yang masuk dalam putaran Seri B3

SIRCLO Acquires Orami, to Advance Omnichannel Services

E-commerce enabler startup SIRCLO today (07/4) announced its acquisition over Orami digital parenting platform. The value is not disclosed, but the objective is to combine the strengths of both services to provide end-to-end digital services and brand developers.

The agreement combines two companies that have served more than 100 thousand brands from the MSME to corporate scale, and reaches millions of consumers in 34 provinces in Indonesia.

In addition, this action will combine nearly 1000 employees; Orami will continue to operate as an independent entity integrated with the SIRCLO service. Ferry Tenka (CEO Orami) will take on a new position as SIRCLO’s Chief Marketing Officer and Hendrawan Kartika (President Orami) as SIRCLO’s Chief Financial Officer.

“This corporate act can expand services offered by SIRCLO for brand owners intend to enter the online market. Orami has an online shopping site that facilitates well-known brands in selling products for mother and child needs. In fact, we have a mission to join forces in helping brands selling online in a more strategic, scalable and efficient manner,” SIRCLO’s Founder & CEO, Brian Marshal said.

Meanwhile, Orami’s Co-Founder & CEO, Ferry Tenka added, “We see this synergy as a very big opportunity to accelerate Orami’s growth, and at the same time, to accommodate the needs of brands and consumers. Orami’s ability to reach consumers broadly is in line with SIRCLO’s operation as an e-commerce enabler with a strong infrastructure and retail network. There are so many extraordinary potentials to explore.”

Super parenting app orami yang diluncurkan awal tahun ini / Orami
Orami’s super parenting app was launched earlier this year / Orami

In line with the increasing traction of online shopping services, earlier this year, Orami announced application upgrade by releasing various features to make easy purchases. In addition, they also claimed themselves as a parenting super app with three main business pillars: commerce, content, and community. The aim is to present a comprehensive application to meet the needs of mothers and children.

Orami was founded in 2013 by Ferry Tenka, Eka Himawan, and Shannon Kalayanamitr. Its business is supported by a series of investors, including SMDV, East Ventures, Gobi Partners, Velos Partners and Ardent Capital.

SIRCLO alone was founded in the same year, 2013. They currently helping brand developers sell online through a variety of solutions, such as SIRCLO Store for MSMEs and SIRCLO Commerce for corporations. In 2020, SIRCLO recorded four times jump in transactions which was supported by changes in consumer behavior during the COVID-19 pandemic. At the end of 2020 they claimed to have achieved profitability and booked a combined turnover of IDR 3.3 trillion.

Last August 2020, SIRCLO has secured series B funding of $6 million. Investors involved in this round include East Ventures, OCBC NISP Ventura, Skystar Capital, and Sinar Mas Land.

Meanwhile, another strategic action that the company has taken is to merge with ICUBE, an e-commerce technology solution provider agency, aiming to expand the various business offered to brands.

Perjalanan bisnis SIRCLO / SRICLO
SIRCLO’s business journey


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here