Tag Archives: Bridge Round

KedaiSayur Announces the Latest Funding Worth of 50 Billion Rupiah

KedaiSayur (PT Kedai Sayur Indonesia) announced the latest funding in a bridge round worth of $3.5 million or around 50 billion Rupiah. The investors involved are yet to be disclosed. In the release, KedaiSayur also confirmed its status as a tech-based wholesale company under the Triputra Group.

The bridge round concept is basically investors participating in a startup funding to close the next series. In general, the latest equity count will be delivered after the company met a certain target, according to the agreement and based on the value disbursed by each investor. In addition, there is an agreed deadline regarding the closing of the next series.

Previously, the competitor, Sayurbox, also announced the funding in the bridge round from Metrodata.

The fresh funds is said to be focused on supporting business acceleration and advancing the platform’s technology. This is in line with the target growth — until the end of 2021, KedaiSayur claims to have achieved 24x business growth compared to the previous year through the KedaiMart application.

“With our commitment as a good supply chain management to provide grocery from upstream to downstream, KedaiSayur continues to improve service quality and always offer added value for all partners. It is because customer satisfaction is the key in our business development, therefore, we will continue to make efforts to create operational excellence,” KedaiSayur’s CEO, Adrian Hernanto said.

Adrian also mentioned, in addition to providing convenience to fulfill people’s needs of groceries through applications and dashboards for ordering, KedaiSayur is currently focus on slowly developing the land digitization. “Through monitoring with tech, we can do forecasting and each region will later be able to have sufficient data to increase their business scale, which is supported by the data transparency generated through the digitization process,” he said.

Pivoting due to pandemic

In May 2020, KedaiSayur announced a business pivot to online food delivery service. Previously, the company served B2B consumers such as hotels, restaurants and cafes, and vegetable vendors who wanted to supply food ingredients for selling.

The thing is, the food product market has started to change since the Covid-19 began in early March. Demand from hotels, restaurants and cafes drop by 50%. Previously, the growth of this business could reach more than 20% per month. Meanwhile, at the same time, the demand from vegetable growers and household customers has increased significantly. The company is confident to take pivot decisions based on this.

On the other hand, operational restrictions on the wholesale market and local markets disrupt the distribution pattern of fresh food products in Indonesia. This has an impact not only on consumers who cannot shop at the market, farmers also lose the medium to distribute their harvests.

In February 2021, KedaiSayur released the KedaiMart application to provide daily grocery with the concept of “supermarket in your pocket”. Previously, apart from the application itself, users could also order KedaiSayur products through Tokopedia and Blibli.

Growing market, tighten competition

Since it was founded in 2018, KedaiSayur has closed two funding rounds, with a total of $5.3 million supported by some investors, including East Ventures, SMDV, Triputra Group, and Multi Persada Nusantara. Currently, they have more than 5 thousand partners from vegetable traders, HORECA, and wholesale markets. They also cooperate with 250 farmers who provide product supplies to meet their needs.

According to the IGD report, the size of the wholesale market in Indonesia will reach $169.4 billion in 2022 with a CAGR of 5.2% in the last two years. This position confirms Indonesia as the 13th largest wholesale market in the world, and the second largest in Asia after China. It iis indeed a huge business potential, considering the size of traditional retail businesses.

The pandemic that accelerates digitization is a key opportunity for online store players. It’s clear that throughout the pandemic, startups in this field continue to raise funds to support the business growth.

Period Startup Investasi
November 2021 Astro Seed Funding
September 2021 Dropezy Series A
August 2021 Pasarnow Seed Funding
August 2021 Segari Series A
July 2021 HappyFresh Series D
April 2021 Sayurbox Series B
March 2021 Dropezy Seed Funding
March 2021 Segari Seed Funding
March 2021 Eden Farm Seed Funding
August 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Series A
July 2020 BorongBareng Pre-Series A
March 2020 Chilibeli Series A

Local technology giants has held a series of corporate actions related to strengthening the wholesale online business. Last September 2021, Blibli online marketplace officially acquired a 51% stake in Ranch Market, which operates 48 wholesale retail stores in various cities. Recently, there are also several integration, from the creation of the official Ranch Market channel on the Blibli application. Meanwhile, GoTo also acquired 6.74% of Hypermart retail network owners, which is likely to strengthen GoMart’s business.

New players also keep popping up with different approaches. For example, Japang, which was initiated by the founder and investor of ex-Tanihub, which focuses on providing access to online wholesale services for users outside Java. Until Astro came up with the quick commerce concept.

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan KedaiSayur 2022

KedaiSayur Umumkan Perolehan Dana Segar 50 Miliar Rupiah

KedaiSayur (PT Kedai Sayur Indonesia) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan dalam bridge round senilai $3,5 juta atau sekitar 50 miliar Rupiah. Tidak diumumkan secara spesifik siapa investor yang terlibat. Dalam keterangannya, KedaiSayur turut menegaskan sebagai perusahaan grosir berbasis teknologi di bawah naungan Triputra Grup.

Konsep bridge round  ini pada dasarnya menjadi partisipasi investor dalam sebuah pendanaan startup untuk menyambut penutupan seri selanjutnya. Umumnya pembagian ekuitas baru disampaikan setelah target pendanaan pada seri tertentu terpenuhi, disesuaikan dengan formula yang telah disepakati dan didasarkan pada nilai yang dikucurkan tiap investor. Selain itu, dalam perjanjian ada tenggat batas yang disepakati terkait penutupan seri berikutnya.

Sebelumnya kompetitor mereka, yakni Sayurbox, juga mengumumkan perolehan dana dalam bridge round dari Metrodata.

Dana segar yang didapat KedaiSayur akan difokuskan untuk mendukung percepatan bisnis dan penguatan teknologi yang ada di dalamnya. Hal ini sejalan dengan growth yang tengah diupayakan — hingga akhir 2021 KedaiSayur mengklaim telah meraih pertumbuhan bisnis 24x lipat dibanding tahun sebelumnya melalui aplikasi KedaiMart.

“Dengan komitmen kami sebagai penyedia supply chain management yang baik untuk memenuhi suplai bahan makanan dari hulu ke hilir, KedaiSayur terus meningkatkan kualitas layanan dan senantiasa memberikan nilai tambah untuk semua pihak yang terlibat. Karena kepuasan pelanggan merupakan kunci dalam pengembangan bisnis kami, sehingga kami akan terus melakukan upaya untuk menciptakan operational excellence,” ujar CEO KedaiSayur Adrian Hernanto.

Adrian menambahkan, di samping memberikan kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat melalui aplikasi dan dasbor untuk pemesanan, saat ini fokus KedaiSayur juga dalam pengembangan digitalisasi lahan secara perlahan. “Melalui monitoring menggunakan teknologi, kami bisa melakukan forecasting dan nantinya setiap daerah akan dapat memiliki data yang cukup untuk menaikkan skala bisnis mereka yang didukung oleh adanya transparansi data yang dihasilkan lewat proses digitalisasi tersebut,” ujarnya.

Sempat lakukan pivot akibat pandemi

Di bulan Mei 2020 lalu, KedaiSayur mengumumkan perubahan fokus bisnis menjadi layanan pesan antar makanan online. Sebelumnya perusahaan melayani konsumen B2B seperti hotel, restoran, dan kafe, dan tukang sayur yang ingin memasok kebutuhan bahan makanan untuk berjualan.

Alasannya, pasar produk pangan mulai berubah sejak persebaran Covid-19 merebak pada awal Maret. Permintaan dari hotel, restoran, dan kafe merosot hingga 50%. Padahal sebelumnya pertumbuhan dari bisnis ini lebih dari 20% per bulan. Sementara, di saat yang bersamaan, permintaan dari tukang sayur dan pelanggan rumah tangga meningkat signifikan. Atas dasar inilah perusahaan percaya diri untuk mengambil keputusan pivot bisnis.

Di sisi lain, pembatasan operasional pasar induk dan pasar lokal mengganggu pola distribusi produk pangan segar di Indonesia. Kondisi tersebut berdampak tidak hanya pada konsumen yang tidak bisa belanja ke pasar, petani pun kehilangan medium untuk menyalurkan hasil panennya.

Hingga akhirnya pada Februari 2021, KedaiSayur merilis aplikasi KedaiMart untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan harian dengan konsep “supermarket in your pocket“. Sebelumnya, selain melalui aplikasinya sendiri, pengguna juga bisa memesan produk KedaiSayur melalui Tokopedia dan Blibli.

Pasar bertumbuh, kompetisi makin sengit

Sejak berdiri pada 2018, KedaiSayur sudah dua kali mendapat pendanaan, dengan total $5,3 juta didukung sejumlah investor seperti East Ventures, SMDV, Triputra Group, dan Multi Persada Nusantara. Kini mereka telah memiliki lebih dari 5 ribu mitra dari kalangan pedagang sayur, HORECA, dan pasar induk. Mereka turut bekerja sama dengan 250 petani yang memberikan suplai produk untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut laporan IGD, ukuran pasar grocery di Indonesia akan mencapai $169,4 miliar di tahun 2022 ini dengan CAGR mencapai 5,2% dalam dua tahun terakhir. Posisi ini mengukuhkan Indonesia sebagai peringkat ke 13 untuk pasar grocery terbesar di dunia, dan kedua terbesar di Asia setelah Tiongkok. Tentu ini menjadi potensi bisnis yang sangat besar, mengingat mayoritas masih dilayani oleh bisnis ritel tradisional.

Digitalisasi yang diakselerasi oleh pandemi menjadi kesempatan kunci bagi para pemain online grocery. Tak heran jika sepanjang periode pandemi, startup di bidang ini terus melancarkan penggalangan dana untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka.

Periode Startup Investasi
November 2021 Astro Pendanaan Awal
September 2021 Dropezy Seri A
Agustus 2021 Pasarnow Pendanaan Awal
Agustus 2021 Segari Seri A
Juli 2021 HappyFresh Seri D
Apri 2021 Sayurbox Seri B
Maret 2021 Dropezy Pendanaan Awal
Maret 2021 Segari Pendanaan Awal
Maret 2021 Eden Farm Pendanaan Awal
Agustus 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Seri A
Juli 2020 BorongBareng Pra-Seri A
Maret 2020 Chilibeli Seri A

Sejumlah aksi korporasi terkait penguatan bisnis online grocery juga dilakukan oleh raksasa teknologi lokal. September 2021 lalu, online marketplace Blibli resmi mengakuisisi 51% saham Rach Market yang mengoperasikan 48 unit toko ritel grocery di berbagai kota. Baru-baru ini integrasi awal juga mulai dilakukan, dimulai pembuatan kanal resmi Ranch Market di aplikasi Blibli. Sementara GoTo juga mengakuisisi 6,74% saham pemilik jaringan ritel Hypermart, yang berpotensi untuk memperkuat bisnis GoMart.

Pemain baru juga terus bermunculan dengan pendekatan berbeda. Misalnya Japang yang diinisiasi oleh pendiri dan investor ex-Tanihub, yang fokus menyediakan akses ke layanan online grocery untuk pengguna di luar Jawa. Hingga Astro yang hadir dengan konsep quick commerce.

Application Information Will Show Up Here