Tag Archives: BroilerX

BroilerX sediakan layanan terpadu dalam ekosistem peternakan ayam / BroilerX

BroilerX Bukukan Pendanaan Pra-Seri A dari Saison Capital, Insignia, Kopital, dan Orvel Ventures

Startup di bidang peternakan ayam BroilerX mendapatkan pendanaan pra-seri A. Menurut data regulator, seperti dikutip dari Alternative.PE, putaran tersebut diikuti Saison Capital, Insignia Ventures Partners, Kopital Ventures, dan Orvel Ventures. Investasi baru ini membawa total pendanaan yang didapat BroilerX mencapai $3,5 juta atau setara 54,4 miliar Rupiah.

Kabar ini dibenarkan oleh salah satu investor yang terlibat dalam kesepakatan ini.

Bermarkas di Yogyakarta, BroilerX didirikan Prastyo Ruandhito (CEO), Jati Pikukuh (CTO), dan Pramudya Rizki Ruandhito (COO) sejak 2022. Sebelumnya mereka juga telah mendapatkan pendanaan awal $1,3 juta dipimpin Insignia Ventures Partners. Dalam debutnya, mereka telah bekerja sama dengan 30+ mitra peternak untuk melayani 1000+ pelanggan.

Terdapat empat layanan utama yang dihadirkan oleh BroilerX. Pertama sistem Smart Farming, menyediakan peralatan berbasis IoT untuk membantu peternak mengontrol dan memonitor kondisi lingkungan kadang lewat aplikasi. Kedua, mereka juga menyediakan layanan ERP terpadu untuk mendigitalkan proses penjualan, persediaan, manufaktur, hingga pengelolaan SDM.

Ketiga, BroilerX turut membuka layanan kemitraan bagi peternak ayam. Para mitra akan dibantu dengan sistem ternak berbasis smart farming dan solusi pendukungnya. Saat ini mitra yang digandeng berada di seputar Yogyakarta, Solo, Magelang, Purwokerto, Tegal, Pati, Madiun, Sidoarjo, Kediri, dan Malang.

Kemudian layanan terakhir, BroilerX juga menyediakan suplai ayam hidup dengan kualitas terjamin berasal dari ayam yang dibudidayakan bersama mitra peternak; juga karkas ayam segar dan beku yang tersertifikasi halal.

Selain itu, menjelang akhir tahun lalu mereka juga mulai menguji coba LayerX dan RabuX. LayerX adalah sebuah program yang bertujuan untuk memberikan dampak sosial kepada peternak ayam. Sementara RabuX adalah dedikasi perusahaan untuk mengembangkan ekosistem berkelanjutan. Komitmen awalnya dengan memproduksi pupuk dari kotoran ayam dan sekam bekas kandang. Program ini telah mendapati pilot project di daerah Gunungkidul, Yogyakarta.

Startup di area peternakan ayam

BroilerX bukan satu-satunya startup lokal yang mencoba mendemokratisasi sistem peternakan ayam dengan sentuhan teknologi. Sejumlah startup juga bermain di area ini, seperti Pitik dan Chickin. Pitik sendiri terakhir telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $14 juta yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures. Sementara Chickin juga telah didukung pendanaan awal dari East Ventures.

Komoditas daging ayam sendiri termasuk yang cukup laris di Indonesia. Menurut data OECD-FAO, konsumsi daging ayam di Indonesia mencapai 7,9 kg per kapita pada 2020, diperkirakan akan meningkat menjadi 9,32 kg per kapita pada 2029.

Selain pangsa pasar yang besar, industri ini juga masih memiliki potensi untuk dioptimalkan dengan meminimalkan isu klasik yang terjadi dari hulu hingga hilir, seperti akses ke modal dan input produksi, masalah produksi (seperti inefisiensi pakan, penyakit, kualitas benih dan teknologi budidaya), dan masalah pasca produksi (seperti harga di tingkat petani yang rendah karena rantai pasokan yang panjang).

Para startup tersebut di atas mencoba hadir untuk menyelesaikan isu-isu tersebut dengan pendekatan modern, dimulai dari automasi hingga memperluas jangkauan pasar melalui saluran digital.

Application Information Will Show Up Here
BroilerX menyediakan solusi menyeluruh untuk pengelolaan produk ternak unggas / BrolerX

Startup Peternakan BroilerX Dikabarkan Raih Pendanaan Rp20 Miliar Dipimpin Insignia Ventures [UPDATED]

Startup pengembang solusi untuk industri peternakan unggas BroilerX dikabarkan mengantongi pendanaan tahap awal sebesar $1,3 juta (sekitar Rp20 miliar) yang dipimpin oleh Insignia Ventures. Menurut regulatory filings yang dikutip dari Venture Cap, terdapat investor lainnya dengan identitas dirahasiakan turut berpartisipasi dalam putaran tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, Founder & CEO BroilerX Prastyo Ruandhito tidak merespons saat dihubungi DailySocial.id.

Startup peternakan unggas asal Yogyakarta ini menghadirkan bisnis end-to-end, mulai dari penyediaan teknologi pemantau kondisi kandang ayam berbasis IoT (Internet of Things), program kemitraan peternak, ERP (Enterprise Resource Planning) untuk pengelolaan purchasing, accounting, inventory, manufaktur produksi, farming, CRM, dan SDM. Kemudian, penyediaan suplai ayam hidup dan penyedia karkas ayam yang proses penjualannya dapat dipantau secara online.

BroilerX Smart Climate Control and Automation adalah solusi yang menggabungkan sensor pintar, sistem kontrol otomatis, dan analisis data cerdas untuk memastikan kondisi lingkungan yang optimal bagi ternak. Berkat teknologi ini, peternak dapat mengawasi dan mengendalikan suhu, kelembaban, ventilasi, dan kualitas udara di kandang secara real-time, meningkatkan kesejahteraan hewan, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan produktivitas peternakan secara signifikan.

Cakupan areanya tidak hanya di Yogyakarta saja, tapi sudah meluas ke Jawa Timur, dengan membuka area layanan di Sidoarjo, Malang, Madiun, dan Kediri. Perusahaan ingin memberikan akses yang lebih mudah bagi peternak unggas di wilayah tersebut untuk mendapatkan manfaat dari ekosistem smart farming mereka.

Bermitra dengan Amartha

Baru-baru ini BroilerX mengumumkan kemitraan dengan Amartha untuk penyediaan modal bagi peternak. Komitmen yang diberikan mencapai Rp100 miliar dengan besaran pembiayaan mulai dari Rp100 juta hingga Rp700 juta per orang. Per Juni kemarin, kolaborasi sudah dimulai melalui program Kemitraan Partner Farming yang tersebar di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sistem pembiayaan yang digunakan dalam program tersebut berbeda dengan sistem tanggung renteng yang selama ini dipakai Amartha untuk menyalurkan modal ke perempuan pengusaha ultra mikro. Para peternak ayam dapat mengajukan pembiayaan yang digunakan untuk membeli peralatan ternak berbasis teknologi dari BroilerX, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi.

Selain itu, para peternak juga memiliki tenor pembiayaan yang berbeda dengan mitra perempuan binaan Amartha. Melalui program Kemitraan Partner Farming, peternak dapat memilih tenor pembiayaan yang lebih singkat sesuai masa panen di sektor peternakan, yaitu mulai dari 45 hari sampai 90 hari. Dalam menyalurkan modal bagi peternak ayam, Amartha memanfaatkan teknologi risk-profiling berbasis AI, yang akan menghasilkan skoring kredit akurat bagi peternak.

Dalam keterangan resmi, Prastyo menyampaikan, pihaknya memiliki keahlian untuk menciptakan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas peternakan mengingat sektor peternakan punya potensi yang besar. Namun, masalah yang dihadapi para peternak binaan tidak berhenti pada produktivitas saja, namun juga masalah terhadap akses finansial.

“Sering kali peternak sudah siap dengan ilmu dan keahlian, namun terbentur permodalan untuk bisa berkembang. Oleh sebab itu, butuh kerja sama dengan mitra lain yang memiliki kredibilitas dalam hal keuangan inklusif. Ini terjawab lewat kolaborasi dengan Amartha,” terang dia.

 

*) Kami merevisi nama investor

Application Information Will Show Up Here