Tag Archives: Buddy Pass

Fitur-Fitur Esensial yang Absen dari Google Stadia di Hari Peluncurannya

Dijadwalkan untuk meluncur di tanggal 19 November, Google Stadia memulai sebuah babak baru di ranah penyajian konten hiburan. Seperti Steam atau PlayStation, Stadia disiapkan sebagai platform gaming, namun pengoperasiannya dilandaskan pada sistem cloud sehingga pengguna dapat mengakses permainan dari mana saja (walaupun di waktu peluncurannya, Stadia baru mendukung Google Pixel).

Demi meramaikan momen debut Stadia, Google menyiapkan 12 permainan yang bisa segera dinikmati. Sejumlah judul besar ada di sana, dari mulai Assassin’s Creed Odyssey, Red Dead Redemption 2 yang baru saja keluar di PC, edisi lengkap Destiny 2, Mortal Kombat 11, hingga trilogi remake Tomb Raider. Meski begitu, jangan terlalu berharap Stadia akan ditunjang oleh fitur secara lengkap.

Berdasarkan sesi Ask Me Anything di Reddit yang dipandu oleh product director Andrey Doronichev serta product manager Beri Lee, Stadia kehilangan sejumlah fitur esensial di hari pelepasannya – beberapa baru akan hadir menyusul di tahun depan. Satu contoh kecilnya ialah Achievement. Sistem Stadia akan merekam segala pencapaian Anda di permainan, tetapi UI yang bertugas untuk memberitahu bahwa Anda telah mendapatkannya belum diimplementasikan.

Kemudian, Family Sharing juga belum ada, sehingga satu akun belum dapat digunakan bersama-sama oleh anggota keluarga. Doronichev bilang, Family Sharing merupakan fitur ‘prioritas tinggi’, namun baru tersedia tahun. Itu artinya, jika ingin ber-gaming di Stadia bersama pasangan atau buah hati, Anda perlu membeli permainan dua kali. Kabar baiknya, orang tua tetap bisa mengelola apa yang dapat dikonsumsi si kecil lewat Family Link.

Fitur lain yang absen adalah Buddy Pass. Buddy Pass mempersilakan para pelanggan Stadia Founder’s Edition untuk memilih seorang teman buat turut menikmati layanan itu. Paket Founder’s Edition dibanderol di harga yang cukup mahal: US$ 130; bundelnya berisi controller Stadia edisi terbatas berwarna biru, perangkat Chromecast Ultra, kenggotaan Stadia Pro selama tiga bulan, serta Buddy Pass.

Selanjutnya, kita juga belum bisa menggunakan Stream Connect di tanggal 19 November nanti. Itu artinya, untuk sementara tidak ada mode multiplayer asimetris serta kooperatif. Rencananya akan ada satu permainan yang mendukung Stream Connect sebelum tahun 2019 berakhir. Belum ada pula State Share dan Crowd Play yang mempersilakan streamer YouTube membagikan file save-nya dan membiarkan pemirsa buat masuk ke game.

Jawaban-jawaban Andrey Doronichev dan Beri Lee di AMA mengisyaratkan bagaimana Stadia belum betul-betul siap untuk lepas landas dan peluncurannya terasa diburu-buru. Saya tidak bilang layanan ini tak akan bekerja optimal di hari H besok, tapi ada banyak sekali fitur esensial yang absen di platform yang seharusnya menjadi standar baru penyajian video game.

Via PCGamer & DigitalTrends.

Layanan Baru Meluncur di Bulan November, Controller Google Stadia Sudah Mulai Dijual

Meski ada sejumlah hal yang harus dimatangkan, premis layanan cloud gaming seperti Google Stadia memang terdengar mengagumkan di telinga kita: siapa yang tidak mau bisa bermain game di mana dan kapan saja tanpa dibatasi perangkat? Platform game stream ini dijadwalkan untuk meluncur pada bulan November 2019, tapi kita sudah dipersilakan buat siap-siap menyambutnya.

Saat ini sang raksasa internet telah memperkenankan kita memesan bundel Founder’s Edition Stadia di Google Store. Paket ini terdiri dari akses ke keanggotaan Stadia Pro, badge Founder’s serta Buddy Pass yang memberikan Anda kesempatan untuk mengajak seorang teman buat menikmati konten-konten Pro. Dan demi mendukungnya, minggu ini Google juga mulai menawarkan unit controller Stadia secara terpisah.

Controller Google Stadia 1

Controller Stadia belum bisa dikatakan revolusioner dilihat dari sisi desain. Bagi saya, Google malah mencoba mengambil bagian terbaik dari periferal-periferal yang sudah Anda. Bentuknya sedikit berisi seperti gamepad Xbox namun dengan penempatan tombol dan thumb stick simetris ala DualShock 4. Anda dapat memilih controller berwarna putih, hitam dan ‘wasabi’.

Perangkat tersambung via Wi-Fi dan kita dapat memanfaatkan fungsi cross-screen untuk berpindah secara ringkas dari TV plus Chromecast ke PC dan smartphone. Tersedia pula tombol khusus buat mengaktifkan fungsi Google Assistant, memungkinkan Anda memasukan input suara via microphone terintegrasi. Di sana juga ada port headset 3,5mm dan sebuah tombol capture sebagai cara mudah menyimpan video dan screenshot.

Controller Google Stadia 3

Perlu diketahui bahwa Anda tidak bisa segera mengakses Stadia begitu membeli controller-nya. Penawaran ini hanya ditujukan untuk mereka yang dipilih temannya buat mendapatkan Buddy Pass. Jika belum punya teman yang rela memberikan Buddy Pass, maka Anda perlu membeli Founder’s Edition seharga US$ 130 – berisi akses ke Stadia Pro selama tiga bulan.

Ketika periode tiga bulan berlalu, Stadia Pro dijajakan dengan biaya berlangganan sebesar US$ 10 per bulan. Melaluinya, Anda dihidangkan koleksi permainan yang terus bertambah. Judul-judul pertama Stadia Pro yang segera dapat dinikmati meliputi Destiny 2, The Division 2 dan Ghost Recon Breakpoint. Anda juga disuguhkan opsi resolusi 4k di 60fps dan suara 5.1.

Controller Google Stadia 2

Jika Anda tidak mau menggunakan opsi Pro, versi dasar dari Google Stadia sendiri disajikan gratis dan secara dasar pengoperasiannya mirip seperti memiliki console atau PC: Anda harus membeli game terlebih dulu agar bisa memainkannya. Kualitas konten versi basic juga sama sekali tidak buruk. Permainan dijalankan di resolusi full-HD 60-frame per detik.

Controller Google Stadia bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar US$ 70.

Via TechRadar.