PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mengantongi laba bersih sebesar Rp8,59 triliun atau meroket 1.220% pada semester I 2022 dari kerugian Rp763 miliar di periode sama tahun lalu. Laba bersih ini adalah hasil dari nilai investasinya di PT Allo Bank Tbk (IDX: BBHI).
Namun, Bukalapak masih mencatatkan EBITDA minus Rp732 miliar dengan rasio adjusted EBITDA terhadap Total Processing Value (TPV) membaik dari -1,2% menjadi -1% pada semester I 2022.
“Meski sudah mencatat laba bersih, kami tetap fokus pada kinerja operasional. Maka itu, kami tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja perusahaan,” demikian pernyataan manajemen Bukalapak dalam keterangan resminya.
Berdasarkan laporan keuangan, Bukalapak membukukan total pendapatan sebesar Rp1,6 triliun atau naik 96% dari periode sama tahun lalu yang sekitar Rp863 miliar.
Jika dirinci, pendapatan dari lini bisnis Mitra naik 235% menjadi Rp969,3 miliar. Adapun, kontribusi pendapatan Mitra merangkak dari 33% menjadi 55% (YoY).
Sementara, lini Marketplace mengantongi pendapatan sebesar Rp648 miliar atau tumbuh 22,4% (YoY). Marketplace menyumbang 38% terhadap total pendapatan Bukalapak. Lini Buka Pengadaan juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 65% menjadi Rp73,5 miliar meski baru berkontribusi 4,3% ke pendapatan.
Marjin kontribusi Bukalapak naik dari -0,2% menjadi -0,1%. Marjin ini dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV. Adapun, marjin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,5% menjadi -0,4%. Rasio beban umum dan administrasi terhadap TPV juga membaik menjadi 1% dari periode sama tahun lalu 1,2%
TPV Mitra
Lebih lanjut, Bukalapak membukukan total TPV sebesar Rp70,6 triliun pada semester I 2022 atau naik 25% dibanding periode sama tahun lalu. Dari total tersebut, TPV Mitra menyumbang Rp34,9 triliun dengan kenaikan 46% (YoY).
Di kuartal II saja, total TPV meningkat 24% menjadi Rp36,5 triliun di mana TPV Mitra menyumbang Rp17,7 triliun. Menurut perusahaan, sebanyak 75% dari total TPV disumbang dari wilayah luar tier 1 berkat pertumbuhan kuat pada digitalisasi warung dan toko ritel tradisional.
Saat ini, Bukalapak memiliki 14,2 juta mitra warung offline dan 6,8 juta merchant online. Adapun, Bukalapak berupaya mendorong utilisasi lini Mitra, Marketplace, channel online, termasuk specialized platform (itemku, Allo Fresh, dan Bmoney) untuk memonetisasi trafiknya.
Dalam paparan publik beberapa waktu lalu, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengungkap tengah memperkuat layanan keuangan sebagai tulang punggung dari seluruh lini bisnis Bukalapak. Misi utamanya adalah meningkatkan inklusi keuangan pada pemilik warung atau UMKM di Mitra Bukalapak.
Per akhir Juni 2022, posisi kas Bukalapak mencapai Rp20 triliun.