Tag Archives: bursa efek indonesia

Papan Ekonomi Baru BEI

BEI Rilis Papan Ekonomi Baru, Setara Papan Utama Tapi Lebih Ramah Bagi Unicorn

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan papan pencatatan baru, yakni papan ekonomi baru (new economy board) yang diresmikan kemarin (05/12). Papan tersebut disiapkan untuk saham dengan potensi kapitalisasi pasar besar setara papan saham utama, namun kinerja keuangannya belum positif.

“Kami berharap dengan adanya implementasi papan ekonomi baru ini dapat menjadi salah satu pendorong bagi perusahaan-perusahaan sektor new economy untuk tercatat di BEI,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik seperti dikutip dari Kompas.com.

Di saat yang bersamaan, pengumuman tersebut juga memindahkan tiga saham yang efektif tercatat di papan ekonomi baru, yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).

Kehadiran papan ekonomi baru merupakan bagian dari upaya perlindungan investor, sekaligus keterbukaan informasi yang dilakukan oleh bursa. Dengan mengelompokkan saham-saham ekonomi baru tersebut dalam papan tersendiri dan diberikan notasi khusus, akan lebih memudahkan investor dalam mengidentifikasi dan membandingkan saham-saham dalam papan tersebut.

Menurutnya, beberapa perusahaan yang sifatnya new economy atau perusahaan berstatus unicorn menyatakan tidak mau masuk ke papan pengembangan tapi papan utama.

“Ini sedikit unik di pasar modal kita ya. Kita ingin menempatkan investor protection, tapi tanpa mengurangi prestisius daripada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam papan ekonomi baru. Jadi kita setarakan dengan papan utama, bahkan persyaratannya lebih strict,” tambah Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny W dikutip terpisah dari Antara.

Di sisi lain, BEI bertanggung jawab untuk memberikan proteksi khusus untuk investor, tidak hanya sekadar notasi tapi juga mengimplementasikan dalam bentuk papan. “Sehingga yang mau beli itu langsung kelihatan papannya di mana, paling tidak ada awareness-nya dulu.”

Terdapat dua notasi khusus untuk saham yang dicatatkan di papan ekonomi baru, yaitu notasi khusus “K” yang berarti perusahaan menerapkan saham dengan hak suara multipel (SHSM) dan tercatat di papan ekonomi baru, serta khusus “I” yang berarti perusahaan tidak menerapkan SHSM dan tercatat di papan ekonomi baru.

Penggunaan notasi khusus ini untuk mengidentifikasi bahwa saham perusahaan tercatat di papan ekonomi baru, pada dasarnya bukan merupakan informasi bersifat negatif, melainkan merupakan informasi bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki kondisi tertentu.

Dari sisi holistik, lanjut Denny, target BEI yaitu meningkatkan keragaman alternatif investasi yang ada di pasar modal Indonesia tanpa mengurangi proteksi kepada investor. Di sisi lain, Indonesia kebetulan juga merupakan salah satu penghasil unicorn terbesar di dunia.

“Oleh karena itu, bagaimana kita sebagai regulator mem-balancing-nya. Beberapa inisiatif yang sudah dilakukan bursa, kita sudah buat IDX Industrial Classification (IDX-IC) kita ditempatkan benchmark yang beda. Sebelumnya perusahaan seperti GOTO, BELI, sebelumnya masuk others, sekarang sudah ada sektor IT,” pungkasnya.

Lebih transparan untuk investor

Menurut analis, papan baru ini membuat investor lebih sadar tentang karakteristik khusus emiten yang bergerak di bidang ekonomi baru. Karakteristik tersebut memiliki pertumbuhan tinggi, mengoptimalkan teknologi untuk inovasi dan memacu produktivitas, berdampak pada perekonomian serta memiliki manfaat sosial.

Direktur Equator Swarna Capital Hans Kwee mengatakan, dengan karakteristik tersebut, para pembeli saham di papan ekonomi baru tidak bisa mengharapkan hasil investasi yang instan dan jangka pendek. “Dengan kata lain saham dalam papan ini cocok untuk investasi jangka panjang,” ujarnya.

Manfaat bagi emiten itu sendiri adalah sarana branding sebagai growth company yang prospektif di masa mendatang. Status tersebut akan menarik perhatian investor institusi ataupun fund manager yang memang memiliki minat tinggi di saham teknologi. “Papan ini merupakan peluang yang sangat bagus mengingat saham teknologi mulai rebound, seiring perubahan kebijakan suku bunga The Fed yang bakal lebih moderat.”

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, papan ekonomi baru merupakan pengakuan dari otoritas bursa terhadap sektor bisnis yang telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selama ini new economy selalu diperdebatkan dengan old economy. New economy merupakan perusahaan yang memiliki model bisnis baru yang berkaitan dengan teknologi dan menciptakan ekosistem. Perusahaan seperti itu menjanjikan growth opportunity sehingga saham seperti GOTO, BUKA, dan BELI, masuk dalam kategori new economy.

Dia berpendapat, dari ketiganya, GOTO berpeluang paling menarik perhatian karena kontribusinya yang luar biasa dalam menggerakkan perekonomian, terutama ekonomi digital.

“Memimpin dengan ekosistem yang mereka miliki, tentu saja hal ini memberikan nilai lebih bagi GOTO. Apalagi dengan pencapaian kinerja GOTO pada Q3 2022, jelas memberikan indikasi bahwa GOTO sudah berada di arah yang benar untuk mencetak profitabilitas. Hal ini tentu saja menjadikan GOTO mendominasi di papan new economy nantinya,” kata Nico.

Perbedaan Saham dan Obligasi, Mana yang Paling Aman?

Investasi saham mungkin sudah menjadi investasi yang cukup populer saat ini. Sedangkan, investasi obligasi dipilih karena menjadi investasi yang paling aman. Namun, apakah kamu tahu perbedaan saham dan obligasi, selain konsep investasinya?

Kira-kira investasi mana yang paling untung, saham atau obligasi? Daripada bingung, yuk, cari tahu perbedaan saham dan obligasi serta keuntungan dari kedua investasi berikut!

Definisi Investasi Saham dan Obligasi

Investasi saham adalah instrumen pasar keuangan yang berupa tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Tujuan dari investasi saham adalah untuk mencari keuntungan atau investasi jangka panjang. Umumnya investasi saham akan dikelola oleh perusahaan yaitu mengelola aset atau modal yang akan kamu setorkan dan biasanya investasi saham juga memiliki tujuan untuk di masa yang akan datang.

Jika kamu melakukan investasi saham, maka kamu memiliki hak untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Sementara, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan baik pemerintah dan perusahaan sejenis  kepada pemegang saham. Umumnya obligasi juga disebut sebagai Surat Berharga (SBN).

Definisi obligasi juga tertuang dalam Undang-Undang No.24 tahun 2022, obligasi atau surat utang negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.

Perbedaan Saham dan Obligasi

Secara umum, investasi saham dan obligasi memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai bentuk investasi untuk mendapatkan modal atau keuntungan. Perbedaan saham dan obligasi terletak dalam kepemilikannya, biasanya saham dimiliki oleh perusahaan dan pemegang saham akan mendapatkan keuntungan perusahaan atau sering disebut sebagai dividen.

Sementara obligasi adalah surat berharga berupa surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan pemerintah dengan konsep sebagai bentuk peminjaman uang yang nantinya akan dibayarkan kembali sebagai harga pokok utang dengan bunga yang biasanya disebut kupon.

Pemilik obligasi juga hanya memiliki status sebagai pemberi hutang. Sedangkan, pemegang saham akan memiliki hak atas keuntungan perusahaan dan juga hak suara.

Yang terakhir adalah perusahaan penerbit saham hanya menerbitkan surat utang yang bisa dibeli, sedangkan perusahaan yang menerbitkan saham bisa menjual sebagian kepemilikannya kepada pihak lainnya. 

Keuntungan Investasi Saham

Setelah mengetahui perbedaan saham dan obligasi, berikut keuntungan saham yang perlu kamu ketahui.

1. Capital Gain

Kelebihan investasi saham yang pertama adalah capital gain yaitu selisih antara harga jual dan harga beli. Capital gain juga biasanya berasal dari aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

2. Dividen

Investasi saham juga memiliki kelebihan dalam berupa dividen, yaitu pembagian keuntungan oleh perusahaan yang tentunya juga dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri. Pemberian dividen ini harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.

Dividen yang diberikan oleh perusahaan biasanya diberikan dalam bentuk tunai atau juga dividen saham. Tentunya jika dalam bentuk tunai maka berbentuk jumlah rupiah. Sedangkan, dividen saham akan berbentuk saham yang nantinya akan ditambahkan ke saham yang dimiliki oleh pemodal.

3. Fleksibel

Melakukan investasi saham bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Pembelian saham juga lebih banyak dilakukan secara online dimulai dari penjualan hingga pembeliannya. Sehingga tidak akan mengganggu aktivitas kamu.

Keuntungan Investasi Obligasi

Agar semakin yakin untuk memilih investasi saham atau obligasi, berikut keuntungan atau dari investasi obligasi yang bisa menjadi pertimbangan.

1. Memperoleh Bunga (Kupon) Secara Berkala

Pemilik obligasi akan mendapatkan kupon secara berkala sesuai dengan kurun waktu yang telah disepakati. Nilai kupon atau bunga yang diterima pemilik obligasi atau investasi juga akan berbeda-beda, tergantung dengan kesepakatannya.

2. Memiliki Keuntungan Lebih Tinggi Dibanding Bunga Deposito

Nilai kupon atau bunga yang didapatkan dari obligasi biasanya akan lebih tinggi dari rata-rata bunga hasil deposito. Sehingga, keuntungan didapatkan juga akan semakin maksimal.

3. Bisa Dijadikan Jaminan

Obligasi bisa dijadikan jaminan atau agunan untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Tidak hanya itu, surat utang ini juga bisa dijadikan jaminan apabila kamu ingin membeli saham ke bursa efek.

Nah, itulah perbedaan saham dan obligasi dari definisi, kepemilikan, hingga keuntungan atau manfaat yang akan kamu peroleh. Kamu bisa memilih jenis investasi yang sesuai dengan keuangan atau tujuan investasi kamu. Pilihlah jenis investasi yang aman dan paling bisa kamu coba.

Apa itu Saham ARA dan ARB? Investor Wajib Tahu Ini

Ketika mencari tahu mengenai saham Auto Reject Atas (ARA), kurang komplet rasanya jika tidak dibarengi dengan melirik pada konsep saham Auto Reject Bawah (ARB). Begitu pun sebaliknya. Kamu mungkin sering melihat atau membaca berita bahwa ARB atau ARA sangat berkaitan dengan harga saham perusahaan. Pada misalnya, “Habis Kena ARB Puluhan Jilid, Saham Perusahaan X Anjlok di Pasar.”

Sangat penting bagi investor untuk mengetahui apa itu sebenarnya saham ARA dan ARB. Dengan mengetahui topik ini, investor dapat dengan lebih mudah memberikan analisisnya terhadap saham. Investor pun akhirnya mampu mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih optimum. Apa sebenarnya ARA dan ARB ini? Bagaimana kedua hal ini mampu berpengaruh terhadap harga saham perusahaan? Simak pembahasan seputar pengertian dan manfaat dari saham ARA dan ARB serta tips bertransaksi saham ARA dan ARB ini ya!

Apa itu Saham ARA dan ARB?

Ilustrasi Pengertian Saham ARA dan ARB | Pexels

Saham merupakan aset investasi yang memiliki harga cenderung fluktuatif. Pergerakan harga saham dapat meningkat naik, bergerak turun, ataupun tidak bergerak dari harga awal. Karena karakteristik harga saham yang fluktuatif ini, mekanisme auto reject atau auto rejection hadir sehingga harga saham tetap dapat terkendali (tidak berfluktuasi sangat tinggi).

Pengertian mekanisme auto reject saham adalah batas minimum maupun maksimum dari kenaikan dan penurunan harga saham dalam satu hari transaksi perdagangan di bursa saham. Tujuan utama dari sistem ini adalah agar investor tetap terlindungi dari naik turun harga saham yang terlalu besar. Cara kerja dari saham ARA dan ARB adalah ketika harga saham menembus batas baik itu atas maupun bawah yang telah ditetapkan, maka sistem akan otomatis menolak transaksi jual maupun beli yang masuk.

Penetapan batas atas dan batas bawah dari harga saham ini ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai penyelenggara transaksi jual beli efek di Indonesia. Ketentuan persentase batasan saham ARA dan ARB menurut Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 adalah sebagai berikut

Batas Aturan ARA ARB | Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00023/BEI/03-2020 Tabel oleh DailySocial.id

Berikut ini adalah penjelasan disertai contoh mengenai pengertian saham ARA dan ARB. 

Apa itu Saham ARA?

ARA adalah singkatan dari Auto Rejection Atas, di mana ia merupakan batasan maksimum kenaikan harga dari suatu saham dalam satu hari perdagangan saham di bursa. Saham yang mengalami ARA memiliki karakteristik kenaikan harga yang menembus batas yang ditetapkan oleH BEI. Ketika saham terkena ARA, maka tidak akan ada lagi order di antre jual untuk saham tersebut dalam satu hari perdagangan bursa. 

Contoh dari kasus saham ARA adalah saham perusahaan X memiliki harga penutupan saham per lembar Rp2.500 di hari Selasa. Persentase ARA untuk saham dengan harga Rp2.500 adalah 25%. Oleh karena itu, harga saham maksimal di hari berikutnya yakni hari Rabu adalah Rp2.500 + (Rp2.500 x 25%) yang mana adalah sebesar Rp3.125. Ketika saham perusahaan X menembus batas harga Rp3.125 pada hari Rabu, maka saham perusahaan X terkena ARA.

Apa itu ARB?

Ilustrasi Pengertian Saham ARB | Pexels

ARB merupakan singkatan dari Auto Reject Bawah, yang mana ia adalah batas maksimal dari turunnya harga saham dalam suatu hari perdagangan bursa saham. Ketika saham terkena ARB, maka maka tidak ada lagi antrean order beli atas saham tersebut dalam satu hari transaksi perdagangan bursa.

Contoh dari kasus saham ARB adalah saham perusahaan Y memiliki harga penutupan saham per lembar Rp3000 di hari Selasa. Persentase ARB untuk saham dengan harga Rp2.500 adalah 7%. Dengan begitu, harga saham maksimal di hari berikutnya yakni hari Rabu adalah Rp3000 – (Rp3000 x 7%) yang mana adalah sebesar Rp2.790. Ketika saham perusahaan Y menembus batas harga Rp2.790 pada hari Rabu, maka saham perusahaan X terkena ARB dan dengan begitu tidak akan ada lagi antrean order beli di hari Rabu.

Faktor Penentu Batas Saham ARA dan ARB

Penentuan ARA dan ARB sebenarnya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu sebagai berikut.

  • Harga penutupan saham perusahaan di hari sebelumnya (untuk saham yang sudah diperjualbelikan di BEI)
  • Faktor kedua adalah harga dari tindakan korporasi (pada misalnya ada perusahaan yang melakukan stock split)
  • Hari pertama atau perdana saham (saham yang pertama kali dibuka di bursa saham)
  • Harga berdasarkan nilai market dari saham yang ditetapkan oleh penilai usaha, hal ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2020 tentang Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Bisnis di Pasar Modal.

Manfaat Saham ARA dan ARB

Ilustrasi Manfaat saham ARA dan ARB | Pexels

Mekanisme auto reject pada transaksi pembelian saham sebenarnya memiliki tujuan utama yaitu untuk melindungi baik investor maupun emiten –perusahaan yang mengeluarkan efek– dari fluktuasi harga yang yang ekstrem. Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari manfaat yang dapat diberikan oleh mekanisme saham ARA dan ARB

Manfaat Saham ARA dan ARB bagi Investor

Berikut adalah manfaat mekanisme ARA dan ARB pada investor.

Menambah Pertimbangan Masyarakat yang ingin Membeli Saham

Ketika melihat informasi mengenai saham mana saja yang sedang terkena ARA dan ARB, investor dapat melihat saham mana saja yang saat ini harganya naik maupun turun. Investor biasanya akan membeli saham ketika harga saham itu turun. Sedangkan, ketika harga saham naik, investor akan menjual saham. Walaupun begitu, investor juga dapat melakukan analisis yang lebih lagi terhadap saham perusahaan.

Terlebih lagi, ketika suatu saham telah terkena ARB dan ARA berhari-hari. Ketika suatu saham terkena ARA selama beberapa hari, kemungkinan saham tersebut sedang mengalami tren harga pasar yang meningkat dan itu merupakan pertanda yang bagus dalam investasi saham perusahaan. Ketika suatu saham mengalami ARB hingga berhari-hari bahkan hingga dalam jangka lama mungkin itu menjadi pertanda kurang baik bagi saham perusahaan, karena harga saham yang terus menerus turun.

Melindungi Investor dalam Membeli Saham

Mekanisme ARA dan ARB sebenarnya memiliki tujuan untuk melindungi investor dari naik dan turunnya harga saham yang ekstrem. Dalam kehidupan nyata, ada banyak jenis investor. Ada dari mereka yang hampir setiap waktu dapat melakukan pengecekan terhadap bursa trading.

Ada pun investor yang kurang memiliki waktu untuk mengecek saham investasinya. Investor yang tidak memiliki waktu untuk mengamati transaksi trading biasanya akan membeli saham perusahaan kemudian mendiamkan saham tersebut selama beberapa saat di rekeningnya. Mekanisme ARA dan ARB ini dapat melindungi investor yang telah membeli saham sehingga investasi mereka tidak akan anjlok dengan masif. Akan sangat sedih bukan apabila investor yang seringkali tidak membuka rekening akun sahamnya kemudian melihat angka anjlok drastis. Mekanisme auto reject akan melindungi kasus seperti itu. 

Manfaat Saham ARA dan ARB Bagi Perusahaan

Berikut adalah manfaat mekanisme ARA dan ARB pada investor.

Menjaga agar Harga Saham Perusahaan Cenderung Stabil

Sistem ARA dan ARB akan dapat membantu melindungi perusahaan agar harga saham perusahaan tetap stabil fluktuasinya. Menurut Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2021), tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Hal tersebut terjadi karena pemegang saham merupakan pihak yang pemenuhan return-nya (dividen) yang paling akhir (keuntungan bagi investor obligasi dan aset lain biasanya didahulukan).

Dengan begitu, ketika pemegang saham perusahaan itu makmur maka sudah pasti perusahaan itu dalam keadaan finansial yang baik. Mekanisme ARA dan ARB akan membantu kestabilan harga saham sehingga mekanisme ini membantu perusahaan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

Meminimalkan Kerugian Perusahaan yang Harga Sahamnya Turun

Ketika perusahaan harga sahamnya turun banyak investor yang mungkin akan ragu dengan bagaimana kinerja masyarakat. Terlebih apabila investor telah memberikan dana yang banyak untuk membeli saham, akan tetapi harganya jadi turun dan ia mengalami kerugian. Hal yang lebih berbahaya lagi adalah investor jadi tidak ingin melakukan investasi lagi terhadap perusahaan. Nah, mekanisme saham ARA dan ARB dapat melindungi perusahaan dari kemungkinan kerugian tersebut. 

Tips Transaksi Saham ARA dan ARB

Ilustrasi Tips Transaksi saham ARA dan ARB | Pexels

Investor sejatinya adalah seseorang yang risk averse, investor akan enggan dengan adanya risiko. Ada beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk menghindari risiko kerugian dalam transaksi saham yang terkena AB maupun ARA. Simak tips investasi saham ARA dan ARB berikut ini ya!

Amati harga saham ARA dan ARB

Dalam bertransaksi pada saham yang terkena ARA dan ARB, investor disarankan untuk terus mengecek fluktuasi harga saham perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko yang lebih tinggi di kemudian hari. Saham ARB mungkin akan tampak menjanjikan karena harganya yang murah.

Akan tetapi, ketika saham terkena ARB hampir setiap hari rasanya investor perlu berhati-hati dengan kemungkinan terjadinya penurunan harga lagi di kemudian hari. Walaupun begitu, masih ada faktor lain yang dapat digunakan investor dalam melakukan analisis nilai saham. Jadi, investor dapat melakukan pengecekan harga pasar sembari mengecek indikator lain untuk mengetahui seberapa menguntungkan investasi pada saham yang terkena ARA dan ARB.

Kenali Harga Wajar Saham

Untuk mengetahui seberapa menguntungkannya suatu saham, investor dapat melakukan perbandingan harga pasar dari perusahaan saat ini dengan harga wajar saham atau harga awal perusahaan melakukan IPO (Initial Public Offering). Jika harga pasar saham saat ini turun jauh dari harga awal saham, investor perlu untuk berhati-hati dalam mengucurkan dananya pada perusahaan.

Lihat Prospek Saham ke Depannya

Kamu mungkin terkadang tertarik untuk berinvestasi pada suatu saham karena melihat pada industri suatu perusahaan. Kamu tertarik untuk berinvestasi pada saham perusahaan di bidang teknologi karena melihat prospek industri teknologi saat ini sedang semakin maju. Hal tersebut wajar untuk dilakukan. Prospek saham merupakan salah satu yang patut kamu pertimbangkan juga dalam berinvestasi pada saham yang terkena ARA dan ARB.

Amati Market Cap Perusahaan

Market cap atau kapitalisasi pasar perusahaan merupakan salah satu indikator fundamental yang biasanya investor lihat ketika berinvestasi pada suatu saham perusahaan. Semakin besarnya market cap dari perusahaan menandakan semakin kokohnya nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena market cap merupakan besaran dana untuk membeli keseluruhan saham di perusahaan.

Analisis Laporan Keuangan 

Pemeriksaan terhadap laporan keuangan merupakan salah satu hal yang dapat investor lakukan untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai performa masa lalu serta prospek keuntungan bisnis perusahaan di masa mendatang. Investor juga dapat melihat laba , cash flow, dan persentase dividen yang dimiliki perusahaan yang mungkin dapat memperlihatkan juga prospek laba dan dividen perusahaan di masa mendatang.

Mekanisme ARA dan ARB dalam saham ternyata sangat bermanfaat ya baik bagi investor maupun bagi emiten. Investor sendiri akan memiliki banyak keuntungan ketika mempelajari istilah ARA dan ARB ini. Apakah saat ini ada saham ARA maupun ARB yang sedang kamu lirik?

Referensi:

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2021). Fundamentals of financial management. Cengage Learning.

Sumber gambar header: Pexels

Mengenal Produk, Pelaku, dan Manfaat Pasar Modal

Berbicara investasi saham, trading saham, dan juga scalping saham, rasanya tidak lengkap jika tidak membahas pasar modal. Padahal pasar modal itu yang menaungi berbagai produk investasi yang kamu gunakan sekarang.

Namun, perlu diingat pasar modal bukan seperti pada umumnya pasar, melainkan sebuah kegiatan transaksi jual beli surat berharga.

Kamu bisa mencari tahu apa itu pasar modal sekarang juga. Simak pembahasannya baik-baik ya!

Pengertian Pasar Modal

Secara umum pasar modal adalah sebuah kegiatan untuk transaksi jual beli surat berharga atau berbentuk efek yang dilakukan oleh perusahaan emiten sebagai pelaku pasar modal dengan investor. Tempat untuk melakukan transaksi pasar modal ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI)

Melalui UU pasar modal Indonesia dalam UU No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal adalah aktivitas yang berhubungan dengan perdagangan efek dan penawaran umum antara pelaku dna perusahaan emiten.

Produk Pasar Modal

Dalam pasar modal ada beberapa produk atau instrumen investasi yang cukup menguntungkan yaitu sebagai berikut.

1. Saham

Saham adalah sebuah instrumen pasar keuangan yang berupa tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

2. Reksadana

Reksadana adalah sebuah produk investasi yang portofolio efeknya dikelola oleh manajer investasi.

3. Surat Berharga EFT

Surat berharga EFT biasanya dijual dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki kesamaan seperti reksadana karena modal yang kamu berikan akan dikelola oleh yang profesional.

4. Saham Derivatif

Saham derivatif juga seperti surat berharga, akan tetapi memiliki mekanisme yang berbeda. Saham ini memiliki dua turunan yaitu warrant dan right.

5. Surat Obligasi atau Utang

Obligasi adalah sebuah instrumen pasar modal yang diterbitkan oleh perusahaan dalam bentuk penerbitan surat utang. Contoh obligasi adalah Sukuk atau Surat Utang Negara.

Pelaku Pasar Modal

Sesuai dengan namanya yaitu transaksi tentunya ada pelaku atau pihak pasar modal dibaliknya.

1. Investor

Investor menjadi salah satu pelaku pasar modal yang cukup penting, karena investor akan menginvestasikan uang atau modalnya dalam perdagangan produk pasar modal untuk mendapatkan keuntungan.

2. Broker

Sebuah perusahaan atau lembaga yang akan menjadi perantara perdagangan produk pasar modal bisa disebut juga perusahaan sekuritas atau pialang.

3. Emiten

Emiten adalah pihak yang memiliki surat berharga atau portofolio efek yang nantinya akan diterbitkan di pasar modal untuk mendapatkan modal dari para investor. Emiten juga yang akan mengelola uang investornya.

4. Underwriter

Mungkin kamu sudah tidak asing dengan istilah underwriter atau penjamin emisi yang bertugas untuk melakukan kontrak perjanjian dengan emiten untuk melakukan penawaran terhadap efek yang tidak habis terjual.

5. Agen Perantara

Pelaku pasar modal yang terakhir adalah agen perantara yang akan mencari investor agar mau menginvestasikan modalnya pada produk pasar modal tertentu.

Manfaat Pasar Modal

1. Memberikan Pendanaan Bagi Perusahaan

Investor akan menginvestasikan modalnya dalam produk pasar modal agar mendapatkan keuntungan. Sedangkan, perusahaan atau pengusaha yang bergerak sebagai emiten akan mendapatkan pendanaan modal untuk membuat bisnisnya berkembang.

2. Meningkatkan Pendapatan Pajak

Selain investor dan juga pengusaha, pasar modal juga dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan pajak, karena dengan meningkatnya pendapatan masyarakat juga membuat pajak akan naik.

3. Dapat Meningkatkan Tenaga Kerja

Dengan adanya modal yang diperoleh dari investor, perusahaan yang berkembang tentunya akan memerlukan sumber daya manusia yang lebih. Sehingga, dengan hal ini juga membuka peluang tenaga kerja.

Nah, setelah mengetahui pembahasan pasar modal sekarang kamu bisa memilih produk pasar modal mana yang akan kamu kejar untuk investasi. Kamu bisa mencari produk pasar modal yang sesuai dengan kemampuan finansial!

***

Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Tips Menghindari Fomo Saham, Bikin Investasi Buntung

Populernya investasi saham saat ini membuat banyak orang berlomba-lomba untuk melakukan investasi saham atau trading saham tanpa memahami konsepnya secara benar. Alhasil hanya ikut-ikutan atau FOMO saham yang akhirnya bukannya untung malah buntung.

Nah, siapa, sih yang mau buntung dalam investasi apalagi jika melakukan investasi dengan modal besar, kamu perlu hati-hati!

Tapi, sebenarnya FOMO saham itu apa, sih? Dan kenapa bisa membuat investasi kita anjlok?

Apa itu fomo saham?

FOMO sebenarnya singkatan dari fear of missing out yaitu takut ketinggian. Dalam dunia investasi  FOMO ini sering diartikan dengan trader atau investor yang takut ketinggalan harga saham yang terus naik. 

Fenomena  FOMO saham ini membuat trader secara implisit membeli saham dengan harga tinggi, hal ini dilakukan karena takut harga saham akan terus naik.

Para investor yang terkena  FOMO saham ini akan secara gegabah membeli tanpa analisis panjang. Untuk itu kamu perlu tahu cara menghindari FOMO saham, terutama bagi investor dan trader pemula.

Tips Menghindari FOMO Saham

1. Membuat Rencana Investasi

Tips menghindari FOMO saham yang pertama adalah kamu harus tahu rencana investasi apa yang akan kamu ambil. Sehingga, dengan adanya rencana investasi, kamu bisa membuat rencana keuangan juga. 

Membuat rencana investasi ini akan membuat kamu lebih fokus dengan investasi yang kamu jalani. Sehingga, tidak akan merasa tertinggal.

2. Pelajari Investasi dengan Benar

Beberapa orang yang mengalami FOMO saham biasanya pengetahuan tentang investasinya belum cukup memadai. Sehingga, untuk menghindari FOMO saham kamu harus paham dengan istilah atau kondisi investasi agar lebih mudah untuk mengambil keputusan.

3. Tidak Gegabah

Jangan pernah mengambil keputusan tanpa landasan pemikiran yang jelas dan terburu-buru atau gegabah karena kamu biasanya kamu akan menyesali hasil keputusan tersebut, apalagi dalam masalah investasi yang melibatkan uang.

4. Rehat dari Media Sosial

FOMO saham biasanya akan terjadi saat kita terlalu sering mengakses media sosial, hal ini akan membuat kamu menjadi panik dengan info investasi atau info saham yang di media sosial. Sehingga, lebih baik kamu melakukan rehat media sosial selama beberapa pekan.

5. Lihat Keuangan Terlebih Dahulu

Investasi atau trader saham wajib dilakukan menggunakan uang dingin atau uang yang tidak akan dipakai untuk keperluan sehari-hari. Jangan sampai karena takut harga saham naik terus membuat kamu gelap mata dna menggunakan dana sehari-sehari sebagai investasi.

6. Ingat  Harga Saham akan Naik Turun

Salah satu peraturan tidak tertulis dalam investasi saham adalah, harga saham selalu naik dan turun. Hal ini juga sebenarnya sulit diprediksi. Sehingga, hal yang kamu harus lakukan adalah untuk tidak melakukan secara terburu-buru.

7. Lakukan Analisa Secara Tepat

Tips menghindari FOMO saham adalah kamu harus bisa melakukan analisa harga saham yang tepat untuk mendapatkan harga beli saham yang cukup menguntungkan. Perlu diingat harga saham yang rendah juga tetap bisa menguntungkan, loh!

8. Lihat Perkembangan Perusahaan

Tips menghindari FOMO saham yang terakhir adalah kamu harus melihat perkembangan perusahaan dari saham yang akan kamu beli. Jadi, kamu bisa mengetahui apakah melakukan investasi saham di perusahaan tersebut aman dan ini juga berpengaruh bagi kamu yang ingin melakukan investasi jangka panjang.

Tips menghindari FOMO saham ini harus kamu perhatikan dan diterapkan secara serius, karena FOMO saham ini bisa membuat investasi menjadi buntung karena kehabisan uang akibat membeli saham secara konsumtif sampai dengan hutang yang bertambah.

***

Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

30 Daftar Saham Syariah, Opsi Investasi Berbasis Syariah

Dalam dunia investasi ada dua jenis saham yang sering kita dengar, salah satunya adalah saham syariah. Apa itu saham syariah dan apa saja daftar saham syariah?

Dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham syariah adalah efek berbentuk saham yang memiliki prinsip syariah atau islami di pasar modal. Di Indonesia sendiri daftar saham syariah sudah mudah ditemukan dan banyak yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Setelah mengetahui pengertian dan jenis saham syariah, lalu apa saja daftar saham syariah yang bisa dijual dan dibeli di Indonesia?

Daftar Saham Syariah

Bursa Efek Indonesia, sudah mencatat 30 daftar saham syariah dalam ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia), daftar saham syariah ini juga sudah terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang juga diterbitkan oleh OJK. 

Berikut daftar saham syariah yang bisa kamu pilih untuk investasi jangka panjang.

  1. Adaro Energy Tbk. (ANDRO)
  2. Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
  3. Astra International Tbk. (ASII)
  4. Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
  5. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)
  6. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)
  7. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN)
  8. Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
  9. Barito Pacific Tbk. (BRPT)
  10. Bukalapak.com Tbk. (BUKA)
  11. Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
  12. Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK)
  13. XL Axiata Tbk. (EXCL)
  14. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
  15. INCO Vale Indonesia Tbk. (INCO)
  16. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
  17. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP)
  18. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
  19. Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)
  20. Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA)
  21. Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS)
  22. Bukit Asam Tbk, (PTBA)
  23. Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR)
  24. Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG)
  25. Timah Tbk. (TINS)
  26. Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
  27. Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR)
  28. United Tractors Tbk. (UNTR)
  29. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
  30. Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)

Di pasar modal Indonesia, saham syariah terbagi menjadi dua.

  • Saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
  • Saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah berdasarkan peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015. 

Indeks Saham Syariah 

ISSI atau indeks saham syariah adalah sebuah indikator dari kinerja pasar saham syariah indonesia dan tercatat di BEI. 

Kemudian juga ada yang disebut sebagai konstituen ISSI yaitu seluruh daftar saham syariah yang tercatat di BEI dan juga masuk ke dalam Daftar Efek Syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Dalam setahun konstituen ISSI akan diseleksi sebanyak dua kali, di setiap bulan Mei dan November. Sehingga setiap satu periode, pastinya ada saham syariah yang keluar masuk konstituen ISSI.

Beberapa indeks saham syariah di antaranya adalah:

Jakarta Islami Indeks (JII)

Merupakan indeks syariah pertama yang hadir pada tahun 2000, dengan terdiri dari 30 saham syariah yang memiliki likuiditas dan tercatat di BEI. 30 daftar saham syariah tersebut bisa kamu lihat di atas.

Jakarta Islami Index 70 (JII70)

Indeks saham syariah Jakarta Islami Index 70 diluncurkan pada tahun 2018. Sesuai dengan namanya, indeks saham syariah ini terdiri dari 70 daftar saham syariah dan setiap tahunnya dilakukan dua kali seleksi indeks saham.

 IDX-MES BUMN 17

Indeks saham syariah yang terakhir adalah IDX-MES BUMN 17, yang merupakan milik Badan Usaha Milik Negara, indeks saham ini terdiri dari 17 daftar saham syariah yang memiliki likuiditas baik dengan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks saham ini juga merupakan kolaborasi dari PT Bursa Efek Indonesia dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Nah, itu tadi daftar saham syariah di Indonesia yang tentunya sudah terafiliasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Investasi juga menjadi hal yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan kesejahteraan keuangan di masa yang akan datang. Yuk, investasi dari sekarang!

***

Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

10 Daftar Sekuritas Saham Terbaik Tahun 2022

Dalam investasi saham ada yang dimaksud daftar perusahaan sekuritas terbaik. Adapun perusahaan sekuritas menurut BEI adalah sebuah perusahaan yang akan menjadi perantara perdagangan atau yang disebut sebagai broker.

Pemilihan perusahaan sekuritas ini dilakukan saat calon investor akan membuka rekening efek. Tentunya ada puluhan perusahaan sekuritas di Indonesia.

Namun, untuk melakukan investasi saham kamu harus memilih sekuritas saham terbaik, salah satunya yang sudah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar transaksi saham kamu tetap aman dan terpercaya.

Apa aja, sih, daftar sekuritas saham terbaik di Indonesia. Yuk, cari tahu daftarnya di bawah!

10 Daftar Sekuritas Terbaik

1. BNI Sekuritas

PT Bank Negara Indonesia mengeluarkan perusahaan sekuritas dengan nama BNI Sekuritas. Platform BNI Sekuritas sudah tersedia dalam 3 sistem yaitu web based, mobile, dsn desktop. Kemudian, tersedia tiga rekening saham yaitu reguler, syariah, dan margin.

Minimal pembelian saham di BNI Sekuritas adalah Rp1 juta dengan biaya transaksi beli 0.17% dan transaksi jual 0.27%.

2. BCA Sekuritas

Perusahaan sekuritas terbaik yang kedua adalah BCA Sekuritas yang masuk anggota BCA Group. BCA Sekuritas bisa membantu nasabah saham dari luar dan dalam negeri. Selain sebagai broker untuk transaksi saham, BCA Sekuritas bisa membantu kamu untuk memberikan nasihat keuangan.

Adapun biaya transaksi beli adalah 0,18% dan transaksi jual 0,28%.

3. Maybank Kim Eng Sekuritas

Masih dengan perusahaan sekuritas dari perbankan, kini Maybank juga sudah mengeluarkan Maybank Kim Eng Sekuritas. Perusahaan sekuritas ini memberikan berbagai macam kelebihan seperti memiliki dealer yang lebih berpengalaman dan memiliki akses khusus ke berbagai acara corporate.

Maybank Kim Eng Sekuritas memiliki biaya transaksi jual sebesar 0,27% dan transaksi beli 0,17%.

4. Mirae Asset Sekuritas Indonesia

Salah satu perusahaan sekuritas di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1994 adalah Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Bahkna, pada tahun 2018, perusahaan ini meraih penghargaan perusahaan sekuritas saham terbaik di Indonesia.

Mirae Asset Sekuritas memiliki beberapa kelebihan seperti tidak ada biaya administrasi bulanan dan biaya transaksi beli saham senilai 0,15% dengan harga jual 0,25%.

5. Indo Premier Sekuritas

Kamu sedang mencari perusahaan sekuritas yang memiliki biaya pendaftaran Rp100 ribu? Jawabannya adalah Indo Premier Sekuritas, perusahaan sekuritas ini adalah perusahaan sekuritas pertama di Indonesia sejak tahun 1996.

Ada berbagai jenis transaksi saham yang bisa kamu pilih seperti reksadana, syariah, dan aplikasi jual beli efek berbasis artificial intelligence (AI) yang disebut Indo Premier Online Trading (IPOT). Penjualan saham di sini dikenakan biaya sebesar 0,29% dan biaya transaksi beli 0,19%.

6. Mandiri Sekuritas

Perusahaan sekuritas saham terbaik selanjutnya adalah Mandiri Sekuritas yang memiliki biaya transaksi beli saham sebesar 0,18% dan transaksi jual saham 0,28%. Kelebihan dari perusahaan sekuritas ini adalah bisa digunakan di berbagai platform.

Kemudian bagi kamu yang masih pemula dalam berinvestasi jangan khawatir, karena Mandiri Sekuritas memberikan kelas investasi gratis dan kamu juga bisa membuat gambaran atau proyeksi investasi yang ingin kamu lakukan.

7. Phillip Sekuritas Indonesia

Investasi saham tidak hanya populer di masyarakat yang sudah bekerja, mahasiswa juga sudah banyak yang melek dengan investasi saham. Untuk kamu yang masih berstatus mahasiswa bisa memilih Phillip Sekuritas Indonesia sebagai brokernya karena setoran awal untuk mahasiswa hanya sebesar Rp100 ribu. Selain mahasiswa harus melakukan setoran awal Rp500 ribu.

Tidak hanya sebagai perusahaan sekuritas saham, Phillip Sekuritas Indonesia menjadi perusahaan sekuritas reksadana. Untuk biaya beli saham sebesar 0,18% dan jual saham 0,28%.

8. PT Ajaib Sekuritas 

Salah satu sekuritas saham terbaik di Indonesia selanjutnya adalah PT Ajaib Sekuritas, yang sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan. Selain sebagai sekuritas saham, PT Ajaib Sekuritas juga bisa menjadi pilihan untuk sekuritas reksadana.

Biaya transaksi yang disediakan oleh perusahaan ini juga memiliki tiga tingkatan berbeda, apabila ingin membeli saham dengan angka dibawah Rp 150 juta, biaya transaksi belinya adalah 0,1513% dan biaya transaksi jual 0,2513%. Sedangkan, bila kamu ingin melakukan transaksi dengan jumlah besar yaitu di atas Rp1,5 miliar, biaya transaksi jualnya menjadi 0,23% dan biaya transaksi beli 0.13%.

9. MNC Sekuritas

Di bawah usaha MNC Group terdapat perusahaan sekuritas saham terbaik yaitu MNC Sekuritas. Selain terbaik, MNC Sekuritas juga memberikan kemudahan berupa setoran awal yang rendah yaitu Rp100 ribu saja. Dengan biaya transaksi beli sebesar 0,18% dan jual 0,28%.

Pembukaan rekening saham di MNC Sekuritas juga bisa dilakukan secara online dan memberi kemudahan bagi kamu yang memiliki rekening BCA.

Pada tahun 2016, MNC Sekuritas meluncurkan aplikasi perdagangan saham online yaitu MotionTrade dan Motion Trade Syariah.

10. Sinarmas Sekuritas

Perusahaan sekuritas saham terbaik yang terakhir adalah Sinarmas Sekuritas, karena telah mendapatkan penghargaan Best Financial Brand Award 2021. Sinarmas Sekuritas ini juga bisa diaplikasikan secara mobile sehingga lebih fleksibel.

Biaya transaksi beli saham di Sinarmas Sekuritas adalah 0,14% dan 0,24% untuk transaksi jual saham. Selain itu, perusahaan ini juga menampilkan fee yang berbeda bagi kamu yang ingin berinvestasi dengan modal besar. Sehingga, kesempatan untung banyak bisa didapatkan.

Itu tadi 10 daftar perusahaan sekuritas saham terbaik di Indonesia. Kamu bisa memilih berapa pun perusahaan sekuritas yang akan kamu gunakan dengan catatan sudah tercatat dan diawasi oleh OJK agar lebih aman dan terpercaya.

Mandiri Group menyusun whitepaper yang berjudul "The Billion Dollar Moment: A Paradigm Shift for Indonesian IPOs" tentang kemudahan prosedur IPO bagi startup di Indonesia

Whitepaper Mandiri Group: Perkembangan Regulasi IPO di Indonesia, Adopsi dari Bursa Amerika Serikat

Bursa saham Amerika Serikat menjadi rumah buat banyak perusahaan teknologi glpbal karena ramah dari segi regulasi dan penetrasi investor yang begitu matang. Meski demikian, tidak selalu ada cerita indah di sana. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dan menjadi bahan pembelajaran buat regulator di Indonesia.

Kesuksesan IPO Bukalapak pada Agustus kemarin, menjadi pembuktian bahwa regulator di Indonesia siap untuk menerima perusahaan teknologi, juga dapat menyerap dana yang dibidik Bukalapak. Selain Bukalapak, masih banyak perusahaan teknologi yang sudah menyatakan rencananya untuk segera melantai di bursa saham.

Agar semakin mudah dalam memahami paradigma terkini mengenai regulasi IPO baik di Indonesia maupun di pasar global. Mandiri Group menyusun whitepaper yang berjudul, “The Billion Dollar Moment: A Paradigm Shift for Indonesian IPOs”. Studi itu merupakan hasil kerja sama Mandiri Group, yakni Mandiri Capital Indonesia, Mandiri Sekuritas, dan Mandiri Institute.

Secara umum, studi tersebut mendeskripsikan pandangan makro terkait strategi pengumpulan dana perusahaan teknologi di Asia Tenggara, proses IPO untuk perusahaan rintisan teknologi, dan perbandingan kebijakan IPO di dalam dan luar negeri. Beberapa kesimpulan studi ini adalah laju volume IPO perusahaan teknologi di BEI diperkirakan akan terus melonjak ke depannya.

Kemudian, kesuksesan Bukalapak telah membuktikan kepada regulator dan pemangku kepentingan bahwa IPO perusahaan teknologi yang berkembang akan memberikan manfaat besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“Dengan debut pasar yang memecahkan rekor dari salah satu unicorn teknologi, pembuat kebijakan terus aktif mengubah BEI menjadi lingkungan keluar yang lebih ramah untuk startup,” tulis studi tersebut.

Dalam whitepaper dipaparkan, setidaknya ada 14 perusahaan teknologi yang melakukan IPO di BEI sepanjang 2002-2021. Sejak 2002-2016, tercatat hanya ada tiga perusahaan yang IPO, yakni PT Limas Indonesia Makmur (2002), Multipolar (2013), Anabatic (2015). Kemudian bertambah menjadi 11 emiten sepanjang 2017-2021.

Berdasarkan klasifikasi bisnisnya terbagi menjadi lima kelompok, yakni e-commerce, fintech, SME solutions, IT & Data Security, dan digital trade marketing. PT Limas Indonesia Makmur pada saat itu IPO dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp242 miliar. Sementara, PT Bukalapak.com melakukan IPO dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp87 triliun.

Di pasar regional, tren pengumpulan dana melalui aksi merger dan akuisisi diprediksi akan mencapai $75 miliar pada tahun ini, setelah lebih dari satu dekade angkanya stagnan di kisaran $20 miliar di tiap tahunnya. Pada tahun ini saja, setidaknya ada tiga aksi merger dan akusisi antar perusahaan teknologi dengan total nilai transaksi lebih dari $245 juta. Aksi itu dilakukan oleh Carsome (akuisisi iCar Asia), Mekari (akuisisi Qontak), dan Warung Pintar (akuisisi Bizzy).

BEI dan OJK juga lebih adaptif dalam melakukan banyak relaksasi untuk menyambut lebih banyak perusahaan teknologi agar melantai di bursa lokal. Relaksasi tersebut adalah menyeragamkan metode penghitungan indeks saham berdasarkan jumlah saham publik yang beredar alias free float dengan menggunakan IHSG sebagai indeks acuan utama.

Mereka juga melakukan penyesuaian atas kriteria pemilihan indeks yang memungkinkan emiten dapat dipertimbangkan segera masuk (fast entry) ke dalam konstituen LQ45, IDX30, IDX80, JII, JII70, IDX BUMN20 serta IDX-MES BUMN 17.

Belajar dari IPO di negara Barat

Perlu diakui, langkah BEI dan OJK untuk mendukung gairah perusahaan teknologi lokal untuk melantai di bursa lokal patut diacungi jempol. Salah satu yang menjadi permintaan para founer lokal adalah kemungkinan untuk pemberlakuan aturan dual class stock (DSC). Yang mana, aturan ini baru diluncurkan OJK setelah dinanti-nanti.

Praktek ini dibutuhkan perusahaan teknologi karena ada empat alasan. Pertama, memberikan ketenangan bagi founder yang ingin mengakses pasar modal publik untuk pendanaan tetapi tidak ingin melepaskan kendali atas bisnis mereka; memungkinkan pemilik perusahaan yang tumbuh cepat untuk mengakses pasar ekuitas publik tanpa melepaskan kendali total voting.

Kemudian, manajemen dapat fokus pada perolehan kekayaan jangka panjang alih-alih menjadi terganggu oleh tujuan kinerja jangka pendek; memberikan keamanan jika terjadi pengambilalihan potensial atau ancaman strategis, khususnya di era meningkatnya aktivitas pemegang saham; dan investor mungkin tidak terlalu khawatir tentang potensi kerugian dari struktur kelas ganda ketika dievaluasi terhadap manfaat berinvestasi di perusahaan yang dipimpin oleh seorang eksekutif atau pendiri terkenal.

“Dari 2017 hingga 2019, hampir 30% IPO menawarkan saham kelas ganda. Jenis struktur ini sangat populer di kalangan perusahaan teknologi yang pendirinya ingin mempertahankan hak suara dan kendali atas perusahaan.”

Tak hanya soal DCS, SPAC atau hal lainnya, perlu dicatat bahwa tidak semua debut IPO perusahaan teknologi di negara Barat berjalan dengan lancar pada tahap awalnya. Hal ini menandakan skeptisisme investor yang sehat. Kendati suatu perusahaan memiliki neraca keuanga yang sehat dan terus berada di posisi teratas, namun tidak selalu menandakan bahwa IPO akan berkinerja baik dalam waktu dekat.

Sekali lagi, ini adalah kondisi yang sehat karena menunjukkan bahwa menjual perusahaan kepada investor publik menjadi lebih menantang dan volume valuasinya jauh dari level dot-com-mania. Ambil contoh dari harga saham Airbnb, saat IPO dihargai $68 per lembar, sekarang tembus ke angka $170.

Kemudian, SEA adalah contoh kasus yang menarik karena sejak IPO di Oktober 2017, sahamnya dihargai $15 per lembar, tapi pergerakannya tidak dramatis sampai akhirnya di pertengahan Oktober 2020 meledak. Per kuartal III 2021, harga saham SEA naik 25 kali lipat dari harga IPO menjadi lebih dari $360 per lembar.

“Ini hanyalah salah satu contoh yang menunjukkan bahwa investasi teknologi adalah permainan yang panjang. Bahkan jika harga saham turun tak lama setelah IPO, potensi pertumbuhan dan keuntungan jangka panjang sering kali terasa bernilai.”

Bukalapak ingin membidik pasar di lwilayah-wilayah terkecil / Bukalapak

Bukalapak Berniat Melantai di Bursa AS dengan IPO Lokal sebagai Pendahulu

Tampaknya 2021 akan banyak diramaikan oleh rencana IPO dari sejumlah startup Indonesia. Setelah GoTo dan Tiket.com, baru-baru ini Bukalapak dikabarkan telah mengajukan permohonan untuk melakukan penawaran saham perdananya di Jakarta.

Berita ini sekaligus mengonfirmasi kabar Bukalapak yang sempat mempertimbangkan IPO beberapa waktu lalu. Namun, perwakilan Bukalapak, seperti diberitakan SCMP, menyebut pihaknya belum membuat keputusan apapun terkait hal ini.

Menurutnya, saat ini Bukalapak masih mencari peluang pertumbuhan dan akses permodalan. “Fokus kami adalah menemukan strategi yang tepat untuk menjadi perusahaan sustainable dan menciptakan value bagi mitra dan pengguna dalam jangka panjang,” ungkapnya.

Jika IPO ini terealisasi, aksi korporasi ini akan menjadikan Bukalapak sebagai salah satu startup teknologi besar pertama yang go public di Indonesia. Adapun, DailySocial telah mencoba mengonfirmasi kabar ini ke eksekutif Bukalapak, namun belum ada respons dari pihak terkait hingga berita ini diturunkan.

Jajaran investor Bukalapak

Sebagaimana dirangkum DealStreetAsia, saat ini ada tiga pemegang saham mayoritas yang menguasai sebesar 61,9% kepemilikan di Bukalapak, antara lain PT Kreatif Media Karya (31,9%), API (Hong Kong) Investment Limited (17,4%), dan GIC Singapore melalui Archipelago Investment Pte Ltd (12,6%).

Secara keseluruhan, terdapat total 47 pemegang saham di Bukalapak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13 pemegang saham menggenggam 90,46%. Sementara, 34 lainnya hanya memegang kepemilikan saham dalam jumlah kecil, termasuk Co-founder Bukalapak Achmad Zaky Syaifudin yang menguasai 5,8%, Muhamad Fajrin Rasyid sebesar 3,53%, dan Nugroho Herucahyono 2,78%.

Sekadar informasi, Kreatif Media Karya (KMK) adalah anak usaha bisnis digital dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK), perusahaan konglomerasi media dan teknologi milik Sariaatmadja. Ant Group selaku induk usaha Alibaba menguasai saham Bukalapak melalui API (Hong Kong) Investment Limited.

Baik EMTEK dan API, sama-sama mayoritas saham di platform uang digital DANA. Sebagai tambahan, API memiliki 45% saham DANA lewat anak perusahaan tidak langsung, yakni PT Elang Andalan Nusantara.

Lebih lanjut, beberapa investor menggunakan lebih dari satu kendaraan untuk berinvestasi di Bukalapak. Ambil contoh, Indies Capital Partners berinvestasi lewat dua perusahaan, yaitu Komodo Indigo Investment Ltd (0,51%) dan Komodo Opportunity Venture 1 Ltd (0,51%).

Kemudian, perusahaan ventura berbasis di AS 500 Startups mengalokasikan investasi melalui sejumlah dana kelolaan antara lain 500 Durians II LP, 500Durians LP, 500 Kimchi LP, 500 Startups III, dan 500 Startups IV LP.

Jika dirinci berdasarkan negara asal, tiga pemegang saham teratas Bukalapak terdiri dari Indonesia sebesar 50,96%, diikuti Hong Kong di urutan kedua sebesar 21,62%, dan Singapura 16,58%.

Listing AS lewat pendahulu jalur lokal

Bukalapak juga dilaporkan telah mengajukan listing proposal ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dan diperkirakan dapat terealisasi pada awal Agustus. Untuk itu, platform e-commerce ini menunjuk Mandiri Sekuritas dan UBS AG Indonesia sebagai underwriter untuk listing di dalam negeri.

Sementara itu, Bukalapak juga menunjuk Merrill Lynch untuk mengeksplorasi peluang go public di Amerika Serikat (AS). Rencana IPO di Indonesia diyakini sebagai upaya awalan sebelum mendarat di bursa saham AS yang berpotensi terjadi melalui kendaraan Special Purpose Acquisition Company (SPAC).

Selain Bukalapak, startup lainnya juga tengah menjajaki upaya serupa lewat kendaraan perusahaan cek kosong atau SPAC, seperti Traveloka, GoTo, Grab, dan Ticket.com. Bahkan pemerintah telah memberikan lampu hijau dengan menyiapkan sejumlah relaksasi. Salah satunya adalah menerbitkan saham kelas ganda (dual class share).

Dengan upaya IPO sebagai upaya mencari akses permodalan, Bukalapak ingin membidik target pasar yang lebih luas, yaitu ke wilayah-wilayah pedalaman. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari head-to-head dengan dua pesaing terbesarnya Tokopedia dan Shopee yang lebih banyak menguasai pasar di kota-kota besar atau metropolitan.

Bukalapak juga melihat peluang di mana sebanyak 70% retailer di Indonesia adalah toko yang dikelola keluarga. Untuk membidik segmen ini, mereka telah bermitra dengan 500 ribu warung di Indonesia.

Terlebih di situasi pandemi Covid-19, tak sedikit pelaku bisnis dan merchant di Indonesia yang terpaksa mengalihkan layanannya ke online demi mempertahankan bisnis. Sejumlah platform e-commerce mendapatkan keuntungan dari akselerasi digitalisasi ini.

Dengan strategi tersebut, Bukalapak ingin mengadaptasi taktik online-to-offline (O2O) yang digunakan raksasa e-commerce Alibaba Group dan Amazon kepada pasar yang lebih matang. Di sini, pelanggan memiliki pilihan untuk menjelajah di toko fisik yang dikombinasikan dengan penawaran dari platform digital.

Application Information Will Show Up Here
Co-founder & CEO Ajaib Anderson Sumarli

Misi Ajaib Mendorong Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia

Berdiri sejak tahun 2018, Ajaib Group kini memiliki dua instrumen investasi di platform digitalnya, yaitu Ajaib Sekuritas (PT Ajaib Sekuritas Asia – hasil akuisisinya terhadap Primasia Unggul Sekuritas) untuk saham dan Ajaib Reksadana (PT Takjub Tekonologi Indonesia) untuk produk reksa dana.

Bisa dibilang Ajaib adalah salah satu platform investasi dengan pertumbuhan paling pesat saat ini didukung dengan pendanaan kuat. Awal tahun ini Ajaib telah mengumumkan dua perolehan pendanaan Seri A dengan nilai total $90 juta atau Rp1,3 triliun.

Co-Founder dan CEO Ajaib Anderson Sumarli berbagi cerita kepada DailySocial tentang mimpi-mimpinya membangun platform digital untuk anak muda ini.

Terinspirasi Robinhood

Founder Ajaib Group Yada Piyajomkwan dan Anderson Sumarli / Ajaib

Sebagai anak muda, Anderson dan teman-temannya merasa frustrasi terhadap kurangnya platform perdagangan saham yang membantu investor pemula belajar tentang perdagangan saham. Ia terinspirasi banyaknya broker online inovatif, termasuk platform seperti Robinhood di Amerika Serikat dan XP Investimentos di Brasil.

Dengan misi mengedukasi masyarakat akan pentingnya investasi, Anderson membangun Ajaib untuk menciptakan pengalaman jual/beli saham online yang mudah diakses bagi investor pemula di Indonesia.

“Untuk bisa menarik perhatian lebih banyak target pengguna, Ajaib dilengkapi dengan tampilan aplikasi yang ramah pengguna dan mudah dipahami, menyediakan materi edukasi bagi investor pemula serta layanan jual/beli saham dengan biaya rendah. Ajaib juga menyediakan layanan investasi reksa dana tanpa biaya sebagai diversifikasi,” kata Anderson.

Ia membangun Ajaib bersama Co-Founder Yada Piyajomkwan, Salah satu titik tolak Ajaib adalah lolos di program inkubator Y Combinator. Hal tersebut menjadi momen yang membanggakan bagi Anderson, karena dapat mewakili teknologi Indonesia di kancah dunia.

“Kami sangat bersyukur karena Ajaib diakui oleh inkubator teknologi kelas dunia seperti Y Combinator. Melalui pengalaman tersebut, saya bertemu dengan para pemimpin teknologi luar biasa dari seluruh dunia dan mempelajari banyak hal dari mereka,” kata Anderson.

Dimulai dari reksa dana

Co-Founder & CEO Ajaib Group Anderson Sumarli / Ajaib

Ajaib menyediakan portofolio yang personal berdasarkan profil risiko pengguna. Dimulai dari reksa dana, tahun 2020 Ajaib Group mengumumkan akuisisi terhadap Primasia Unggul Sekuritas (Primasia Sekuritas). Pialang saham tersebut kemudian dialihnamakan menjadi Ajaib Sekuritas.

“Kami percaya pada kekuatan investor-investor muda ritel Indonesia. Kami juga percaya bahwa produk dan edukasi terbaiklah yang akan menang. Ajaib tumbuh dengan pesat secara organik dan kami akan terus berinvestasi pada pengembangan produk serta kampanye edukasi kami,” kata Anderson.

Menurut Anderson saat ini jumlah investor saham di Indonesia masih sangat sdikit. Tercatat pada bulan Desember 2020 lalu, kurang dari 2 juta orang Indonesia yang memiliki akun investasi saham, atau kurang dari 1% dibandingkan total populasi. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Tiongkok dan Amerika Serikat.

Penetrasi investasi saham di Indonesia, menurut Anderson, juga masih sangat rendah, karena investasi saham hanya disediakan untuk seseorang dengan kekayaan yang mampu membayar komisi tinggi dan terbiasa melakukan perdagangan melalui pialang offline.

“Ajaib adalah broker saham online pertama di Indonesia. Ajaib membuat investasi saham dapat diakses oleh milenial melalui aplikasi dengan biaya rendah dan tampilan aplikasi yang ramah pengguna,” klaim Anderson.

Ingin tambah investor milenial

Masih banyak rencana dan target yang ingin dicapai perusahaan. Saat ini Ajaib fokus menjangkau dan mengedukasi lebih banyak milenial tentang pentingnya investasi dan perencanaan keuangan sejak muda. Hal tersebut dilakukan guna mendukung upaya pemerintah dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya investasi saham dan perencanaan keuangan sejak dini.

Ajaib menggandeng Bursa Efek Indonesia untuk inisiasi 1000 Program Generasi Saham. Program tersebut merupakan kegiatan edukasi literasi keuangan dan fokus pada daerah-daerah di Indonesia dengan tingkat literasi keuangan yang rendah.

Berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI), pertumbuhan investor saham baru sepanjang 2020 meningkat signifikan. Tercatat ada penambahan sebanyak 590.658 SID baru dan investor pasar modal telah tumbuh 53,47% dibanding tahun 2019. 70% dari total investor baru pada 2020 didominasi kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun.

1 dari 5 investor saham di Indonesia diklaim berinvestasi di Ajaib.

Meskipun demikian, pertumbuhan investor saham baru ini juga perlu diimbangi dengan edukasi agar kualitas investor domestik meningkat dan memastikan generasi muda Indonesia memahami pentingnya berinvestasi sejak dini.

“Saya percaya pada kekuatan milenial di Indonesia. Saya yakin milenial akan mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia dalam waktu dekat,” tutup Anderson.

Application Information Will Show Up Here