Tag Archives: business

Cara Mengatur Metode Pembayaran Iklan di Facebook Ads Manager, Wajib Tahu Sebelum Pasang Iklan!

Dalam memasarkan bisnis, penggunaan iklan berbayar seperti Facebook Ads adalah sesuatu yang wajib dicoba ketika Anda menginginkan hasil yang instan. Di Facebook Ads Manager, Anda dapat mengatur berbagai hal terkait iklan yang akan Anda tayangkan, seperti target audiens, budget, hingga cara mengatur metode pembayaran iklan.

Pilihan metode pembayaran iklan dan cara mengaturnya merupakan hal yang penting untuk Anda ketahui agar Anda dapat lebih mudah mempersiapkan budget iklan dan melakukan pembayaran. Apabila Anda pengguna Facebook Ads Manager pemula, jangan khawatir karena artikel ini akan memandu Anda.

Cara Mengatur Metode Pembayaran Iklan Facebook Ads

Sebelum membuat iklan di Facebook Ads Manager, Anda memang sebaiknya mengatur metode pembayaran iklan terlebih dahulu. Mengapa? Metode pembayaran ini akan digunakan untuk top-up saldo ke Facebook Ads agar nantinya dapat digunakan untuk pembayaran iklan ketika akan ditayangkan.

Nah, berikut ini langkah-langkah mengatur metode pembayaran iklan di Facebook Ads Manager:

  • Akses halaman Facebook Ads Manager dan login dengan akun Facebook Anda.
  • Kemudian, masuk ke halaman menu Payment Settings.

  • Pada halaman ini, Anda dapat melihat berbagai informasi terkait pembayaran. Mulai dari tagihan yang perlu dibayar, payment history, hingga metode pembayaran.

  • Untuk mengatur pembayaran, klik tombol Add Payment Method pada kolom Payment Methods.

  • Lalu, Anda akan melihat berbagai pilihan metode pembayaran, antara lain kartu debit, kartu kredit, transfer bank, Doku Wallet, dan GoPay.

  • Pilih satu metode pembayaran yang ingin Anda gunakan. Klik Next.
  • Selanjutnya, Anda akan diminta untuk mengisi nomor NPWP (opsional). Jika Anda tidak memiliki NPWP, Anda dapat melewati tahap ini dengan klik Skip.

  • Berikutnya, masukkan nominal saldo prabayar Anda. Anda dapat memasukkan nominal saldo minimal Rp.9,608 dan maksimal Rp.1,527,810. Lalu, klik Next.

  • Setelah itu, Facebook akan memproses pembayaran Anda. Klik Continue dan Anda akan mendapatkan panduan pembayaran dengan metode pembayaran yang telah Anda pilih.

  • Jika Anda telah melakukan pembayaran dengan cara yang diinstruksikan, maka saldo akan otomatis masuk ke akun Facebook Ads Manager Anda. Kemudian, saldo tersebut nantinya dapat Anda gunakan untuk pembayaran iklan Facebook Ads dan Instagram Ads. 

Selain mengetahui cara mengatur metode pembayaran iklan, pahami juga istilah-istilah penting dalam Facebook Ads untuk mempermudah pemula seperti Anda menayangkan iklan promosi bisnis Anda. Selamat mencoba!

Header by Pexels.

commerce push ecommerce store cart supermarket

Model Bisnis C2B, Cara Kerja dan Contohnya

C2B atau Consumer to Business adalah model bisnis yang relatif baru. Berbeda dengan B2C atau Business to Consumer yang lebih tradisional, C2B hadir seiring perkembangan teknologi, yang memungkinkan konsumen menjual value yang dimilikinya.

Umumnya, konsumen mendapatkan produk yang ditawarkan oleh suatu bisnis. Lain dengan itu, pada model bisnis C2B, konsumen lah yang bertindak dalam memberikan produk atau layanan bagi suatu bisnis.

Berikut adalah penjelasan terkait model bisnis C2B, mulai dari pengertian, konsep dan cara kerja, hingga contoh-contoh bisnisnya.

Pengertian C2B (Consumer to Business)

C2B (Consumer to Business) atau konsumen ke bisnis ini merupakan model bisnis di mana transaksi bisnis atau kegiatan jual belinya terjadi antara konsumen sebagai penyedia produk atau layanan kepada bisnis berupa perusahaan atau organisasi.

Model bisnis C2B fokus pada menghasilkan nilai dari basis pelanggan, dengan ide crowdsourcing, meminta umpan balik, dan banyak lagi. Bentuknya dapat berupa produk atau layanan seperti konten, yang diperlukan oleh perusahaan atau organisasi, dalam menjalankan bisnisnya.

Konsep dan Cara Kerja C2B

Cara kerja C2B yakni dengan konsumen yang mendapatkan untung dari penyediaan produk atau layanan yang ditawarkan kepada perusahaan. Sementara, perusahaan akan mendapatkan untung dari kesediaan konsumen untuk memberikan produk atau layanannya bagi kelangsungan bisnis perusahaan.

Keuntungan yang diperoleh konsumen dalam menyediakan produk dan layanannya dapat berupa fleksibilitas, biaya pembayaran, atau produk dengan potongan harga bahkan gratis dari perusahaan dengan maksud barter.

Misalnya, suatu perusahaan meminta konsumen yang memiliki banyak pengikut di media sosial, untuk mengulas dan mengenalkan produk bisnis mereka melalui eksposur di media sosialnya tersebut.

Tujuan dari konsep C2B ini adalah meningkatkan brand awareness perusahaan. Saat ini perusahaan sangat menjunjung tinggi aspek tersebut, guna menanamkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk bisnisnya.

Contoh Bisnis Consumer to Business

Ada pun contoh bisnis yang termasuk menerapkan konsep Consumer to Business ini, antara lain seperti:

  • Influencer Marketing

Influencer marketing adalah bentuk pemasaran yang dilakukan di media sosial oleh seseorang yang mempunyai pengaruh sosial dan banyak dukungan dari audiensnya. Seorang Influencer dapat memengaruhi kebiasaan membeli orang yang mempercayai konten dan testimoninya.

Kepercayaan tersebut yang dibutuhkan oleh bisnis dari seorang influencer, guna meningkatkan brand awareness juga penjualan bisnis. Perusahaan biasanya menjangkau influencer secara individu dan menjalin hubungan dengan mereka.

  • Affiliate Marketing

Affiliate marketing adalag bentuk pemasaran dimana perusahaan selaku bisnis yang membutuhkan seorang affiliate marketer selaku konsumen untuk mempromosikan produknya kepada khalayak luas.

Promosi dapat dilakukan dengan cara membagikan link produk bisnis, menarik khalayak untuk mengunjungi dan membeli produk dari link yang dibagikan, lalu affiliate marketer akan diberi komisi sebagai imbalan.

woman wearing mask ordering food cafe restaurant covid

Pengertian B2C, Ini Karakteristik hingga Bentuk Layanannya

Istilah B2C adalah akronim dari Business to Consumer. Berbeda dengan b2b, b2C merupakan salah satu model bisnis  e-commerce yang paling umum dan populer. Ada pun beberapa model bisnis lain, selain B2C, antara lain yakni B2B, C2B, C2C.

Model Business to Consumer disebut merupakan kebalikan dari B2B atau Business to Business. Keduanya memiliki konsep dan cara kerja yang sangat berbeda. Lantas, seperti apa konsep, karakteristik B2C hingga bentuk layanannya? Berikut penjelasannya.

Pengertian B2C (Business to Consumer)

Business to Consumer adalah model bisnis di mana transaksi bisnis atau kegiatan jual belinya terjadi secara langsung, dari perusahaan penyedia barang atau jasa ke konsumen akhir. Umumnya, perusahaan B2C menyediakan barang atau jasanya untuk keperluan pribadi konsumen.

Konsep Business to Consumer dapat dengan mudah dijumpai di pusat perbelanjaan seperti mall, pasar, hingga di restoran. Tak hanya pada perusahaan dengan metode penjualan tradisional, model bisnis ini juga dapat ditemui pada perusahaan dengan penjualan online.

Ada pun perusahaan dengan model Business to Consumer dapat ditemukan secara online melalui e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada dan lainnya. Tak hanya perusahaan besar, e-commerce juga memberi kesempatan bagi UMKM untuk terlibat dalam model bisnis B2C.

Karakteristik Model Bisnis B2C

Bisnis yang dianggap paling familiar di masyarakat ini memiliki karakteristik, antara lain sebagai berikut:

  • Terbuka untuk umum, di mana informasi terkait produk barang atau jasa yang disediakan perusahaan disebarkan kepada masyarakat luas.
  • Transaksi B2C dilakukan dengan prosedur yang sederhana, serta tidak melulu didasari atas hubungan atau relasi antara perusahaan dan kosumen.
  • Produk barang dan jasa yang disediakan berdasarkan permohonan (on demand) dan digunakan untuk keperluan pribadi konsumen akhir.
  • Persaingan tinggi antar sesama pemain, seiring dengan permintaan yang tinggi akibat produk B2C yang banyak dibutuhkan masyarakat secara perorangan.

Tipe Pelayanan Business to Consumer

Secara garis besar, ada beberapa tipe pelayanan B2C yang dapat dijalankan secara online melalui e-commerce. Antara lain:

  • Online Stores

Cara kerja layanan toko online ini adalah konsumen melakukan kegiatan jual beli barang secara digital. Dimulai dari memilih barang, memesan barang, hingga melakukan transaksi pembelian secara online tanpa bertatap muka.

  • Online Services

Cara kerja layanan jasa online ini adalah customer melakukan permintaan jasa kepada perusahaan penyedia jasa, yang transaksinya dilakukan secara online. Misalnya, pemesanan tiket perjalanan, pemesanan kamar hotel, pemesanan jasa pengantaran dan lainnya.

  • Subscription

Cara kerja layanan berlangganan berbayar ini adalah dengan perusahaan menyediakan konten atau fitur tertentu secara khusus yang hanya dapat diakses oleh konsumen yang telah membayar untuk menjadi pelanggan yang berlangganan. Misalnya, berlangganan film di Netflix atau berlangganan berita eksklusif di media online.

facebook geeb

4 Langkah Mudah Aktifkan Facebook Pengelola Bisnis Anda

Eksistensi Facebook masih belum lekang oleh waktu. Fakta menunjukkan bahwa Facebook senantiasa bertengger di posisi pertama untuk kategori ‘Most-used Social Media Worldwide’ dengan pengguna aktif sebanyak 2,74 miliar. Fakta ini pasti sangat bermanfaat untuk Anda yang ingin mengembangkan bisnis di ranah online.

Kini, Facebook telah meluncurkan fitur Facebook Business Manager atau yang diartikan sebagai Facebook Pengelola Bisnis. Fitur ini sangat bermanfaat bagi para pebisnis untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan fitur ini, Anda dapat mengiklankan bisnis lebih efektif dari sebelumnya.

Apa itu Facebook Pengelola Bisnis?

Dilansir dari Hootsuite, Facebook Business Manager atau Ads Manager adalah alat untuk membantu bisnis pengelolaan akun ads dan aplikasi Facebook lain dalam satu tempat sekaligus. Dengan tool ini, pemilik bisnis dapat memberikan akses penuh atau sebagian kepada anggota tim berdasarkan peran mereka. Hal ini membuatmu dapat memberikan penugasan kepada anggota tim secara bebas dengan aman.

Apa saja manfaat mengaktifkan Facebook Pengelola Bisnis?

Fitur baru ini tentu saja menawarkan berbagai kelebihan yang sengaja dibuat untuk Anda yang sedang memulai untuk berbisnis. Berikut beberapa diantaranya:

Source: https://www.pexels.com/ko-kr/photo/744464/
  1. Sangat mudah dikelola, karena fitur Facebook Ads, Facebook Page, Marketplace, dan fitur lainnya dapat diakses dalam satu akun saja.
  2. Tidak perlu menggunakan akun bersama, karena akun dapat disesuaikan dengan kebutuhan manajemen bisnis masing-masing.
  3. Mendapatkan dukungan lebih dari Facebook dengan fitur-fitur yang tidak ada pada akun Facebook biasa.
  4. Cenderung lebih aman digunakan, karena menyediakan Security Center yang memungkinkanmu untuk mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk semua social media manager.

Bagaimana langkah untuk mengaktifkan Facebook Pengelola Bisnis?

  1. Buka facebook.com/create dan klik ‘Buat Akun’.

2. Masukkan nama Anda, nama bisnis, dan email bisnis Anda sesuai dengan instruksi yang tertera.

3. Setelah berhasil log in, klik verifikasi email yang muncul di atas laman.

4. Buka email bisnis Anda dan konfirmasi verifikasi.

Akun bisnis Anda telah berhasil dibuat dan siap untuk membantu bisnis Anda berkembang! Mudah, bukan?

Pedagang di Pasar Tradisional Go Online Lewat Tokopedia

Pedagang di Pasar Tradisional Go Online Lewat Tokopedia

Tidak dapat dipungkiri bahwa selama pandemi sedang berlangsung, sektor pasar sebagai ruang publik mengalami beberapa perubahan drastis di mana para pembeli enggan untuk berkunjung karena takut terpapar virus. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah inovasi untuk tetap melancarkan aktivitas pasar, sehingga penjualan mereka tidak menurun.

Pandemi yang sudah berjalan selama lebih dari satu tahun ini mempercepat transformasi digital di berbagai sektor. Sehingga digitalisasi dan teknologi bukanlah suatu penemuan atau sebagai nilai tambah, tetapi menjadi sebuah keharusan untuk membantu mobilitas dan transaksi selama pandemi, agar roda perekonomian tetap berputar. Salah satu cara efektif dalam memajukan pasar di tengah pandemi adalah dengan digitalisasi pasar.

Para pedagang pasar yang kesehariannya menjajakan dagangan secara langsung kepada konsumen, menganggap bahwa digitalisasi pasar ini merupakan hal baru bagi mereka karena tidak harus berdagang di pasar dan bertemu tatap muka dengan konsumen. Melalui pasar digital ini, para pedagang UMKM pasar tradisional tetap dapat menyambung hidup dengan berjualan, meskipun dengan metode yang berbeda.

Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka, Bandung merupakan salah satu pasar yang sudah menerapkan digitalisasi akibat dari menurunnya penjualan sejak awal pandemi.. Menurut Assistant Manager Koperasi Konsumen Pedagang Pasar Raja Cicalengka, Ridzky Alfaridzi, penurunan dari efek pandemi mulai dirasakan sejak bulan Juli – Agustus 2020, di mana saat itu juga sudah terjadi pembatasan waktu berjualan terhadap pasar tradisional.

Kehadiran pasar digital di salah satu marketplace Indonesia menjadi topik pembicaraan yang populer pada awal tahun 2021. Pihak koperasi pasar pun berhasil menarik dan meyakinkan para pedagang untuk memasarkan produk atau dagangannya secara online. Saat ini, ada sekitar 300 pedagang yang sudah aktif bergabung di Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka secara online.

Dari sekian banyak pedagang yang bergabung, beberapa di antara mereka menjual barang dagangan yang sama. Guna menghindari persaingan, pihak koperasi selaku pengelola pasar online tersebut yang akan bertanggung jawab untuk memasarkan produk dari masing-masing pedagang secara bergiliran. Tidak hanya itu, pihak koperasi juga bertanggung jawab atas kualitas barang dari pedagang pasar yang akan dikirim ke konsumen. Biasanya, bagi konsumen yang melakukan pesanan dibawah jam 12 siang, barang yang didapat pasti masih bagus dan segar. Namun, jika konsumen memesan lewat dari jam 12 siang maka pesanan otomatis akan dimasukan ke order hari berikutnya.

Cara pihak koperasi mensosialisasikan cara berjualan di pasar online kepada para pedagang juga cukup mudah dan ditanggapi dengan kooperatif. Pihak koperasi mengedukasi para pedagang dengan prosedur pendaftaran dari pasar online ini; yaitu datang ke kantor koperasi dengan membawa beberapa daftar produk yang akan dijual beserta foto dan rincian harga. Setelah semua produk dan barang dagangan sudah terdaftar, petugas koperasi tinggal mengumumkan ke masyarakat atau konsumen bahwa produk dagangan pasar kini telah tersedia di marketplace, jadi para konsumen tidak perlu lagi untuk berkunjung ke pasar.

Salah satu marketplace yang digandeng oleh Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka untuk memasarkan bahan pangan para pedagang ini adalah Tokopedia, yang nyatanya berhasil menambahkan pendapatan para pedagang pasar semasa pandemi. Jika yang tadinya pedagang hanya mendapatkan 50 – 100 pesanan saja, sejak adanya akun Tokopedia Pasar Sehat Sabilulungan Cicalengka Online ini, peningkatan penjualan mereka melonjak hingga 50 persen.

Tidak hanya menguntungkan pedagang, pihak koperasi yang awalnya hanya mencapai pendapatan sekitar 10 – 15 persen, sekarang melonjak mencapai 30 persen lebih. Kerja sama antara Tokopedia dengan koperasi pasar yang melakukan quality control dengan baik memupuk rasa percaya pada masyarakat untuk menggunakan aplikasi pasar online. Selain itu, pihak koperasi juga turut memanfaatkan ftur-ftur seperti TopAds, Bebas Ongkir, serta promo cashback untuk semakin memaksimalkan penjualan.

Penjualan online melalui Tokopedia memang banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha mikro dan menengah karena dirasa lebih menguntungkan dan sangat menjanjikan untuk tetap bertahan dan bangkit di tengah pandemi. Pasalnya, berdasarkan riset yang dilakukan LPEM FEB UI di 2020, tercatat selama pandemi terdapat 90 persen penjualan berskala mikro di Tokopedia dan 68,6% persen dari pedagang yang bergabung selama pandemi di Tokopedia merupakan pencari nafkah tunggal di keluarga.

Peningkatan jumlah pengguna aktif di Tokopedia selama pandemi ini juga berpengaruh terhadap kepercayaan penjual untuk memasarkan produknya di platform ini. Per Februari 2021, jumlah penjual terdaftar di Tokopedia mencapai lebih dari 10 juta, meningkat lebih dari 2,8 juta dari 7,2 juta penjual sejak Januari 2020. Di sisi lain, jumlah pembeli pun mengalami kenaikan sebesar lebih dari 10 juta, dari 90 juta menjadi lebih dari 100 juta saat ini.

Di tengah pandemi ini, belanja online memang dipercaya menjadi salah satu pilihan utama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan, sekaligus mengurangi resiko terjadinya penyebaran virus yang ada di tempat ramai.

Kiat startup saat mulai membangun brand

Kolaborasi Startup dan Korporasi Bisa Buka Peluang Baru

Tren bekerja di startup kini memang tengah naik daun di Indonesia. Startup bahkan menjadi salah satu pilihan utama untuk berkarier bagi anak muda masa kini. Sebut saja Go-Jek dan Tokopedia yang kini telah menjadi salah satu tujuan utama.

Ada banyak privilege yang dapat dinikmati saat bekerja di startup dibandingkan di korporasi. Selain fleksibel, startup juga membuka banyak peluang dan kreativitas untuk bisa menciptakan solusi atas berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Kendati demikian, baik startup dan korporasi juga memiliki tantangannya masing-masing. Bagi startup, tantangan untuk masuk ke pasar dirasa sulit karena berbagai keterbatasan. Sedangkan korporasi juga dituntut untuk selalu berinovasi dan mengikuti tren bisnis yang terus berubah.

Lalu, apa yang menjadi benang merah bagi keduanya?

Pada diskusi bertajuk “The Possibility of Collaboration Between Established Company and Startup”, CEO Bizcom Indonesia, Sendra Wong, mengungkapkan bahwa kolaborasi antara startup dan korporasi sangat diperlukan saat ini. Para pelaku bisnis perlu melihat kolaborasi sebagai perspektif baru dalam mendorong perusahaannya.

“Bekerja di startup dan korporasi sama-sama punya tantangan. Kalau berkolaborasi, keduanya bisa saling melengkapi dan memperoleh keuntungan,” ujar Sendra ditemui saat diskusi di Investor Gathering ke-17 yang dihelat Bizcom Indonesia di Jakarta, Kamis (26/7/).

Bentuk kolaborasi ini dapat mengacu pada keuntungan bersama atau mutual benefit. Ia mencontohkan bagaimana akhirnya transportasi konvensional berkolaborasi dengan penyedia layanan ride-sharing setelah sebelumnya sempat berkonflik panjang.

Lewat kolaborasi, startup penyedia ride-sharing dapat memperoleh keuntungan dari sisi reputasi hingga data milik perusahaan transportasi konvensional. Sebaliknya, perusahaan konvensional dapat memanfaatkan teknologi startup untuk mengoptimalkan bisnis mereka.

Lebih lanjut, sebetulnya ada banyak opsi bagi perusahaan korporasi untuk meningkatkan bisnisnya, misalnya merger atau akuisisi perusahaan lain sebagai strategi tepat ketimbang harus membentuk perusahaan baru dari nol.

Namun, Direksi Holding Jababeka Group, Sutedja Sidarta Darmono justru menilai berkolaborasi dengan startup membuka potensi lebih besar ketimbang memilih strategi merger atau akuisisi. Selain lebih efisien karena menghemat biaya, kolaborasi ini dapat menciptakan ekosistem baru.

“Contoh saja, kami sedang membangun township, banyak effort yang kami taruh pada proyek ini dengan high technology. Tapi ini bisa jadi ekosistem bagus untuk startup, karena bisa berkolaborasi dan mereka bisa berkembang,” ungkapnya pada kesempatan sama.

Menurut Division Head E2Pay, Ariyo Nugroho, kolaborasi ini dapat menguntungkan startup dari sisi SDM. Pasalnya, korporasi memiliki sumber daya manusia (SDM) dan modal yang lebih memadai.

“Sebagai startup, kita sebetulnya tidak punya luxury seperti perusahaan. Kita bahkan tidak bisa compete dengan salary. Ini menekankan pentingnya kolaborasi,” ujar Ariyo.

Sementara, Principal Alpha JWC, Erika Dianasari menambahkan, ketimbang menggunakan strategi build or buy, kolaborasi bisa menjadi langkah krusial bagi bisnis meski akan ada banyak distraksi.

“Bagi saya, talent atau human capital itu penting dan jadi aset bagi perusahaan. Startup pasti menemui challenge dan task untuk bisa menguasai pasar. Kolaborasi antar SDM bisa saling menguntungkan dan menghasilkan karya yang bagus.”

Tantangan Yang Perlu Diantisipasi oleh Bisnis di Indonesia

Belum lama ini QBE Indonesia melakukan wawancara dan survei terhadap 300 UKM dan perusahaan skala besar di Indonesia. Dalam wawancara tersebut dibahas tentang risiko, peluang dan tantangan bisnis pada era digital saat ini. Ada beberapa temuan menarik dari survei tersebut, pertama ialah terkait dengan kecenderungan bisnis di Indonesia untuk bersifat reaktif (bukan proaktif) berbagai kejadian terkait dengan insiden di dunia digital.

Dari survei tersebut didapatkan data bahwa persentase insiden digital yang umum terjadi ialah penipuan melalui internet (54%), peretasan sistem komputer (48%), dan pencurian informasi sensitif (38%). Pemaparan responden juga menyebutkan bahwa insiden tersebut memberikan dampak yang nyata bagi bisnis. Dalam 12 bulan terakhir, insiden tersebut setidaknya menghadirkan beberapa masalah krusial dalam bisnis.

Pertama ialah kehilangan pendapatan karena insiden yang mengganggu usaha (32%), rusak dan hilangnya data inventaris (23%), kerusakan peralatan (22%), hingga peretasan sistem komputer yang mengganggu operasional bisnis (20%).

“Risiko-risiko ini dihadapi oleh perusahaan yang berada pada lingkungan dengan tantangan bisnis yang semakin besar. Berdasarkan kajian, kami menemukan bahwa 31% dari perusahaan-perusahaan Indonesia menerima tuntutan hukum karena masalah produk atau layanan mereka pada tahun lalu,” ujar Aziz Adam Sattar selaku Presiden Direktur QBE Indonesia.

Tantangan bisnis di Indonesia tahun 2017-2018

Selain membahas tentang insiden dan risiko yang dihadapi bisnis kaitannya dengan teknis operasional harian, survei juga mencoba mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi bisnis dalam berbagai lanskap kategori. Hampir separuh dari perusahaan (46%) menilai bahwa tantangan berasal dari adaptasi atas kemajuan dan inovasi teknologi. Hal ini berdampak pada prakiraan investasi yang dinilai akan meningkat 12 bulan mendatang. Sepertiga dari perusahaan (29%) meyakini bahwa tantangan dan investasi tersebut akan membawakan dampak yang besar.

Tantangan yang dihadapi bisnis Indonesia hingga tahun 2018 / QBE Indonesia
Tantangan yang dihadapi bisnis Indonesia hingga tahun 2018 / QBE Indonesia

Pada dasarnya setiap kategori industri memiliki kekhawatiran yang berbeda, tetapi ada beberapa tantangan serupa yang muncul di berbagai industri seperti perluasan bisnis dan peraturan perundang-undangan yang baru.

Kini penyesuaian terhadap teknologi terbarukan merupakan hal yang dianggap penting bagi bisnis. Menelisik lebih dalam kategori bisnis di bidang IT dan Telekomunikasi (di dalamnya termasuk UKM digital), konsentrasi terbesar saat ini masih pada optimasi dan pengembangan sistem yang dimiliki (45%). Selanjutnya tantangan lain yang dihadapi ialah terkait dengan perundangan baru yang sering membuat bisnis harus menyesuaikan (39%). Eskpansi bisnis (37%) juga menjadi concern yang ambisius untuk banyak perusahaan di kategori ini.

Menariknya 35% dari responden di sektor TI kini mulai memiliki awareness tentang perlindungan data dan informasi bisnis. Hal ini senada dengan ancaman siber yang kian meningkat. Namun angka 35% dinilai masih cukup kecil untuk mayoritas bisnis yang menggunakan pendekatan digital. Ternyata hal tersebut disebabkan oleh banyak hal, mulai dari skala bisnis yang kecil, keterbatasan bisnis hingga anggaran yang terbatas.

Alasan bisnis menghiraukan risiko kemungkinan terjadinya kegagalan / QBE Indonesia
Alasan bisnis menghiraukan risiko kemungkinan terjadinya kegagalan / QBE Indonesia

“Ekonomi Indonesia tumbuh dengan cepat dan telah menjadi anggota penting di komunitas ASEAN. Dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah, kita melihat perubahan pemikiran di kalangan pengusaha dan karyawan karena mereka telah memahami pentingnya pengelolaan risiko – tidak hanya untuk mengurangi kerugian finansial, tetapi yang lebih penting untuk menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. Konsumen Indonesia menjadi lebih paham mengenai hak-hak hukum, yang menghadapkan perusahaan pada kompensasi finansial yang lebih besar jika gagal memberikan layanan atau tidak menyediakan lingkungan kerja yang aman,” jelas Sattar menanggapi kecilnya antisipasi perusahaan terhadap kemungkinan risiko.

Mengapa Cloud Berperan Sentral dalam Ekspansi Bisnis Online?

Proses validasi pasar dan bisnis telah dilewati. Key Performance Indicator (KPI) yang telah ditentukan di tahap awal sudah berhasil dicapai, dan sekarang pengembangan bisnis mulai menggunakan KPI baru yang berbasis pada pertumbuhan konsumen, revenue, market traction, dan market share, bersamaan dengan pengembangan kualitas produk. Bila belakangan ini Anda tidak asing dengan kegiatan-kegiatan yang disebutkan tadi, itu menandakan bisnis Anda memasuki tahap scaling dan ekspansi.

Upaya-upaya dari kacamata bisnis ini jelas perlu dilakukan, dan sebaiknya langkah tersebut juga senada baiknya dengan penguatan dari sisi teknologi penyimpanan dan penyebaran data yang terintegrasi dan dapat diandalkan, seperti cloud computing. Mengapa?

Begini. Dari sisi Platform as a Service (PaaS), perlu disadari bahwa bisnis online Anda memerlukan cloud solution yang elastis bagi bisnis Anda yang dinamis itu, guna dapat merasakan fasilitas cloud sesuai dengan skala terkininya. Terlebih, poin ini menjadi penting bila Anda sekarang tengah menggeluti bidang e-commerce yang dikenal memiliki lonjakan dan anjlokan traffic yang sering menghampiri situs.

Belum lagi, proses scaling yang banyak bertumpu pada pengambilan keputusan yang cepat dan terukur, membuat Anda mungkin memerlukan cloud service dengan insight real-time dari setiap transaksi hingga proses bisnis secara umum.

Microsoft punya solusi terpadu agar proses scaling up bisnis online Anda dapat berjalan sesuai rencana, yakni melalui Microsoft Cloud Solution.

Microsoft Cloud Solution dengan cabang-cabang solusinya dapat membantu Anda menjawab tantangan-tantangan bisnis Anda di tengah usaha optimalisasi kualitas produk bisnis Anda, dalam proses scaling. Misal, Microsoft Azure, yakni solusi cloud computing platform buatan Microsoft yang dikenal dapat menangani lonjakan traffic yang tidak terduga serta integrasi dengan aplikasi yang dikembangkan. Begitu pula dengan Microsoft Power Business Intelligence, analytic tools garapan Microsoft yang membantu pengguna memadukan sistem yang dibangun dengan aplikasi analisis data, sehingga Anda dapat dengan mudah ‘menampung’ limpahan data tersebut dan mempresentasikannya di kemudian hari.

Lantas, bagaimana solusi cloud seperti itu dapat memaksimalkan serta mempercepat laju pertumbuhan bisnis online Anda secara konkret? Bagaimana implementasi yang tepat di sektor e-commerce (atau bahkan di sektor pengembangan Internet of Things)?

Semua pertanyaan tersebut akan dibahas tuntas bersama empat pelaku industri digital yang tentunya telah mengalami kisah sukses dari pengembangan bisnis online dengan cloud computing, antara lain ialah Lodewijk Christoffel Tanamal (Chief Technology Officer Bhinneka.com), Rudy Sumadi (SMB Director Microsoft Indonesia), Andri Yadi (CEO DyCode), dan Wiku Baskoro (Chief Innovation Officer DailySocial), di sebuah talkshow bertajuk “Optimize/Accelerate Your Online Business With Microsoft Cloud Solution”.

Bersama Lodewijk (baca: Ludwig), Anda akan mendengarkan bagaimana cloud computing menjadi salah satu urat nadi dari bisnis e-commerce. Kemudian, Rudy akan membeberkan alasan mengapa Anda perlu mengadopsi sistem cloud dari Microsoft. Lalu Andri akan bercerita panjang lebar mengenai Microsoft Azure yang sukses membantu bisnis Internet of Things-nya bersama DyCode. Ketiganya akan berbincang bersama di satu panggung, dimoderatori oleh Wiku.

Bertempat di Lot 8 Resto & Bar, SCBD, Jakarta Selatan, talkshow hasil kerja sama Bhinneka.com, DailySocial.id, dan Microsoft ini akan digelar pada hari Rabu, 7 Desember 2016, pukul 18.00 sampai dengan selesai.

Selain pembahasan dan insight yang seru dari para pakar, para peserta juga akan mendapatkan paket goodie bag keren dari penyelenggaraan acara. Dengan pendaftaran acara yang dibuka gratis, rasanya sayang bila Anda melewatkan talkshow untuk para online business owner dan tech enthusiast ini.

Jadi, Anda siap untuk melebarkan sayap bisnis online Anda dengan cloud computing?

Disclosure: DailySocial adalah organizer dari talkshow Microsoft Cloud Solution yang didukung oleh Bhinneka.com dan Microsoft.

Indosat Sempurnakan Layanan, Rilis Lini Usaha Baru Indosat Business

Indosat sebagai salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia kembali berinovasi dengan meluncurkan produk terbarunya yang diperuntukkan khusus bagi kalangan pebisnis. Adalah Indosat Business yang baru saja diluncurkan oleh Indosat sebagai upayanya menghadirkan layanan yang optimal bagi pelanggan korporasi. Produk ini ditujukan untuk seluruh segmen bisnis seperti Large Business, Medium Business maupun Small Business (UMKM).

Continue reading Indosat Sempurnakan Layanan, Rilis Lini Usaha Baru Indosat Business

[DS Notes] Market Share Alone is Never a Good Indicator of Business

John Kirk explains on TechPinions why the church of market share is a deeply flawed argument. Yes, more market share means the product is more visible, it means there are more consumers of said product but unless it’s viewed in relation to revenue and profits, it’s never going to make sense (or cents). Business wise, it’s necessary for companies to look at the health and efficiency of a business in terms of how much return it earns per output. If a group of companies only earn a small fraction of the profit generated by the entire industry, dwarfed by the profit of just one other company within that industry, they need to conduct a serious evaluation of their strategies.