Tag Archives: Business Tips

Marketing Qualified Lead (MQL): Pengertian, Cara Kerja, dan Tipsnya

Dalam dunia penjualan dan pemasaran, Marketing Qualified Leads (MQL) kemungkinan besar adalah pelanggan. Dilansir dari Lead Squared Report, lead itu sendiri adalah orang atau bisnis yang tertarik dengan produk yang kamu jual.

Ingin mempelajari lebih lanjut tentang apa itu marketing qualified lead? Simak artikel ini lebih lanjut!

Apa Itu Marketing Qualified Lead (MQL)?

Marketing Qualified Leads (MQL) adalah prospek yang menunjukkan minat yang besar pada hasil upaya pemasaran produk kamu dan karenanya memiliki peluang tinggi untuk menjadi pelanggan (konversi).

Tugas perusahaan adalah merangsang minat mereka dengan menegosiasikan penawaran. Ini adalah bagaimana penjualan dihasilkan. 

Gunakan informasi yang ada untuk menyesuaikan penawaran guna meningkatkan pengalaman dan loyalitas pelanggan. 

Cara Kerja Marketing Qualified Lead

MQL biasanya mengembangkan minat mereka terhadap suatu produk setelah beberapa aktivitas seperti mengunjungi situs web perusahaan, mengisi formulir kontak, mengunduh konten, dll.

Untuk aktivitas ini, perusahaan memiliki informasi demografis seperti lokasi, perusahaan tempat mereka bekerja, dan jabatan, yang juga dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang adalah MMS.

MQL yang masuk kemudian diteruskan ke tim penjualan untuk proses penjualan lebih lanjut.

Dalam metode penjualan, MQL harus divalidasi dan dievaluasi untuk menentukan apakah layak bagi pelanggan dan apakah sesuai dengan produk atau layanan yang ditawarkan.

Mengidentifikasi karakteristik dan perilaku umum prospek yang memenuhi syarat meningkatkan nilai-nilai berikut:

  • Nilai pendapatan yang sangat meningkat bagi perusahaan
  • Meningkatkan hubungan jangka panjang dengan produk/jasa perusahaan
  • Membuat anggaran pendapatan yang besar bagi perusahaan untuk membiayai produksi produk/jasa berkualitas tinggi sesuai keinginan pelanggan. 

Jika kamu dapat memfokuskan sumber daya bisnis kamu untuk mendapatkan dan mempertahankan MQL, semua upaya kamu akan memberikan hasil terbaik bagi perusahaan. 

Cara Meningkatkan Potensi MQL

  1. Melihat perilaku pengunjung

Cara pertama adalah dengan melihat perilaku pengunjung website kamu. Dari informasi yang ada, apa yang dilakukan setiap pengunjung saat ingin membeli? Bandingkan data tentang pelanggan yang membeli produk dan pelanggan yang tidak membelinya, perhatikan dan pelajari polanya.

  1. Minta feedback

Cara selanjutnya adalah meminta feedback. Karena prospek penjualan adalah orang-orang dengan potensi pembelian yang tinggi, penting untuk memahami alasan mengapa pelanggan tersebut tidak membeli.

Mungkin saja kan dia benar, dia memasukkan barang ke keranjang belanja, tetapi tiba-tiba tidak berfungsi lagi karena ada sesuatu yang mengganggu dia atau pelanggan lain. Dengan saran ini Anda dapat memperbaiki satu hal yang mungkin mengganggu banyak pengunjung dan kemudian berhasil mengonversi MQL ke SQL.

  1. Lihatlah tren tertentu

Menurut Tableau, apakah kamu mencoba mencari tahu apakah ada trend atau kesamaan di antara setiap prospek yang sukses?

Apakah ada halaman dengan tingkat konversi tertinggi yang berhasil mengonversi MQL ke SQL? Atau mungkin ada iklan yang menipu orang agar membeli produk langsung di website Anda?

Dengan mengetahui dan mempelajari data, Anda bisa fokus pada strategi yang sudah terbukti berhasil. Dengan begitu, kamu tidak perlu membuang waktu untuk menerapkan strategi yang belum terbukti berhasil. 

  1. Bandingkan dengan pesaing

Opsi terakhir adalah membandingkan situs web kamu dengan pesaing. Apakah kamu mencari celah yang membuat kamu memilih situs web kamu daripada pesaing? Apakah ada strategi pemasaran yang mengungguli perusahaan kamu? Atau mungkin pengalaman pengguna lebih ramah pelanggan?

Seperti pada poin sebelumnya, mengetahui hal ini dapat menghemat banyak energi. Kamu dapat mempertahankan apa yang sudah lebih baik dari pesaing dan kemudian menyempurnakan apa yang mungkin kurang. 

Semoga bermanfaat!

Belajar Direct Response Copywriting dan 6 Tips Agar Kampanye Anda Berhasil

Di zaman yang serba digital ini kita sangat mudah untuk menemukan direct response copywriting, mulai dari media online seperti media sosial, website, bahkan media cetak. Direct response copywriting ini dilakukan oleh para pebisnis untuk meningkatkan awareness terhadap merek kepada masyarakat, atau bisa juga untuk meningkatkan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

Anda pasti setuju bahwa kita harus berkoneksi dengan konsumen potensial yang ada, hal ini untuk meningkatkan awareness dan nilai jual. Direct response copywriting ini akan membantu hal tersebut, terutama di website. Berikut adalah penjelasan mengenai apa itu direct response copywriting.

Apa Itu Direct Response Copywriting?

https://pixabay.com/photos/wordpress-blogging-writing-typing-923188/

Direct Response Copywriting adalah salah satu jenis copywriting yang sering dilakukan. Direct response copywriting adalah kebalikan dari copywriting iklan yang Anda lihat di TV. Copywriting yang Anda lihat di iklan TV memiliki tujuan agar penonton mengingat produk di masa depan, ketika di rak supermarket dan berharap akan ada pembelian yang dilakukan.

Sebaliknya jika direct response copywriting berfokus pada momen langsung. Dengan menggunakan metode ini Anda seperti memberikan tulisan atau iklan inspirasi kepada pembeli untuk mengambil tindakan segera setelah mereka selesai membaca. Anda mencoba membuat mereka mengambil atau menyelesaikan tindakan seperti:

  • melakukan pembelian
  • mendaftar biaya berlangganan
  • mengunduh aplikasi
  • mengikuti anda di media sosial

Agar tujuan tulisan Anda bisa tercapai, tariklah emosi pembaca Anda, jelaskan bahwa produk atau jasa Anda bisa mengatasi kekhawatiran, ketakutan, rasa sakit, atau kebutuhan mendesak mereka.

6 Tips Agar Direct Response Copywriting Anda Berhasil

Pixabay.com

 

Anda bisa menggunakan beberapa tips ini agar direct response Anda berhasil menarik hati pembaca, tipsnya sebagai berikut.

  1. Judul Menarik Menangkap Pembaca Anda

Prinsip pertama direct response copywriting adalah membuat judul yang bisa menarik, menginspirasi dan memicu minta mereka untuk terus melanjutkan membaca artikel Anda. Ada beberapa trik yang bisa Anda coba agar judul tulisan Anda menarik.

  • Menjelaskan manfaat dengan cerdik di dalam judul, tidak perlu disebutkan tapi buatlah secara tersirat.
  • Simpel dan to the point
  • Berikan pernyataan yang menarik dan provokatif
  • Informatif, tidak semua informasi harus masuk tapi tulis yang berguna dan memicu rasa penasaran pembaca
  1. Tulisan Panjang yang Menginformasikan, Membujuk, dan Menyakinkan

Kebanyakan direct response copywriting berbentuk panjang. Alasan pertama hal ini dilakukan adalah agar lebih persuasif. Anda akan kesulitan untuk menyakinkan seseorang untuk membeli sesuatu dalam satu kalimat, berikan informasi yang cukup  kepada pembaca agar mereka menindaklanjuti tindakan yang diinginkan.

Neil Patel, seorang influencer Amerika di bidang Digital Marketing pernah menjalan tes untuk melihat perbandingan hasil konversi dari tulisan yang pendek dan panjang. Dia menemukan bahwa landing page dengan konten berbentuk panjang (1.292 kata) dikonversi 7,6% lebih baik daripada landing page dengan konten pendek (488 kata). Ketika pelanggan Anda memiliki lebih banyak informasi, mereka merasa seperti membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cerdas.

  1. Call to Action (CTA)

Semua tulisan Anda tidak akan berguna tanpa CTA, bagian ini akan menginspirasi pembaca Anda untuk bergerak saat itu juga dengan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Ciri-ciri CTA yang baik yaitu menggunakan kata-kata spesifik (“give” dan “get”) yang bisa mendorong tindakan langsung dan segera.

CTA ini dapat ditindaklanjuti, konkret, dan persuasif, tiga hal yang harus Anda miliki untuk mendorong pembaca memberikan direct response yang anda inginkan.

  1. Tetap Fokus Pada Pelanggan

Ketika awareness sudah terbangun, iklan yang Anda buat harus tetap dibuat relevan oleh pelanggan. Karena banyak brand yang membuat iklan langsung tentang mereka, padahal seharusnya semua tentang pelanggan Anda.

Anda bisa melakukan riset ke kompetitor, untuk melihat bagaimana mereka mengelola konten, berinteraksi dengan pengikut dan bisnis lain. Setelah itu Anda bisa mengidentifikasi kesamaan, perbedaan, dan posisi Anda di dalam bisnis.

  1. K.I.S.S untuk Memastikan Bahwa Tulisan Anda Tidak Dilewati Begitu Saja

K.I.S.S ini bukan makna bahasa Inggris yang sebenarnya melainkan singkatan dari Keep It Simple, Stupid, atau dalam bahasa Indonesia artinya tetap buat sederhana. Jika Anda ingin tulisan Anda berhasil mendapatkan respons yang baik, Anda harus memastikan bahwa tulisan Anda dipahami oleh pembaca.

Untuk menginspirasi tindakan langsung dari iklan, Anda harus menulis selevel dengan calon pembaca Anda, bukan di atas ataupun di bawah. Hal ini agar tulisan bisa mudah dimengerti sesuai dengan target tulisan. Karena umumnya orang tidak suka digurui ataupun membaca tulisan terlalu rumit, menyesuaikan gaya bahasa dengan audiens Anda menjadi pilihan yang tepat.

6. Menumbuhkan Rasa Mendesak

Bagian terakhir untuk direct response copywriting adalah urgensi. Urgensi ini menekan dan menyakinkan pelanggan untuk segera membeli barang atau jasa yang Anda jual.

Ada satu cara lain untuk menciptakan rasa urgensi. Menurut Econsultancy, menggunakan prinsip kelangkaan adalah cara yang baik untuk menciptakan urgensi. Cara ini memanfaatkan ketakutan pembeli yang mendasar yaitu, suatu barang akan terjual habis sebelum mereka mendapatkannya. Contoh kalimat ini adalah, “Cepat, selama persediaan masih tersedia”.

Strategi yang diperlukan mulai dari mengenal secara detail jenis pelanggan, mengetahui kebutuhan mereka, hingga menerapkan framework yang tepat

Cara Tepat Melancarkan Bisnis yang Sasar Segmen B2B

Dibanding platform B2C, khusus e-commerce, platform B2B cenderung tidak terlalu populer di kalangan masyarakat. Padahal jika sudah memahaminya, banyak pihak bisa mendapat keuntungan karena fokus ke segmen B2B.

Di sesi #SelasaStartup kali ini, COO Ralali Alexander Lukman menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan consumer behavior hingga framework yang ideal saat melancarkan bisnis yang menyasar segmen korporasi ini.

“Sebagai startup yang secara khusus menyasar segmen B2B, kami ingin memastikan bahwa platform dan teknologi yang kami hadirkan bisa memudahkan bisnis yang baru saja dimulai dan memenuhi kebutuhan bisnis,” kata Alexander.

Know your customer dan fleksibilitas untuk pelanggan

Salah satu kunci penting untuk melancarkan bisnis segmen B2B adalah mengetahui dengan tepat siapa pelanggan Anda, apa kebutuhan mereka, dan informasi penting lainnya. Dengan demikian Anda sebagai platform bisa memberikan layanan secara tepat dan tentunya dibutuhkan pelanggan.

Ketika kebutuhan dan tipe pelanggan sudah diketahui, hal lain yang juga wajib diperhatikan adalah bagaimana penawaran dan produk yang Anda tawarkan bisa menjadi sebuah transaksi. Alexander menyebutkan prosesnya dengan lead generation.

“Untuk pembeli segmen B2C atau C2C biasanya terpancing dengan penawaran hingga promosi secara cepat atau sifatnya biasa disebut dengan impulsive. Berbeda dengan B2B yang biasanya hanya ingin membeli barang saat membutuhkan dan biasanya dalam jumlah yang besar,” kata Alexander.

Selain itu pelanggan bisnis B2B biasanya lebih mengedepankan kepercayaan dan kualitas dari produk yang ditawarkan marketplace B2B seperti Ralali. Jika sudah dirugikan, kecil kemungkinan pelanggan tersebut kembali lagi memanfaatkan platform.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah cara pembelian, pengiriman, hingga pilihan pembayaran. Meskipun tidak terlalu berbeda dengan B2C dan C2C, namun B2B biasanya lebih fleksibel dan menawarkan berbagai pilihan ke pelanggan, mulai dari skala medium hingga besar.

“Salah satunya adalah pilihan pembiayaan pembayaran. Dalam hal ini Ralali menawarkan pilihan tersebut kepada bisnis terutama mereka yang membutuhkan barang dalam jumlah yang besar,” kata Alexander.

Kerangka layanan bisnis B2B

Di akhir sesi presentasi, Alexander juga menyampaikan framework atau kerangka layanan yang sebaiknya diterapkan platform saat menyediakan layanan ke segmen B2B, termasuk Solution, Access, Value, hingga Education. Jika semua framework tersebut bisa dihadirkan oleh platform, besar kemungkinan pelanggan menjadi setia dan terus kembali membeli produk yang ditawarkan.

“Kita menyebutnya “SAVE”. Kerangka ini membantu kami sebagai startup yang menyasar segmen B2B untuk mengembangkan bisnis sekaligus memberikan layanan yang terbaik untuk pelanggan,” tutup Alexander.