Flip, startup penyedia platform pembayaran dan transfer dana antarbank, mengumumkan rebranding lini B2B “Big Flip” menjadi “Flip for Business”. Perubahan turut didukung dengan penguatan solusi automasi transaksi keuangan, mencakup transfer uang, penerimaan pembayaran, dan transfer internasional.
Sejatinya lini B2B ini sudah dirilis sejak Maret 2017. Saat itu, Big Flip masih fokus membantu bisnis melakukan operasional bisnis, seperti penggajian, pembayaran ke mitra bisnis, maupun refund ke konsumer. Seiring berkembangnya waktu, kebutuhan konsumen B2B makin banyak, maka Flip perlu melakukan berbagai pengembangan lebih lanjut.
Dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan hari ini (22/2), Head of Marketing Flip Andri Rahmad Wijaya mengatakan, rebranding ini tidak sebatas simbolis, tapi membawa semangat bagi perusahaan dalam memperkuat ekosistem solusi B2B. Pasalnya, solusi berkaitan keuangan ini tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan teknologi saja, tapi juga perusahaan yang proses bisnisnya masih konvensional sekalipun.
“Kami percaya Flip dapat menjadi solusi andal karena kami memberikan solusi yang seamless yang dapat membantu mitra bisnis meningkatkan pengalaman untuk pelanggannya jadi jauh lebih efektif. Bahkan diklaim solusi ini empat kali jauh lebih cepat dari solusi konvensional,” ujarnya.
Flip for Business kini ditenagai dengan teknologi mutakhir, seperti dashboard for no-code solution, API for seamless integration, fitur lanjutan seperti verifikasi dan idempotency key. Ada tiga fitur unggulan yang ditawarkan, yakni Money Transfer memungkinkan mitra dapat mengirim dana hingga 20 ribu akun bank dalam beberapa klik.
Kemudian, Accept Payment yang menyediakan pembayaran bagi konsumen perusahaan klien yang mulus dan dapat diterima secara real-time. Terakhir, International Transfer yang mampu menghemat biaya transfer hingga 50% ke lima negara. Dalam mendukung fitur tersebut, perusahaan menyediakan layanan pelanggan 24/7, fleksibilitas dalam limit, opsi top-up, dan transaksi di luar jam kantor.
Efisiensi sistem pembayaran bisnis
Mengutip dari perusahaan riset global Censuswide dan platform automasi pembayaran global Tipalti menemukan bahwa rata-rata 520 jam kerja per tahun tim keuangan terbuang untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat dengan mudah diotomatisasi melalui teknologi, seperti pembayaran dan verifikasi.
Temuan ini beresonansi dengan survei CFO Indicator Survey 2021 yang dipublikasikan Workday. Riset ini menyimpulkan bahwa 17% waktu dari tim keuangan di perusahaan dimanfaatkan untuk aktivitas strategis dan 50% dari waktu pekerja keuangan dihabiskan untuk pemrosesan transaksi.
VP Enterprise Growth & Business Development Flip Henri Halim menuturkan, sebelum menggunakan Flip para pemilik usaha mengaku terbebani oleh proses manual untuk transaksi keuangan rutin atau berulang yang memakan waktu, biaya transfer yang mahal, dan besarnya volume transaksi yang gagal akibat kesalahan-kesalahan kecil, dan perangkat transaksi bisnis yang sulit diintegrasikan dan dikustomisasi.
“Waktu dan tenaga yang tersita untuk pemrosesan transaksi keuangan tumbuh seperti kanker dalam tubuh perusahaan. Tanpa kita sadari, semakin besar perusahaan, semakin besar pula produktivitas yang terbuang. Flip menjawab masalah ini dengan menghadirkan solusi automasi transaksi yang efisien dan andal melalui Flip for Business,” kata dia.
Meski tidak diterangkan secara spesifik perkembangan bisnisnya, Henri menyampaikan solusi B2B tumbuh signifikan dan telah dimanfaatkan oleh banyak perusahaan, baik itu dari perusahaan teknologi maupun non-teknologi. Makanya, ke depannya perusahaan akan lebih aktif menggaet lebih banyak pengguna bisnis dari multi sektor.
“Kita ingin bantu bisnis dari semua kalangan karena kebutuhan transfer ini enggak terlepas dari bisnis [sektor] mana pun. Bisnis yang masih konvensional bisa kita berikan dasbor untuk bantu efisiensi, sementara perusahaan teknologi akan tetap kita targetkan karena kita bisa support dengan API.”
Monetisasi Flip B2B
Dalam melakukan monetisasi, ada dua hal yang perusahaan lakukan. Henri menjelaskan, pada dasarnya Flip for Business itu melihat bagaimana Flip membantu B2B melakukan transfer. Selama dari transfer tersebut, Flip bisa menyimpan dari sisi Flip sebagai sumber dana, untuk push melakukan transfer tersebut.
“Dari situ merupakan satu perjalanan monetisasi. Kedua, dari sisi platform. Setelah perjalanan monetisasi terjadi saat transfer, platform kami adalah sebuah wadah monetisasi karena membantu me-streamline semua proses-proses dan rekonsiliasi tersebut. Kedua perjalanan monetisasi tersebut kami gabungkan untuk bagaimana Flip dapat mengembangkan bisnis dari Flip for Business.”
Potensi transaksi digital
Pemain terdekat Flip, OY! juga memiliki lini B2B OY! Bisnis yang menyasar pemilik usaha dari skala kecil hingga enterprise. Solusi yang disediakan juga tak jauh berbeda yang berfungsi membantu bisnis menerima pembayaran dari pelanggan dan pengiriman uang ke ribuan rekening sekaligus (disbursement).
Potensi transaksi digital terus meningkat. Menurut data Bank Indonesia, nilai transaksi digital banking pada tahun lalu mencapai Rp39.841 triliun atau tumbuh 45,64% secara yoy. Angka tersebut diproyeksikan akan tumbuh 24,83% menjadi Rp49.733 triliun pada tahun ini.
Nilai transaksi uang elektronik tercatat tumbuh 49,06% mencapai Rp305 triliun pada 2021 dan diproyeksikan meningkat 17,13%. Bank sentral menyatakan, transaksi ekonomi dan keuangan digital selama 2021 berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja online, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Tren tersebut akan terus berlanjut seiring upaya bank sentral dalam mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendorong pemulihan ekonomi, dalam bentuk perluasan penggunaan QRIS, akseptasi BI-FAST, dan masih banyak lagi.