Tag Archives: business validation

Berikut ini kumpulan konten artikel, podcast, dan video Dailysocial untuk mencari dan memvalidasi ide bisnis

[Founders Library] Mencari dan Memvalidasi Ide untuk Bisnis Startup

Jika mengembangkan bisnis diibaratkan sebuah perjalanan, ide dan validasi adalah hal pertama yang harus dilakukan, baik untuk memulai perjalanan atau ketika bertemu persimpangan. Semua orang bisa memiliki ide, beberapa di antaranya bisa jadi sama. Yang membuatnya berbeda sejak awal adalah bagaimana “memeras” ide menjadi sesuatu yang bisa diterima dan penuh perhitungan untuk selanjutnya dieksekusi.

Kami merangkumkan beberapa tulisan, video, dan podcast yang ada di DailySocial terkait ide dan validasi. Semoga daftar ini bisa membantu Anda yang saat ini ada pada tahap kebingungan mencari ide atau butuh sudut pandang lain untuk memandang sebuah permasalahan.

Artikel:

Video dan Podcast:

Pengembangan bisnis untuk startup / Pixabay

Pengembangan Bisnis untuk Startup (Bagian 4 – Penutup)

Menjadi tulisan seri penutup tentang pengembangan bisnis untuk startup, artikel kali ini akan mencoba merangkum dan mengulas kembali apa yang sejatinya dibutuhkan startup ketika membangun fondasi bisnisnya. Pada bagian pertama disampaikan bahwa cakupan pengembangan bisnis (business development) tidak hanya berkutat pada penjualan (sales). Lebih dari itu di sana ada peran krusial untuk memastikan produk dan merek startup diminati pangsa pasar.

Di tahapan tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan seorang yang bertanggung jawab pada pengembangan bisnis. Pertama ialah memahami pangsa pasar atau dalam istilah teknisnya disebut “Know Your Customer”, alokasikan waktu khusus untuk melakukan riset tentang itu. Pergi ke luar, tanya kepada orang-orang yang akan menjadi basis pengguna dari layanan. Tampung masukan sebanyak-banyaknya sebelum proses bisnis benar-benar dimulai.

Kedua, lakukan analisis terhadap pesaing. Ini penting, pasalnya dengan produk yang dikembangkan startup sering kali merasa “unik” dan tidak punya pesaing. Padahal pesaing itu bisa saja merupakan pesaing langsung dan pesaing tidak langsung. Pesaing langsung adalah mereka yang menyajikan produk atau layanan serupa. Sedangkan pesaing tidak langsung adalah mereka yang menyediakan produk atau layanan alternatif sebagai pengganti.

Kemudian sebagai founder startup harus memiliki pola pikir yang terbuka. Permasalahannya tidak sedikit founder yang merasa sudah berada di pasar yang niche, artinya tidak banyak pemain di sana dan pangsa konsumennya adalah kalangan khusus. Justru harus berpikir sebaliknya, ceruk pasar khusus itu pada akhirnya akan ditemukan secara alami ketika startup berhasil menelusuri pangsa pasar yang luas, membandingkan satu dengan yang lainnya.

Sebelum berjalan keluar atau go-to-market, pastikan pekerjaan rumah di internal startup sudah selesai. Misalnya tentang pembagian peran dalam pengembangan bisnis. Sehingga masing-masing orang tahu ke mana harus melaporkan dan ke mana harus menghubungkan. Buat ide bisnis berjalan efektif dengan mendefinisikan secara jelas porsi pekerjaan dan target yang harus dicapai dalam periode waktu tertentu.

Infografik Tips untuk Startup

Memulai pengembangan bisnis

Pengembangan bisnis juga dapat didefinisikan sebagai sebuah proses penyampaian solusi pada orang yang tengah mengalami masalah tertentu. Sehingga ini menjadi faktor penting dalam pemilihan pendekatan yang dilakukan. Hadirkan merek startup sebagai solusi atas sebuah masalah. Hal lain yang perlu untuk selalu diingat, dalam pengembangan bisnis tidak selalu mematok tujuan akhir pada penjualan, ada komponen lain yang bisa dibawa untuk memperkuat startup, misalnya relasi bisnis, kerja sama strategis, hingga jalan untuk perluasan pangsa pasar.

Menjalankan sebuah pengembangan bisnis juga tidak bisa dilakukan sendiri. Rekrut orang yang tepat, dalam waktu yang tepat, untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan terkait pengembangan bisnis. Misalnya bagian penjualan, relasi publik, hingga representatif untuk membantu konsumen. Orang-orang tersebut penting, pasalnya tugas pengembangan bisnis tidak hanya berhenti sampai deal terjadi, melainkan ada post-deal management yang juga menjadi faktor krusial. Bayangkan jika produk yang dikembangkan startup direkomendasikan oleh konsumennya kepada orang lain.

Di tulisan bagian kedua telah dibahas bagaimana tim pengembangan bisnis melakukan perencanaan pemasaran. Perencanaan ini sangat penting, untuk memastikan setiap tujuan menjadi lebih jelas dengan capaian yang dapat diukur. Beberapa pendekatan dapat dilakukan, terlebih untuk startup dengan produk digital. Namun setiap pangsa pasar unik, misalnya startup menggarap model bisnis B2B, kalangan bisnis membutuhkan waktu untuk penentuan keputusan pembelian. Bantu mereka dengan menyajikan sumber daya yang memberikan pengetahuan tentang penyelesaian masalah tertentu, misalnya dengan mengirimkan newsletter berupa whitepaper atau market research.

Beruntung saat ini startup disajikan dengan berbagai macam alat digital untuk pemasaran. Melalui situs online, media sosial, atau email bisa dilakukan apa yang disebut dengan otomasi pemasaran. Bagian ini dibahas dalam tulisan ketiga. Otomasi pemasaran adalah sebuah mekanisme yang dapat dilakukan pemasar untuk menghadirkan traksi melalui pendekatan yang lebih “halus”. Model tersebut berusaha memberikan pemahaman tentang permasalahan dan solusi yang diberikan kepada konsumen.

Kesimpulannya pengembangan bisnis adalah serangkaian proses terpadu, tujuan akhirnya ialah mendorong startup mendapatkan berbagai komponen untuk membuat bisnis dapat berkembang – tidak hanya target penjualan. Karena untuk berkembang bisnis memang membutuhkan banyak hal, pemasukan agar operasional berjalan, mitra untuk melancarkan ekspansi, hingga konsumen loyal yang selalu merekomendasikan solusi dengan testimoni terbaik mereka.

Daftar Pertanyaan Sebelum Peluncuran Bisnis

Sehari sebelum peluncuran bisnis baru selalu menjadi malam yang menegangkan. Sebagai pemilik, tentu banyak perasaan berkecamuk, seperti khawatir kalau bisnisnya tidak bisa diterima di pasar atau malah apa yang telah dilakukannya merupakan sebuah kesalahan. Semua hal itu wajar.

Sebagai pertimbangan, berikut beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ke diri sendiri sebelum meluncurkan bisnis baru. Sebagai sebuah persiapan mental, dan mungkin persiapan jika mendapatkan beberapa pertanyaan.

Mengapa saya memulai menjalankan bisnis ini ?

Ini adalah pertanyaan paling fundamental. Ini menguji diri sendiri mengenai tujuan yang sebenarnya ingin dicapai melalui bisnis ini. Banyak alasan tentunya untuk memulai sebuah bisnis, bisa karena berawal dari rasa bosan menjadi pegawai, atau memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekitar, atau bahkan ingin mencari keuntungan. Semua alasan tersebut kembali ke diri sendiri.

Namun, untuk bisa bergerak maju bisnis harus memulai tujuan. Tanyakan hal ini ke dalam diri sendiri untuk meyakinkan, apakah benar bisnis ini beroperasi dan berorientasi untuk maju? Atau jangan-jangan bisnis ini hanya menjadi rencana emosional yang tidak ada alasan mendasar sehingga tidak mau akan dibawa ke mana.

Siapa target pasar saya?

Pertanyaan ini sebenarnya merupakan pertanyaan yang paling sering dilontarkan untuk memulai bisnis. Seringnya di tahap awal, di tahap mencari ide dan validasi. Namun pertanyaan ini tidak ada salahnya jika ditanyakan lagi ke diri sendiri sebelum peluncuran bisnis baru. Tentu fungsinya untuk validasi dan meyakinkan diri sendiri pasar yang ingin ditargetkan jelas dan ada. Tidak mengambang dan baru mencari pasar setelah diluncurkan.

Apa strategi digital saya?

Sebagai bisnis yang diluncurkan di era digital penting untuk menyiapkan hal ini. Ini pertanyaan untuk membantu menemukan penetrasi digital apa yang ingin dilakukan. Apakah dalam hal pemasaran, penjualan, atau bahkan proses manajemen internal yang dilakukan. Memikirkan strategi ini memang tidak bisa hanya semalam, perlu persiapan panjang. Termasuk untuk menjawab pertanyaan ini.

Apa yang menjadi kekuatan bisnis saya?

Berbisnis artinya berkompetisi. Baik berkompetisi dengan pesaing maupun berkompetisi terhadap kebutuhan pelanggan. Sebagai bentuk keyakinan bisa bersaing di industri dan optimisme memenangi pasar, pertanyaan “Apa yang menjadi kekuatan dari bisnis saya ?” harus dijawab. Jika gagal menjawabnya, mungkin peluncuran bisnis bisa ditunda. Setidaknya sampai menemukan faktor pembeda dan keunggulan.

3 Tahap Memastikan Ide Bisnis untuk Startup

Semua orang tahu bahwa strategi bisnis akan berhasil jika menemui target pangsa pasar. Namu, pada kenyataannya pebisnis banyak sekali yang memiliki ide-ide terbaru yang terus mengalir. Sehingga banyak entrepreneur hebat dapat bersaing dengan kompetitor melalui bisnis mereka.

Biasanya kehadiran kompetitor menjadi ujian pebisnis meraih pangsa pasar yang tepat. Bila ini terjadi, dipastikan saingan akan meningkat, dan menambah gagasan baru yang kreatif sebagai peluang bisnis kedepannya.

Akan tetapi, banyaknya bisnis baru yang bermunculan membuat banyak pula membangun startup bisnis yang gagal, sampai memicu perdebatan di Silicon Valley. Karena tidak ada kemampuannya memperoleh ide dalam mengeksekusi pasar. Dalam beberapa kasus yang ada, kegagalan startup bisnis dipastikan adanya kelemahan dalam riset untuk melihat pangsa pasar.

Sebagai bagian dari proses membangun startup bisnis dengan melihat permintaan pasar yang menjadi konsumen Anda nantinya, perlu memahami tentang strateginya, berikut ini ulasannya.

Memperkenalkan ide bisnis

Melihat situasi pasar bukan lagi hal yang baru dalam memulai startup. Kemungkinan gagal akan sangat pasti jika belum mendapat pangsa pasar yang sesuai bisnis Anda. Dengan ide awal Anda membangun startup bisnis yang menjadi bagian penentu gagasan itu sesuai pangsa pasar.

Karena hal ini membuat bisnis yang ingin Anda jalankan bisa sesuai pada pelanggan nantinya. Anda juga bisa memberikan edukasi tentang ide bisnis supaya pelanggan dapat menilai sesuatu yang Anda berikan sesuai yang akan mereka dapatkan.

Melakukan survei konsumen

Setelah ide muncul untuk membuat suatu perubahan besar di sektor bisnis Anda, lakukan survei konsumen untuk memahami pangsa pasar sesuai gagasan yang Anda berikan nantinya.

Melalui survei ini pula, Anda akan mendapat nilai demografi sesuai segmentasi konsumen. Sehingga keuntungan bagi Anda mengetahui kebutuhan pangsa pasar saat ini.

Bagian terpenting dari survei konsumen ini adalah Anda menjelaskan ide produk/jasa kepada pangsa pasar, sehingga mereka memahami dan tertarik untuk menggunakan ide Anda.

Manfaatkan layanan iklan

Dalam melakukan pemasaran dengan ide terbaru merubah mindset konsumen dengan cara lama. Hal ini perlu dikaji secara mendalam untuk segera dipahami. Melalui iklan membuat mereka mengetahui produk/jasa apa yang Anda berikan, sehingga dapat menarik perhatian pembeli.

Memulai iklan melalui jejaring sosial media sangat cepat dan terarah. Karena melalui iklan, Anda dapat  mempengaruhi konsumen yang melihat langsung produk/layanan yang Anda berikan.

Penggunaan Hipotesis untuk Menguji Ide Bisnis

Menjalankan startup bisa berawal dari banyak hal. Seperti pengalaman pribadi, pengalaman orang-orang di sekitar hingga pengamatan tentang masalah-masalah di sekitar. Setelah mendapatkan permasalahan biasanya dituangkan menjadi sebuah ide sebelum divalidasi dan akhirnya dilanjutkan eksekusi untuk menjadi sebuah bisnis.

Untuk menambah referensi dalam menguji ide bisnis, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.

Ganti asumsi dengan hipotesis

Langkah pertama untuk mengubah asumsi menjadi hipotesis adalah dengan mendaftar semua asumsi yang dipikirkan mengenai ide bisnis jika sudah memiliki pelanggan. Mulai dari harga, permasalahan, dan hal lainnya. Setelah itu coba sedikit ubah bagaimana susunan asumsi tersebut. Misalnya ketika muncul asumsi pelanggan akan membeli lebih banyak produk ketika harga berada di titik terendah, kalimat tersebut bisa diubah ke bentuk jika harga diturunkan, pelanggan akan lebih banyak membeli produk.

Terdengar sederhana memang, mengubah kalimat, tapi ini penting untuk  langkah selanjutnya, validasi ide.

Menguji hipotesis

Setelah mendaftar dapat hipotesis selanjutnya adalah pengujian. Siapkan beberapa strategi untuk menguji ide ada. Misalnya dengan melakukan wawancara langsung ke target pasar tentang hipotesis-hipotesis yang dibuat. Pastikan narasumber adalah target calon pembeli atau pengguna dan tidak memiliki hubungan dengan Anda. Hal ini untuk menghindari bias.

Pengujian hipotesis ini harus benar-benar valid, karena hasil hipotesis bisa dijadikan acuan untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Bisa mulai langsung merancang dan mengembangkan produk sekaligus menggambar bagaimana penerimaan ide.

Pertanyaan yang efektif

Dalam melakukan wawancara pastikan pertanyaan disusun dengan rapi dan penuh perhitungan. Dalam hal ini perhitungan mengenai validitas jawaban. Misalnya untuk kasus harga dan peluang pelanggan membeli dalam jumlah banyak atau berlangganan dalam jangka waktu yang panjang.

Alih-alih mempertanyakan jenis pertanyaan ya atau tidak, buat pertanyaan yang memancing jawaban yang lebih spesifik. Hindari jenis pertanyaan seperti “Apakah harga mempengaruhi Anda dalam berlangganan ?”, coba untuk ganti dengan pertanyaan, “Apa faktor terbesar yang membuat Anda tertarik untuk membeli atau berlangganan ?” atau “Apa pertimbangan Anda memutuskan untuk terus tetap berlangganan ?”.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu bisa memunculkan jawaban yang spesifik dan berguna bagi keputusan selanjutnya.