Tag Archives: c-lab

Samsung C-Lab Siap Pamerkan 3 Proyek Berbasis AI di SXSW 2018

Beberapa tahun silam, sebagian dari kita mungkin sama sekali belum mengenal istilah artificial intelligence (AI). Sekarang, jargon tersebut sudah tidak terdengar asing lagi mengingat hampir semua perusahaan teknologi begitu gencar bereksperimen dengannya, termasuk halnya divisi eksperimental Samsung, C-Lab.

Di event SXSW yang akan digelar pada tanggal 11 sampai 14 Maret mendatang, Samsung C-Lab bakal memamerkan tiga proyek AI yang cukup menarik, yakni Toonsquare, Aurora dan GADGET.

Toonsquare

Buat saya Toonsquare ini yang paling menarik. Ia pada dasarnya merupakan sebuah aplikasi untuk membuat semacam komik strip kartun, namun tentu saja dengan twist berbumbu AI, di mana yang perlu kita lakukan hanyalah mengetikkan sejumlah teks saja.

AI bertugas menerjemahkan teks tersebut menjadi ekspresi wajah maupun bahasa tubuh dari karakter kartun yang dibuat. Penampilan karakternya sendiri bisa berdasar pada wajah pengguna, lalu elemen-elemen pendukung seperti background, jenis font dan speech bubble bisa dikustomisasi sesuai selera.

GADGET

Samsung C-Lab GADGET

Dari gambar di atas, kenapa tulisan “AD”-nya dalam warna yang berbeda? Apalagi kalau bukan karena kaitannya dengan dunia periklanan. GADGET sejatinya merupakan sebuah platform iklan untuk game, dirancang untuk menjadi alternatif dari iklan pop-up yang menyebalkan.

Game yang memanfaatkan platform ini bisa menampilkan iklan sebagai native object, semisal yang muncul di baliho di dunia dalam game. Mekanismenya kurang lebih sama seperti yang diterapkan Advrty, yang mengembangkan platform native advertising untuk medium VR.

Aurora

Samsung C-Lab Aurora

Paling biasa kalau menurut saya, Aurora sederhananya mengombinasikan aplikasi dan sebuah unit docking untuk menampilkan asisten virtual secara visual. Karakter 3D ini sepintas tampak seperti hologram, dan sebagai bonus, unit docking-nya juga berfungsi sebagai wireless charger.

3 Proyek Inovatif Samsung C-Lab yang Akan Dipamerkan di CES 2018

Samsung C-Lab adalah program inkubator in-house yang dirintis oleh sang raksasa elektronik Korea Selatan itu demi mendorong terciptanya ide-ide serta beragam kesempatan bisnis baru. Program ini telah menghasilkan banyak solusi inovatif, dan hanya beberapa bulan lalu, C-Lab juga sukses melahirkan tidak kurang dari tujuh perusahaan spin-off.

Beberapa hari menjelang dimulainya CES 2018, divisi Creative Lab mengumumkan tiga proyek yang telah mereka siapkan demi memeriahkan pameran teknologi tahunan terbesar di dunia itu. Selain itu, Samsung juga punya agenda buat memamerkan produk-produk komersial anyar garapan startup-startup C-Lab – Linkflow, Kitten Planet, Lululap, Kidsoft, Mangoslab, Innomdle Lab, Analogue Plus.

“Sejak meluncur lima tahun lalu, program C-Lab kami memperoleh dorongan penuh dari Samsung, sangat membantu terciptanya budaya inovatif serta menyediakan wadah untuk menampung para staf yang bertalenta serta kreatif dalam mencari dan mengerjakan proyek-proyek baru,” tutur Jaiil Lee selaku vice president sekaligus Head of the Creative & Innovation Center di Samsung Electronics.”

Tiga proyek baru Samsung C-Lab meliputi:

 

Sound-Ray (S-Ray)

S-Ray ialah speaker portable directional personal. Speaker directional biasanya dirancang bukan untuk dipindah-pindahkan karena ukurannya tergolong besar, namun S-Ray mempunyai wujud yang kecil dan bobot ringan tanpa mengorbankan performa audio dan kualitas suara. Anda bisa menaruhnya di depan matras saat sedang ber-yoga, atau mencantumkannya di monitor buat menikmati musik dari komputer. Samsung meracik S-Ray sebagai alternatif earphone. Menurut mereka, penggunaan earphone secara terus-menerus berpotensi merusak telinga.

 

GoBreath

Merupakan solusi penyembuhan bagi mereka yang menderita kerusakan paru-paru atau komplikasi sistem pernapasan. Biasanya, pasien perlu melatih bernapas dalam, dibantu oleh inspirometer. Tapi kadang, metode ini cukup menyakitkan buat pasien yang baru menjalani operasi. Hal tersebut mendorong seorang dokter di Samsung Medical Center untuk menciptakan GoBreath. Memanfaatkan perangkat mobile dan app, GoBreath mengajarkan pasien sejumlah teknik dan panduan bernapas yang tepat. Selanjutnya, dokter dapat memantau proses penyembuhannya secara ekstensif.

 

Relúmĭno

Relúmĭno adalah kacamata pintar yang diperuntukkan bagi penderita masalah penglihatan. Disingkap pertama kali di MWC 2017, perangkat ini mengusung sejumlah teknologi berbeda sehingga pengguna bisa melihat lebih jelas, baik ketika beraktivitas sehari-hari ataupun saat membaca buku. Dalam pengoperasiannnya, Relúmĭno sepenuhnya menggunakan smartphone buat memproses gambar. Selanjutnya, objek atau teks akan dimunculkan di bagian display Relúmĭno.

Sumber: Samsung.

Samsung C-Lab Lahirkan Tujuh Startup Baru

Masih ingat dengan Samsung C-Lab, semacam program inkubator internal yang didedikasikan untuk mengembangkan produk-produk inovatif macam sabuk pintar, gadget pendeteksi stroke serta VR headset empat dimensi? Baru-baru ini, Samsung mengumumkan bahwa pada tanggal 31 Oktober nanti akan ada tujuh proyek C-Lab yang ‘lulus’ menjadi startup mandiri.

Ketujuh startup itu adalah sebagai berikut:

  • Hyperity: sejenis kacamata AR/VR untuk mengontrol smartphone ataupun komputer tanpa perlu mengandalkan monitor fisik sama sekali.

  • Linkface: aksesori untuk VR headset yang dilengkapi sederet sensor untuk mendeteksi mata dan pergerakan otot-otot wajah. Selain dimaksudkan untuk menavigasikan konten secara hands-free, Linkface juga dapat mewujudkan fitur semacam Animoji yang ditawarkan iPhone X.

  • PIXELRO: sejenis film khusus yang dapat dipasangkan ke layar smartphone, yang berfungsi untuk menggantikan peran kacamata bagi pengidap presbiopia, atau yang kerap disebut dengan sindrom mata tua.

  • BlueFeel: portable air purifier yang dimaksudkan untuk menjadi pengganti masker biasa tanpa harus menutupi bagian hidung dan mulut pengguna.

BlueFeel

  • Defind: aplikasi ponsel yang berfungsi untuk membantu konsumen mencari ukuran sepatu yang pas ketika berbelanja secara online. Cara kerjanya melibatkan kamera smartphone, yang kemudian hasilnya akan diterjemahkan menjadi hasil scan 3D dari kaki konsumen, lengkap beserta dimensi merincinya.

  • Soft Launch: layanan rekomendasi berbasis media sosial untuk berbagai restoran dan toko, dengan tujuan memerangi ulasan-ulasan palsu konsumen.

Soft Launch

  • 1Drop: perpaduan aplikasi dan aksesori mini untuk smartphone yang memungkinkan pengguna untuk mengukur kadar glukosa dalam darah dengan memanfaatkan kamera dan LED flash milik perangkat.

Tujuh startup ini akan melengkapi portofolio startup hasil binaan C-Lab yang sejauh ini sudah menembus angka 32. Cukup mengesankan mengingat C-Lab sendiri baru berdiri pada akhir 2012, dan program ‘kelulusan’ menjadi startup ini baru dimulai pada tahun 2015.

Sumber: Samsung.

Samsung C-Lab Akan Pamerkan 4 Proyek VR dan AR Inovatif di MWC 2017

Event tahunan Mobile World Congress selalu dimanfaatkan oleh pabrikan-pabrikan seperti Samsung untuk memperkenalkan produk-produk terbarunya. Tahun ini, Samsung rupanya juga berencana untuk memamerkan sejumlah proyek inovatif karya divisi inkubatornya, Samsung C-Lab.

Sebelum ini, tepatnya di ajang CES 2016, C-Lab telah memamerkan tiga perangkat wearable berkonsep menarik, serta perangkat VR empat dimensi di kesempatan lain. Kali ini fokus mereka benar-benar diarahkan ke ranah virtual dan augmented reality lewat empat proyek sekaligus: Relúmĭno, Monitorless, VuildUs dan traVRer.

Relúmĭno

Relúmĭno / Samsung C-Lab
Relúmĭno / Samsung C-Lab

Relúmĭno merupakan sebuah aplikasi VR yang dirancang untuk membantu pengguna yang memiliki gangguan penglihatan dari berbagai tingkatan. Saat disandingkan dengan headset Gear VR, aplikasi ini diklaim sanggup mempertajam tampilan teks dan elemen visual lain sehingga pada akhirnya bisa kelihatan lebih jelas.

Singkat cerita, Relúmĭno memungkinkan pengguna yang memiliki gangguan penglihatan untuk bisa menonton video atau membaca e-book tanpa harus mengandalkan alat bantu khusus yang umumnya berharga cukup mahal.

Monitorless

Monitorless / Samsung C-Lab
Monitorless / Samsung C-Lab

Nama Monitorless mengacu pada fungsi dari perangkat ini sendiri. Perangkat berwujud menyerupai kacamata hitam biasa ini pada dasarnya memiliki peran untuk menggantikan layar smartphone maupun PC dengan memanfaatkan konektivitas nirkabel.

Yang menarik, Monitorless dapat digunakan untuk menikmati konten VR maupun AR berkat penggunaan lensa electro chromic. Perangkat ini pada dasarnya menyimpan semua komponen elektroniknya di bagian tangkai, termasuk prosesor, modul Wi-Fi, proyektor, speaker dan baterai.

VuildUs

VuildUs / Samsung C-Lab
VuildUs / Samsung C-Lab

VuildUs merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk mempermudah pemilik rumah atau apartemen dalam memilih berbagai macam perabot dengan memanfaatkan teknologi VR. VuildUs terdiri dari sebuah kamera 3D dengan cakupan 360 derajat dan sebuah aplikasi untuk VR headset.

Kamera tersebut bertugas untuk memindai ruangan di dalam kediaman secara penuh, yang kemudian akan diterjemahkan menjadi versi virtual untuk ditinjau menggunakan VR headset. Dari situ pengguna dapat menempatkan beragam perabot dan mendapat gambaran yang sangat mirip seperti versi aslinya, bahkan sampai detail pengukurannya.

traVRer

traVRer / Samsung C-Lab
traVRer / Samsung C-Lab

traVRer dirancang sebagai sebuah platform video 360 derajat yang bisa memberikan tur virtual serealistis mungkin, lengkap beserta mood, suara maupun event di berbagai lokasi terkenal di dunia. Yang unik dari traVRer adalah kemudahan untuk melihat suatu lokasi pada jam-jam tertentu, dan semuanya tanpa perlu menavigasikan menu yang rumit.

Sumber: Samsung.

Samsung Entrim 4D Janjikan Pengalaman Virtual Reality Empat Dimensi

Samsung kian serius dalam mengembangkan teknologi virtual reality. Baru-baru ini, raksasa Korea Selatan tersebut mengumumkan inovasi terbarunya untuk menawarkan pengalaman VR empat dimensi. Ya benar, empat dimensi seperti yang selama ini bisa kita jumpai di teater-teater 4D di sejumlah taman hiburan.

Inovasi ini berasal dari divisi eksperimental Samsung C-Lab yang sudah beberapa kali memamerkan gadget unik macam sabuk pintar WELT dan controller VR rink. Bernama Entrim 4D, perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah headphone khusus yang dirancang untuk menemani headset Gear VR.

Entrim 4D memanfaatkan perpaduan algoritma khusus dan teknik Galvanic Vestibular Stimulation (GVS) untuk mengirimkan sinyal elektrik menuju ke syaraf di telinga. Sejumlah elektroda yang tersimpan dalam headphone akan menyimpan data pergerakan dari video, lalu meneruskannya lewat sinyal elektrik tersebut. Hasil akhirnya adalah, pengguna akan merasa tubuhnya seolah-olah sedang bergerak mengikuti pergerakan di video yang tengah ditampilkan.

Samsung bahkan menyebutkan bahwa Entrim 4D bisa disambungkan dengan sebuah drone dimana nantinya data pergerakan drone akan diteruskan menuju headphone, dan pengguna bakal merasa seakan-akan sedang terbang selagi mengamati pemandangan virtual di sekitarnya.

Samsung Entrim 4D

Menurut Samsung, paling tidak ada 30 jenis pergerakan yang berbeda yang bisa dirasakan pengguna. Mereka juga tengah menyiapkan prototipe lain dengan elektroda ekstra yang dapat memberikan kesan pergerakan rotasional.

Singkat cerita, perpaduan Entrim 4D dan Gear VR ini nantinya bakal memberikan pengalaman VR empat dimensi tanpa harus mengandalkan kursi khusus yang bisa bergerak-gerak seperti yang ada pada teater 4D. Inovasi ini nantinya juga diharapkan bisa menjadi solusi atas rasa mual yang biasa dirasakan pengguna saat memakai headset VR.

Belum ada rencana terkait perilisan Entrim 4D ke publik. Sejauh ini Samsung Entrim 4D masih dalam tahap pengembangan, namun paling tidak bisa membuka mata konsumen terhadap potensi perkembangan teknologi virtual reality ke depannya.

Sumber: Pocket-lint dan Samsung.