Google has officially announced an investment for GO-JEK. The confirmation follows after Google reported a contribution in GO-JEK’s funding round with Temasek and Meituan-Dianping. Rumor has it, the total funds expected has reached 16 trillion rupiah ($1.2 billion).
The confirmation is written on a blog post by Google’s Next Billion User Team VP, Caesar Sengupta. He wrote several terms regarding the investment, it happened because of GO-JEK’s strong leadership and team management. The investment becomes an initial step to win internet economic which significantly growing in Indonesia and Southeast Asia.
A big player investment is what GO-JEK needed right now, one of its agenda is to expand business around Southeast Asia post becoming the strongest on-demand player in Indonesia. GO-JEK’s driver has currently reached 900 thousand across Indonesia. GO-PAY becomes one of the most influential e-money in public.
Besides GO-JEK’s funding, Sengupta also mentioned some synergies by Google for Indonesia, one of which is Android Kejar program to produce well-made products and developers in Android platform. The training is targeted more than a hundred thousand developers in 2020. Some product initiatives such as Google Go and Files Go were also mentioned in the post.
– Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Hari ini (29/01) Google resmi mengumumkan kucuran investasi kepada GO-JEK. Konfirmasi ini menyusul setelah sebelumnya Google dikabarkan turut berkontribusi dalam putaran pendanaan GO-JEK bersama Temasek dan Meituan-Dianping. Menurut informasi yang beredar, total putaran pendanaan yang diharapkan diperoleh GO-JEK mencapai 16 triliun rupiah ($1,2 miliar).
Konfirmasi Google ditulis Caesar Sengupta, VP, Next Billion Users Team, dalam sebuah blog resmi. Ia menuliskan beberapa hal tentang mengapa Google berinvestasi di GO-JEK, yakni karena kepemimpinan dan manajemen tim yang kuat. Dinilai hal tersebut menjadi langkah awal untuk memenangkan ekonomi internet yang saat ini bergulir signifikan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Investasi pemain besar memang tengah dibutuhkan GO-JEK, pasalnya salah satu agenda yang dimiliki ialah berekspansi ke wilayah Asia Tenggara pasca menjadi pemain on-demand terkuat di Indonesia. Saat ini total mitra pengemudi GO-JEK sudah mencapai 900 ribu di seluruh Indonesia. GO-PAY menjadi salah satu e-money paling berpengaruh di kalangan masyarakat.
Selain seputar pendanaan GO-JEK, Caesar turut menyampaikan beberapa sinergi yang telah dilakukan oleh Google untuk Indonesia, salah satunya ialah program Android Kejar untuk melahirkan developer dan produk andal di platform Android. Ditargetkan pelatihan tersebut mampu merangkul lebih dari 100.000 pengembang di tahun 2020 mendatang. Beberapa insiatif produk seperti Google Go dan Files Go turut disinggung juga dalam tulisan tersebut.
Google launches the latest product aimed at data saving Datally. This app becomes Google’s first series to make Next Billion Users.
After research on Indonesia’s mobile phone users, Google found most people worried on how quick the data runs out. They mostly unaware on what the data used, it is hard to control.
It is considered important, particularly to the next billion users accessing internet on daily basis.
The presence of Datally (Data Tally) is expected to help users in understanding, controlling and saving internet quota, users can save data and use it for other purposes.
“Our mission in Google is to innovate and create products to help Indonesians maximize internet potential,” said Caesar Sengupta, Google’s Next Billion User VP on Thursday (11/30).
There will be other new products in the future prepared by Google to achieve the target. Although not specifically mentioned, Sengupta confirms Google’s products that soon to be announced as “Google Station” free Wi-Fi that will be available in Jakarta.
Datally has been tested in Philippines throughout the year. However, it will be available in Indonesia’s Play Store starts from Nov 30 and globally spread after that. This app is compatible in all android devices with OS version 5.0 (Lollipop) and up. Datally is a small-sized app, only need 6MB of your storage. Related to monetizing, Sengupta believes Google have not thought that far. Currently Google still provides Datally for free. At the moment, they are not to bring Datally into App Store.
Indonesia as Google’s source of inspiration
Indonesia and other developing countries, such as India, Brazil and Philippines are Google’s source of inspiration in product creation. In fact, Google consider every product launched in Indonesia will be a global success.
Sengupta reveals Indonesian’s characteristics, such as youth, early adopter, mobile first and willing to try new products are considered very helpful in fastening the product-making process.
“This characteristics is very helpful for Google in getting feedback and facilitating product development. It is the reason of many Google’s products first launched in Indonesia, are quite successful globally.”
Datally Features
Sengupta continues on Datally’s four main features designed according to user needs. First, data-saving feature to enable user in controlling data usage everytime they open an app. This feature claimed to be able to save 30% data by using Datally.
Secondly, data-saving balloon, just like speedometer for data package. It allows users to see real-time data usage when opening an app. Users can restrict data usage to avoid overuse.
Third, data administrator feature to be used in monitoring consumed data per day, per week or per month.
Lastly, Wi-Fi finder feature allowing users to find nearby Wi-Fi networks. Once connected, users can rate Wi-Fi based on their experience. This rating will be useful as recommendation platform for other Datally users.
– Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Google meluncurkan tambahan produk baru yang ditujukan untuk penghematan kuota Datally. Aplikasi ini menjadi rangkaian awal Google untuk mewujudkan Next Billion Users.
Setelah riset terhadap pengguna ponsel di Indonesia, Google menemukan bahwa pengguna ponsel banyak yang khawatir paket kuota yang terlalu cepat habis. Mereka juga tidak paham untuk apa saja kuota mereka digunakan, karena kesulitan mengontrol penggunaan kuota.
Hal ini dinilai sebagai hambatan yang cukup penting, khususnya bagi miliaran pengguna berikutnya yang akan mengakses internet untuk kebutuhan sehari-hari, atau disebut Next Billion Users.
Kehadiran Datally (Data Tally) diharapkan dapat membantu pengguna dalam memahami, mengontrol, dan menghemat kuota internet, sehingga pengguna bisa lebih menghemat dan melakukan lebih banyak hal dengan kuota.
“Misi kami di Google adalah terus berinovasi dan menciptakan produk yang bisa membantu masyarakat Indonesia memaksimalkan potensi internet,” terang VP Tim Next Billion Users Google Caesar Sengupta, Kamis, (30/11).
Ke depannya akan ada produk baru lainnya yang tengah disiapkan Google untuk mewujudkan target tersebut. Meski tidak disebutkan secara detail, Caesar hanya menuturkan dalam waktu dekat produk yang sudah diumumkan Google seperti layanan Wi-Fi gratis “Google Station” akan hadir di Jakarta.
Datally ini sebelumnya telah diuji di Filipina sepanjang tahun ini. Namun baru tersedia di Play Store secara perdana di Indonesia mulai (30/11) dan mulai digulirkan ke pasar global setelahnya. Aplikasi ini berfungsi di semua ponsel Android dengan minimal OS versi 5.0 (Lollipop). Kapasitas yang dibutuhkan Datally juga cukup ringan, hanya sekitar 6MB.
Terkait monetisasi, Caesar menilai Google belum memikirkan ke arah sana. Sejauh ini, Google masih menyediakan Datally secara gratis. Google pun belum memiliki rencana untuk membawa Datally hadir di App Store.
Indonesia sebagai sumber inspirasi Google
Indonesia dan negara berkembang lainnya India, Brazil, dan Filipina dinilai sebagai sebagai sumber inspirasi Google dalam menciptakan produk baru. Bahkan, Google menganggap setiap produk yang diluncurkan pertama kali di Indonesia akan sukses ketika dihadirkan secara global.
Caesar menerangkan beberapa kebiasaan orang Indonesia seperti anak muda, early adopter, mobile first, dan mau mencoba produk baru dinilai sangat membantu Google dalam mempercepat proses pembuatan produk.
“Perilaku tersebut sangat membantu Google dalam mendapatkan feedback dan mempermudah kita dalam develop produk. Makanya banyak produk Google yang pertama kali hadir di Indonesia, dan cukup sukses saat dikeluarkan secara global.”
Fitur Datally
Caesar melanjutkan ada empat fitur utama Datally yang didesain sesuai kebutuhan pengguna. Pertama, fitur penghemat kuota, memungkinkan pengguna mengontrol kuota yang digunakan setiap kali membuka aplikasi. Diklaim fitur ini dapat menghemat kuota hingga 30%, bergantung pada cara mereka menggunakan Datally.
Kedua, balon penghemat kuota seperti spidometer untuk kuota. Memungkinkan pengguna dapat melihat secara real time kuota yang sudah mereka konsumsi setiap membuka aplikasi. Pengguna dapat memblokir penggunaan kuota apabila aplikasi tersebut sudah terlalu banyak mengonsumsi data.
Ketiga, fitur kelola data yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk memantau kuota yang sudah dikonsumsi secara per hari, per minggu, hingga per bulan.
Terakhir, fitur temukan Wi-Fi memungkinkan pengguna dapat menemukan jaringan Wi-Fi terdekat. Setelah terhubung, pengguna dapat memberi rating Wi-Fi berdasarkan pengalamannya. Rating ini berguna untuk memberikan rekomendasi kepada sesama pengguna Datally.
Kemarin (9/8) Google menggelar acara Google for Indonesia di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta yang merupakan acara besar pertama Google di Indonesia. Dalam acara ini sejumlah eksekutif Google dari kantor pusat hadir untuk menjelaskan bagaimana strategi Google untuk bermain di pasar Indonesia yang unik. Beberapa adalah strategi baru, seperti menambahkan Go-Jek dan Grab dalam Maps. Sedangkan lainnya merupakan optimasi produk Google yang dilokalkan guna mempermudah penggunaan di Indonesia.
Sejak industri digital di Indonesia tumbuh dengan pesat, banyak pihak asing yang melirik Indonesia sebagai pasar baru yang menjanjikan. Google, sebagai salah satu raksasa di industri digital, pun merasakan hal yang sama. VP Product Management Google Caesar Sengupta sendiri mengungkapkan bahwa Indonesia adalah pasar yang penting bagi Google. Setidaknya ada tiga alasan yang mendasari hal tersebut.
Pertama, Caesar percaya bahwa akan ada jumlah yang signifikan dari miliran pengguna Google yang berasal dari negara-negara berkembang seperti di India dan Indonesia. Ini dilatarbelakangi oleh masih besarnya potensi pengguna internet baru di negara-negara berkembang. Sebagai informasi, Managing Director Google Indonesia Tony Keusgen menyebutkan bahwa kini pengguna internet di Indonesia sudah tembus 100 juta dan jumlah tersebut masih belum ada setengah dari jumlah populasi di Indonesia.
Kedua, perbedaan cara akses ke internet. Caesar yakin bahwa pengguna internet baru ke depannya akan lebih banyak melalui perangkat mobile, dalam beberapa kasus malah hanya melalui mobile. Indonesia sendiri sudah dikenal di mata dunia sebagai mobile first country.
Ketiga, negara berkembang seperti Indonesia bisa menunjukkan bagaimana generasi muda menggunakan teknologi nantinya. Dari sini, Caesar yakin bahwa bila Google bisa membuat produk yang bagus untuk negara berkembang, sama saja Google sudah membuat produk baik untuk dunia.
“Jadi tujuan kami bukan hanya membuat lebih banyak orang Indonesia untuk online, tetapi juga untuk membantu Indonesia untuk membuat internet yang mereka inginkan […] dan bisa memberikan dampak pada seluruh dunia. Untuk merealisasikan hal tersebut, kami akan fokus pada tiga area kunci, yaitu Akses, Platform, dan Produk.”
Tiga area kunci Google di Indonesia
Dari sisi Akses, Google akan berjanji untuk memberikan akses penuh yang lebih baik ke internet bagi warga Indonesia, terutama untuk mereka yang memiliki keterbatasan data dan koneksi dengan bandwidth rendah seperti 2G. Di sini, beberapa produk Google seperti Search, Maps dan Youtube akan dioptimasi lagi.
VP Product Management untuk Google Search Tamar Yehoshua mengumumkan Lite Mode baru di Google Search akan dikembangkan sehingga mampu memuat hasil pencarian hingga 5x lebih cepat. VP Engineering untuk Google Maps Hugh Williams menjelaskan bahwa Maps dioptimasi untuk penggunaan offline yang bisa disimpan di SD Card untuk menghemat penggunaan bandwidth. Sedangkan VP of Engineering for Emerging Experiences di YouTube John Harding mengumumkan bahwa fitur Akselerator yang dapat menyajikan video YouTube dengan kecepatan instan akan segera diluncurkan di Indonesia.
Dari sisi Platform, Google menyediakan “peralatan” agar masyarakat Indonesia dapat mengekspresikan budaya lokal dan menciptakan aplikasi inovatif untuk memecahkan masalah lokal. Di sini, Google juga bekerja sama dengan universitas-universitas terkemuka di Indonesia dan menyediakan program-program menarik sebagai platform untuk pengembangan startup dan juga developer Indonesia.
Product Management Director Developer Product Group Google Ben Galbraith menjelaskan bahwa saat ini Google tengah menjalankan program untuk bantu melatih 100.000 pengembang hingga 2020 nanti. Sebagai bagian dari program ini, Google kini tengah mengembangkan program pelatihan khusus tentang dasardasar Android yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Bina Nusantara yang akan menambahkan mata kuliah tersebut di kurikulumnya tahun depan.
Di samping itu, masih ada program Launchpad Accelerator untuk startup, program Google Developer Certification yang dilokalkan lewat bahasa, dan program Android Kejar yang kini membuka pendaftaran gelombang kedua. Dari sisi Youtube, Harding juga mengumumkan bahwa Google telah meluncurkan Creator Hub dan Creator Community yang telah diterjemahkan sepenuhnya ke dalam Bahasa Indonesia.
Dari sisi Produk, Google berjanji untuk terus mengoptimalkan produk-produk mereka dengan melokalkan kontennya agar bisa digunakan warga Indonesia lebih mudah. Contohnya, produk Search yang kini sudah bisa menampilkan hasil penelusuran (knowedlge card) yang menyajikan informasi ringkas dalam bahasa Indonesia yang lebih baik. Tamar juga mengumumkan bahwa Google Asisten akan segera dirilis dalam Bahasa Indonesia.
Sementara itu Williams mengungkapkan bahwa Google Maps kini telah mengintegrasikan data bus TransJakarta secara real-time dan belum lama ini sudah mengingtegrasikan Go-Jek dan Grab juga. Keindahan Pulau Komoda dan kekayaan lautnya pun sudah bisa dinikmati secara 360 derajat lewat fitur StreetView di Maps. Selain itu, Chromecast versi baru juga akan segara hadir di Indonesia secara resmi lewat salah satu kanal e-commerce yang ada di Indonesia, yakni Lazada.
Sebelumnya, Google sendiri sudah meluncurkan berbagai program yang berupaya untuk membantu usaha kecil menengah di Indonesia. Contohnya, program Gapura yang kini diklaim Google telah melatih 7.000 UKM di lima kota besar tentang cara membangun kehadiran yang lebih baik di internet. Lalu, masih ada juga Google Bisnisku yang diklaim telah membantu ribuan UKM untuk bisa hadir secara online di tahun ini.
Ke depannya, Google juga berencana untuk bisa menjaga hubungan erat dengan pemerintah Indonesia. Salah satunya lewat rencana peluncuran aplikasi Global Fishing Watch yang bekerja sama dengan Oceana dan SkyTruth. Global Fishing Watch ini menggunakan pembelajaran mesin, koputasi awan, dan visualisasi Google Earth untuk membantu pemerintah dalam upaya memeraangi perikanan illegal.