Tag Archives: Calvin Goh

Koku Indonesia

Mendalami Strategi Bisnis Koku di Indonesia, Tawarkan Teknologi SaaS untuk Institusi Keuangan

Setelah sebelumnya mengumumkan rencana ekspansi ke Indonesia, startup teknologi finansial asal Singapura Koku saat ini telah melakukan perbincangan dengan tiga perusahaan asal Indonesia untuk kemudian memanfaatkan teknologi Koku menawarkan solusi teknologi untuk pertukaran mata uang asing (valas).

Founder & CEO Koku Calvin Goh mengungkapkan, belum bisa disebutkan apa saja startup dan institusi keuangan yang bakal menggunakan teknologi SaaS milik Koku. Ia mencatat selama ini klien yang telah memanfaatkan teknologi mereka adalah perusahaan yang ingin melakukan ekspansi ke luar negeri.

Koku memiliki target hingga tahun 2020 mendatang bisa menambah 10 klien di Indonesia. Tahun ini Koku telah mengantongi pendanaan pra-seri A sebesar USD 2 juta yang dipimpin oleh Jason Zeng, Co-Founder Tencent dan Founder Decent Capital.

“Sebagai perusahaan teknologi, kami ingin membantu dan melengkapi startup untuk memperdalam proses dan teknologi mereka. Sementara untuk perusahaan konvensional, bisa mengadopsi teknologi dan memanfaatkan layanan kami seperti Know Your Customer (KYC) hingga pengolahan data. Semua bisa dikustomisasi oleh klien berdasarkan kebutuhan mereka.”

Secara khusus Indonesia merupakan negara yang menjadi fokus bagi Koku di Asia Tenggara selain Filipina. Melihat besarnya peluang, tren penggunaan smartphone yang meluas di Indonesia hingga masih banyaknya masyarakat unbankable di Indonesia. Koku ingin mengadopsi sistem keagenan sebagai pengganti layanan yang biasanya disediakan oleh perbankan.

“Kebanyakan klien kami adalah perusahaan atau startup yang masuk dalam kategori LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank), tidak memiliki niat untuk men-distrupt layanan perbankan, Koku ingin menjadi tech enabler perusahaan yang membutuhkan sistem terpadu untuk merancang, mengembangkan, dan menyediakan teknologi untuk mereka yang belum tersentuh layanan,” kata Calvin.

Memiliki jaringan global

Sebagai solusi teknologi penukaran mata uang asing yang memberdayakan operator transfer uang non-bank, saat ini Koku mengklaim menjadi platform pertama yang hadir di Indonesia. Meskipun memiliki kompetitor di negara Eropa hingga Amerika Serikat, Koku secara khusus hanya menargetkan Asia Tenggara untuk segmentasi pasar. Pihaknya juga telah memiliki jaringan secara global yang bisa bermanfaat untuk klien mereka di Indonesia.

“Kami percaya saat ini Asia Tenggara merupakan kawasan yang paling relevan untuk model bisnis kami. Untuk melancarkan rencana tersebut khususnya di Indonesia, Koku akan bergerak untuk berkolaborasi dengan mitra-mitra ahli di pasar lokal. Para mitra ini termasuk adalah para pemain industri layanan e-wallet, pinjaman mikro dan perusahaan pembayaran, serta bisnis remitansi dan penukaran uang.”

Kemitraan dengan para LKBB ini akan terpusat sekitar integrasi teknologi Koku kepada operasional yang sudah ada, memastikan para mitra memiliki kemampuan untuk masuk ke pasar dengan cepat dan tanpa gangguan terhadap bisnis mereka. Selain itu, Koku berpotensi mengeksplorasi peluang untuk bermitra dengan supermarket dan minimarket lokal, yang akan berperan sebagai titik akses kepada layanan keuangan nantinya akan membantu masyarakat yang belum memiliki layanan bank untuk semakin terpapar kepada inklusi keuangan.

“Untuk tahap pertama kami masih ingin menawarkan layanan kepada institusi keuangan hingga startup terkait, namun untuk fase selanjutnya kami juga memiliki rencana untuk melebarkan usaha menjalin kemitraan dengan gerai toko ritel seperti Indomaret hingga Alfamart,” kata Calvin.

Bekerja bersama OJK dan Bank Indonesia

Salah satu fokus yang menjadi prioritas Koku adalah memastikan posisinya menjadi perusahaan finansial yang legal dan telah dipercaya oleh regulator di Indonesia, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Terutama dalam hal penyediaan layanan dan teknologi KYC yang sepenuhnya masih menjadi perhatian dan pengawasan otoritas.

Koku ingin memastikan bahwa teknologi yang dimiliki bisa diandalkan dan pastinya terjamin keamanannya. Salah satu teknologi yang saat ini tengah dikembangkan dan dimiliki oleh Koku adalah proses KYC memanfaatkan video seperti yang sedang dikembangkan oleh Jenius dari BTPN.

“Kami percaya dalam industri ini belum ada ‘winner takes all’ untuk itu kami pastikan semua peraturan dan persyaratan telah dipenuhi sesuai dengan permintaan dari regulator, namun kami juga menjalin kemitraan dengan mitra lokal yang telah memiliki izin dan tentunya sudah dipercaya posisinya di Indonesia,” kata Calvin.

Calvin melanjutkan untuk bisa menyediakan layanan yang paling relevan bagi perusahaan finansial, Koku tidak ingin men-distrupt semua proses yang ada, namun berupaya untuk meningkatkan bisnis dan pendapatan mereka memanfaatkan teknologi dan layanan yang dimiliki oleh Koku dengan menyediakan FX TechUp Suite Koku yang terdiri dari tiga solusi yakni White Label Remittance, Liquidity Providers Connect Solution, dan API Solution.

“Ekspansi ke Indonesia akan sangat bergantung pada melibatkan mitra yang tepat. Kami ingin memastikan bahwa teknologi kami disesuaikan dengan kebutuhan lokal untuk mendukung kebutuhan budaya dan kebutuhan bisnis,” tutup Calvin.

Koku

Following Koku Expansion Plan to Indonesia

Koku, a Singapore based financial technology startup is receiving pre series A funding of $2 million led by Jason Zeng. It’s to be used for product development and regional expansion, Indonesia as one of the target.

Koku is a startup offering technology solution for foreign exchange. They will plan, develop, and provide technology for the uncovered, such as Non-Banking Financial Institutions (LKBB) like remittance service and liquidity providers.

The plan is to provide FX TechUp Suite Koku that consists of three solutions, White Label Remittance, Liquidity Providers Connect Solution, and API Solution. Those are to help LKBB that hasn’t been integrated with technology. The product is claimed to increase business opportunity and offering scale for additional value to all customers.

“With our customer who capable to integrate unique solutions for users, operational or expansion plan, we want to empower them with skills to provide digital cash transfer service which cheaper, faster, and digital based money transfer also Foreign Exchange service to their customers,” Koku’s Founder & CEO Calvin Goh said.

In terms of expansion, they saw a great potential for Indonesia to contribute in the local and regional money transfer industry. In addition, Indonesia is said as a country with rapid growth in technology.

Although, Koku has no plan to build office in Indonesia. They intend to make partners with expertise in local market. Those are not only limited to the e-wallet, but also micro loan and payment company also money transfer and exchange business.

It’s possible for Koku to perform partnership with local supermarket or mini-market in helping people without bank account to have access to the financial service.

“Currently we’re in the starting level with our plan in Indonesia. Moreover, we’re very strategic in running Koku business to ensure the right collaboration. As part of the strategy, our priority is to improve technology in order to empower the potential customer in Indonesia with the right technology to accelerate their growth in time. The main objective is to help foreign business to enter local market as part of their business growth and expansion,” Calvin Goh said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Koku di Indonesia

Menilik Rencana Ekspansi Koku ke Indonesia

Koku, startup teknologi finansial asal Singapura meraih pendanaan pra-seri A sebesar $2 juta yang dipimpin oleh Jason Zeng. Dana tersebut rencananya akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan ekspansi regional, Indonesia jadi salah satu target singgahnya.

Koku merupakan startup yang menawarkan solusi teknologi untuk pertukaran mata uang asing (valas). Mereka merancang, mengembangkan, dan menyediakan teknologi untuk mereka yang belum tersentuh layanan, seperti Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) seperti lembaga penyedia layanan remitansi dan penyedia likuiditas.

Caranya dengan menyediakan FX TechUp Suite Koku yang terdiri dari tiga solusi yakni White Label Remittance, Liquidity Providers Connect Solution, dan API Solution. Ketiga solusi tersebut dihadirkan untuk membantu LKBB yang belum mengintegrasikan teknologi. Produk tersebut diklaim mampu menumbuhkan peluang bisnis dan meningkatkan skala penawaran bisnis sehingga mampu memberikan nilai lebih bagi pelanggan.

“Dengan pelanggan kami yang mampu untuk mengintegrasikan solusi unik untuk menghadapi pengguna, kebutuhan operasional atau rencana ekspansi, kami ingin memberdayakan mereka dengan kemampuan untuk menyediakan layanan transfer uang digital yang lebih murah, cepat dan pengiriman uang berbasis digital serta layanan FX (Foreign Exchange) kepada pelanggan mereka,” terang Founder & CEO Koku Calvin Goh.

Untuk ekspansi, mereka melihat adanya potensi luar biasa bagi Indonesia untuk berkontribusi pada pertumbuhan industri pengiriman uang lokal dan regional. Selain itu Indonesia juga dipandang sebagai negara yang sedang berkembang pesat dari perspektif teknologi.

Kendati demikian Koku saat ini belum akan membuka kantor cabang di Indonesia. Mereka akan mencoba menjalin mitra yang memiliki keahlian di pasar lokal. Mitra tersebut rencananya hanya terbatas pada pemain e-wallet, tetapi juga perusahaan pinjaman mikro dan pembayaran dan bisnis pengiriman dan penukaran uang.

Koku juga tidak menutup kemungkinan akan menjalin kerja sama dengan supermarket dan minimarket lokal untuk membantu masyarakat yang tidak memiliki rekening bank untuk memiliki akses ke layanan keuangan.

“Saat ini kami masih dalam tahap awal untuk rencana kami di Indonesia. Sehubungan dengan itu, saat ini kami sangat strategis dalam menjalankan bisnis Koku untuk memastikan kami berkolaborasi dengan mitra yang tepat. Sebagai bagian dari strategi tersebut, prioritas saat ini adalah untuk terus meningkatkan teknologi kami, sehingga kami berhasil memberdayakan pelanggan potensial kami di Indonesia dengan teknologi yang tepat untuk mendorong pertumbuhan mereka ketika saatnya tiba. Tujuan jangka panjang kami adalah untuk membantu bisnis di luar negeri memasuki pasar Indonesia sebagai bagian dari pertumbuhan dan ekspansi bisnis mereka,” teran Calvin.