Tag Archives: camcorder

Camcorder-Canon

Canon Luncurkan Empat Camcorder Profesional Seri XA, dengan Perekam Video 4K dan 5-axis OIS

Canon telah meluncurkan empat camcorder profesional seri XA dengan kemampuan perekaman video 4K pada 25/30p, yaitu XA55, XA50, XA45, dan XA40. Keempatnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para videografer profesional dan telah dibekali sistem 5-axis Intelligent Optical Image Stabilization.

Pada dasarnya camcorder Canon XA50 dan XA55 adalah kamera yang sama, bedanya terletak pada penambahan HD-SDI (3G-SDI di Eropa) di XA55. Keduanya menggunakan sensor CMOS tipe 1 inci dan dilengkapi sistem Dual Pixel AF andalan Canon.

Canon XA55
Canon XA55
Canon XA50
Canon XA50

Baik Canon XA50 maupun XA55 menawarkan fitur zoom sebanyak 15x dengan lensa kisaran focal length setara 25.5-382.5mm di sistem full frame. Mereka juga memiliki mode Wide Dynamic Range Gamma yang akan meningkatkan dynamic range hingga 800 persen untuk mendapat detail pada area yang di-highlight dan guna menghasilkan warna yang lebih akurat.

Canon XA45
Canon XA45
Canon XA40
Canon XA40

Beralih ke Canon XA45 dan XA40, mereka menggunakan sensor berukuran lebih kecil yakni 1/2.84 inci dan menawarkan kemampuan zoom 20x dengan lensa focal lenght 29.3-601mm. Selain mampu merekam video 4K pada 30p, mereka juga menyediakan mode footage HD yang over-sampled.

Satu lagi, Canon juga memperkenalkan camcorder VIXIA/LEGRIA HF G60 4K UHD yang budget-friendly dengan dimensi body lebih compact dan ringan. Kamera ini mengusung sejumlah fitur yang terdapat XA55 dan menggunakan sensor tipe 1 inci, memiliki sistem Dual Pixel AF, dan zoom 15x dengan aperture variable.

Canon VIXIA / LEGRIA HF G60 4K
Canon VIXIA / LEGRIA HF G60 4K

Menurut Canon, camcorder XA55 dan XA45 sangat cocok digunakan untuk news reporting dan shooting documentary. Sedangkan, XA50 dan XA40 lebih ditujukan untuk sekolah broadcasting, agen pemerintah, dan perusahaan corporate. Lalu, VIXIA HF G60 ditujukan untuk videografer amateur hingga advanced untuk dokumentasi wedding atau proyek film mahasiswa.

Untuk harga dan ketersediaannya di pasar global, XA55 dibanderol US$$2.699, sedangkan XA50 dijual US$2.199 dan akan dikirim pada bulan Juni 2019. Sementara, XA45 dibanderol US$2.199 dan XA40 US$1.699, mereka akan tersedia pada akhir bulan April. Satu lagi, VIXIA/LEGRIA HF G60 dibanderol US$1.699.

Sumber: DPreview

Camcorder Profesional Sony FS5 II Siap Hasilkan Video 4K HDR Tanpa Editing

Sony baru saja memperkenalkan kamera video kelas profesional terbarunya, FS5 II. Sesuai namanya, ia merupakan suksesor dari camcorder bernama sama yang dirilis di tahun 2015. Pembaruannya tergolong minor – dan sebenarnya sudah tersedia pada pendahulunya meski dalam wujud firmware update berbayar – akan tetapi cukup signifikan kalau mengikuti tren terkini.

Tren yang saya maksud adalah video HDR. Seperti yang kita tahu, video HDR memiliki keunggulan dalam hal kontras dan kekayaan warna. Namun proses pembuatannya sering kali tidak mudah, melibatkan proses pascaproduksi yang cukup panjang demi menghasilkan video yang memikat.

Sony FS5 II

Sony FS5 II mencoba menjegal problem ini lewat fitur Instant HDR. Fitur ini pada dasarnya bakal mengeliminasi tahap color grading yang biasa dilakukan selama proses penyuntingan video. Kendati demikian, mereka yang lebih memilih untuk mengaturnya secara manual masih memiliki opsi perekaman dalam format S-Log2 maupun S-Log 3.

Sony bilang bahwa pengolahan warna yang disajikan fitur ini berkaca pada kamera kelas atas mereka yang bernama Venice. Lewat FS5 II, Sony sejatinya mencoba mengaplikasikan color science yang terdapat pada kamera seharga $42.000 itu ke bodi kamera yang lebih kecil dan jauh lebih terjangkau.

Sony FS5 II

Selebihnya, FS5 II tidak berbeda dari pendahulunya. Perangkat masih mengandalkan sensor Super 35 Exmor yang sanggup merekam video 4K 30 fps atau 1080p 120 fps langsung ke dalam SD card. Kalau menggunakan external recorder, output-nya bisa didongkrak menjadi 4K 60 fps.

Kamera ini rencananya bakal memasuki pasaran mulai bulan Juni mendatang seharga $4.750 (body only). Kalau ini terlalu mahal dan HDR bukan prioritas buat Anda, mungkin persembahan terbaru Blackmagic bisa menjadi alternatif yang lebih menarik.

Sumber: DPReview.

4K Sudah Biasa? Sharp Luncurkan Camcorder 8K untuk Kalangan Profesional

Kemampuan merekam video 4K saat ini boleh dikatakan bukan lagi atribut yang layak dibanggakan oleh suatu kamera, terutama kamera sinema. Hal ini dikarenakan mayoritas smartphone sudah bisa merekam video 4K, bahkan beberapa dalam kecepatan 60 fps. Singkat cerita, pabrikan pun mulai mengejar kapabilitas di atas 4K.

RED adalah salah satunya, tapi mereka jelas tidak sendirian. Masih ada pabrikan lain seperti Sharp yang baru saja mengumumkan sebuah camcorder profesional dengan kemampuan merekam video 8K 60 fps, seperti terindikasi dari namanya, yaitu Sharp 8C-B60A.

Kamera ini mengemas sensor Super 35, dengan ukuran setara RED Helium 8K S35, tapi belum sebesar RED Monstro 8K VV. Codec HQX dipilih agar ukuran file yang dihasilkan tidak terlalu besar meski berformat 10-bit, dan Sharp juga telah membekali kamera ini dengan SSD berkapasitas 2 TB yang kira-kira sanggup menyimpan video 8K berdurasi total 40 menit.

Untuk lensa, Sharp memilih mount PL yang kompatibel dengan berbagai lensa, termasuk lensa premium besutan Leica maupun Zeiss. Sederet fitur lain yang ditujukan buat kalangan broadcaster tentunya juga tersedia, mengingat kamera ini dimaksudkan untuk mengantisipasi Olimpiade 2020 yang dihelat di Tokyo nanti.

Usai melihat spesifikasinya, jangan kaget melihat harganya. Sharp 8C-B60A bakal dipasarkan mulai bulan Desember 2017 seharga 8,8 juta yen, atau sekitar 1,05 miliar rupiah. Bukan salah ketik, tapi memang itu biaya yang harus ditebus untuk kamera sekelas ini, apalagi di saat televisi 8K masih hampir belum eksis sama sekali.

Sumber: DPReview dan Sharp.

Trio Camcorder Baru Sony Siap Merekam Video 4K HDR dan Dibekali Sistem AF Jagoan

Perkembangan pesat di industri kamera membuat pabrikan seakan-akan lupa terhadap kalangan videografer profesional yang lebih nyaman menggunakan camcorder ketimbang DSLR maupun kamera mirrorless. Namun tidak bagi Sony. Mereka baru saja memperkenalkan trio camcorder baru, yakni XDCAM PXW-Z90, NXCAM HXR-NX80 dan Handycam FDR-AX700.

Ketiganya sama-sama ditenagai oleh sensor Exmor RS berukuran 1 inci yang sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya jika melihat reputasi seri kamera RX100 dan RX10. Ketiga camcorder ini tidak hanya mampu merekam video 4K, tapi juga dalam format HDR yang kian populer.

Hebatnya lagi, berkat fitur Instant HDR, video dengan tingkat kontras dan warna yang jauh lebih superior ketimbang format standar itu bisa dihasilkan tanpa perlu menjalani proses color grading pada tahap editing. Di saat yang sama, pengguna yang menginginkan kontrol lebih lengkap terhadap warna dapat memanfaatkan mode perekaman S-Log3 atau S-Gamut3.

Video direkam menggunakan codec XAVC yang terbukti lebih baik ketimbang codec lawas AVCHD. Prosesor Bionz X yang mendampingi memungkinkan mode perekaman slow-motion dalam kecepatan 960 fps jika perlu, sedangkan lensa 29mm buatan Zeiss memberikan fleksibilitas ekstra berkat optical zoom sejauh 12x.

Akan tetapi kualitas video baru sebagian cerita dari trio camcorder ini. Pasalnya, masing-masing juga dilengkapi sistem autofocus phase-detection 273 titik yang sangat cepat sekaligus akurat, bahkan untuk mengikuti objek bergerak sekalipun. Pada kenyataannya, sistem AF ini bahkan lebih superior ketimbang yang dimiliki RX10 IV karena dapat dikustomisasi lebih lanjut.

Pengoperasiannya mengandalkan viewfinder elektronik berpanel OLED, dengan resolusi 2,36 juta dot. Tak hanya itu, Sony turut membekali ketiganya dengan layar sentuh 3,5 inci beresolusi 1,55 juta dot. Menggunakan aksesori terpisah, ketiga camcorder dapat digunakan dalam setup multi-kamera dengan mudah.

Seperti yang saya bilang, ketiga camcorder ini ditujukan buat kalangan profesional, dan ini bisa dilihat dari harganya. FDR-AX700 di kasta terbawah dibanderol $1.900 dan akan dipasarkan mulai Oktober. HXR-NX80 yang mengemas sederet input mikrofon XLR dibanderol $2.300, sedangkan PXW-Z90 yang menyimpan sejumlah fitur khusus broadcasting dibanderol $2.800; keduanya menyusul pada bulan Desember.

Sumber: DPReview dan Sony.

Tiga Langkah Dulang Emas Lewat Videografi

Kebiasaan “ubah hobi jadi uang” tampaknya bukan perilaku yang asing lagi bagi masyarakat, apalagi kaum millenials. Internet dan produk-produk teknologi mutakhir—smartphone, tablet, dan sejenisnya—kini membuat semuanya semakin terwujud. Di antara sekian banyak hobi, fotografi dan videografi punya pamor tersendiri dalam mengubah kegiatan yang digemari jadi ladang meraup untung.

Kegiatan mengabadikan momen tersebut sebenarnya memiliki cukup banyak macam dalam spektrumnya. Dalam videografi misalnya, kamu pasti sudah tidak aneh dengan istilah video blog atau vlog. Meski terkesan sederhana dan ‘spontan’ dalam proses produksinya, namun vlog yang baik tentu berpaku pada pakem-pakem videografi tertentu.

Dan, pastinya, penghasilan para vlogger yang sukses sudah tidak dapat diragukan lagi. Tahukah kamu kalau duo YouTubers pencetus video reaction bisa mengantongi hingga sekitar 113 milyar rupiah lewat vlog-vlog mereka?

Vlog hanyalah ujung dari gunung es. Masih banyak jalur yang kamu pilih sendiri untuk berbisnis di kancah videografi. Wedding documentation? Advertising? Atau, media production? Apapun pilihanmu, terjun menyelami bisnis videografi perlu dicoba untuk kamu yang memiliki hasrat besar dalam merekam momen.

Inilah tiga langkah agar sukses menjalankan bisnis tersebut!

Karakter Videografi

Setiap seniman punya ciri masing-masing. Pun dengan seni merekam gambar. Jika fotografi atau videografi sudah menjadi hobimu dan terbiasa melakukannya, tentu menemukan karakter ‘seni’ tersebut bukan menjadi kesulitan bagimu. Ingat adagium “bisa karena biasa”.

Rencana Bisnis

Jangan lupa, sekarang kamu tidak hanya menjadikan videografi sebagai kegemaran semata. Tapi kamu siap untuk mengubah hobi ini sebagai pemasukan bulananmu. Jadi, siapkan model bisnis yang kamu inginkan dari sekarang! Tetapkan, apakah kamu ingin menjalankan bisnis video kawinan, periklanan, media production, atau bahkan bisnis penyewaan kamera?

Perlu diingat pula bahwa kamu bukan hanya videografer, namun juga seorang pebisnis! Tools dalam mengelola bisnis seperti Trello dan Dropbox patut untuk kamu coba supaya komunikasi dan kolaborasi bisnis melaju mulus.

Camera Gear

Berperang tanpa senjata? Yang benar saja! Inilah instrumen yang jelas-jelas tidak bisa kamu lewatkan. Unsur-unsur teknis dalam camcorder perlu kamu perhatikan jelas, seperti optical zoom yang mantap hingga 20x dan daya rekam gambar hingga 1080p60 50Mbit yang dapat membantu multicam production lebih mantap.

Keunggulan camcorder dalam merekam tersebut akan terasa sia-sia tanpa fitur yang dapat menjaga ketajaman hasil gambar. Untuk menunjangnya, kamu perlu 5-axis image stabilizer dan juga fitur level-shot function yang secara otomatis dapat mengatur posisi gambar dalam posisi horizontal.

Kabarnya, Panasonic punya solusi untuk kegiatan video production tadi melalui rilisan Panasonic Camcorder HC-PV100. Kamera video Panasonic dengan dual SD card slot ini cocok sekali untuk kamu yang ingin terjun penuh merekam momen secara profesional. Apalagi sekarang Panasonic Camcorder HC-PV100 lagi ada promo cashback dua juta rupiah lho!

Menyenangkan jika kita dapat mengubah hobi menjadi startup. Terlebih bila berkutat dalam fotografi dan videografi. Robert Altman menggambarkan kesenangan itu secara tepat (meskipun dalam konteks yang berbeda). “Filmmaking is a chance to live many lifetimes,” ujarnya. So, sudah siap memiliki camera gear terbaru dan membuka bisnis lewat videografi? Yuk, cek dealer penjualan Panasonic Camcorder HC-PV100 di sini!

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Panasonic.

cara membuat brosur dengan microsoft word_3

DJI Osmo Adalah Kamera 4K Handheld Perdana dari Sang Raja Drone

Nama DJI mungkin selalu identik dengan drone, tapi siapa yang menyangka pabrikan asal Tiongkok tersebut bakal menjadi pemain serius di kancah fotografi dan videografi. Baru-baru ini mereka merilis kamera perdanananya, DJI Osmo, yang ditujukan buat penggunaan handheld, tanpa melibatkan drone sedikitpun. Continue reading DJI Osmo Adalah Kamera 4K Handheld Perdana dari Sang Raja Drone

Ubah iPhone 6 Jadi Camcorder Klasik dengan Lumenati CS1

Selain mampu menangkap gambar yang berkualitas, Apple iPhone 6 sebenarnya juga merupakan sebuah camcorder yang amat handal. Video bisa direkam dalam resolusi 1080p, baik dalam kecepatan 30 atau 60 fps. Atau jika Anda suka video slow-motion, iPhone 6 memberikan opsi perekaman dalam kecepatan 120 atau 240 fps. Lebih lanjut, sistem stabilization-nya cukup efektif dan autofocus-nya terus aktif selagi perekaman video berlangsung. Continue reading Ubah iPhone 6 Jadi Camcorder Klasik dengan Lumenati CS1

Canon Luncurkan XC10, Camcorder Berukuran Ringkas dengan Kemampuan Merekam Video 4K

Manfaat yang ditawarkan 4K sangat jelas; Anda bisa menikmati konten visual dengan jumlah pixel empat kali lipat lebih banyak ketimbang resolusi 1080p. Kendati demikian, konten 4K yang tersedia bisa dibilang masih cukup terbatas. Continue reading Canon Luncurkan XC10, Camcorder Berukuran Ringkas dengan Kemampuan Merekam Video 4K