Tag Archives: Campus

Lewat Samsung Innovation Campus, Samsung Berupaya Meningkatkan Kapasitas & Kesuksesan Inovasi di Indonesia

Samsung Innovation Campus (SIC) adalah program pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) global bagi para kaum muda. Samsung Electronics Indonesia menjadikan program ini sebagai upaya dan dukungan dalam meningkatkan kapasitas dan kesuksesan inovasi di Indonesia yang masih rendah melalui pendidikan.

Tahun ini Samsung Innovation Campus diselenggarakan sejak bulan Januari dan 496 siswa dari seluruh Indonesia ikut dalam penyaringan tahap pelatihan dan dibagi menjadi 119 tim. Memasuki tahap pelatihan yang akan berlangsung hingga bulan Oktober, hanya siswa yang berhasil lolos dalam penyaringan yang akan diasah kemampuannya dalam berinovasi melalui pendampingan coding dan programming secara intensif selama 12 minggu. Sampai peserta bisa melengkapi prototipe produk digital, membuat presentasi, dan mengajukan solusi di akhir pelatihan.

Menempati peringkat 85 dari 131 negara dalam Global Innovation Index 2020, menandakan Indonesia masih harus mendorong pertumbuhan budaya dan ekosistem inovasi agar lebih optimal. Karenanya, program SIC berperan dalam mengenalkan dan memanfaatkan teknologi yang sesuai perkembangan generasi saat ini. Melalui pembekalan coding dan programming SIC, para generasi muda bisa mendapatkan skill yang dibutuhkan industri sekarang dan masa depan, sekaligus membuka peluang bagi mereka untuk menjadi generasi yang dapat memberikan solusi di masyarakat lewat inovasi,” ujar Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.

Samsung menekankan pengembangan keterampilan dan proses berpikir dalam program SIC sebagai fokus utama, peserta mesti mengikuti rangkaian pembekalan inovasi coding dan programming dengan materi dasar Problem Definition, Design Thinking, UX/UI (user experience/user interface), HTML, CSS, dan JavaScript. Peserta juga diharuskan untuk memberikan solusi atas suatu permasalahan dalam bentuk video dan menyelesaikan beberapa tugas coding hingga membuat website sederhana. Kedua tugas ini adalah indikator penilaian kelolosan peserta menuju tahap pelatihan.

Siswa yang lolos dan telah disaring menjadi 13 tim oleh Samsung dan Skilvul – mitra Samsung dalam menjalankan program SIC, mereka dapat ikut serta pula dalam SIC Project Competition 2021. Tim yang terdiri dari total 46 siswa tersebut berasal dari: SMK Negeri 2 Surakarta, SMK Negeri 1 Geger Madiun, SMK Negeri 1 Martapura, SMK Negeri 1 Cimahi, SMK Negeri 10 Makassar, dan SMK Muhammadiyah Kudus.

Pada pelatihan pengembangan produk program SIC, poin yang perlu menjadi fokus peserta adalah target utama aplikasi atau produk, dan fitur utama yang ada di aplikasi mereka. Mengapa demikian? Karena fungsi dari aplikasi harus bisa menjawab permasalahan yang dihadapi customer atau target pengguna. Jadi, peserta perlu mendetailkan apa saja fitur utama yang benar-benar cocok dan dibutuhkan. Jangan sampai menciptakan fitur yang sia-sia, karena bisa melenceng dari permasalahan yang ingin diselesaikan. Maka dari itu, mereka harus menajamkan fitur dengan menentukan fitur utama dan fitur pendukung,” ungkap William Hendradjaja, Chief of Business Skilvul.

Dalam mengembangkan aplikasi sesuai kebutuhan, setiap peserta wajib jeli melihat masalah di sekitar mereka seperti lingkungan, kesehatan, pendidikan, sosial, minat baca, maupun lapangan pekerjaan. Peserta harus paham betul ide yang mereka buat untuk mengatasi masalah apa, siapa target penggunanya, rencana aksi dalam pengembangan idenya akan seperti apa, serta dukungan yang mereka perlukan dalam pengembangan ide ini harus meminta bantuan siapa dan dalam bentuk apa.

Kami berharap, melalui program SIC akan muncul para inovator muda yang mampu melahirkan produk inovasi dan menumbuhkan mindset baru dalam mengumpulkan serta menerapkan kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk merespon, mengatasi, dan menanggulangi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Hingga pada akhirnya, inovasi yang dihadirkan pun mampu menjawab kebutuhan pasar dan industri, serta membuat Indonesia menjadi lebih baik,” tutup Ennita. Lebih lanjut mengenai Corporate Social Responsibility Samsung, kunjungi CSR Samsung.

Observing Incubator Roles in Campus Ecosystem

Building startup has become a trend for Indonesia’s youth. Captivating solution comes in vary as product innovation form. Incubator and accelerator programs are elevating, including the investors in line. Lately, there are many universities begin to launch incubator program. It supposed, students or else who graduated from the program will be more prepared for market competition.

The next question is, how does the incubator works in those universities?

Basically, incubator was made to help early-time business growth by improving in every aspects. For startup, incubator holds a very important role in its journey, particularly those who started from the bottom line – i.e with merely technical worker, no business team. Incubator is expected to help startup associates with industry’s stakeholders through a series of networking events which are parts of incubator program.

In Indonesia, many Incubators rise withing campus ecosystem. Some of which are Binus Startup Accelerator of Bina Nusantara, Skystar Ventures of Universitas Multimedia Nusantara, UBPreneur of Universitas Bakrie, Mercupreneur of Universitas Mercubuana, Sinibis UI (a part of Universitas Indonesia), and few others.

Indonesia’s universities begin to view startup as an opportunity to create solution, practice skills and business opportunity. The latest, Universitas Indonesia (UI) is rumored to have launched Perusahaan Startup Binaan program and facilitate selected startups to do pitching in front of the investors. It is a positive climate for university ecosystem.

In the paper written by Ir. L. Setyobudi, MS., PhD (Universitas Brawijaya’s Head of Entrepreneurship Study at that time), it’s described the way business incubator works in university level. Setyobudi claims the presence of business incubator concept in university level is a starting point to bring them closer to the stakeholders.

In addition, university’s business incubator also useful for teaching and learning process in providing real-impact experience. It is for all students entity in the incubator to be able to feel the on-field atmosphere closer.

Business incubators in academic ecosystem are very strategic in spotting university as a progressive place to take student into different level of study environment with conventional class.

On the other hand, incubators provide companies the opportunity to participate in research without having to invest a large resource. Businesses also have the opportunity to get the best intellectuals and talents, directly from each university. Thus, business incubator brings opportunity for those who involved in it.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Menilik Peran Inkubator di Lingkungan Kampus

Membangun startup mulai menjadi tren di kalangan anak muda Indonesia. Beragam solusi menarik mulai bermunculan sebagai wujud inovasi produk. Program inkubator dan akselerator pun bermunculan, termasuk investor yang siap menyuntikkan dananya. Bahkan belakangan ini banyak kampus yang mulai meluncurkan program inkubator. Harapannya tentu mahasiswa atau siapa pun yang masuk dan lulus dari program inkubator tersebut menjadi lebih siap bersaing ke pasar.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana sebenarnya peran inkubator bisnis atau startup yang ada di kampus-kampus itu?

Pada dasarnya inkubator diciptakan untuk membantu bisnis di tahap awal berkembang dengan berbenah di segala aspek. Bagi startup, inkubator bisa memegang peranan sangat penting dalam perjalanannya, terutama bagi mereka yang berangkat dari keterbatasan –misalnya hanya berisi orang teknis saja, tidak ada tim yang berlatar belakang bisnis. Inkubator juga diharapkan bisa membantu startup mengenal para stakeholder di industri mereka melalui serangkaian acara networking yang kerap menjadi bagian dari program inkubator.

Di Indonesia sudah mulai banyak inkubator lahir di lingkungan kampus. Beberapa di antaranya adalah Binus Startup Accelerator milik Universitas Bina Nusantara, Skystar Ventures milik  Universitas Multimedia Nusantara, UBPreneur milik Universitas Bakrie, Mercupreneur milik Universitas Mercubuana, Sinibis UI yang menjadi bagian dari Universitas Indonesia, dan beberapa lainnya.

Universitas di Indonesia mulai melihat startup sebagai salah satu peluang untuk menciptakan solusi, menyalurkan ketrampilan dan sebagai ladang usaha. Terbaru, Universitas Indonesia (UI) dikabarkan telah meluncurkan program Perusahaan Startup Binaan dan sekaligus memfasilitasi startup terpilih melakukan pitching di depan para investor. Iklim yang positif untuk lingkungan universitas.

Dalam sebuah makalah yang ditulis oleh Ir L. Setyobudi, MS.PhD (pada saat makalah tersebut dibuat berperan sebagai Kepala Divisi Pendidikan Enterpreneurship Universitas Brawijaya) menguraikan bagaimana peranan inkubator bisnis di tingkat universitas. Menurut Setyobudi hadirnya konsep inkubator bisnis di universitas tinggi merupakan langkah awal untuk mendekatkan universitas dengan para stakeholder.

Selain itu konsep inkubator bisnis di universitas juga bermanfaat untuk proses belajar mengajar maupun pembelajaran yang memberikan dampak pengalaman secara lebih riil. Hal ini dikarenakan semua entitas mahasiswa yang terlibat di dalam inkubator bisa merasakan atmosfer yang mendekati kondisi di lapangan.

Inkubator bisnis di lingkungan akademis memang sangat strategis untuk memosisikan universitas sebagai tempat yang progresif untuk membawa mahasiswa ke lingkungan belajar yang berbeda dengan kelas konvensional.

Di sisi lain inkubator juga memberikan kesempatan perusahaan untuk berpartisipasi dalam penelitian tanpa harus menginvestasikan sumber daya yang besar. Bisnis juga berkesempatan mendapatkan modal intelektual dan talenta terbaik, langsung dari universitas masing-masing. Jadi inkubator bisnis di universitas membawa peluang untuk mereka yang berkecimpung di dalamnya.