Tag Archives: canon eos r

Canon EOS R5 Sanggup Hasilkan Video Slow-Motion dalam Resolusi 4K

Meski belum diperkenalkan secara resmi, Canon EOS R5 sudah bisa mencuri perhatian di segmen kamera mirrorless. Bagaimana tidak, kamera ini menjanjikan sejumlah inovasi yang terbilang revolusioner, seperti misalnya perekaman video 8K 30 fps tanpa crop factor.

Andai kamera ini masuk lini EOS C yang memang diprioritaskan untuk video, mungkin hype-nya tidak akan setinggi sekarang. Namun kenyataannya tidak demikian, EOS R5 adalah kamera still yang kebetulan sangat kapabel untuk merekam video, menjadikannya pantas untuk disebut sebagai penerus spiritual 5D Mark II.

Baru-baru ini, Canon kembali mengonfirmasi sejumlah keunggulan yang bakal dihadirkan EOS R5. Di samping perekaman video 8K dalam format RAW, perangkat juga siap dipakai untuk merekam video 8K dalam format HDR maupun C-Log dengan warna 10-bit 4:2:2. Semuanya menggunakan seluruh penampang sensor dan disimpan langsung ke memory card.

Canon EOS R5

Alternatifnya, EOS R5 sanggup merekam video 4K 120 fps secara internal, juga dalam format HDR ataupun C-Log. 120 fps berarti pada dasarnya kamera ini bisa menciptakan video slow-motion dalam resolusi 4K. Lebih lanjut, semua mode perekaman 8K maupun 4K-nya bisa dilangsungkan dengan fitur Dual Pixel AF menyala.

Hal lain yang dibanggakan oleh EOS R5 adalah perkara image stabilization. Sistem image stabilization 5-axis yang terdapat pada kamera ini dapat ditandemkan dengan stabilization bawaan lensa demi menghasilkan video yang lebih mulus lagi.

Semua itu tanpa melupakan kapabilitas fotografinya. Berbekal sensor full-frame dan kemampuan menjepret tanpa henti dalam kecepatan 12 fps menggunakan shutter mekanis, Canon EOS R5 semestinya bakal menjadi rival berat terhadap Sony a7 atau bahkan a9.

Sayang sampai saat ini Canon masih belum mengungkap jadwal peluncuran EOS R5. Semoga saja ini merupakan teaser terakhir sebelum ia dirilis secara resmi.

Sumber: PetaPixel.

Canon Sedang Kerjakan EOS R5, Mirrorless Full-Frame dengan Kemampuan Merekam Video 8K

Dua kelemahan terbesar Canon EOS R, kalau menurut rekan saya Lukman, adalah kemampuan perekaman videonya, serta absennya in-body image stabilization (IBIS). Dua hal itu sepertinya bakal dibenahi oleh penerusnya, EOS R5, yang sedang Canon garap saat ini.

Ya, Canon belum lama ini mengumumkan bahwa mereka tengah sibuk mengembangkan EOS R5. Bersamaan dengan pengumuman tersebut, Canon juga mengungkap sejumlah detail yang menarik. Berikut adalah rangkumannya.

Canon EOS R5 bakal mengusung sensor CMOS dan prosesor baru. Berdasarkan rumor yang beredar, sensor full-frame ini dikabarkan mengemas resolusi 45 megapixel dan sanggup merekam video 4K 120 fps. Canon masih enggan mengonfirmasinya, akan tetapi mereka menyebut EOS R5 bahkan mampu merekam video 8K.

Juga telah dikonfirmasi adalah, EOS R5 bakal menjadi kamera pertama Canon yang dilengkapi IBIS. Performanya pun tak kalah dari kamera DSLR, mampu menjepret tanpa henti dalam kecepatan 20 fps menggunakan shutter elektronik, atau 12 fps menggunakan shutter mekanik. Melengkapi semua itu adalah sepasang slot memory card.

Canon EOS R5

Tidak bisa dipungkiri, perekaman video 8K bakal menjadi nilai jual utama kamera ini. Namun berhubung 8K masih jauh dari kata mainstream, Canon melihat manfaat praktisnya saat ini adalah untuk menghasilkan video 4K yang berkualitas tinggi (oversampled), dan untuk mengekstrak foto beresolusi tinggi (minimal 33 megapixel) dari hasil rekamannya.

Aspek lain yang juga akan disempurnakan adalah ergonomi. Dari gambar di atas, tampak bahwa EOS R5 bakal mengemas kontrol yang lebih lengkap dan lebih menyerupai DSLR. Satu yang paling saya suka adalah joystick mini di sebelah kanan viewfinder, yang absen pada EOS R.

Bersamaan dengan EOS R5, Canon juga mengumumkan pengembangan tujuh lensa RF baru dan dua extender. Salah satu lensa yang dikerjakan rupanya cukup ekstrem, yakni RF 100-500mm f/4.5-7.1 L IS USM.

Sumber: PetaPixel dan DPReview.

Canon Ungkap EOS Ra, Kamera Mirrorless Full-Frame Spesialis Astrophotography

Canon diam-diam menyingkap kamera mirrorless full-frame baru. Dinamai EOS Ra, ia merupakan versi khusus dari EOS R yang didedikasikan untuk para pencinta astrophotography. Ya, sama seperti DSLR Nikon D810a yang dirilis tiga tahun silam, kamera ini punya spesialisasi untuk menangkap gambar objek-objek astronomi yang tidak kelihatan secara kasat mata.

Untuk mewujudkannya, Canon harus memodifikasi filter inframerah yang terpasang di depan sensor kamera. Modifikasi tersebut memungkinkan EOS Ra untuk menangkap hingga empat kali lebih banyak garis spektrum H-alfa dengan panjang gelombang 656 nm dibandingkan EOS R. Alhasil, warna merah yang dihasilkan objek luar angkasa seperti nebula jadi lebih mudah direkam oleh EOS Ra.

Perubahan lain yang diterapkan secara spesifik untuk keperluan astrophotography adalah tingkat perbesaran yang lebih tinggi pada viewfinder elektronik (EVF) maupun layar sentuhnya, masing-masing di angka 30x dan 10x. Harapannya, penguncian fokus pada objek-objek astronomi bisa lebih dimudahkan.

Canon EOS Ra

Selebihnya, EOS Ra identik dengan EOS R. Sensor full-frame yang digunakan tidak berubah, masih dengan resolusi 30 megapixel, demikian pula komponen-komponen lain yang tertanam di balik bodi magnesiumnya. Ini berarti pengoperasiannya juga sama intuitifnya seperti EOS R.

Canon berencana melepas EOS Ra ke pasaran seharga $2.500 (body only). Halaman pre-order-nya sempat muncul di Adorama sebelum akhirnya dihapus tidak lama kemudian. Canon sepertinya masih belum menentukan jadwal rilis yang pasti untuk kamera niche ini.

Sumber: DPReview.

canon-eos-rp-mirrorless-full-frame-kedua-canon

Canon EOS RP, Mirrorless Full Frame Kedua Canon Harga Lebih Terjangkau

Saat Canon merilis kamera mirrorless full frame perdana mereka pada bulan September 2018 lalu, Canon menegaskan bahwa EOS R baru yang pertama. Sekarang Canon telah mengumumkan EOS RP, kamera mirrorless full frame kedua Canon ini masuk dalam kategori entry-level dan harganya lebih terjangkau.

Sebagai pembanding, EOS R dibanderol US$2.300 atau sekitar Rp32 juta untuk body only. Sementara, body only EOS RP dibanderol US$1.300 atau sekitar Rp18 juta. Semoga saja, saat masuk ke Indonesia harga EOS RP tidak tembus lebih dari Rp20 juta. Harga EOS R di Indonesia sendiri adalah Rp39.999.000 untuk body only.

canon-eos-rp-mirrorless-full-frame-kedua-canon

Bila EOS R ditujukan untuk para fotografer kelas kakap, EOS RP ini dirancang untuk para fotografer pengguna kamera dengan sensor APS-C Canon seperti EOS M, agar beralih ke dunia mirrorless full frame. Lalu, apa perbedaan antara EOS R dan EOS RP?

Spesifikasi Canon EOS R

canon-eos-rp-mirrorless-full-frame-kedua-canon

Canon EOS RP mengusung sensor CMOS full frame 26,2-megapixel, resolusinya sedikit turun dari 30,3-megapixel yang ada pada EOS R. Didukung oleh prosesor gambar Digic 8 yang sama, dengan kecepatan berturut-turut 5 fps (EOS R 8 fps), dan rentang ISO dari 100-40.000 (bisa diperluas menjadi 50-102.400).

Sistem autofocus-nya menggunakan teknologi Dual Pixel AF. Total ada 4.779 titik fokus yang dapat dipilih, yang mencakup 88% bentang vertikal dan 100% bentang horizontal dari frame (EOS R memiliki 5.655 titik fokus).

Soal perekaman video, EOS RP mampu merekam video 4K 24 fps pada bitrate 120 Mbps, dengan kedalaman warna 8-bit untuk perekaman internal dan eksternal. Sebagai pembanding, EOS R dapat merekam video 4K pada 30fps pada 480 Mbps dengan kedalaman warna hingga 10-bit untuk perekam eksternal. Satu lagi, tidak seperti EOS R, EOS RP tidak menawarkan Canon Log.

Desain dan Kontrol

canon-eos-rp-mirrorless-full-frame-kedua-canon

Seperti Canon EOS R, EOS RP menggunakan mount RF baru dan kompatibel dengan banyak pilihan lensa EF dan EF-S Canon lewat adaptor. Namun dimensi EOS RP lebih ringkas yakni 127x97x61 mm, sedangkan EOS R 136x98x84 mm.

Desain keduanya memang terlihat identik dan EOS RP juga masih mengadopsi mekanisme layar fully articulated yang bisa ditarik ke samping dan diputar hingga 180 derajat. Layar pada EOS RP berukuran 3 inci beresolusi 1,04 juta dot, (EOS R 3,2 inci 2,1 juta dot).

Di atas layar, ada electronic viewfinder (EVF) berpanel OLED 0,39 inci dengan resolusi 2,36 juta dot (EOS R 3,69 juta dot). Selain itu, Anda tak akan menemukan panel OLED kecil yang menampilkan sejumlah parameter kamera di pelat atas. Touchbar M-Fn bar andalan EOS R juga absen pada EOS RP.

canon-eos-rp-mirrorless-full-frame-kedua-canon

Seperti EOS R, EOS RP memiliki satu slot SD card UHS-II dan tidak memiliki in-body stabilization. Jadi, akan bergantung pada IS di lensa.

Canon EOS RP mulai beredar di bulan Maret dengan harga US$1.300 atau sekitar Rp18 juta untuk body only, US$1.999 atau sekitar Rp28 juta dengan adaptor lensa EF dan lensa EF 24-105mm IS STM, atau US$2.400 atau sekitar Rp33 juta dengan lensa RF 24-105mm F4 L IS USM.

Sumber: DPreview

Review-Canon-EOS-R

[Review] Canon EOS R, Mirrorless Full Frame Pertama Canon

Bagi yang mengikuti perkembangan teknologi kamera, tentunya Anda sudah mengetahui bahwa Nikon, Canon, dan Panasonic telah mengumumkan kamera mirrorless dengan sensor berukuran full frame – ranah yang saat ini dikuasai oleh Sony.

Pada tahun 2018 lalu barulah percikannya, persaingan mirrorless di segmen full frame akan berkobar lebih besar di tahun 2019 sekarang ini.

Setelah me-review Sony Alpha A7 III yang menjadi benchmark bagi saya untuk mirrorless full frame, Dailysocial kedatangan mirrorless full frame pertama dari Canon, yakni EOS R yang hadir dengan mount lensa baru bernama Canon RF.

Sebelum lanjut, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada PT. Datascrip selaku distributor tunggal produk pencitraan digital Canon di Indonesia yang telah meminjamkan unit review Canon EOS R.

Bila Nikon Z 6 dan Nikon Z 7 mengambil pendekatan yang kurang lebih mirip seperti Sony Alpha A7 dan A7R series, Canon menempuh jalan berbeda. Mengusung resolusi 30,3-megapixel, di atas kertas spesifikasi EOS R berada di tengah-tengah mereka.

Ya, meski hanya mengandalkan satu kamera saja, tapi Canon menegaskan bahwa ini baru yang pertama. Berikut review Canon EOS R selengkapnya.

Bedanya RF-mount dan EF-mount

Apa yang baru pada mount lensa Canon RF? Untuk ukuran diameternya masih sama dengan Canon EF, yakni 54mm. Namun punya jarak ke sensor lebih dekat karena tak ada lagi cermin (mirrorless), hanya 20mm. Sementara, Canon EF jarak ke sensornya ialah 44mm.

Artinya, hal ini memungkinkan Canon membuat lensa-lensa RF dengan dimensi yang lebih ringkas. RF mount ini sendiri dilengkapi dengan koneksi 12-pin yang mampu mentransmisikan data besar pada kecepatan tinggi, sehingga komunikasi antara kamera dan lensa terjadi lebih cepat.

Lebih dari itu, sistem stabilisasi gambar Dual Sensing IS juga turut ditingkatkan. Sistem baru ini juga menawarkan ring kontrol tambahan pada lensa RF yang bisa dikustomisasi.

Desain Cukup Ramping dengan Mekanisme Layar Fully Articulated

Kesan awal mencicipinya pada acara peluncuran Canon EOS R di Indonesia adalah ukurannya yang cukup bongsor. Wajar saja, karena saat itu saya membawa Sony Alpha A7 III dengan lensa FE 28-70mm f3.5-5.6 OSS dan membandingkannya langsung dengan EOS R yang dipasangkan lensa RF 24–105mm f/4 L IS USM.

Ceritanya bakal lain kalau dibandingkan dengan kamera-kamera DSLR Canon, EOS R tentu lebih ramping. Setelah akhirnya tiba di meja redaksi Dailysocial dan mencobanya lebih intens, dimensi body dan hand grip yang lebih besar justru membuatnya lebih ergonomis dan nyaman sekali digenggam.

Yoga Wisesa - Tech Writer Senior | Hasil foto Canon EOS R
Yoga Wisesa – Tech Writer Senior | Hasil foto Canon EOS R

EOS R ini juga sempat dibawa oleh rekan saya, Yoga Wisesa untuk reportase ke CES 2019 di Las Vegas, AS. Sebagian hasil foto di bawah juga dipotret olehnya. Tetapi sebelum berangkat, dia sempat ragu-ragu dan berpikir dua kali untuk membawanya karena ukurannya. Pada akhirnya, dia tidak menyesal membawa EOS R setelah mendapati kualitas jepretannya.

Untuk desain EOS R sendiri, menurut saya sudah tampil modern dan keren. Kerangka EOS R terbuat dari material magnesium alloy yang tahan terhadap cuaca ekstrem, dengan dimensi 136x98x84 mm, dan bobot 660 gram termasuk baterai.

EOS R dilengkapi layar sentuh 3,2 inci beresolusi 2,1 juta dot dengan mekanisme fully-articulated, bisa ditarik ke samping dan diputar hingga 180 derajat yang tentunya dicintai oleh videografer atau para content creator.

Review-Canon-EOS-R

Di atasnya, ada electronic viewfinder (EVF) berpanel OLED dengan resolusi 3,69 juta dot dan tingkat perbesaran 0,76x. Lalu, pada pelat atas ada panel OLED kecil yang menampilkan sejumlah parameter kamera.

Kontrol Kamera Intuitif

EOS R memiliki pegangan (grip) yang cukup besar, saya tidak menemukan masalah saat dipasang dengan lensa RF 24–105mm f/4 L IS USM. Semua yang kita butuhkan untuk mengatur setting exposure kamera telah tersedia di tombol dan dial atau kenop fisik.

Kenop fisik utama (main dial) didekat tombol shutter secara default untuk mengatur shutter speed. Kemudian, kenop fisik kedua (quick control dial) untuk mengatur nilai aperture. Lalu lewat tombol M-Fn, kita bisa akses white balance.

Pada lensa RF 24–105mm f/4 L IS USM terdapat tiga ring, pertama untuk mengatur focal lenght, kedua untuk manual focus, dan ketiga bisa diatur sesuai keinginan – kalau saya menggunakannya untuk ISO atau exposure compensation. Tombol navigasi di samping layar yakni atas, bawah, kanan, dan kiri juga bisa diatur sebagai shortcut untuk fitur atau setting yang sering kita gunakan.

Menu set yang berisi berbagai shortcut penting seperti AF method, AF operation, drive mode, metering mode, image quality, white balance, picture style, dan aspect ratio bisa diakses melalui tombol set atau ikon Q di layar pojok atas sebelah kanan. Kita bisa menggunakan tombol navigasi maupun layar sentuh untuk menyesuaikannya.

Satu lagi, Canon juga menawarkan cara baru untuk kontrol EOS R yakni M-Fn bar yang berada tepat di samping kanan viewfinder. Bagian kecil ini merupakan semacam touchbar multi-fungsi yang bisa diprogram sesuai kebutuhan, misalnya memberikan akses cepat ke autofocus, ISO, white balance, dan lainnya. Ada dua cara kerjanya yakni dengan mengusap (swipe) dan ketuk (tap) bagian kanan atau kiri.

Slot SD card berada di sebelah kanan, hanya ada satu slot kartu memori di EOS R dan mendukung kartu UHS-II. Akses ke baterai berada di sisi bawah, daya tahan baterainya diklaim menawarkan 370 jepretan sekali charge dan 450 jepretan bila menggunakan power saving mode.

EOS R memakai baterai yang sama dengan DSLR Canon pada umumnya, tipe LP-E6N berkapasitas 1.865 mAh. Uniknya, EOS R bisa diisi daya melalui USB type C – meski dalam paket penjualannya juga disediakan dock charging.

Port USB type C tersebut berada di sebelah kiri, bersama port mini HDMI, microphone eksternal, headphone, dan remote control terminal. Aksesori grip baterai BG-E22 juga tersedia yang memberikan kapasitas pemotretan lebih lama dan kenyamanan saat memotret secara vertikal.

Sample Gallery dari Canon EOS R

Kamera mirrorless full frame 35mm pertama dari Canon ini mengusung sensor CMOS 30,3-megapixel dengan low-pass filter untuk mengurangi efek moiré dan dilengkapi Digital Lens Optimizer untuk mengoreksi difraksi dan aberasi lensa.

Otaknya ialah prosesor gambar DIGIC 8 dengan kecepatan fokus 0,05 detik, dengan sistem autofocus Dual Pixel yang sangat mengesankan. Total ada 5.655 titik fokus yang dapat dipilih, yang mencakup 88% bentang vertikal dan 100% bentang horizontal pada lensa yang kompatibel.

Sistem autofocus-nya dapat bekerja dalam kondisi cahaya rendah EV-6. Fitur eye detection juga turut tersedia, untuk mendeteksi dan memfokuskan pada mata subjek – sangat berguna untuk foto portrait.

EOS R mampu menembak berturut-turut 8 fps dengan AF-S, 5 fps dengan AF-C, dan 3 fps dengan ‘Tracking Priority mode‘. Dengan rentang ISO 100-40.000 untuk foto (dapat diperluas menjadi 50 – 102.400).

Selain itu, EOS R dapat menangkap gambar mentah dalam format 14-bit (CRW) dan terkompresi C-RAW. C-RAW ini dapat mengurangi ukuran file hingga 40% tanpa kehilangan kualitas gambar yang nyata, tentunya dapat menghemat hardisk dan kartu memori.

Berikut hasil foto dari Canon EOS R dengan lensa RF 24–105mm f/4 L IS USM. Lensa ini memiliki nilai aperture konstan f/4 di seluruh rentang zoom. Favorit saya ialah saat memotret dengan EOS R pada panjang fokus 105 mm dan aperture f/4, bokeh yang dihasilkan sangat lembut dan gambar tetap stabil karena lensa ini sudah mendukung Dual Sensing IS untuk meredam getaran saat memotret.

Kemampuan Perekam Video

Video 4K UHD dapat direkam oleh EOS R hingga 25/30 fps menggunakan kompresi ALL-I atau standar IBP dengan bitrate maksimal 480 MBps dan crop 1,7x. Lengkap dengan fitur capture frame 4K, di mana bisa mengambil frame dari rekaman 4K dan menyimpannya sebagai foto.

Jika ingin merekam video 50/60 fps, kita harus turun ke resolusi Full HD. Lalu, untuk video high frame rate hingga 100 fps harus turun lagi ke resolusi HD.

Ya, masalah crop 1,7x pada 4K dan video high frame rate pada HD memang bisa menjadi deal breaker bagi videografer ataupun fotografer profesional yang punya kebutuhan video tinggi.

Lebih lanjut mengenai perekaman videonya, EOS R telah mendukung log gamma yang disebut Canon Log. Fitur ini menyuguhkan fleksibilitas dalam pemrosesan pasca produksi seperti color grading. Dengan perangkat eksternal melalui melalui port HDMI, dengan Canon Log EOS R dapat merekam 4K 10-bit dengan color gamut yang luas.

Verdict

Kontrol intuitif pada EOS R dan respons kamera yang cepat membuat pengoperasian lebih fleksibel. Tentu saja, Anda mungkin perlu waktu untuk beradaptasi. Pada awalnya, saya juga kerap menggunakan fungsi layar sentuh untuk mendapatkan setting exposure yang diinginkan.

Setelah masuk ke menu, menyelam memahami fitur-fitur yang ditawarkan, dan mengkustomisasi tombol, kenop atau dial fisik, ring ekstra pada lensa, dan memaksakan diri menggunakan touchbar. Akhirnya, saya memperoleh kendali penuh dan tenggelam saat memotret menggunakan EOS R.

Jelas bahwa Canon EOS R ditujukan untuk para fotografer kelas kakap, tidak heran bila harga body EOS R dan lensa-lensa RF mahal-mahal. Sebagai yang pertama, saya paham betul bila EOS R masih memiliki sejumlah kekurangan dan sedikit tertinggal dibanding kompetitor penguasa full frame saat ini.

Masa depan Canon bertumpu pada sistem EOS R dan mount RF ini, menggantikan sistem EOS DSLR mereka yang diciptakan hampir 30 tahun yang lalu.

Sparks

  • Dual Pixel Autofocus yang mengesankan
  • Grip besar & kontrol intuitif
  • Prosesor Digic 8 dan mendukung format C-RAW
  • Mount RF yang responsif

Slacks

  • Video 4K dengan crop 1,7x
  • Video high frame rate tersedia di resolusi HD
  • Belum ada in-body stabilization

Canon EOS R Memulai Babak Kompetisi Baru di Segmen Kamera Mirrorless Full-Frame

Ternyata tidak butuh waktu lama bagi Canon untuk merespon peluncuran Nikon Z 7 dan Z 6 dua minggu lalu. Dengan kehadiran Canon EOS R, rivalitas abadi antar keduanya resmi berlanjut sampai ke segmen mirrorless full-frame.

Tidak seperti Nikon yang sempat gagal di kancah mirrorless, Canon belakangan semakin menunjukkan keseriusannya di ranah ini, dan mereka rupanya juga tergiur untuk mengusik dominasi Sony. Canon memang hanya mengumumkan satu kamera mirrorless full-frame, tapi mereka menegaskan bahwa ini baru yang pertama.

Canon EOS R

Di atas kertas, EOS R bisa dibilang duduk di tengah-tengah Nikon Z 7 dan Z 6. Sensor full-frame miliknya yang didampingi prosesor DIGIC 8 ini memiliki resolusi 30,3 megapixel, dengan tingkat ISO 100 – 40000 (dapat ditingkatkan lagi menjadi 50 – 102400). Sensor ini dibekali low-pass filter untuk mengurangi efek moiré, tapi dampaknya ketajaman jadi sedikit berkurang.

Yang sangat mengesankan dari EOS R, layaknya DSLR kelas atas Canon, adalah sistem autofocus Dual Pixel-nya. Total ada 5.655 titik fokus yang dapat dipilih, yang menjangkau 88% bentang vertikal dan 100% bentang horizontal. Fitur eye detection turut tersedia, dan ini absen pada Nikon Z 7 maupun Z 6.

Kemampuan menjepret tanpa henti EOS R tergolong lumayan: 8 fps dengan AF-S, atau 5 fps dengan AF-C. Untuk video, pengguna dapat merekam dalam resolusi maksimum 4K 30 fps langsung ke memory card, atau ke external recorder via HDMI jika membutuhkan bitrate lebih. Opsi slow-motion pun juga tersedia, sayang cuma 120 fps pada resolusi 720p.

Canon EOS R

Sama seperti pesaingnya, EOS R juga menggunakan dudukan lensa baru bernama RF-mount. Diameternya sama persis seperti EF-mount (54 mm), akan tetapi jaraknya ke sensor tentu lebih dekat karena tidak ada lagi cermin (mirrorless), dan ini memungkinkan konstruksi lensa yang lebih simpel dan ringkas.

Alasan klasik menggunakan kamera Canon adalah ekosistem lensanya yang begitu luas, dan ini tentu masih berlaku pada EOS R, sebab Canon telah menyediakan adaptor untuk lensa-lensa EF, EF-S, TS-E dan MP-E. 12 pin elektrik yang digunakan RF-mount juga diklaim bisa mewujudkan komunikasi yang lebih sigap dan mendalam antara kamera dan lensa.

Canon EOS R

Lanjut ke bagian fisik, EOS R mengusung sasis magnesium yang tahan terhadap cuaca ekstrem. Bobotnya berkisar 660 gram, sudah termasuk baterai. Baterainya sendiri diklaim dapat bertahan sampai 370 jepretan, tapi yang unik, EOS R bisa di-charge langsung menggunakan kabel USB layaknya kamera saku.

EOS R dilengkapi layar sentuh 3,2 inci beresolusi 2,1 juta dot yang fully-articulated, alias bisa kita tarik ke samping dan putar-putar sesuka hati, tidak seperti Nikon Z 7 dan Z 6 yang cuma bisa di-tilt ke atas atau bawah. Di atasnya, tentu saja ada electronic viewfinder (EVF) berpanel OLED dengan resolusi 3,69 juta dot dan tingkat perbesaran 0,76x.

Canon EOS R

Namun bagian terunik EOS R berada tepat di samping kanan EVF tersebut. Bagian kecil itu merupakan semacam touchpad multi-fungsi yang akan memberikan akses cepat ke berbagai pengaturan seperti autofocus, ISO atau white balance, dan tentu saja semua ini bisa diprogram sesuai kebutuhan masing-masing pengguna. Wi-Fi maupun Bluetooth juga sudah menjadi fitur standar pada kamera ini.

Secara harga, Canon EOS R lebih mirip Nikon Z 6. Bodinya saja dibanderol $2.300, sedangkan bundel bersama lensa RF 24–105mm f/4 L IS USM dibanderol $3.400. Resmi sudah, jangan ada lagi yang bilang “Canon dan Nikon tidak serius menyikapi persaingan di kancah mirrorless”.

Sumber: DPReview.