Tag Archives: Career

Kiat Memulai Karier Profesional di Lingkungan Startup

Seiring dengan berbagai kemajuan yang ada di industri startup –mulai dari akses pendanaan yang mudah, hingga akselerasi yang kian cepat—menjadikan bisnis ini pilihan bagi seseorang untuk memulai karier, termasuk kalangan fresh graduate. Tidak jarang startup yang mau memberikan gaji yang besar atau kenyamanan yang istimewa dengan ragam fasilitas bekerja dan bersantai di kantor.

Bekerja di startup juga banyak dinilai menjadi sebuah cara yang tepat untuk mengasah kemampuan diri, karena gesitnya laju bisnis kadang memaksa seseorang untuk dapat bekerja dan berinovasi lebih ekstra. Sehingga banyak orang kini mulai mempertimbangkan startup untuk tempat berkarier. Lalu bagaimana kiat menemukan startup yang tepat untuk bekerja, atau setidaknya bisa “menawarkan diri” untuk direkrut, berikut beberapa tips yang dapat diikuti.

Berpartisipasi dalam komunitas atau jaringan startup

Keterlibatan aktif dalam komunitas atau jaringan startup akan mendekatkan seseorang pada peluang karier di lini bisnis tersebut. Tidak hanya mengikuti sesi yang digelar secara langsung, namun termasuk bergabung dalam komunitas yang ada di media sosial atau kanal lainnya. Jika sudah memiliki portofolio atau kompetensi tertentu, maka layak ditunjukkan ketika ada kesempatan berdiskusi mengenai topik terkait.

Kanal komunitas dapat dimanfaatkan untuk “menjual diri”, karena kadang bagian sumber daya manusia di startup pun kesulitan menemukan talenta yang tepat. Dengan menunjukkan kemampuan kita, setidaknya akan masuk ke dalam daftar referensi yang dapat diperhitungkan ketika startup terkait membutuhkan. Atau tatkala kita mendaftarkan diri secara mandiri, setidaknya kompetensi yang dimiliki sudah tidak diragukan lagi.

Mencari informasi secara mandiri

Informasi seputar kesempatan karier umumnya dicantumkan dalam situs resmi startup. Atau kunjungi situs media yang spesifik membahas startup, umumnya di sana akan ada informasi seputar lowongan pekerjaan dari startup. Dari situ kita dapat melihat detail informasi, mengenai posisi apa yang dibutuhkan serta kualifikasinya. Melalui media itu juga sebenarnya kita dapat mengetahui sepak terjang startup, untuk mengetahui sepesat apa bisnis yang sudah berjalan –misal dalam kaitannya dengan ekspansi bisnis atau kredibilitas founder.

Ikuti sesi diskusi atau seminar khusus startup

Acara-acara yang membahas startup juga patut diikuti, di sana ada banyak pemahaman yang akan diajarkan mengenai lingkungan kerja di startup. Banyak tips juga yang bisa didapat untuk dapat bermanuver dengan berbagai kemajuan teknologi. Salah satu acara rutin yang dapat dihadiri adalah #SelasaStartup, diskusi yang menghadirkan tokoh-tokoh startup digital Indonesia yang akan spesifik membagikan ilmu seputar keahlian mereka.

Dengan mengikuti acara semacam ini juga menjadi kesempatan untuk melakukan networking langsung dengan para founder dan tokoh penting lainnya di dalam startup.

Kesempatan Pengembangan Karier Menjadi Alasan Pekerja untuk Bertahan

Belum lama ini, LinkedIn merilis sebuah laporan berjudul “Inside the Mind of Today’s Candidate”. Dalam laporan itu tercatat sebuah hasil survei tentang tuntutan seorang pekerja di tempat kerja beserta alasan yang sering menjadikannya tidak betah berada di tempat tersebut. Studi ini melibatkan sekitar 14 ribu profesional di seluruh dunia, dan lebih dari 300 profesional di Indonesia.

Salah satu temuan dari studi tersebut adalah bahwa lebih dari 90 persen profesional di Indonesia tertarik untuk mendengar tentang peluang karier baru dan faktor pendorong utamanya tidak lagi semata-mata karena pendapatan yang lebih besar. Motivasi terbesar lainnya bagi para profesional di Indonesia untuk mencari kerja adalah kesempatan untuk aktualisasi diri.

Studi juga mengungkap bahwa kesempatan untuk menantang diri mereka untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman menjadi motivasi terbesar kedua. Menariknya survei mengungkap bahwa kompensasi dan tunjangan tidak lagi menjadi faktor pendorong bagi para profesional di Indonesia untuk bertahan di perusahaan, melainkan harapan untuk dapat mengembangkan karier serta posisi di perusahaan, dan diikuti oleh keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan.

“Profesional muda di Indonesia sangat aktif dan sangat memegang kendali atas perjalanan karier mereka. Bahkan, Indonesia memiliki banyak kandidat pasif yang terbuka untuk berbagai kesempatan karier baru. Profesional sering kali pindah kerja dengan alasan pendapatan yang lebih besar, jika mereka merasa kurang mendapatkan kesempatan untuk berkembang,” jelas Vice President of Talent and Learning Solutions LinkedIn Asia Pacific Feon Ang.

Pola pikir seperti ini ternyata berpengaruh terhadap harapan para profesional ke perusahaan tempat mereka bekerja. Studi menemukan bahwa pengakuan atas prestasi sangat berperan penting terhadap perjalanan karier profesional di Indonesia.

Karena profesional di Indonesia masih mengedepankan faktor emosional di tempat kerja. Profesional di Indonesia ternyata ingin merasa dianggap penting bagi perusahaan dengan mendapatkan berbagai informasi berkelanjutan tentang perkembangan perusahaan, dan mereka juga mengharapkan kenyamanan dengan mendapatkan kesempatan untuk menjadi diri mereka sendiri di tempat kerja.

Hal ini unik dan hanya berlaku bagi profesional di Indonesia, karena profesional di Singapura dan Malaysia justru mengungkap bahwa kesempatan untuk dapat menyampaikan pendapat menjadi faktor paling penting di tempat kerja.

Tentang Startup dan Bekerja di Dalamnya

Dalam beberapa tahun terakhir bursa lowongan pekerjaan mulai diramaikan dengan lowongan di perusahaan-perusahaan startup. Mulai dari posisi spesialis di bidang teknologi informasi hingga bagian pemasaran. Banyak yang berpendapat bahwa budaya kerja di startup berbeda dengan budaya kerja di perusahaan mapan. Saya pun berpendapat demikian, malahan menurut saya harus berbeda. Karena memang sesuatu merintis sesuatu itu tidak mudah.

Bekerja di startup menuntut inisiatif diri yang tinggi. Lebih proaktif. Terkadang di startup posisi yang ditempati bukan posisi peninggalan dari senior yang sudah naik pangkat atau keluar, sehingga harus proaktif menyiapkan apa yang harus dilakukan sendiri tanpa melihat rekam jejak rekan kerja terdahulu. Ini mungkin terdengar berat bagi sebagian orang, tapi memang kadang ini terjadi di dunia startup, dan beberapa orang justru menikmatinya.

Selain proaktif menjadi seseorang yang mudah nyaman dengan lingkungan baru. Sesuatu yang sering dipelajari generasi Y dan Z melalu forum-forum dunia maya. Bertukar pikiran (bukan adu hinaan) dengan orang-orang yang belum dikenal melalui media sosial dan sejenisnya. Selanjutnya, bekerja di startup juga dituntut untuk mampu mempelajari hal baru dengan cepat. Hal ini masih berkaitan dengan posisi baru misalnya, atau bahu membahu bersama tim menyelesaikan sebuah permasalahan.

Biasanya dengan struktur organisasi yang kecil startup memecahkan masalah dengan musyawarah dengan anggota tim. Di sini juga menjadi salah satu lahan belajar untuk mengelola permasalahan untuk bidang yang selama ini tidak kita pelajar. Kemudian kita dituntut untuk belajar. Pada akhirnya kita tidak akan berhenti belajar.

Startup yang merupakan perusahaan rintisan tentu punya level permasalahan berbeda dengan perusahaan yang sudah mapan. Para punggawa dituntut mampu menerima dan menyelesaikan permasalahan startup mulai dari bagaimana memulai, bagaimana menjalankan hingga bagaimana mempertahankan. Bertahap dan tentu ada proses belajar di setiap tahapnya. Sebuah pengalaman berharga. Pada intinya startup tidak mencari seorang yang superior. Tapi mencari seorang yang berpikiran positif untuk bersama-sama mengembangkan bisnisnya dan mau belajar, dan tidak semua orang cocok untuk itu.

UI Career & Scholarship Expo XXI 2016 Akan Digelar Bulan Ini

Untuk yang ke-21 Career Development Center Universitas Indonesia (CDC UI) sebagai pusat pengembangan karir dan kualitas sumber daya manusia di bawah Direktorat Hubungan Alumni Universitas Indonesia mengadakan pameran karir dan beasiswa bertajuk “UI Career & Scholarship Expo XXI 2016”. Acara ini akan diselenggarakan pada hari Kamis sampai dengan Sabtu 18 – 20 Februari 2016 bertempat di Balairung Kampus Universitas Indonesia Depok.

Kegiatan ini mengundang lebih dari 50 perusahaan dan instansi yang sedang mencari talenta terbaik. Para perusahaan akan berpartisipasi dalam pameran, presentasi, perekrutan dan juga seleksi wawancara yang dapat diikuti oleh semua peserta. Beberapa perusahan yang akan hadir termasuk PT Bank Mandiri, PT Unilever, PT Nestle Indonesia, PT Bank Central Asia, PT Tokopedia, PT Garena Indonesia dan masih banyak lagi.

Selain itu turut dihadirkan para universitas dan lembaga akademik pemberi dana beasiswa untuk turut menawarkan kesempatannya bagi para pengunjung. Kesempatan beasiswa ini mencakup studi di kancah internasional, dengan beberapa lembaga pendukung di antaranya University of Warwick, IFI Embassy, IDP Education Australia, International Office UI dan sebagainya.

UI Career & Scholarship Expo XXI 2016 akan menjadi penghubung yang baik bagi mahasiswa dan lulusan dari berbagai universitas, khususnya di wilayah Jabodetabek, untuk mendapatkan informasi pekerjaan dan studi lanjut sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Bagi perusahaan juga akan menjadi media untuk menemukan individu terbaik dengan kompetensi sesuai yang dibutuhkan.

Pendaftaran dan informasi lebih lanjut  seputar acara ini dapat diakses melalui laman website resmi UI Career & Scholarship Expo XXI 2016 di http://cdc.ui.ac.id/uiexpo.

Disclosure: DailySocial adalah media partner UI Career & Scholarship Expo XXI 2016

Lima Keuntungan Lebih Bekerja di Startup

Dinamika startup digital yang saat ini makin banyak bermunculan ternyata menjadi peluang yang menguntungkan serta menyenangkan bagi pegawainya. Jika saat ini Anda tertarik untuk bergabung bekerja di startup atau perusahaan teknologi namun tidak memiliki latar belakang pendidikan teknik dan IT, tidak usah ragu untuk mulai mencoba. Saat ini banyak startup justru mencari pegawai dengan latar belakang di luar teknik, IT dan sejenisnya untuk mengisi posisi-posisi tertentu di perusahaan.

Artikel berikut ini membahas beberapa poin penting yang wajib diketahui jika Anda tertarik untuk bekerja di startup, rangkuman nasihat dari Vice President Global Human Resources Apttus, perusahaan yang menyediakan software untuk mendukung penjualan B2B di perusahaan.

Gudangnya peluang kerja

Perusahaan teknologi menciptakan banyak peluang kerja dengan posisi yang beragam. Selalu ada penawaran serta pekerjaan yang menarik di bidang teknologi, hal ini tentunya berbeda dengan perusahaan di luar teknologi yang biasanya hanya memiliki posisi yang sama. Data analisis yang dirilis oleh Phe Research menunjukkan kenaikan jumlah peluang kerja di sektor teknologi pada tahun 2012 mencapai hingga 4 miliar, dan jumlah tersebut diperkirakan semakin meningkat tiap tahunnya.

Peluang luas untuk pekerja non-tech

Saat ini semua peluang bisa diciptakan terkait dengan perusahaan teknologi, mulai dari posisi yang sederhana hingga penulis, staf media sosial dan lainnya. Setiap harinya selalu ada lowongan untuk mengisi posisi tertentu dan tentunya menarik di perusahaan teknologi

Peningkatan karir dan kompetensi diri

Bekerja di startup atau perusahaan teknologi juga merupakan kesempatan terbaik untuk peningkatan karir Anda. Hal ini disebabkan karena pada umumnya perusahaan teknologi atau startup belum banyak memiliki jumlah pegawai, sehingga Anda bisa tumbuh bersama dengan perusahaan. Semakin berkembang perusahaan semakin maju pula karir Anda.

Lebih menyukai pekerjaan dan perusahaan

Sebagian besar pegawai yang bekerja di perusahaan teknologi atau startup menyukai pekerjaan mereka. Hal ini tentunya akan menguntungkan bagi Anda agar setiap harinya Anda bisa menjalankan rutinitas dengan rasa puas, lebih bahagia dan tentunya semakin produktif. Sebagian besar pegawai yang tidak memiliki latar belakang IT atau teknik dan memutuskan bekerja di startup, akan memiliki semangat yang tinggi, selalu ingin tahu dan menghargai pekerjaan yang telah dimiliki.

Teknologi itu menyenangkan

Salah satu keuntungan lain bekerja di startup atau perusahaan teknologi adalah, kultur perusahaan yang lebih fleksibel, casual dan bebas. Mulai dari cara berpakaian, waktu istirahat serta fasilitas pendukung yang menyenangkan dan membuat Anda betah berada di kantor. Semua aspek tersebut saat ini sudah mendarah-daging di startup, dan jika Anda tertarik untuk mencoba bersiaplah menerima lingkungan baru yang menyenangkan, dinamis dan trendi.

Fresh Graduate: Memulai Karier di Korporasi atau Startup

Bagi fresh graduate, memulai karirnya adalah proses belajar / Shutterstock

Meskipun istilah startup (mengacu pada startup teknologi) masih asing bagi sebagian besar masyarakat umum, namun bagi kalangan IT, termasuk mahasiswa, saat ini bisnis tersebut terlihat begitu menawan. Beberapa praktisi dan pakar bahkan begitu menyarankan bagi seorang fresh graduate untuk bergabung di startup guna mengilhami kultur kerja di dalamnya yang syarat dengan perjuang. Meskipun demikian nyatanya korporasi lebih menjanjikan banyak hal. Lalu sebenarnya mana yang lebih menguntungkan bagi pengembangan karier seorang fresh graduate berkompetensi IT, bergabung di perusahaan yang sudah mapan ala Microsoft atau Google, atau menjadi bagian di startup potensial ala Traveloka, Go-Jek atau lainnya. Continue reading Fresh Graduate: Memulai Karier di Korporasi atau Startup