Tag Archives: Carsome

Startup marketplace mobil Carsome dikabarkan akan memutus hubungan kerja (PHK) 10% karyawan regional yang akan dilakukan secara bertahap

Carsome Dikabarkan Segera PHK 10% Karyawan

Startup marketplace mobil Carsome dikabarkan akan memutus hubungan kerja (PHK) 10% karyawan regional yang akan dilakukan secara bertahap. Karyawan dari unicorn asal Malaysia diisukan mulai melepas karyawan yang ada di Indonesia dan Thailand, dan sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan di kantor pusatnya, Malaysia.

Menurut laporan Tech Wire Asia, belum bisa dipastikan pula apakah langkah efisiensi ini dilakukan secara menyeluruh atau hanya berfokus pada tenaga kerja Malaysia terlebih dulu. Carsome sendiri telah beroperasi penuh di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Singapura. Menurut sumber yang mengetahui hal tersebut, pengumuman disampaikan kemarin, PHK bakal dilakukan dalam tiga gelombang yang berbeda.

Startup ini sejak awal tahun aktif merekrut banyak karyawan, terutama pasca mengantongi pendanaan seri E senilai Rp4,1 triliun yang diumumkan pada awal tahun ini. Namun, secara bersamaan berada di industri ini tidak melepas kemungkinan perusahaan akan menanggung beban ekonomi global dan ambang resesi yang diprediksi terjadi tahun depan.

Sebelumnya, mengutip dari Bloomberg, Carsome menunda rencana pencatatan ganda (dual listing) di Singapura dan AS karena kekhawatiran bahwa kondisi ekonomi makro yang memburuk dapat mengurangi valuasinya. Carsome merengkuh posisinya sebagai unicorn asal Malaysia pertama, pasca aksi akuisisi saham iCar Asia pada Juli tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan di tahun lalu, startup ini berhasil menggandakan pendapatannya menjadi $656 juta. Namun kerugiannya melebar lebih dari tujuh kali menjadi $138,6 juta. Peningkatan kerugian ini disebabkan oleh penyesuaian nilai wajar yang merupakan beban non-kas dan tidak terkait dengan kinerja operasi Carsome.

Carsome Indonesia

Carsome berupaya merevolusi proses jual beli mobil dengan pendekatan teknologi. Inovasinya tidak terlepas dari situs sebagai tempat listing saja, tapi juga membuat standarisasi sendiri yang disebut Carsome Certified untuk memberi nilai lebih dari setiap mobil yang dijual melalui Carsome.

Carsome Certified ini bertugas untuk menginspeksi bahwa mobil akan direkondisi dengan standar keamanan tinggi, untuk memenuhi tingkat kenyamanan dan nilai estetik yang ada pada mobil. Terdapat 175 titik inspeksi, meliputi setiap aspek di mobil seperti sasis, undercarriage/bagian kolong mobil, mesin, girboks, kelistrikan hingga interior mobil, dan tes jalan.

Setelah inspeksi, mobil akan dibawa ke Carsome Certified Lab untuk melakukan rekondisi, setelah pemeriksaan terakhir selesai dilakukan oleh tim profesional. Fasilitas ini diklaim tercanggih dan terbesar di Asia Tenggara dengan luas 40 meter persegi yang mampu menampung rekondisi mencapai 4 ribu mobil per bulan.

Bagi konsumen yang tidak puas hanya melihat dari situs, mereka dapat mendatangi titik Carsome Experiencce Center. Lokasinya tersebar di Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang Selatan, Bandung, Depok, dan Malang.

Kepemimpinan tertinggi Carsome Indonesia kini dipegang oleh Andrew Mawikere sebagai CEO per Februari 2022 yang sebelumnya ditempati oleh Delly Nugraha. Pada karier sebelumnya, Andrew adalah founder marketplace B2B e-procurement bernama Mbiz. Kemudian, memimpin Bizzy Digital, platform business-to-business (B2B) untuk logistik dan distribusi rantai pasok terintegrasi yang kini masuk menjadi bagian dari Warung Pintar Group.

Carsome Akuisisi iCar Asia

Carsome Rampungkan Akuisisinya Atas Induk Perusahaan Mobil123 dan Carmudi Indonesia

Carsome Group mengumumkan telah merampungkan akuisisinya terhadap iCar Asia. Mereka mengambilalih 80,1% saham dari Catcha Group dan pemegang saham lainnya. Setelah aksi korporasi ini, Carsome menjadi pemegang saham tunggal di perusahaan listing produk otomotif tersebut.

iCar Asia sebelumnya juga sudah melantai di Australian Stock Exchange (ASX) sejak September 2012. Saat berita ini diterbitkan, kapitalisasi pasar iCar Asia (ASX: ICQ) di kisaran AUD 238,4 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah.

Seperti diketahui, iCar Asia memiliki sejumlah platform listing otomotif yang tersebar di sejumlah negara di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, mereka turut mengoperasikan portal Mobil123 untuk konsumer dan aplikasi SiJari untuk diler mobil. September 2019, iCar Asia juga mengumumkan akuisisinya atas Carmudi Indonesia senilai 42 miliar Rupiah.

Baik Carmudi ataupun Mobil123 saat ini tetap beroperasi dengan mereknya sendiri-sendiri. Selain portal listing,  iCar Asia juga memiliki media otomotif OtoSpirit untuk pasar Indonesia, didirikan sejak 2016.

Dalam rilis resminya, Co-founder & Group CEO Carsome Eric Cheng menyebutkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan iCar Asia sejak Juli 2021. “Kami senang dengan kelancaran penyelesaian akuisisi ini. Kemitraan ini akan memungkinkan kami untuk lebih meningkatkan penawaran di proses pencarian, pertimbangan, pembelian, dan pemenuhan, mencakup seluruh ekosistem otomotif yang berlabuh pada nilai-nilai inti kepercayaan, transparansi, dan teknologi.”

Selain itu diharapkan masuknya iCar Asia dalam sinergi strategis memungkinkan Carsome memberikan solusi dan pengalaman yang lebih beragam di seluruh rantai nilai jual-beli mobil, baik untuk diler maupun konsumer. Apalagi diproyeksikan perputaran bisnis jual-beli mobil bekas kawasan Asia Tenggara setiap tahun menghasilkan nilai lebih dari $55 miliar.

Gerak cepat Carsome

Awal tahun ini, Carsome baru saja mengumumkan penutupan pendanaan seri E senilai $290 juta atau sekitar 4,1 triliun Rupiah; dan berhasil mendongkrak valuasi perusahaan menjadi sekitar $1,7 miliar.

Saat ini mereka berjalan dengan model bisnis C2B2C — tidak hanya membeli dari konsumen dan menjualnya kepada jaringan diler, mereka kini turut menjual mobil bekas secara langsung ke konsumen. Dilengkapi dengan pengalaman O2O melalui experience center yang tersebar di berbagi kota.

Terkait strategi M&A, ini bukan yang pertama dilakukan oleh Carsome. Sebelumnya unit mereka di Indonesia juga telah mengakuisisi mayoritas saham PT Universal Collection, yakni perusahaan jasa lelang mobil dan motor yang telah memiliki kantor cabang di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, hingga Sumatera. Aksi ini dikatakan dapat mendukung strategi omnichannel perusahaan, untuk menawarkan layanan online-offline yang terintegrasi.

Untuk platform car marketplace sendiri, sekarang memang tengah mengalami momentum pertumbuhan cepat. Selain Carsome, sejumlah startup lain juga mendapat pendanaan yang cukup signifikan. Termasuk teranyar Moladin selaku penantang lokal, pertengahan Januari lalu mereka umumkan pendanaan seri A yang mendongkrak valuasi perusahaan di angka 3,3 triliun Rupiah. Selain itu di kancah regional juga ada Carro yang juga telah sampai tonggak unicorn.

Sementara untuk platform listing sendiri, Mobil123 dan Carmudi termasuk yang mendapatkan atensi teratas jika dikaitkan dengan capaian trafik – masuk top 10 situs paling dikunjungi. Selain itu mereka juga memiliki sejumlah pesaing, satu di antaranya adalah Oto.com, OLX Indonesia, GridOto, hingga CintaMobil (bagian dari Dai Viet Group, asal Vietnam).

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Carsome Closes Series E Funding Worth of 4.1 Trillion Rupiah (UPDATED)

The car marketplace platform, Carsome, announced a $290 million Series E funding round 4.1 trillion Rupiah. This round brough the company’s valuation to approximately $1.7 billion, awarding them as one of the largest automotive e-commerce platforms in Southeast Asia.

The round was led by several investors, including the Qatar Investment Authority (QIA), 65 Equity Partners and the Seatown Private Capital Master Fund. Participating also the Mediatek, Sunway, Gokongwei Group, YTL Group, and Taiwan Mobile. QIA was previously rumored to have led Traveloka‘s latest fundraising.

Carsome plans to use the fresh funds to accelerate investments in people, products, technology, data capabilities, infrastructure and regional expansion of its “Carsome Certified” retail brand across their key markets of Malaysia, Indonesia and Thailand.

Earlier in September 2021, Carsome has announced a $170 million series D2 round. Simultaneously, the company also announced a credit (debt funding) worth $30 million to strengthen the car financing business. Then, the company’s valuation increased to $1.3 billion.

Business in Indonesia

Carsome has been operating in Indonesia since 2017 with a consumer-to-business (C2B) business model. They buy used cars from the community, then auction the vehicles off to dealers in its network. However, its business model has developed into C2B2C, instead of purchasing only, they selling used cars directly to consumers.

The online-to-offline approach combines the capabilities of web-based services with experience center outlets spread across various cities. Carsome Indonesia’s Country Head Delly Nugraha said, “We found big opportunity after expanding our business to the B2C segment. As a very retailed segment, in an effort to expand and improve our business, we will start expanding into strategic areas in the future.”

In mid-2021, Carsome has acquired a majority stake in PT Universal Collection to expand its business in car and motorcycle auction services. This resulting in Delly’s appointment as the President Director of PT Universal Collection. This corporate action allows Carsome to expand its network reach, access to finance and leasing providers, and potentially enter the motorcycle market.

Market competition

Carsome’s main competitor in the regional market is Carro. The company was previously announced a $360 million series C funding in mid-2021 led by SoftBank Vision Fund 2, followed by several investors including East Ventures. With the latest funding, both Carro and Carsome have reached the unicorn status.

The ongoing strategy is identical, with the C2B2C model, Carro has the Carro Automall service for its O2O approach. In Indonesia, Carro has taken series of strategic actions, including the Jualo acquisition in 2020 and becoming a shareholder in Allo Bank in early 2022.

As both players rely on web services to reach its final consumers, here’s the traffic comparison graph of the two services for the Indonesian market:

Traffic comparison between Carsome and Carro in Indonesia / Similar Web

In Indonesia, there are also some other players, OLX Autos (formerly BeliMobilGue) which has now been integrated with OLX’s services. The platform focused more on buying cars from consumers — although some of the products that have been inspected are starting to be sold through OLX and other online marketplace channels.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Carsome Umumkan Penutupan Pendanaan Seri E Senilai 4,1 Triliun Rupiah (UPDATED)

Pengembang platform car marketplace Carsome mengumumkan telah menutup putaran pendanaan seri E mereka senilai $290 juta 4,1 triliun Rupiah. Perolehan ini meningkatkan valuasi perusahaan menjadi sekitar $1,7 miliar, memantapkan mereka menjadi salah satu platform e-commerce otomotif terbesar di Asia Tenggara.

Putaran ini dipimpin sejumlah investor, meliputi Qatar Investment Authority (QIA), 65 Equity Partners, dan Seatown Private Capital Master Fund. Turut terlibat di dalamnya Mediatek, Sunway, Gokongwei Group, YTL Group, dan Taiwan Mobile. QIA sebelumnya juga dirumorkan memimpin putaran pendanaan terakhir yang digalang oleh Traveloka.

Carsome berencana menggunakan dana segar untuk mempercepat investasi pada sumber daya manusia, produk, teknologi, kemampuan data, infrastruktur, dan perluasan regional merek ritelnya “Carsome Certified” di seluruh pasar utama mereka di Malaysia, Indonesia, dan Thailand.

Sebelumnya pada September 2021 lalu Carsome mengumumkan telah mendapatkan pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai  $170 juta. Bersamaan dengan itu, perusahaan juga mengumumkan perolehan kredit (debt funding) senilai $30 juta untuk memperkuat bisnis pembiayaan mobil. Kala itu valuasi perusahaan terdongkrak menjadi $1,3 miliar.

Bisnis di Indonesia

Carsome hadir di Indonesia sejak 2017 dengan model bisnis consumer-to-business (C2B). Mereka membeli mobil bekas dari masyarakat, kemudian melelangnya ke diler-diler yang ada di jaringannya. Namun demikian, kini model bisnis mereka berkembang menjadi C2B2C, tidak hanya membeli, mereka kini turut menjual mobil bekas langsung ke konsumen.

Pendekatan yang dilakukan dengan online-to-offline, memadukan kapabilitas layanan berbasis web dengan gerai experience center yang tersebar di berbagai kota. Country Head Carsome Indonesia Delly Nugraha mengatakan, “Setelah mengembangkan bisnis ke segmen B2C, ternyata kita melihat peluang besar. Ke depannya, karena B2C merupakan segmen yang sangat retail, dalam upaya memperluas dan meningkatkan bisnis, kita akan mulai ekspansi ke daerah strategis.”

Pada pertengahan 2021 lalu, Carsome juga melakukan akuisisi saham mayoritas terhadap PT Universal Collection untuk memperluas bisnis di biang jasa lelang mobil dan motor. Sebagai hasil kesepakatan ini, Delly turut ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Universal Collection. Aksi korporasi ini memungkinkan Carsome untuk memperluas jangkauan jaringan, akses ke penyedia keuangan dan leasing, serta berpotensi memasuki pasar sepeda motor.

Kompetisi pasar

Kompetitor utama Carsome di pasar regional adalah Carro. Terakhir Carro mengumumkan pendanaan C pada pertengahan tahun 2021 senilai $360 juta dipimpin oleh SoftBank Vision Fund 2, diikuti sejumlah investor termasuk East Ventures. Dengan pendanaan terakhirnya, baik Carro ataupun Carsome sudah mencapai tonggak unicorn.

Strategi yang digulirkan pun identik sama, mengusung model C2B2C, Carro juga memiliki layanan Carro Automall untuk melangsungkan pendekatan O2O. Di Indonesia, sejumlah aksi strategis turut dilakukan Carro, termasuk melakukan akuisisi Jualo pada tahun 2020 dan masuk menjadi pemegang saham di Allo Bank pada awal 2022 ini.

Karena kedua pemain tersebut mengandalkan layanan web untuk menjangkau konsumen akhirnya, berikut ini perbandingan trafik situs kedua layanan untuk pasar di Indonesia:

Perbandingan trafik situs Carsome dan Carro di Indonesia / Similar Web

Di Indonesia sebenarnya juga ada pemain lainnya yakni OLX Autos (sebelumnya BeliMobilGue) yang kini sudah terintegrasi dengan layanan milik OLX. Fokus utamanya lebih ke pembelian mobil dari konsumen — kendati saat ini beberapa produk hasil inspeksinya juga mulai dijual melalui OLX dan kanal online marketplace lainnya.

*Update: Kami melakukan revisi atas kesalahan penulisan “Jualo” di artikel, sebelumnya “Jubelio”. Jualo diakuisisi Carro pada tahun 2020: simak beritanya di sini.

Country Head Carsome Indonesia, Delly Nugraha / Carsome

Ekspansi Jadi Strategi Kunci Carsome Perluas Ekosistem Penjualan Mobil Bekas di Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar mobil bekas yang berkembang di Indonesia secara bertahap menjadi lebih terstruktur karena ketersediaan persyaratan pembiayaan yang lebih fleksibel, saluran dealer resmi dan terstandarisasi, serta transparansi informasi yang lebih baik. Hal ini juga didukung dengan kehadiran platform dan marketplace online yang menyuguhkan konsep berbeda dalam usaha memaksimalkan potensi pasar.

Salah satu platform jual-beli mobil bekas yang juga sudah tidak asing di dunia  otomotif  adalah Carsome. Mulai masuk ke pasar Indonesia sekitar tahun 2017 dengan model bisnis consumer-to-business (C2B), Carsome menyediakan platform berbasis website untuk masyarakat menjual mobil bekasnya. Selama kurang lebih 4 tahun beroperasi, perusahaan berhasil mencatat sejumlah pencapaian dan  terus berambisi memperluas jangkauan layanannya.

Tim DailySocial mendapat kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Country Head Carsome Indonesia Delly Nugraha terkait perjalanan bisnis dan strategi perusahaan ke depannya. Berbicara mengenai industri penjualan mobil bekas, kini lebih menyorot awareness. Delly turut mengungkapkan bahwa konsep e-commerce mobil bekas layaknya Carsome, sebenarnya masih sangat baru baik di Indonesia maupun Asia Tenggara. Itulah mengapa tingkat kesadaran atau awareness dari potential customer masih terbilang rendah.

“Kita masih dalam tahap membangun awareness. Sampai saat ini kita masih optimis, khususnya di Indonesia. Dukungan paling besar datang dari jumlahdari populasinya, pertumbuhan cukup besar di kelas menengah, serta adanya pergeseran referensi dan daya beli terhadap mobil bekas secara umum menunjukkan potensi pasar yang masih besar sekali,” ujarnya.

Strategi ekspansi bisnis

Sepanjang tahun 2021, perusahaan sudah melakukan ekspansi yang cukup agresif, walaupun masih fokus di Jabodetabek. Salah satunya adalah melengkapi ekosistem bisnis dengan membuka segmen B2B2C. Hal ini ditandai dengan pembukaan Experience Center pertama pada bulan Maret 2021 yang berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda no.1A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Belum lama ini Carsome juga meresmikan lokasi Experience Center baru di daerah Alam Sutera.

Pengalaman yang transparan, tepercaya dan nyaman dalam membeli mobil bekas adalah hal yang sangat krusial bagi konsumen. Lewat layanan CEC, Carsome memastikan bahwa semua mobil yang ditawarkan sudah melewati 175 titik inspeksi. Selain memungkinkan konsumen membeli mobil bekas bergaransi secara aman dan mudah, mereka juga diberi kesempatan untuk melakukan test drive.

“Setelah mengembangkan bisnis ke segmen B2C, ternyata kita melihat peluang besar. Ke depannya, karena B2C merupakan segmen yang sangat retail, dalam upaya memperluas dan meningkatkan bisnis, kita akan mulai ekspansi ke daerah strategis,” kata Delly.

Ia tidak mengungkapkan secara spesifik daerah mana yang akan dituju selanjutnya, namun hingga saat ini Carsome telah memiliki 35 pusat inspeksi di 9 kota di Indonesia. Di tahun ke-4, perusahaan berhasil memproses transaksi lebih dari 100.000 mobil bekas per tahun dengan total nilai transaksi lebih dari 700 juta Dolar AS, dan diperkuat oleh sekitar 1.000 tim di seluruh cabangnya.

Sebagai negara kepulauan, tantangan dalam ekspansi datang dari berbagai sisi, namun Carsome coba atasi satu-per-satu kendala dengan dukungan teknologi yang mumpuni. Perusahaan mengembangkan aplikasi internal untuk memastikan proses bisnis dapat berjalan lancar, lalu membangun sistem training dan sumber daya manusia yan cukup terpadu. Menurut Delly, hal-hal eksternal yang mungkin harus disikapi, seperti transportasi antar pulau, edukasi konsumen, cara komunikasi di tiap daerah merupakan hal yang membuat bisnis semakin menarik.

Bentuk ekspansi bisnis Carsome yang lain adalah dengan mempertajam strategi konsolidasi bisnis. Pada Juli 2021, perusahaan mengakuisisi saham ekuitas perusahaan jasa lelang motor dan mobil bekas offline, PT Universal Collection (PT UC). Menurut Delly, akuisisi ini akan membuka akses pemasok PT Universal Collection ke peluang permintaan yang lebih luas. Jika ini berhasil dapat memperluas aksesibilitas mereka ke pasar mobil bekas.

“Kita ingin membangun kemitraan strategis untuk membantu pertumbuhan Carsome dan melayani konsumen lebih banyak. Ke depannya kita masih akan mencari potensi M&A, namun sekarang masih fokus mengembangkan Universal,” tambah Delly.

Seiring dengan pertumbuhan bisnis, investasi ke perusahaan juga terus mengalir. Seolah tidak mau kalah dengan kompetitor terdekatnya, Carsome umumkan pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai $170 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah. Putaran ini membawa valuasi perusahaan mencapai $1,3 miliar, menguatkan posisinya sebagai unicorn di Malaysia.

Sama seperti perusahaan rintisan lainnya, status unicorn diberikan ketika mencapai valuasi tertentu. Namun Delly pribadi tidak terlalu memikirkan status. Menurutnya, dukungan investasi pasti sejalan dengan optimisme tim seiring perkembangan perusahaan. Ketika disinggung mengenai rencana IPO, Delly belum mau membeberkan informasi yang lebih detail.

Selain angka pertumbuhan dan partner baru yang mendukung strategi ekspansi Carsome, beberapa milestones juga berhasil dicapai di tahun 2021. Perusahaan juga tengah merintis lembaga pendidikan yang fokus pada otomotif, yaitu Carsome Academy. Ini akan menjadi lembaga pendidikan pertama yang terintegrasi dengan platform car marketplace. Selain itu, perusahaan juga telah mendirikan data center sendiri untuk mendorong operasional bisnis yang lebih efisien, efektif dan data-driven.

Layanan terintegrasi

Carsome memiliki integrasi layanan yang cukup erat dengan berberapa marketplace di luar ekosistem perusahaan, seperti Tokopedia, Blibli, dll. Hal ini didorong oleh pergeseran perilaku konsumen yang semakin beranjak ke platform online dalam berbelanja. Kendaraan seperti mobil, ungkap Delly, bukanlah produk consumer goods, dalam prosesnya, ada banyak tahap yang harus dilalui. Maka dari itu, Carsome ingin membina hubungan baik dengan partner di marketplace lain guna menumbuhkan inovasi dengan cross branding/cross selling.

“Harapannya, semakin banyak orang yang merasakan atau paling tidak mencoba pengalaman membeli mobil offline jadi online. Cukup dengan buka gadget. Hal seperti ini akan merubah cara konsumen berbelanja, ini yang kita dorong penetrasi ke pasar dengan kemitraan dengan marketplace,” ungkap Delly.

Dari segi pembayaran, untuk transaksi secara kredit masih membutuhkan pihak ke-3 penyedia layanan finansial. Maka dari itu, teknologi atau digitalisasi yang diterapkan salah satunya bergantung dengan perusahaan mitra. Jika leasing nya sudah sepenuhnya digital, hal ini akan memudahkan pihak Carsome dalam proses transaksinya.

Langkah-langkah membeli mobil cukup panjang, setengah dari proses tersebut sudah disiapkan oleh Carsome melalui platform digital. Untuk pembayaran tunai, prosesnya akan lebih ringkas, namun ketika masuk ke metode kredit, perusahaan cukup bergantung pada kesiapan pihak ke-3 dalam digitalisasi. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan Carsome dalam menjalin kemitraan untuk urusan pembayaran. Saat ini timnya mengakui sudah memiliki sistem informasi yang sangat baik. Proses yang dulu bisa memakan waktu berminggu-minggu, sekarang bisa dalam hitungan hari.

Pandemi sendiri memiliki peran besar dalam digitalisasi. Sebelumnya, butuh waktu nyaris 10 tahun untuk satu platform bisa dikenal oleh publik. Di masa pandemi, angka penetrasi dan pertumbuhan bisa naik 2 kali lipat hanya dalam waktu 1 tahun.

Membangun ketahanan internal

Satu hal penting yang dipelajari perusahaan dari pandemi COVID-19 adalah berubahnya dukungan kesehatan mental dari hal yang “baik untuk dilakukan” menjadi sebuah keharusan dalam suatu bisnis. Tidak mudah untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan saat kita masih bekerja dari rumah. Karena itu, timnya telah mendedikasikan “hari kesehatan mental” dengan kegiatan tertentu untuk individu mau pun tim.

Selain obrolan dan percakapan, perusahaan ingin memperluas dukungan ini menjadi sesuatu yang lebih nyata. Dengan alasan tersebut, timnya menjalin kerja sama dengan platform kesehatan mental, Doctor Anywhere dalam menyediakan Mental Health Self-Assessment Tool bagi para Carsomers untuk menilai diri dan mengenali tanda-tanda kecemasan.

Isu kesehatan mental sudah tidak asing bagi karyawan di seluruh tingkat organisasi. Salah satu pemicunya adalah pandemi yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya untuk pelaku industri otomotif, namun juga yang lain. Pekerja dituntut bisa menyeimbangkan persoalan pribadi dan pekerjaan. Carsome memahami masa2 ini menjadi tantangan untuk individu. Terutama mereka yang bukan hanya bertanggung jawab untuk pribadi namun juga keluarga. Sandwich generation. Ini yang kita sadari, jadi kita punya inisiatif self care month. Untuk membantu anggota keluarga Carsome agar mereka tau bahwa perusahaan peduli pada aspirasi mereka.

“Kami juga paham situasi seperti itu bisa mendorong pegawai bekerja lebih baik, memenuhi kebutuhan mental nya. Hal ini berlaku bagi semua tim Carsome yang tersebar di Jabodetabek dan beberapa wilayah lainnya,” tambah Delly.

Potensi platform jual beli mobil bekas di Indonesia

Dari tahun ke tahun, minat konsumen untuk membeli mobil bekas terus meningkat. Faktor pendukung utamanya sistem pembayaran yang fleksibel dan dealer mobil bekas yang terpercaya, di samping secara harga juga lebih murah. Industri Mobil Bekas di Indonesia disebut telah tumbuh pada CAGR 4,5% berdasarkan nilai transaksi bruto selama periode 2014-2019 dan pada CAGR 2,0% berdasarkan volume penjualan.

Pandemi yang terjadi di awal tahun 2020 sempat memicu perlambatan ekonomi secara keseluruhan, serta perlambatan industri otomotif akibat penurunan daya beli konsumen. Dalam riset berjudul “Indonesia Used Car Market Outlook to 2025″ yang dipublikasi oleh Ken Research, industri mobil bekas diharapkan pulih dari pandemi Covid-19 dan menyaksikan pertumbuhan pada tahun 2025. Meningkatnya permintaan dari kota-kota tingkat-2 untuk mobilitas pribadi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri.

Pada dasarnya, industri ini sangat terfragmentasi dan kompetitif dengan >8.000 dealer beroperasi di pasar. Banyak merek seperti Toyota, Hyundai, Suzuki, Mitsubishi, BMW, dan Mercedes yang juga memiliki program mobil bekas bersertifikat di dalam negeri. Namun dengan kehadiran ragam platform dan marketplace online dalam beberapa tahun terakhir, daya tarik yang tumbuh terhadap platform online diharapkan akan memaksa dealer untuk memperluas kehadiran mereka secara online. Beberapa pemain seperti OLX Indonesia dan Carro merupakan dua pemain yang terbilang besar di industri ini.

Skema platform jual beli mobil bekas di Indonesia / Ken Research

Belakangan, pemerintah sedang masif mendorong pengembangan mobil listrik atau electric vehicle (EV). Namun, Delly mengungkapkan hal ini tidak akan berdampak negatif pada jalannya bisnis penjualan mobil bekas itu sendiri. Menurutnya, ada manfaat tersendiri yaitu pasokan mobil yang lebih banyak. Bagi mereka yang ingin shifting ke mobil listrik atau mau upgrade, akan menjual mobil mereka, dengan demikian B2C punya opsi lebih banyak.

Di tahun 2021, perusahaan mengklaim berhasil mengubah cara pandang orang dalam membeli mobil bekas.

“Di tahun 2022, tujuan besarnya adalah untuk lebih dekat dengan para konsumen di seluruh Indonesia di mana kita bisa memberi layanan yang bisa dinikmati di seluruh penjuru. Ekspansi akan jadi salah satu kunci kita untuk bisa menjadi platorm yang lebih besar di 2022,” ujar Delly.

Carsome Announces Equity and Debt Funding of 2.8 Trillion Rupiah, to Sharpen M&A Strategy

Carsome announced the new series D2 funding round of $170 million or equivalent to 2.4 trillion Rupiah. In addition, the company obtained a credit facility (debt funding) worth $30 million to strengthen the car financing business; complete the total $200 million or 2.8 trillion Rupiah fundraising.

This funding brings the company’s valuation to $1.3 billion, cementing its position as a unicorn in Malaysia.

This investment was participated by a number of companies, including Catcha Group, MediaTek, and Penjana Kapital. The company also backed by previous shareholders, namely Asia Partners, Gobi Partners, 500 Southeast Asia, Ondine Capital, MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, and several others.

Previously, Carsome had also planned to go public via SPAC on the US stock exchange.

Building the centralized car e-commerce ecosystem

In his remarks, Carsome’s Co-founder & Group CEO, Eric Cheng said, the fresh funds raised allowed the company to accelerate traction growth while increasing its car financing business. He also revealed that he is ready to bring Carsome to become an integrated car e-commerce platform by strengthening a connected ecosystem.

Previously, Carsome has launched a new strategy to embrace the B2C segment. It is shown by opening several Experience Centers in several locations, including in Indonesia, enabling consumers to view and buy used car products that have been inspected by the Carsome team.

Initially, Carsome’s business model was more like C2B. Inspecting and buying used cars from consumers, then offering them to the business (in this case the dealership owner) for resale.

Sharpen the M&A strategy

Moreover, this investment allows the company to sharpen its business consolidation strategy. It is by making strategic investments to partner companies or other corporate actions in the form of mergers & acquisitions (M&A).

In July 2021, Carsome has acquired PT Universal Collection, an offline car and motorcycle auction service company from Indonesia. It allows the company to expand its network coverage, access to finance and leasing providers, and potentially enter the motorcycle market. This initiative will also support their omnichannel strategy.

In addition, the company has established a partnership with iCar Asia, as an automotive listing and content platform. It is expected to increase the penetration rate of products in Carsome services.

Service competition

Based on the data, on an annual basis, Carsome has bought and sold cars more than 100 thousand times. It goes along the company’s revenue at $1 billion. This shows that the market is very large, therefore, it is not surprising that the competition is also quite fierce.

Apart from Carsome, there are other regional players who also provide similar services, it’s Carro. They both serve consumers in Indonesia – also taking strategic actions with startups from Indonesia (Carro acquires Jualo).

Carro and Carsome also promote an online-to-offline strategy by presenting outlets to assist in the transaction process. Carro just launched “Carro Automall Point” in late April 2021, currently the used car showrooms are in three locations around Jabodetabek. Meanwhile the Carsome Experience Center has reached 15 cities in Indonesia.

Comparison of visitor traffic of Carsome and Carro in Indonesia / SimilarWeb

In Indonesia, there is also another player, OLX Autos (formerly BeliMobilGue) which has now been integrated with OLX’s services. The main focus is more on buying cars from consumers — although some of the products that have been inspected are also starting to be sold through OLX and other online marketplace channels.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Carsome Umumkan Pendanaan Ekuitas dan Debt 2,8 Triliun Rupiah, Pertajam Strategi M&A

Carsome mengumumkan telah mendapat pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai $170 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah. Selain itu, pihaknya juga mendapatkan fasilitas kredit (debt funding) senilai $30 juta untuk memperkuat bisnis pembiayaan mobil; melengkapi total dana yang diperoleh $200 juta atau 2,8 triliun Rupiah.

Masuknya pendanaan ini membawa valuasi perusahaan di angka $1,3 miliar, menguatkan posisinya sebagai unicorn di Malaysia.

Investasi ini diikuti sejumlah perusahaan, termasuk Catcha Group, MediaTek, dan Penjana Kapital. Didukung pula pemegang saham sebelumnya, yakni Asia Partners, Gobi Partners, 500 Southeast Asia, Ondine Capital, MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, dan beberapa lainnya.

Kabar sebelumnya, Carsome juga telah merencanakan untuk go-public lewat kendaraan SPAC di bursa Amerika Serikat.

Penguatan ekosistem e-commerce mobil terpadu

Dalam sambutannya, Co-founder & Group CEO Carsome Eric Cheng mengatakan, dana segar yang didapat memungkinkan perusahaan mempercepat pertumbuhan traksi sembari meningkatkan bisnis pembiayaan mobil. Ia juga mengungkapkan, siap membawa Carsome untuk menjadi platform e-commerce mobil terintegrasi dengan penguatan ekosistem yang terhubung.

Sebelumnya, Carsome juga telah meluncurkan strategi baru untuk merangkul segmen B2C. Ditunjukkan dengan membuka beberapa Experience Center di beberapa lokasi, termasuk di Indonesia, memungkinkan konsumen untuk melihat dan membeli produk mobil bekas yang sudah diinspeksi tim Carsome.

Awalnya model bisnis Carsome lebih ke C2B. Melakukan inspeksi dan pembelian mobil bekas dari konsumen, lalu melemparnya ke pebinsis (dalam hal ini pemilik diler) untuk dijual kembali.

Strategi M&A akan ditajamkan

Hal lain yang turut disampaikan, investasi ini memungkinkan perusahaan untuk mempertajam strategi konsolidasi bisnis. Yakni dengan melakukan investasi strategis ke perusahaan mitra atau aksi korporasi lain berupa merger & acquisition (M&A).

Juli 2021 ini, Carsome telah mengakuisisi PT Universal Collection, perusahaan jasa lelang mobil dan motor offline asal Indonesia. Memungkinkan perusahaan memperluas jangkauan jaringan, akses ke penyedia keuangan dan leasing, serta berpotensi memasuki pasar sepeda motor. Inisiatif ini juga akan mendukung strategi omnichannel mereka.

Selain itu, perusahaan juga telah menjalin kemitraan dengan iCar Asia, selaku platform listing dan konten otomotif. Diharapkan dapat meningkatkan tingkat penetrasi produk di dalam layanan Carsome.

Kompetisi layanan di Indonesia

Dari data yang disampaikan, secara tahunan Carsome telah melakukan jual-beli mobil lebih dari 100 ribu kali. Hal terebut setara dengan pendapatan perusahaan di kisaran $1 miliar. Artinya pasarnya sangat besar, untuk itu tidak mengherankan jika kompetisi di pasar ini juga sangat sengit.

Selain Carsome, ada pemain regional lainnya yang juga menghadirkan layanan serupa, yakni Carro. Mereka berdua juga sama-sama melayani konsumen di Indonesia – juga melakukan aksi strategis dengan startup dari Indonesia (Carro mengakuisisi Jualo).

Carro dan Carsome turut galakkan strategi online-to-offline dengan menghadirkan gerai untuk membantu proses transaksi. Carro baru meresmikan “Carro Automall Point” pada akhir April 2021 lalu, saat ini showroom mobil bekas tersebut sudah berada di tiga lokasi sekitar Jabodetabek. Sementara Experience Center Carsome sudah menjangkau 15 kota di Indonesia.

Perbandingan trafik kunjungan situs Carsome dan Carro di Indonesia / SimilarWeb

Di Indonesia juga ada pemain lainnya yakni OLX Autos (sebelumnya BeliMobilGue) yang kini sudah terintegrasi dengan layanan milik OLX. Fokus utamanya lebih ke pembelian mobil dari konsumen — kendati saat ini beberapa produk hasil inspeksinya juga mulai dijual melalui OLX dan kanal online marketplace lainnya.

Application Information Will Show Up Here
Carsome Akuisisi PT UC

Carsome Berinvestasi ke PT Universal Collection, Perdalam Strategi Omnichannel

Platform car marketplace Carsome hari ini (06/7) mengumumkan investasinya ke PT Universal Collection (PT UC). Tidak disebutkan besaran nilai yang diberikan. Diketahui PT UC merupakan perusahaan jasa lelang mobil dan motor offline berbasis di Jakarta yang telah memiliki cabang di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, hingga Sumatera.

Sebagai hasil kesepakatan ini, Delly Nugraha selaku Country Head Carsome Indonesia, ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Universal Collection.

Aksi korporasi ini memungkinkan Carsome untuk memperluas jangkauan jaringan, akses ke penyedia keuangan dan leasing, serta berpotensi memasuki pasar sepeda motor. Inisiatif ini juga akan mendukung strategi omnichannel perusahaan, untuk menawarkan layanan online-offline yang terintegrasi.

“Investasi ini menjadi langkah strategis Carsome untuk membuka lebih banyak peluang dan jaringan. Lewat akses PT Universal Collection terhadap penyedia mobil bekas di pasaran, mitra dealer Carsome akan menikmati lebih banyak inventaris yang beragam dan lebih banyak pilihan. Di sisi lain, ini akan membuka akses pemasok PT Universal Collection ke peluang permintaan yang lebih luas, sehingga dapat memperluas aksesibilitas mereka ke pasar mobil bekas,” sambut Delly.

Sebelumnya, untuk mendukung layanan pelanggan, Carsome mulai menghadirkan “Experience Center” guna memudahkan konsumen melakukan transaksi. Berawal dengan model bisnis C2B dengan membeli mobil bekas dari konsumen, kini Carsome juga mulai menjajaki model B2C dengan menjual berbagai varian mobil secara langsung ke konsumen. Sebelumnya produk hasil pembelian hanya disalurkan ke pemilik diler mobil bekas di berbagai kota.

Proposisi nilai dari layanan car marketplace adalah adanya tim profesional yang didedikasikan untuk melakukan inspeksi. Hasil pengujian dan analisis dilaporkan secara transparan, sehingga berpengaruh langsung terhadap harga jual/beli mobil bekas. Konsep ini yang juga menghasilkan proses negosiasi penjualan yang relatif lebih cepat dari sisi konsumen.

Ukuran pasar mobil bekas cukup menggiurkan di Indonesia. Berdasarkan “Carsome Consumer Survey” yang dirilis pada awal 2021, minat jual-beli mobil bekas masyarakat Indonesia pada semester kedua tahun ini masih cukup tinggi. Setidaknya 64% responden mengungkapkan minat untuk membeli mobil bekas pada periode April-September 2021.

Selain Carsome, di vertikal car marketplace ada beberapa pemain lainnya termasuk Carro yang baru mengumukan perolehan pendanaan teranyar dan menambah daftar unicorn dari Singapura. Untuk pemain lokal, ada OLX Autos yang terintegrasi dengan platform iklan baris OLX; juga Garasi.id yang terafiliasi dengan online marketplace Blibli.

Carsome sendiri juga dikabarkan tengah merampungkan penggalangan dana putaran terbarunya dengan target $200 juta — jika berhasil, maka valuasi perusahaan juga terdongkrak di atas $1 miliar dan berkesempatan menjadi unicorn pertama Malaysia. Akhir tahun 2020 lalu Carsome juga telah membukukan pendanaan seri D senilai $30 juta atau setara 424 miliar Rupiah.

Selain itu, opsi go-public melalui SPAC maupun IPO konvensional juga dikatakan telah masuk dalam agenda perusahaan di tahun ini.

 

Carsome IPO

Segera Menyusul Jadi Unicorn, Carsome Rencanakan Go-Public di Bursa Amerika Serikat

Platform car marketplace sedang mendapatkan perhatian lebih. Setelah Carro mengumumkan capaian menjadi unicorn, kabar selanjutnya datang dari sang rival Carsome yang segera menyusul menjadi unicorn dan melantai di bursa Amerika Serikat.

Carro dan Carsome adalah startup asal Singapura dan Malaysia, namun keduanya telah memiliki kehadiran di Indonesia.

Menurut sumber Bloomberg, Carsome tengah bekerja dengan penasihatnya untuk membukukan valuasi hingga $2 miliar dalam pencatatan publiknya — baik lewat kendaraan SPAC maupun IPO konvensional. Targetnya bisa rampung sekitar akhir tahun.

Sebelumnya disampaikan oleh DealStreetAsia, bahwa Carsome tengah mengupayakan pendanaan berikutnya dengan target $200 juta — jika berhasil, maka valuasi perusahaan juga terdongkrak di atas $1 miliar dan berkesempatan menjadi unicorn pertama Malaysia.

Akhir tahun 2020 lalu Carsome juga telah telah membukukan pendanaan seri D senilai $30 juta atau setara 424 miliar Rupiah. Investor yang terlibat meliputi Asia Partners, Burda Principal Investments, dan Ondine Capital. Sejauh ini menjadi all-equity financing terbesar dalam industri otomotif online di Asia Tenggara.

Setahun sebelumnya, tepatnya awal Desember 2019, Carsome mengumumkan perolehan pendanaan seri C senilai $50 juta. Putaran ini didukung MUFG Innovation Partners, Daiwa PI Partners, Endeavour Catalyst, Ondine Capital, serta investor di putaran sebelumnya termasuk Gobi Partners dan Convergence Ventures.

Momentum bisnis car marketplace

Akhir-akhir ini tampaknya platform car marketplace sedang naik daun, tidak hanya di Asia Tenggara, layanan serupa di India “Spinny” dikabarkan tengah dalam finalisasi putaran pendanaan terbaru mencapai $100 dipimpin Tiger Global Management. Kabar ini pertama kali diberitakan Money Control. Jika berhasil, investasi akan mendongkrak valuasi perusahaan di angka $800 juta.

Analisis kami, ada sebuah proyeksi momentum pertumbuhan pesat pasar jual-beli kendaraan bekas. Salah satu yang cukup terlihat adalah terkait pergeseran menuju kendaraan listrik. Di Indonesia sendiri beberapa pihak –termasuk pemerintah—sudah mulai menyusun roadmap konversi ke kendaraan listrik, targetnya tahun 2030.

Di masa transisi, tentu kalangan pengguna mobil saat ini [khususnya menengah atas] akan memadati arus peralihan. Mereka berkemungkinan memenuhi pasar-pasar mobil bekas untuk menukarkannya dengan unit mobil listrik baru. Di satu sisi, harga jual mobil konvensional yang kemungkinan turun akan membuka segmen baru pemilik mobil dari kalangan di bawahnya.

Platform car marketplace seperti Carsome dan Carro memfasilitasi proses transaksi dari hulu ke hilir dengan model bisnis C2B, B2B, dan B2C. Di C2B, mereka menghadirkan layanan inspeksi dan membeli mobil bekas secara langsung dari konsumen. Platform digital, pusat inspeksi, hingga pakar yang disediakan memungkinkan proses penilaian dan penjualan mobil terjadi secara lebih efisien.

Sementara di B2B, platform yang menampung mobil bekas dari pelanggan juga menyuguhkan kepada pemilik diler untuk melelang mobil yang telah diinspeksi untuk dijual lagi di berbagai kota. Sementara di B2C mereka menjual mobil terinspeksi secara online melalui situs dan/atau aplikasi.

Proposisi nilainya jelas kuat, karena konsumen akan merasa terbantu dengan hasil inspeksi transparan yang dilakukan, sehingga meningkatkan keyakinan untuk memproses pembelian mobil bekas tersebut.

Di lain sisi, faktor lain seperti kondisi pandemi juga menjadi pendorong di sisi supply-demand, karena adanya kebutuhan masyarakat untuk memiliki fasilitasi mobilitas yang lebih aman dan nyaman. Beberapa yang tadinya menggunakan kendaraan umum berpotensi terdorong membeli mobil [bekas] untuk kebutuhan harian, karena kendaraan privat dinilai lebih aman dari penularan virus.

Di Indonesia, baik Carro dan Carsome memaksimalkan strategi penetrasi ke berbagai kota lewat strategi O2O. Mendukung transaksi yang dilakukan lewat digital, mereka menghadirkan titik-titik yang menjadi pusat inspeksi dan showroom. Pendekatan ini jelas dibutuhkan, karena pada kenyataan kegiatan transaksi mobil bekas masih didominasi dengan pendekatan konvensional melalui diler-diler yang berada di hampir semua kota.

Namun menariknya, para startup yang bermain di ranah ini mengaku mendapatkan traksi yang konsisten meningkat setiap tahunnya. Bahkan Carsome mengatakan, di tengah pandemi, pada Q4 2020 mereka berhasil membukukan pendapatan tertinggi yang jumlahnya dua kali lipat dari periode sebelum pandemi. Selain itu, Carsome juga berhasil mencapai profitabilitas operasional group pada Q4 2020.

Pada November 2020, General Manager Carsome Indonesia mengatakan, secara keseluruhan mereka juga sudah membantu menjual lebih dari 100 ribu mobil bekas di wilayah operasionalnya, yakni di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Application Information Will Show Up Here

Carro Announces Series C Funding and Unicorn Status, Stirring Car Marketplace Competition

The used car marketplace platform Carro today (15/6) announced Series C funding worth $360 million or equivalent to 5.1 trillion Rupiah. The round was led by SoftBank Vision Fund 2, participated by a number of investors including East Ventures. Carro claims to have reached “unicorn” status with this investment round, aka reaching a valuation of more than $1 billion.

This funding continues the previous ones the company secured for the last few years. In 2020, Carro received debt funding from a number of investors, following the series B round which was closed in the first quarter of 2019. From the seed investment in 2015 until 2020, Carro managed to reach valuation of around $291 million.

The investors involved include Alpha JWC Ventures, B Capital Group, NCore Ventures, Golden Gate Ventures, Endeavor Catalyst, Mitsubishi Corp, and a number of others. SoftBank Group had previously invested in Carro in 2016 through SoftBank Ventures Asia.

Carro is to channel the fresh funds to strengthen its market position and expand its products in the markets of Indonesia, Thailand, Malaysia and Singapore. Carro will also increase its financial services portfolio by expanding beyond in-house loan financing, as well as accelerating the development of AI capabilities.

Carro management team / Carro

Last April, Carro Indonesia stated that their services managed to record total sales of used car units of over 100% in Q1 2021 compared to Q4 2020. In terms of business as a whole, Carro claims to have posted revenue growth of more than 2.5x as of March 2021 and continued its positive EBITDA position for the second year in a row.

The next round, based on the founder’s statement to e27, the company is considering to go public. It is said that the plan will be finalized in the next 18-24 months.

Within its company group, Carro also oversees several digital platforms, such as Genie (Singapore), myTukar (Malaysia), and Jualo (Indonesia).

Market Competition

In the category of purchasing (C2B) and selling (B2C) used cars, Carro competes directly with Carsome — both are regional players with business bases in Indonesia and some countries.

The business model is similar, for C2B they buy consumer cars instantly by conducting thorough inspections. The company provides checkpoints at strategic locations — while purchase requests can be made via the website. The purchased cars are then sold to car dealership owners for re-marketing.

As for the B2C model, the cars that were successfully purchased and inspected were re-sold through their digital platform. The unique value offered is the result of inspection, considering that the goods being sold are used stuff. They also work with financial institutions to peddle credit schemes.

Based on an site visits analysis in Indonesia and Malaysia, Carsome is currently superior to Carro. In each country they operate different sites, such as in Indonesia: Carsome.id and Carro.id; as well as in Malaysia: Carsome.my and myTukar.com.

Carro vs Carsome stats in Indonesia:

myTukar vs Carsome stats in Malaysia:

In terms of funding, Carsome has secured a series D funding round from a number of investors at the end of 2020. From the seed round to the last round, Carsome’s estimated valuation has reached $250 million. Endeavor and the Mitsubishi unit were involved in financing Carsome and Carro.

A recent report published by DealStreetAsia says that Carsome is in the midst of seeking more than $200 million in new funding — and potentially turning them into the next unicorn.

According to company’s submitted data, in Q4 2020 Carsome managed to record the highest revenue, which was double the period before the pandemic. In addition, Carsome also managed to achieve group operational profitability in Q4 2020.

In Indonesia, there are also other players, OLX Autos (formerly BeliMobilGue) which has now been integrated with OLX’s services. The main focus is on buying cars from consumers — although some of the inspection products are currently starting to be sold through OLX and other online marketplace channels.

Carro and Carsome also promote an online-to-offline strategy by presenting outlets to assist the transaction process. Carro just launched the “Carro Automall Point” in April 2021, currently the used car showrooms are located in three areas around Jabodetabek. Meanwhile, Carsome has recently launched the “Experience Center” in early April 2021. For its own inspection points, Carsome has covered 15 cities in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here