Tag Archives: cashback app

ShopBack Indonesia

Menilik Perkembangan Bisnis ShopBack Setelah Bukukan Pendanaan Lebih dari 1,1 Triliun Rupiah

Setelah mengantongi putaran pendanaan seri F sebesar $80 juta atau sekitar 1,18 triliun rupiah bulan Juni 2022 lalu, startup agregator cashback ShopBack dikabarkan memiliki rencana untuk melakukan IPO. Putaran pendanaan tersebut membawa total modal yang dikumpulkan oleh ShopBack menjadi lebih dari $310 juta, membawa valuasi perusahaan di angka [sekitar] $900 juta.

Teranyar, salah satu unit milik Temasek, yakni 65 Equity Partners Holdings Pte akan bergabung ke dalam putaran seri F tersebut. Disebutkan juga oleh perwakilan dari 65 Equity Partners, investor yang terlibat dalam putaran pendanaan Seri F ini, nantinya akan mendapatkan board seat di ShopBack.

Rencana IPO di Singapura

Dilansir dari Bloomberg, ShopBack berencana melakukan IPO di Singapura. Perusahaan juga melirik potensi IPO di negara lain seperti Hong Kong, Australia, dan New York.

Sebelumnya, ShopBack mendapat pendanaan sebesar $45 juta (Rp643,5 miliar) yang dipimpin oleh EV Growth dan Rakuten serta partisipasi EDBI dan investor lainnya.

Galuh menyebutkan, saat ini perusahaan masih baru memasuki proses di tahap awal, dan ke depannya akan terbuka menyampaikan berbagai kemungkinan yang ada.

Saat ini ShopBack mengantongi 35 juta pengguna dan beroperasi di 10 negara, termasuk Singapura, Indonesia, Korea Selatan, dan Australia. Tahun lalu, ShopBack memperluas layanannya dengan mencaplok platform “Buy Now, Pay Later” (BNPL) Hoolah asal Singapura.

Setelah akuisisi Hoolah, ShopBack menunjuk Hamish Moline, mantan CMO di perusahaan fintech Australia Zip Co., sebagai Managing Director untuk layanan keuangan.

Memperluas model bisnis

ShopBack didirikan di 2014 oleh Henry Chan dan Joel Leong. Sejak beberapa tahun lalu perusahaan juga mulai merambah ke bisnis model yang lain di luar online cashback. Misalnya, ShopBack Voucher, layanan yang memungkinkan pengguna ShopBack untuk membeli voucher dari rekanan, baik dengan pembayaran melalui debit/kartu kredit, ataupun dengan cashback yang ada di akun ShopBack pengguna. Layanan ini tersedia di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura.

Selain itu, ada ShopBack Mart, yang menyatukan pengalaman belanja online to offline. Dengan ShopBack Mart, pengguna bisa berbelanja di toko offline, melakukan scanning terhadap struk belanja, dan mendapatkan cashback. Layanan ini tersedia di Taiwan.

Mulai akhir tahun lalu, mereka juga merilis ShopBack Pay dan ShopBack PayLater, yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan keringanan bayar 3x dengan bunga 0%. Saat ini, ShopBack Pay dan PayLater ada di beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, dan Thailand. Di luar dari itu, perusahaan juga mempunyai beberapa prototype business model yang sedang diuji-coba, termasuk di Indonesia.

“Seperti semua business model, tantangannya adalah bagaimana agar produk yang kami luncurkan bisa sesuai dengan masyarakat dan diterima oleh kebanyakan orang,” kata General Manager ShopBack Indonesia Galuh Kirana.

Terkait dengan target ShopBack untuk pasar Indonesia, Galuh mengungkapkan untuk bisa menjadi aplikasi yang membuat belanja tidak hanya menyenangkan, tapi juga memberikan keuntungan. Perusahaan juga ingin terus membesarkan komunitas smart shopper di Indonesia.

Di luar hal tersebut, dari sisi bisnis, mereka ingin terus berkembang dan menjadi rekan bisnis yang dapat membantu partner mencapai tujuan untuk menjadi perusahaan yang profitable.

Di Indonesia sendiri, menurut data SimilarWeb situs ShopBack menempati peringkat 6 di antara platform e-commerce lainnya dengan kunjungan bulanan rata-rata hampir 600 ribu, tertinggi untuk kategori layanan cashback. Mengindikasikan basis pengguna yang cukup besar ke layanan ini. Sementara di Google Play, untuk kategori Shopping, ShopBack menempati peringkat 19 — di bawah aplikasi e-commerce dan tertinggi untuk jenis aplikasi serupa.

Application Information Will Show Up Here
Mario Gaw, Cashbac's Co-Founder and CEO during product announcement / DailySocial

Cashbac is Introduced as The Lifestyle Platform for “Instant Reward”

Several years of experience in developing Uangku and Dimo has become a great lesson for PT Global Pay Indonesia to build a new platform called Cashbac. It gives an instant reward for many lifestyle transactions. For merchants, it offers a dashboard to help them understand and manage its consumers.

Cashbac was founded in early 2018 and officially launched today (4/18). It has been supported by SMDV and reached at least 200 offline merchants in Jabodetabek, in which 90% of those are engaged in food & beverage sector. The rest are in health and beauty.

During its initial launching, Cashbac partners with UOB as credit card providers by giving interesting offers.

Cashbac is now available as the lifestyle revolution for urban society. We believe in this era, people are getting smarter in consuming lifestyle that can give them multiple benefits. Cashbac answers it by giving unlimited rewards for users,” Mario Gaw, Cashbac’s CEO and Co-Founder, said.

Power user

Cashbac’s targets are the mid-high social economy class with high spending power. This segment seems to be abandoned because many digital services focused on acquiring as many users as possible.

The consumer’s segment is the credit card users (includes debit card that can be used for online transactions, such as Jenius, Digibank, and Permata Card). Assuming, there is only 10 million credit car users in Indonesia and 70% of those stay in Jabodetabek. This “small” group consists of those capable to spend big money.

The CEO confirmed that the additional payment option is not a priority for now. Since Cashbac’s business model is a performance-based fee, it’s obvious that they’re focused on this kind of transactions.

The way of using Cashbac is similar to any credit card transaction. The advantage is every transaction through the app will be receiving cashback (comes in vary) directly after the transaction’s done.

Transaction via an app is available by tapping on the Cashbac beacon machine or using Pay by QR, a development of Dimo’s technology.

Cashbac is using a third-party payment gateway for the transaction and claimed to not keeping the user’s data. It is secured with back-end system by payment gateway provider and the availability of 6 digit PIN. Cashback can wipe the user’s data (includes credit card) when there are multiple errors of password (assuming it’s performed by someone else, not its owner).

Merchant’s ammo

The strongest feature of Cashbac is its partnership with merchants. It provides merchants with analytic dashboard and beacon machine to help them observe user’s habit and demand. In the end, this data can be used to increase personalization.

Beacon can broadcast merchant’s products information via Bluetooth or notification in the operating system (the latter is only available for Android). The marketing technique is expected to be more effective and personalized with the opt-in and opt-out options.

This year’s target

The company targets to partner with 2000 merchants by the end of the year and expands in groceries, fashion, and travel sector.

“We are very optimistic about the increasing number of targets by this year and will continue to increase partnerships with other payment options so that Cashbac can be available for the urban society, not only in Jakarta but all throughout Indonesia. We believe the urban society will associate Cashbac as their Lifestyle Jaman Now in the future,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Co-Founder dan CEO Cashbac Mario Gaw saat peluncuran resmi layanan ini / DailySocial

Cashbac Dihadirkan Sebagai Platform Gaya Hidup yang Memberikan “Instant Reward”

Pengalaman membangun Uangku dan Dimo, yang masih terus dikelola sampai sekarang, menjadi pelajaran berharga PT Global Pay Indonesia untuk membangun platform baru bertajuk Cashbac. Di sisi konsumen, Cashbac memberikan instant reward untuk berbagai transaksi gaya hidup. Di sisi merchant, Cashbac menyodorkan dashboard yang dapat membantu mereka memahami dan mengelola konsumennya.

Berdiri sejak awal tahun 2018 dan baru diperkenalkan secara resmi hari ini, (18/4), Cashbac, yang di awal juga didukung SMDV, telah merangkul setidaknya 200 merchant offline di area Jabodetabek yang 90% di antaranya bergerak di sektor food & beverage. Sisanya adalah klinik kesehatan dan kecantikan.

Di awal peluncurannya, Cashbac bekerja sama dengan Bank UOB sebagai penyedia layanan kartu kredit dengan memberikan penawaran yang menarik.

Cashbac hadir menjadi sebuah revolusi gaya hidup bagi masyarakat urban. Kami percaya saat ini masyarakat semakin pintar dalam mengonsumsi gaya hidup yang juga mampu memberikan keuntungan berlipat bagi mereka. Cashbac menjawab hal tersebut dengan memberikan rewards tanpa batas bagi pengguna, ungkap Co-Founder dan CEO Cashbac Mario Gaw.

Power user

Cashbac menyasar pasar social economy A dan B yang memiliki spending power tinggi tetapi selama ini terkesan “terpinggirkan” karena kebanyakan layanan digital fokus untuk memperoleh pengguna sebanyak-banyaknya.

Segmen konsumennya adalah mereka yang telah memiliki kartu kredit (meskipun kartu debit yang bisa digunakan bertransaksi online, seperti Jenius, Digibank, dan Permata Card juga bisa digunakan). Diasumsikan di Indonesia hanya ada sekitar 10 juta pemilik unik kartu kredit dan 70% di antaranya berdomisili di Jabodetabek. Meskipun jumlahnya terkesan “kecil”, mereka adalah konsumen yang mampu bertransaksi dengan nominal besar.

Mario mengonfirmasi penambahan metode pembayaran belum akan menjadi prioritas saat ini. Mengingat model bisnis Cashbac yang bersifat performance based fee, wajar jika mereka memfokuskan usaha ke transaksi-transaksi seperti ini.

Di sisi konsumen, sebenarnya konsep penggunaan Cashbac tidak berbeda dengan bertransaksi menggunakan kartu kredit biasa. Bedanya, kita bertransaksi via aplikasi dan akan menerima cashback (yang jumlahnya bervariasi) secara langsung usai bertransaksi.

Transaksi melalui aplikasi bisa dilakukan dengan tap ke mesin beacon Cashbac atau menggunakan skema Pay by QR yang menjadi pengembangan teknologi Dimo.

Cashbac menggunakan payment gateway pihak ketiga untuk pemrosesan transaksi dan mengklaim tidak menyimpan data kartu kredit konsumen. Pengamanan data kartu kredit dilakukan secara back end bersama penyedia payment gateway dan di aplikasi menggunakan PIN enam digit. Cashbac bisa menghapus (wipe) data pengguna (termasuk informasi kartu kredit) seandainya terjadi kesalahan PIN sampai berkali-kali sehingga diasumsikan perangkat berada di tangan orang yang salah.

Amunisi bagi merchant

Sesungguhnya kekuatan terbesar Cashbac ada di sisi kemitraannya dengan merchant. Cashbac mempersenjatai merchant dengan dashboard analitik dan perangkat beacon yang bisa membantu merchant memahami perilaku dan kebutuhan konsumen, sehingga bisa meningkatkan personalisasi yang lebih baik.

Perangkat beacon Cashbac
Perangkat beacon Cashbac

Beacon yang disediakan bisa mem-broadcast informasi soal produk-produk yang disediakan merchant ke pengguna melalui bluetooth ataupun notifikasi di level sistem operasi (khusus yang terakhir hanya tersedia untuk smartphone Android). Diharapkan teknik pemasaran ini lebih efektif dan terpersonalisasi dengan opsi opt-in dan opt-out yang disediakan.

Target tahun ini

Pihak perusahaan menargetkan bisa bermitra dengan 2000 merchant sampai akhir tahun dan memperluas kemitraan dengan partner di sektor groceries, fashion, dan travel.

“Kami sangat optimis akan target peningkatan jumlah merchant di tahun ini dan akan menambah kerja sama dengan metode pembayaran lainnya sehingga Cashbac dapat dinikmati oleh semua kaum urban, tak hanya di Jakarta tetapi juga di Indonesia. Kami yakin kaum urban akan mengasosiasikan Lifestyle Jaman Now dengan Cashbac ke depannya,” pungkas Mario.

Application Information Will Show Up Here

Shopback Expands Business to Australia and Build Two New R&Ds

Shopback, a Singapore-based cashback aggregator startup, announces expansion to Australia as the 7th operational area after receiving fresh funding of Rp338 billion led by Credit Saiso. The new office is planned to be functioned in the second quarter of 2018.

“We prefer Australia because it’s mature enough and its good appreciation of e-commerce. The number of transaction there has reached three times higher than Indonesia with only 25 million population,” explained Indra Yonathan, Shopback Indonesia’s Co-Founder and Country Head on Wednesday (1/24)

Besides Australia, Shopback also added two new R&Ds in Vietnam and Taiwan. The new offices will support Shopback’s central R&D in Singapore in developing groups of technology and product in the future.

For Yonathan, the team selected Vietnam and Taiwan to be R&D offices because demographically, the engineering talents are superb. It is what Indonesia has not achieved. Later, the experts are expected to share the knowledge for local talents.

“The funding will not be used for massive marketing. We want to evolve by creating new products. By these means, a large engineering team is neecessary. Should be increased by two or three times.”

Grouply, Shopback has operating in six countries namely Singapore, Malaysia, Philippines, Indonesia, Taiwan and Thailand. Indonesia has become the biggest contributor with 30%-40% in group.

In total, Shopback has partnered up with 1,300 e-commerce players. It has reached 3.2 million users, with total purchasing of SG$22 million per month. The site has been visited for more than 5 million times in a month and its app has been downloaded more than 1.5 million times.

Shopback Indonesia’s business target

Yonathan continued, by the end of this year, they targeted the whole business growth to increase by three times. Therefore, the company will conduct more marketing activities aggresively by giving some incentive to those who successfully refer to new users.

This refferal strategy is proven to be more effective. Considering the company’s research results, Shopback has currently using word-of-mouth marketing strategy. Besides, it’s going to expand partnership with brands and targeting SMEs on e-commerce platform.

“We want to reach around 1000 online SMEs to be our partners.”

The new features of Shopback Indonesia includes price comparison of online tansportation, discount coupon aggregation and top-up balance price.

Within two years operation, the business growth is claimed to reach 300% up and given approximately Rp60 billion cashback to its users. In total, Shopback has 1.8 million users and 180 e-commerce.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Shopback Umumkan Ekspansi ke Australia dan Bangun Dua Lokasi R&D

Shopback, startup agregator cashback asal Singapura, mengumumkan akan segera ekspansi ke Australia sebagai negara ketujuh wilayah operasinya, pasca mendapatkan kucuran dana segar senilai Rp338 miliar dipimpin oleh Credit Saiso. Kantor barunya tersebut direncanakan beroperasi pada kuartal kedua tahun 2018.

“Kami pilih Australia karena sudah cukup mature dan pemahamannya terhadap e-commerce sudah sangat baik. Di sana, jumlah transaksinya sudah tiga kali lipat dari Indonesia meski jumlah penduduknya hanya 25 juta orang,” terang Co-Founder dan Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan, Rabu (24/1).

Selain ekspansi ke Australia, Shopback juga menambah dua lokasi R&D terbaru di Vietnam dan Taiwan. Kantor tersebut akan mendukung pusat R&D Shopback di Singapura dalam pengembangan teknologi dan produk secara grup ke depannya.

Menurut Yonathan, pihaknya memilih kedua negara tersebut sebagai kantor R&D lantaran secara demografis memiliki talenta di bidang engineering-nya yang sudah mumpuni. Kondisi tersebut dinilai belum terjadi di Indonesia. Nantinya tenaga senior tersebut diharapkan bisa mentransfer ilmu ke para talenta lokal.

“Dari hasil funding yang kami dapat, tidak akan kami pakai untuk marketing gila-gilaan. Kami ingin kembangkan pasar dengan menghadirkan banyak produk baru. Untuk itu butuh tim engineering yang banyak. Kalau bisa, tim-nya bisa tambah dua sampai tiga kali lipat.”

Secara grup, Shopback telah beroperasi di enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, Taiwan, dan Thailand. Indonesia menjadi kontributor terbesar dengan sumbangsih sekitar 30%-40% secara grup.

Secara total, Shopback telah bermitra dengan 1.300 perusahaan e-commerce. Penggunanya mencapai lebih dari 3,2 juta orang, sementara total penjualannya sebesar SG$22 juta per bulannya. Situs Shopback sendiri telah dikunjungi lebih dari lima juta kali dalam sebulannya dan aplikasinya sudah diunduh lebih dari 1,5 juta kali.

Target bisnis Shopback Indonesia

Yonathan melanjutkan sampai akhir tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis Shopback Indonesia secara keseluruhan dapat tumbuh hingga tiga kali lipat. Untuk itu, perusahaan akan melakukan sejumlah kegiatan marketing yang lebih agresif dengan memberikan sejumlah insentif kepada para pengguna yang berhasil memberikan referensi ke pengguna baru.

Strategi referral seperti ini dinilai lebih efektif. Pasalnya, menurut hasil riset yang dilakukan perusahaan, selama ini strategi pemasaran Shopback lebih ke arah word-of-mouth. Tak hanya itu, Shopback juga akan memperbanyak kerja sama dengan brand dan mulai menyasar UMKM yang telah berjualan di platform e-commerce sebagai mitra.

“Kami ingin menggaet sekitar 1000 UKM yang berjualan online untuk masuk sebagai mitra kami.”

Fitur terbaru yang dihadirkan Shopback Indonesia diantaranya pembandingan harga, mulai dari transportasi online, agregasi kupon diskon, dan harga pulsa.

Dua tahun Shopback Indonesia beroperasi, pertumbuhan bisnisnya diklaim mencapai 300% dan telah memberikan cashback sekitar Rp60 miliar kepada penggunanya. Adapun total pengguna Shopback mencapai 1,8 juta orang dan 180 mitra e-commerce.

Aplikasi Pemberi Cashback Snapcart Resmi Meluncur

 

snapcart

Meningkatnya tren e-commerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah memunculkan beragam pilihan untuk mendapatkan layanan cashback secara online di wilayah ini. Kini muncul satu lagi startup baru yang ingin memberdayakan peluang tersebut bernama Snapcart. Aplikasi lokal ini pada dasarnya membantu pengguna mereka untuk mendapatkan cashback dari aktivitas belanja yang dilakukan sehari-hari secara offline hanya dengan mengambil foto struk belanja.

Continue reading Aplikasi Pemberi Cashback Snapcart Resmi Meluncur