Tag Archives: Cashflow

Aplikasi Catatan Keuangan BukaWarung

Selepas Demo Day Y Combinator, BukuWarung Dapat Pendanaan Baru untuk Matangkan Strategi Monetisasi

Pengembang aplikasi pengelola arus kas pengusaha mikro BukuWarung, mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan dengan nilai yang tidak dikemukakan. Pendanaan ini didapat setelah mereka melakukan demo day dalam rangkaian agenda program akselerator Y Combinator.

Sejumlah pemodal ventura yang turut andil meliputi Partners of DST Global, GMO Venture Partners, Soma Capital, HOF Capital, dan VentureSouq.

Belasan angel investor juga menyertai putaran ini, termasuk William Hockey (Plaid), Justin Mateen (Tinder), Rahul Vohra (Superhuman), Scott Belsky (CPO Adobe), Josh Buckley, Manik Gupta (ex-CPO Uber), Sriram Krishnan (Spotify), Harry Stebbings (20VC), Nancy Xiao (Bond Capital), Alison Barr Allen (Fast), serta angel investor lain dari WhatsApp, Square, dan Airbnb.

Sebelumnya di bulan Juli 2020 lalu, BukuWarung tengah menyelesaikan pendanaan pra-seri A yang dipimpin oleh Quona Capital. Targetnya membukukan dana menyentuh 8-digit dolar. Kami sempat mengonfirmasi kepada salah satu investor yang terlibat di putaran pra-seri A tersebut, mereka mengatakan bahwa pendanaan baru tidak terkait dengan putaran ini.

Dana segar akan dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi dan membangun beberapa layanan keuangan. Misi terdekat, mereka akan mengintegrasikan aplikasi dengan produk pembayaran, kredit, dan tabungan. Kerja sama dengan penyedia dompet digital seperti Ovo dan Dana juga digalakkan untuk menunjang efisiensi pembayaran.

“Kami meluncurkan produk rintisan simpan-pinjam dan hasil awalnya sangat menjanjikan, dan sedang dalam proses menuju monetisasi. Peluncuran pembayaran digital merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mewujudkan misi kami membangun infrastruktur digital bagi usaha mikro di Indonesia, khususnya ketika 600 triliun Rupiah yang ada di ekosistem masih berbentuk kas. Kami juga terus memperdalam solusi-solusi pembayaran yang kami tawarkan untuk menyediakan solusi yang menyeluruh kepada seluruh merchant, untuk kebutuhan pengelolaan kas dan kredit mereka di seluruh value chain,” kata Co-Founder BukuWarung Abhinay Peddisetty.

Beberapa tampilan fitur di aplikasi BukuWarung
Beberapa tampilan fitur di aplikasi BukuWarung

Menargetkan peritelseperti pemilik warung atau kios kecil, aplikasi BukuWarung memudahkan pengusaha melakukan pencatatan uang masuk dan keluar (laporan rugi-laba). Salah satu fitur unggulannya juga melakukan pencatatan dan pengingat utang untuk pelanggan/mitra.  Agustus lalu, mereka juga baru merilis fitur pembayaran, memungkinkan pedagang merilis invoice kepada distributor atau pelanggan. Terkait pembayaran Xendit digandeng menjadi rekanan strategis.

Ide pengembangan aplikasi tersebut berawal dari temuan founder ketika mengamati proses operasional UKM di Indonesia. Tantangan utama yang dihadapi para pelaku usaha mikro adalah ketergantungan mereka pada proses-proses manual akuntansi dan pembayaran kembali. BukuWarung memperkirakan, pelaku usaha mikro yang telah menggunakan perangkat digital dalam mengelola bisnisnya berkisar kurang dari 10 persen.

Hingga saat ini BukuWarung mengklaim telah memiliki 1,2 juta merchant yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Tercatat juga miliaran dolar transaksi kotor melalui aplikasi, membawa pertumbuhan perusahaan hingga 100 kali sejak didirikan tahun lalu.

“Pertumbuhan pesat kami didorong oleh strategi produk dan efisiensi modal. Kami membuat produk yang sangat sederhana, cepat, dan mudah dipahami seperti WhatsApp, yang digunakan oleh hampir seluruh pelaku UMKM di Indonesia. Ini membuat BukuWarung diminati dan digunakan oleh banyak merchant yang baru menjalankan bisnis online pertama kalinya,” ujar Co-Founder BukuWarung Chinmay Chauhan.

Di Indonesia, sudah ada beberapa aplikasi serupa. Satu yang cukup menonjol bersaing adalah BukuKas. Mereka kini juga tengah tergabung ke program akselerator Surge milik Sequoia India. Layanannya nyaris mirip, bantu pengusaha mikro catat keuangan mereka lewat aplikasi.

Selain itu, sebenarnya juga ada beberapa layanan yang fokus menyasar warung, misalnya Payfazz Wahyoo, Ula, WarungPintar, juga berbagai program kemitraan yang digalakkan raksasa e-commerce.

Application Information Will Show Up Here

BukuKas Provides Bookkeeping Digital Platform for Fellow SMEs

There is a trend that circulates Indonesian startup industry for the past two years. It is the rise of services aimed at SME’s sector. The objective, in addition to transformation, is also to build a capable ecosystem to improve the SME sector. One of the startups is BukuKas. The company founded by Krishnan Menon offers a service that is ready to empower SMEs through improving financial records.

After his return to India to accompany his ailing father, Menon finally decided to start over a career in the Indonesian startup industry with BukuKas in August 2019.

Along with his travel to cities such as Tuban, Cirebon, Jepara, etc. he learned that technology is yet to cover all SMEs. Then, he began designing BukuKas to try to digitize SMEs through financial records.

Aside from financial records using paper and unorganized, most SMEs also lose track of the profits and cash flow of the transaction. It has sparked an idea to develop applications that can record their business cash flow, in a simple and easy way.

“I see the SME sector is full of potential and benefits if we can help them with simple technological solutions and encourage the business to shift into digital and financial ecosystems. Our mission is to help millions of SMEs and through that bring a huge positive impact on their business, the country, and ecosystem,” Menon said.

Menon is quite confident in what he and the team develop. He said, after successfully digitizing SMEs, their business can gradually connect to the formal banking sector through partnerships and so on.

Gaining lots of support

Within almost a year of operation, BukuKas has received a lot of support from investors. As for Krishan’s statement, they currently supported by Sequoia Capital (Surge), Credit Saison, 500 Startups, and several other investors. BukuKas is also supported by more than 20 angle investors, including Christian Sutardi, Filippo Lombardi, Edward Tirtanata, James Pranoto, and Guillem Segarra.

“The fact that many good investors and business leaders put their trust in us is a humbling experience. It also encouraged us to work 10 times harder to repay their belief in our mission,” he added.

Currently, BukuKas provides its services for free. The presence of BukuKas in Indonesia provides additional options for SMEs to manage their business digitally. Aside from BukuKas, there are also BukuWarung with similar services. Both founded in 2019 BukuWarung is supported by East Ventures, AC Ventures, Golden Gate Ventures, and others.

Business during Covid-19 pandemic

The Covid-19 pandemic has affected lots of parties, including BukuKas and its merchants. Menon said the team has tried to help their merchants to the maximum extent by promoting their businesses the affected business through BukuKas’ social media. The company also holds free English classes to improve skills, including actively discussing with existing merchants.

“Merchants who use our platform have increased by 50% since the beginning of Covid-19 four weeks ago. We believe this is because BukuKas helps business owners manage their money better during these difficult times,” he said.

Sailing through 2020, BukuKas has set three main focuses on enhancing the merchant experience in using their platform, adding a number of useful key features, and helping merchants to deal with this pandemic.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
BukuKas bantu UMKM

BukuKas Tawarkan Platform Digital untuk Pencatatan Keuangan UKM

Dua tahun terakhir ada tren yang bergerak cukup signifikan di industri startup Indonesia. Itu adalah tren layanan yang bergerak pada akar rumput UKM. Tujuannya, selain transformasi juga membangun ekosistem yang mumpuni untuk bersama-sama meningkatkan level UKM itu sendiri. Salah satunya adalah BukuKas. Startup besutan Krishnan Menon ini menawarkan layanan yang siap membantu UKM untuk lebih berdaya melalui pencatatan keuangan yang rapi.

Sempat kembali ke India untuk menemani ayahnya yang sakit, Krishnan akhirnya memutuskan untuk memulai kembali petualangannya di industri startup Indonesia dengan memulai BukuKas pada Agustus 2019.

Perjalanannya di kota-kota seperti Tuban, Cirebon, Jepara, dan lain-lain memberikan dirinya pemahaman bahwa teknologi saat ini belum menyentuh level UKM. Untuk itu ia mulai merancang BukuKas untuk mencoba mendigitalisasi UKM melalui pencatatan finansial.

Selain catatan yang masih menggunakan kertas dan tidak rapi, kebanyakan UKM juga kehilangan jejak ke mana laba dan uang yang mereka hasilkan mengalir. Dari sana tercetus sebuah ide untuk mengembangkan aplikasi yang bisa merekam arus kas bisnis mereka, yang sederhana dan mudah digunakan.

“Saya merasa segmen UKM bisa mendapatkan banyak manfaat jika kita dapat membantu mereka dengan solusi teknologi sederhana dan selangkah semi selangkah membawanya ke ekosistem digital dan finansial. Misi kami adalah untuk membantu jutaan UKM dan melalui itu membawa dampak positif yang besar bagi mereka, negara, dan ekosistem,” jelas Krishnan.

Krishnan cukup percaya dengan apa yang ia dan tim lakukan. Menurutnya setelah berhasil mendigitalisasi UKM mereka dapat secara bertahap membawa UKM ke sektor perbankan formal melalui kemitraan dan lain sebagainya.

Dukungan banyak pihak

Kendati belum genap satu tahun beroperasi, BukuKas sudah mendapat banyak dukungan dari para investor. Dari keterangan Krishnan, saat ini mereka didukung oleh Sequoia Capital (Surge), Credit Saison, 500 Startup, dan beberapa investor lainnya. BukuKas juga didukung oleh lebih dari 20 angle investor, di antaranya adalah Christian Sutardi, Filippo Lombardi, Edward Tirtanata, James Pranoto, dan Guillem Segarra.

“Fakta bahwa investor yang baik dan begitu banyak pemimpin bisnis yang mempercayai kami adalah humbling experience bagi kami. Itu juga membuat kami bekerja 10 kali lebih keras untuk membalas kepercayaan mereka pada misi kami,” lanjut Krishnan.

Untuk saat ini BukuKas menyediakan layanannya secara gratis. Kehadiran BukuKas di Indonesia memberikan tambahan pilihan bagi UKM untuk mengelola bisnisnya secara digital. Selain BukuKas juga ada BukuWarung dengan layanan yang serupa. Sama-sama meluncur di 2019 BukuWarung didukung oleh East Ventures, AC Ventures, Golden Gate Ventures, dan lainnya.

Menghadapi pandemi Covid-19

Pandemi covid-19 berdampak ke banyak hal. Termasuk BukuKas dan merchant mereka. Krishnan menceritakan, mereka berusaha membantu semaksimal mungkin merchant mereka dengan cara mempromosikan bisnis merkea yang terdampak melalu media sosial BukuKas. Pihaknya juga menyelenggarakan kelas bahasa Inggris secara gratis untuk meningkatkan keterampilan, termasuk aktif berdiskusi dengan merchant yang ada.

Merchant yang menggunakan platform kami meningkat 50% sejak awal Covid-19 empat minggu lalu. Kami percaya ini karena BukuKas membantu pedagang mengelola uang mereka dengan lebih baik selama masa-masa sulit ini,” cerita Krishnan.

Kini mengarungi 2020 BukuKas menetapkan tiga fokus utama mereka ada pada meningkatkan pengalaman merchant dalam menggunakan platform mereka, menambahkan beberapa fitur kunci yang berguna, dan membantu merchant untuk menghadapi pandemi ini.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Mengelola Keuangan sebelum Mendirikan Startup

Menciptakan perusahaan dengan tata kelola keuangan yang efisien adalah impian bagi setiap perusahaan, terutama startup. Akan tetapi mengelola uang itu bukan perkara mudah. Bagi startup dengan keuangan yang terbatas, artikel ini akan membahas beberapa tips mengelola keuangan yang perlu diperhatikan sebelum mendirikan startup.

1. Mengelola arus kas perusahaan adalah kunci utama

Ada berbagai alasan di balik gagalnya sebuah startup, salah satunya yang biasa terjadi adalah kehabisan nafas untuk pendanaannya. Oleh karena itu, Anda harus tahu detail ke mana gerak keluar masuknya uang. Jika tidak, sama saja dengan membahayakan posisi perusahaan Anda sendiri.

Tidak masalah seberapa bagus ide yang dimiliki, yang pasti saat Anda kehabisan uang, Anda tidak bisa bergerak mau bagaimanapun juga. Solusi yang tepat untuk hal ini, buatlah estimasi pendanaan yang cukup dan disiplin saat menerapkannya.

2. Pantau seluruh pengeluaran

Saat mendirikan startup, ada banyak pengeluaran yang mau tak mau harus Anda lakukan. Merekrut tenaga kerja baru untuk tahap awal startup baru berdiri, bukan solusi yang tepat karena bakal memakan banyak biaya. Oleh karena itu, gunakan semacam software akuntansi agar pengeluaran Anda tetap terkendali.

Menggunakan software seperti ini, tidak hanya efisien namun juga dapat membantu Anda saat harus berhadapan dengan urusan pajak. Seiring perusahaan tumbuh, ilmu akuntansi yang dipakai pun akan semakin rumit, di sanalah saat yang tepat bagi Anda untuk merekrut tenaga profesional.

3. Tetap optimis meski tetap bersiap untuk yang terburuk

Anda tidak pernah tahu apa yang bakal terjadi saat memulai bisnis, jadi solusi terbaik yang perlu Anda siapkan adalah membekali diri dengan segala persiapan sebelum situasi terburuk. Jangan tiba-tiba memutus sumber penghasilan Anda, sebelum Anda yakin dengan bisnis yang baru secara nominal dapat menggantikan penghasilan lama.

Buatlah rekening tabungan yang berfungsi sebagai dana simpanan darurat pribadi dan perusahaan. Dana tersebut hanya bisa dipakai bila Anda benar-benar dalam kondisi terjepit dan tidak memiliki dana lain yang bisa digunakan.

4. Menetapkan tujuan perusahaan

Alih-alih mengatakan, “Saya ingin bangun perusahaan bernilai miliaran rupiah,” sebaiknya Anda alihkan dengan membuat rencana keuangan yang terukur, sehingga cukup realistis untuk dicapai.

Buatlah catatan target secara bulanan, mingguan, bahkan harian untuk membuat Anda tetap berada di jalur yang tepat dan tumbuh secara konstan. Anda pun dapat memprediksi kapan pencapaian tertinggi dapat terealisasi, setelah beberapa target kecil berhasil dilampaui.

Apabila berhasil melewati target-target skala kecil yang Anda buat sendiri, bakal timbul rasa percaya diri yang membuat Anda terus yakin untuk melaju sebagai seorang wirausaha sejati.


Andriansyah Agustian turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Aplikasi Cashflow Mudahkan Pengguna Atur Arus Keuangan

Ilustrasi Mencatatkan Keuangan / Shutterstock

Di era digital seperti saat ini, tak perlu lagi membawa buku-buku catatan untuk melakukan kegiatan akuntansi sehari-hari. Cukup manfaatkan teknologi smartphone yang Anda miliki, maka dalam beberapa sentuhan saja arus keuangan dapat terpantau dengan lebih terstruktur dan rapi. Salah satu aplikasi yang mengurusi hal ini ialah Cashflow.

Continue reading Aplikasi Cashflow Mudahkan Pengguna Atur Arus Keuangan

Aplikasi Cashflow Bantu UKM Dan Profesional Dalam Mengatur Keuangan

Terkadang mengatur keuangan dalam usaha dapat menimbulkan masalah sendiri, baik itu untuk seorang profesional atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berangkat dari alasan inilah pihak Commonwealth Bank Indonesia meluncurkan aplikasi yang bernama Cashflow untuk memudahkan dalam mengatur keuangan dan aktivitas bisnis. Aplikasi ini dapat dinikmati secara gratis ke perangkat dengan sistem operasi Android, sementara versi iOS-nya baru dapat diunduh awal tahun 2015.

Aplikasi yang resmi diluncurkan 19 November 2014 ini memungkinkan pengguna untuk mencatat transaksi keuangan yang masuk dan keluar, memantau jadwal pembayaran dan penagihan piutang dengan fitur pengingat, dan dapat dihubungkan dengan akun sosial media milik pengguna. Seperti dikutip dari Beritasatu, Presiden Direktur Commonwealth Bank Indonesia Tony Costa mengaku optimis aplikasi tersebut dapat membantu pelaku UKM mengatur arus kas keuangan.

Salah satu fitur yang menguntungkan bagi nasabah menurut Costa adalah rekening tabungan dapat terhubung langsung dengan aplikasi Cashflow. Pihak Commonwealth Indonesia sudah mengidentifikasi apa saja potensi ancamannya dan mengambil langkah-langkah preventif untuk mengurangi berbagai macam resiko yang mungkin muncul.

“Di area Internet itu beragam ancaman kejahatan bisa terjadi,” kata Director of Operations and IT Commonwealth Bank Indonesia Paul Setiawan Hasjim, seperti dikutip dari Antara.

“Kami juga bekerja sama dengan perusahaan keamanan internet karena ingin memastikan keamanan produk area digital, karena keandalan keamanan juga menjadi standar di dunia perbankan,” tambahnya di sela-sela peluncuran aplikasi Cashflow.

Ketika pertama kali mencoba aplikasi ini, saya merasa desain dari aplikasi sangat sederhana namun “cantik” dan mudah dipahami. Menambahkan catatan pemasukan dan pengeluaran pun mudah. Hanya ada satu hal yang sedikit mengganggu. Ketika mencoba fitur pengingat dalam menu piutang, entah kenapa saya tidak dapat mengganti tanggal jatuh tempo (due date) ke tanggal yang saya inginkan. Fitur lain yang cukup menarik adalah pemberitahuan dengan SMS ke orang-orang yang terkait dengan transaksi yang dicatat.

Jika ingin menggunakan fitur transaksi ke bank lain, tentu pengguna harus memiliki rekening di Commonwealth terlebih dahulu. Yang menarik adalah jika kita bukan nasabah Commonwealth dan ingin mendaftar melalui aplikasi, kita bisa datang sendiri ke cabang terdekat atau minta didatangi ke tempat tinggal atau kantor. Jika memang bukan nasabah atau tidak berniat untuk menjadi nasabah Commonwealth, Anda masih dapat menggunakan aplikasi ini, tentu saja dengan kehilangan fitur tranfer ke bank lain tanpa biaya.

Pihak Commonwealth Indonesia mengklaim bahwa mereka adalah bank pertama yang mengembangkan aplikasi khusus untuk UKM yang menggabungkan kegiatan pembukuan dan transaksi perbankan. Sedangkan untuk batasan transfer dalam sehari ke semua bank di Indonesia dapat mencapai Rp 100 juta.

“Mereka bisa melakukan pembayaran atau transfer langsung sampai dengan Rp 100 juta per hari ke semua bank di Indonesia tanpa biaya,” kata Tony dikutip dari Tribunnews.

Satu lagi yang menarik dari aplikasi ini yaitu fitur tips dalam aplikasi yang berkaitan dengan bisnis. Walaupun saat ini hanya terdapat satu tips saja, tidak menutup kemungkinan jika ke depannya nanti akan semakin bertambah dengan tips-tips yang bagus dan bermanfaat untuk para pelaku bisnis profesional atau pelaku UKM.

[Ilustrasi: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.

Aplikasi Cashflow Bantu UKM Dan Profesional Dalam Mengatur Keuangan

shutterstock_107010533

Terkadang mengatur keuangan dalam usaha dapat menimbulkan masalah sendiri, baik itu untuk seorang profesional atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berangkat dari alasan inilah pihak Commonwealth Bank Indonesia meluncurkan aplikasi yang bernama Cashflow untuk memudahkan dalam mengatur keuangan dan aktivitas bisnis. Aplikasi ini dapat dinikmati secara gratis ke perangkat dengan sistem operasi Android, sementara versi iOS-nya baru dapat diunduh awal tahun 2015.

Continue reading Aplikasi Cashflow Bantu UKM Dan Profesional Dalam Mengatur Keuangan