Tag Archives: casing iphone

Battery Case iPhone 11 dan 11 Pro Bikinan Apple Dilengkapi Tombol Fisik untuk Mengakses Kamera

Apple selama ini dikenal sangat terobsesi dalam hal desain. Jadi ketika mereka menelurkan produk yang buruk rupa, publik pun langsung gempar, seperti kasusnya saat mereka merilis battery case untuk iPhone 6S di tahun 2015. Di saat battery case lain terlihat normal, battery case resmi bikinan Apple justru terlihat seperti seekor unta.

Lucunya, Apple masih mempertahankan desain ini sampai sekarang. Lihat saja Smart Battery Case yang baru mereka rilis untuk iPhone 11 dan 11 Pro. Battery case memang sudah semestinya jauh lebih tebal daripada casing biasa, tapi seandainya Apple membuat tonjolannya merata dari atas sampai ke bawah, hasilnya bukan cuma battery case yang terlihat normal, melainkan juga yang mengemas kapasitas lebih besar.

Terlepas dari itu, Smart Battery Case untuk iPhone 11 dan 11 Pro ini punya satu detail yang cukup menarik. Di sisi kanan bawahnya, terdapat sebuah tombol fisik yang berperan sebagai tombol shutter kamera. Bahkan saat layar iPhone sedang terkunci, pengguna bisa menekan tombol tersebut untuk langsung masuk ke aplikasi kamera bawaannya.

iPhone 11 Smart Battery Case

Selagi di dalam aplikasi kamera, pengguna dapat menekan tombol tersebut untuk menjepret foto, baik menggunakan kamera belakang atau depan. Tekan dan tahan tombol itu, maka iPhone akan memulai perekaman video sampai kita melepas tombolnya – format yang Apple sebut dengan istilah QuickTake.

Apple tidak merincikan seberapa besar kapasitas baterai yang tertanam di dalam case ini, akan tetapi mereka mengklaim case ini bisa menyuplai hingga 50% daya baterai ekstra dalam posisi terisi penuh. Pengisiannya pun bisa dengan menggunakan wireless charger di samping kabel Lightning.

Apple saat ini telah memasarkan Smart Battery Case dengan banderol $129 untuk semua model, mulai dari iPhone 11 Pro Max sampai iPhone XR. Perlu dicatat, yang dilengkapi tombol shutter kamera tadi hanyalah case untuk iPhone 11, iPhone 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max.

Sumber: DPReview.

Casing Smartphone Bikinan Razer Dirancang untuk Menjaga Perangkat Tetap Adem Selama Sesi Gaming Berlangsung

Tidak setiap hari kita mendengar perusahaan seperti Razer merilis sebuah casing smartphone. Namun saat mereka benar-benar melakukannya, sudah pasti casing tersebut ada hubungannya dengan gaming, dan itulah yang hendak ditawarkan oleh Razer Arctech.

Kompatibel dengan beragam model iPhone (iPhone XR, XS, XS Max, iPhone 11, 11 Pro, 11 Pro Max) sekaligus Razer Phone 2, Arctech dirancang untuk menjaga ponsel yang dibalutnya tetap adem selagi digunakan untuk bermain game secara intensif. Tentunya ini bukan pekerjaan mudah, sebab ponsel dalam posisi telanjang tanpa casing pun sudah bisa memanas ketika menjalankan game berat.

Razer Arctech

Rahasia di balik kapabilitas Arctech adalah lapisan material khusus bernama Thermaphene yang dirancang sendiri oleh Razer. Razer bilang Thermaphene ini merupakan material yang konduktif; mampu menyerap panas yang berasal dari dalam smartphone, sebelum akhirnya menyalurkannya ke luar, dibantu oleh lapisan eksterior yang dilengkapi lubang-lubang kecil.

Berdasarkan pengujian internal Razer, Arctech disebut mampu mempertahankan suhu perangkat hingga 6° Celsius lebih rendah dibanding casing lain. Saat dites selama 2 jam, Arctech berhasil menjaga suhu ponsel tetap di bawah batas maksimal yang disarankan pabrikan, sedangkan casing lawannya gagal melakukan itu dalam waktu 20 menit saja.

Razer Arctech

Struktur Arctech sendiri terdiri dari tiga lapisan: lapisan polycarbonate/thermoplastic elastomer berlubang di bagian terluar, lapisan Thermaphene di tengah (juga berfungsi untuk mencegah debu masuk ke dalam), dan lapisan soft microfiber yang menempel langsung ke perangkat dan melindunginya dari goresan.

Razer Arctech bakal ditawarkan dalam dua varian, Slim dan Pro, yang keduanya sama-sama kompatibel dengan Qi wireless charger. Varian Pro ini mengemas dinding dalam peredam kejut, dan diklaim tahan benturan meski terjatuh dari ketinggian 3 meter. Harganya dipatok $30 untuk Arctech Slim, dan $40 untuk Arctech Pro.

Sumber: Razer.

Spigen Luncurkan Casing iPhone dengan Desain ala iMac G3 dan iPhone Orisinil

Tidak terasa sudah 20 tahun sejak Apple pertama kali memperkenalkan iMac G3. Komputer all-in-one itu merupakan yang pertama mengemas port USB sebagai standar, meski dunia lebih mengenalnya lewat desain unik dan bodi plastik warna-warni nan semi-transparannya.

Wujudnya jelas terlihat kuno sekarang, akan tetapi terkadang nuansa retro itu bisa menjadi nilai jual tersendiri. Anggapan ini rupanya diamini oleh Spigen, yang baru-baru ini memperkenalkan casing iPhone dengan desain yang sangat terinspirasi oleh iMac G3, mulai dari warnanya sampai panel semi-transparan yang seakan menampilkan jeroan perangkat.

Spigen Classic C1

Casing bernama Spigen Classic C1 ini sejatinya terdiri dari dua lapisan yang terbuat dari bahan polycarbonate dan thermoplastic polyurethane (TPU). Lapisan yang dalam dengan motif jeroan perangkat bertugas meredam getaran ketika ponsel terjatuh, sedangkan lapisan luarnya yang terdiri dari bagian atas dan bawah menambah proteksi sekaligus mempermanis tampilannya.

Spigen Classic C1

Istimewanya, casing ini tergolong tipis. Saking tipisnya, iPhone 8 maupun iPhone X yang dipasangi masih bisa di-charge secara wireless. Sangat praktis ketimbang harus melepas casing setiap kali hendak meletakkan perangkat di atas wireless charger.

Spigen Classic One

Kalau desain ala iMac G3 bukan selera Anda, tersedia juga casing lain bernama Spigen Classic One. Yang ini mengambil inspirasi desain iPhone orisinil yang diperkenalkan di tahun 2007, dengan panel belakang dua warnanya yang sangat ikonik. Fiturnya sama persis seperti Classic C1, serta juga tersedia untuk iPhone 8, iPhone 8 Plus dan iPhone X.

Bagi yang tertarik, Spigen saat ini tengah memasarkannya lewat situs crowdfunding Indiegogo. Selama masa kampanye, satu casing dihargai $25 (estimasi harga retail-nya $40), sedangkan yang lebih menarik adalah bundel dua casing sekaligus (Classic C1 dan Classic One) seharga $35 saja.

Via: SlashGear.

Ascape Audio Hadirkan Kombinasi Jitu Bagi yang Mengincar Battery Case iPhone Beserta True Wireless Earphone

Beberapa bulan lalu, pencipta Pebble, Eric Migicovsky, memperkenalkan produk terbarunya yang cukup unik. Bernama PodCase, perangkat tersebut merupakan sebuah battery case untuk iPhone sekaligus sepasang AirPods. Selain praktis, premis lain yang diusung PodCase adalah mencegah true wireless earphone itu mudah hilang.

Sekarang, ada startup lain bernama Ascape Audio yang mencoba mengambil rute serupa. Bedanya, Ascape merancang true wireless earphone-nya sendiri, meski cara kerjanya sangat mirip seperti PodCase, di mana bagian atas casing menjadi rumah untuk kedua earphone.

Ascapepod

Earphone-nya dijuluki AscapePod, dan dari gambarnya, desainnya tampak cukup menarik. Tidak seperti AirPods, AscapePod mengemas eartip berbahan silikon, yang secara teori lebih sulit terlepas dari telinga. AscapePod juga memiliki semacam sirip di bagian atas guna semakin ‘mengunci’ posisinya di telinga, dan sama seperti eartip-nya, sirip ini pun terbuat dari bahan silikon serta hadir dalam tiga ukuran yang berbeda.

Kualitas suaranya didukung oleh driver 9 mm berbahan graphene, serta chip Qualcomm QCC5120 (Bluetooth 5.0) yang secara khusus dirancang untuk true wireless earphone dan menawarkan koneksi langsung dari ponsel ke kedua earpiece tanpa perantara. Secara keseluruhan, bodi earphone diklaim tahan air dan debu dengan sertifikasi IP56. Ascape pun tak lupa menyematkan tombol multifungsi di sisi earphone.

Ascape Audio AmpPack + AscapePod

Namun AscapePod ini baru sebagian dari cerita utuhnya, sebab masih ada battery case bernama AmpPack yang merupakan rumahnya. AmpPack yang mendukung wireless charging ini mengemas baterai sebesar 2.500 mAh, di mana 10%-nya disisihkan khusus untuk AscapePod. AscapePod sendiri diyakini bisa beroperasi sekitar 3 – 4,5 jam dalam sekali pengisian.

AmpPack tergolong tipis untuk ukuran battery case, namun saya tidak yakin mayoritas konsumen bisa menerima tonjolan di bagian depannya, yang merupakan slot untuk menancapkan AscapePod. Secara pribadi saya lebih suka dengan desain PodCase yang tonjolannya ditempatkan di belakang, tapi semua ini tentu kembali pada selera masing-masing.

Terlepas dari itu, AscapePod saat ini sudah memasarkan produknya lewat situs crowdfunding Kickstarter. Kombo AmpPack + AscapePod dihargai $149 ($100 lebih murah dari estimasi harga retail-nya), sedangkan AscapePod-nya saja dihargai $99 ($70 lebih murah dari harga retail-nya) bagi konsumen non-iPhone.

Ion360 U Adalah Battery Case Sekaligus Kamera 360 Derajat untuk iPhone 7 dan Galaxy S8

Kamera 360 derajat ada banyak macamnya. Salah satu yang paling populer adalah besutan Insta360, yang dapat beroperasi secara mandiri maupun dipasangkan ke smartphone. Kesinambungan kamera dengan smartphone memungkinkan pengguna untuk merekam video 360 derajat sekaligus menyiarkan hasilnya secara langsung ke media sosial.

Kini ada perangkat lain yang menawarkan premis serupa, hanya saja dalam wujud perpaduan battery case dan kamera. Namanya Ion360 U, dan ia kompatibel dengan Galaxy S8/S8+ dan iPhone 7/7 Plus. Casing dan kameranya terpisah, sehingga pengguna dapat menyimpan kameranya ketika tidak dibutuhkan.

Ion360 U dibekali sepasang kamera dengan lensa bersudut pandang masing-masing seluas 200 derajat. Berkat proses stitching otomatis, kamera dapat menghasilkan foto maupun video 360 derajat dalam resolusi 7,4 megapixel dan 4K 30 fps. Semua foto dan video akan disimpan ke memory ponsel, dan opsi live streaming ke YouTube atau Facebook pun juga tersedia.

Ion360 U

Pengembangnya bilang kalau aplikasi pendampingnya akan otomatis dibuka setiap kali pengguna memasangkan unit kameranya. Casing-nya sendiri mengemas baterai berkapasitas 1.300 mAh yang menjadi sumber tenaga dari unit kamera tersebut.

Secara keseluruhan, konsep yang ditawarkan Ion360 U terbilang menarik. Kendati demikian, banderol harga $300 menurut saya membuatnya sulit bersaing dengan kamera terbaru Insta360 yang juga dihargai sama persis dan lebih versatile di atas kertas – minus kemampuan untuk mengecas ponsel tentunya.

Pengembangnya Bangkrut, Casing Berlayar E-ink Popslate Batal Diproduksi

Tidak selamanya proyek crowdfunding dapat terealisasikan menjadi sebuah produk final untuk dipasarkan langsung ke konsumen. Fakta ini juga yang menjadi dasar keputusan Indiegogo untuk menambah perannya tak hanya sebagai platform crowdfunding saja, tapi juga sebagai fasilitator.

Kegagalan ini tidak hanya berlaku untuk pengembang kelas amatir, bahkan yang sudah punya pengalaman pun juga bisa jadi korban, seperti yang dibuktikan oleh Popslate baru-baru ini. Kalau Anda masih ingat, pada bulan Maret tahun lalu Popslate mengumumkan sebuah casing iPhone yang dibekali layar e-ink di belakangnya, dengan estimasi perilisan pada bulan Juli 2016.

Akibat sejumlah kendala teknis, Popslate mau tidak mau harus menunda jadwal perilisannya ke bulan Oktober. Namun sampai sekarang di bulan Maret 2017 (sekitar setahun sejak pengumumannya di Indiegogo), casing bernama Popslate 2 itu tak kunjung tiba di tangan konsumen.

Usut punya usut, Popslate sedang dalam proses menyatakan bangkrut. Mereka mengaku sudah kehabisan dana untuk meneruskan tahap pengembangan dimana sejumlah prototipe yang dibuatnya tidak lulus uji sertifikasi Made for iPhone yang diwajibkan Apple.

Alasannya, casing buatan mereka membuat iPhone jadi tidak bisa mengirim atau menerima transmisi frekuensi radio, ditambah lagi fungsi charging-nya tidak konsisten. Kesalahan yang dilakukan Popslate sebenarnya cukup mendasar: mereka salah memilih bahan casing, yaitu plastik dan serat kaca, yang pada akhirnya menjadi penyebab masalah sinyal itu tadi.

Meski selama melangsungkan kampanye di Indiegogo mereka berhasil mengumpulkan dana lebih dari $1,1 juta, rupanya itu masih belum cukup untuk menyelesaikan masalah yang dialaminya. Alhasil, tidak ada satu pun pesanan backer yang bisa dipenuhi, dan lebih parah lagi, tidak ada backer yang bakal menerima refund.

Kegagalan Popslate 2 bisa menjadi pelajaran bagi konsumen untuk lebih teliti lagi dalam memilih proyek crowdfunding / Popslate
Kegagalan Popslate 2 bisa menjadi pelajaran bagi konsumen untuk lebih teliti lagi dalam memilih proyek crowdfunding / Popslate

Jujur saya sedih campur kecewa mendengar kabar semacam ini. Pasalnya, Popslate bukanlah perusahaan atau startup baru yang belum punya pengalaman sama sekali. Produk gagal ini merupakan produk kedua mereka, dimana produk pertamanya berhasil diwujudkan juga melalui Indiegogo.

Kegagalan Popslate ini memang bukan yang paling fatal. Kasus Skully AR-1 bisa dibilang jauh lebih parah, dimana selama kampanye di Indiegogo pengembangnya berhasil mengumpulkan hampir $2,5 juta, tapi pada akhirnya menyatakan bangkrut dan tidak bisa memberikan refund kepada para backer yang sudah terlanjur membayar masing-masing sebesar $1.500.

Terlepas dari itu, kegagalan Popslate ini bisa menjadi pelajaran bukan hanya untuk developer saja, tapi juga bagi kita sebagai konsumen. Tanpa ada maksud menakut-nakuti, kita harus lebih teliti lagi dalam memilih produk yang dipasarkan lewat situs crowdfunding – pengalaman dan jam terbang pengembangnya kini terbukti tidak bisa dijadikan acuan.

Semoga saja solusi yang telah disiapkan oleh Indiegogo bisa mengatasi masalah-masalah semacam ini. Karena kalau tidak, nama Indiegogo sendiri yang ikut menjadi jelek.

Sumber: The Verge.

Pixlplay Ubah Smartphone Lawas Anda Menjadi Kamera untuk Anak-Anak

Sebagian besar dari kita pasti memiliki smartphone yang sudah tidak terpakai. Daripada dibiarkan menganggur, tidak ada salahnya jika perangkat-perangkat tersebut kita manfaatkan untuk mengajari anak-anak soal fotografi, bukan? Kalau Anda setuju, Anda mungkin bakal tertarik mendengar produk bernama Pixlplay ini.

Pixlplay merupakan sebuah casing smartphone yang bentuknya menyerupai kamera 35 mm klasik. Menariknya, desain ini dibuat bukan semata untuk keperluan estetika saja, tapi juga ada fungsi khususnya: yakni tombol shutter yang fungsional, plus sepasang kenop fisik yang bisa diputar-putar untuk semakin memberikan kesan realistis.

Tanpa mengandalkan koneksi Bluetooth, tombol shutter ini bisa ditekan untuk mengambil gambar menggunakan hampir semua aplikasi kamera yang ada. Ya, Pixlplay kompatibel dengan perangkat iOS maupun Android, dan mekanisme penjepitnya membuat casing ini kompatibel dengan berbagai ukuran smartphone, kecil ataupun besar.

Pixlplay kompatibel dengan perangkat iOS maupun Android, baik yang berukuran kecil maupun besar / Pixl Toys
Pixlplay kompatibel dengan perangkat iOS maupun Android, baik yang berukuran kecil maupun besar / Pixl Toys

Rahasianya terletak pada konektor 3,5 mm yang perlu ditancapkan ke jack headphone ponsel – mohon maaf wahai pengguna iPhone 7 dan Moto Z. Lebih lanjut, layar sentuh ponsel masih dapat dioperasikan selagi berada di dalam casing.

Selebihnya, termasuk sepasang kenop itu tadi, hanya bersifat dekoratif. Pun demikian, Pixlplay sanggup memberikan proteksi yang cukup pada perangkat. Grip berukuran besar yang berlapis karetnya juga dipastikan bisa memantapkan genggaman sang anak.

Namun yang paling menarik adalah harganya. Di Kickstarter, Pixlplay bisa didapat seharga $25 saja, dan ini sudah termasuk sebuah strap plus kartu-kartu aktivitas yang bisa dijadikan inspirasi oleh anak-anak.

Mophie Juice Pack Wireless Hadirkan Wireless Charging Plus Daya Baterai Ekstra untuk iPhone

Di tahun 2016 ini, wireless charging sepertinya sudah menjadi fitur standar kebanyakan smartphone flagship. Namun sayang Apple hingga kini masih bersikukuh tidak menyediakannya pada iPhone 6S dan 6S Plus, sampai akhirnya pabrikan aksesori pihak ketiga pun merasa harus turun tangan.

Mophie, yang terkenal akan produk battery case untuk iPhone, baru-baru ini meluncurkan Juice Pack Wireless untuk iPhone 6S dan 6S Plus. Casing ini menarik karena tidak cuma memberikan proteksi sekaligus menambah daya tahan baterai hingga 50 persen lebih, tapi juga menghadirkan fitur wireless charging pada kedua model iPhone terbaru tersebut.

Juice Pack Wireless kompatibel dengan hampir semua Qi wireless charger yang ada di pasaran. Akan tetapi Mophie turut menyediakan Charge Force Wireless Charging Base pada paket penjualan. Kelebihan dari aksesori pelengkap ini adalah integrasi magnet, dimana iPhone yang dibalut Juice Pack Wireless bisa menempel dan wireless charging dapat berlangsung secara sempurna – tidak ada lagi resiko salah meletakkan perangkat.

Selain itu, Charging Base ini juga kompatibel dengan aksesori opsional berupa mount untuk meja maupun dashboard mobil. Idenya adalah, pengguna bisa meletakkan iPhone dalam posisi portrait atau landscape serta dalam sudut yang diinginkan selagi charging berlangsung.

Mophie Juice Pack Wireless untuk iPhone 6/6S sekarang sudah dipasarkan seharga $100, sedangkan untuk iPhone 6 Plus/6S Plus seharga $130. Kita lihat saja nanti apakah langkah yang diambil Mophie ini berhasil ‘memaksa’ Apple untuk menghadirkan wireless charging pada iPhone 7.

Sumber: Engadget dan Mophie.

OtterBox uniVERSE Case System Ubah iPhone Menjadi Ponsel Modular

Memulai kiprahnya sebagai produsen casing iPod, OtterBox kini sudah amat dikenal oleh kalangan pengguna smartphone berkat casingcasing buatannya yang super-protektif. Akan tetapi proteksi saja tampaknya belum cukup, OtterBox memiliki visi dimana casing bisa memberikan fungsionalitas lebih.

Dari situ lahirlah sebuah lini produk baru, yaitu OtterBox uniVERSE Case System. Premisnya ditekankan pada kata “universe”, menandakan bahwa ini merupakan sebuah platform aksesori dengan tujuan untuk meningkatkan fungsionalitas iPhone.

uniVERSE pada dasarnya merupakan sebuah casing protektif yang serba-bisa berkat bantuan sejumlah modul yang bisa dilepas-pasang pada sisi belakangnya. Modul-modul ini dibuat oleh sejumlah pabrikan yang telah ditunjuk sebagai mitra oleh OtterBox, seperti dari Square, PolarPro, SanDisk, Olloclip, dan masih banyak lagi.

Konsep berbasis modul ini sejatinya mirip seperti yang diperkenalkan oleh smartphone semi-modular LG G5. Bedanya, di sini pengguna harus mengandalkan casing. Ketika sedang tidak memerlukan modul ekstra, casing bisa dipakai seperti biasa dengan slot modul yang tertutup.

Contoh modul-modul dari berbagai mitra OtterBox yang kompatibel dengan uniVERSE Case System / OtterBox
Contoh modul-modul dari berbagai mitra OtterBox yang kompatibel dengan uniVERSE Case System / OtterBox

Apa saja contoh modul yang kompatibel dengan uniVERSE Case System? Salah satunya adalah lensa-lensa milik Olloclip. Kemudian ada juga SanDisk iXpand untuk menambah storage milik iPhone secara instan. Tidak kalah menarik juga adalah modul speaker, battery pack serta dompet ramping untuk menyimpan uang tunai besutan PolarPro.

OtterBox uniVERSE Case System saat ini sudah tersedia untuk iPhone 6/6S seharga $50 dan iPhone 6 Plus/6S Plus seharga $60. Sejauh ini belum ada keterangan apakah OtterBox juga berencana membuatkan versi smartphone Android atau tidak.

Sumber: OtterBox.

Tak Cuma Melindungi dan Memberi Daya Ekstra, Casing Ini Juga Hadirkan Layar Kedua untuk iPhone

Tahun lalu, sebuah startup asal California berhasil merealisasikan ide uniknya akan sebuah casing iPhone bernama popSLATE yang dilengkapi layar kedua, setelah sebelumnya menjalani kampanye di Indiegogo pada tahun 2013. Sekarang, startup yang sama sudah siap dengan suksesornya, yaitu popSLATE 2.

popSLATE 2 pada dasarnya masih mengemas layar kedua di bagian belakangnya. Jadi idenya adalah, pasangkan casing ini ke iPhone 6, 6S, 6 Plus dan 6S Plus, maka ia akan menyulapnya menjadi seperti smartphone unik YotaPhone. Layar milik popSLATE 2 ini memakai teknologi e-ink, sehingga tidak akan memboroskan baterai perangkat.

Berbeda dari pendahulunya, layar popSLATE 2 kini bisa menampilkan berbagai macam informasi, mulai dari kalender, boarding pass, ramalan cuaca, to-do dan shopping list, skor pertandingan olahraga, notifikasi media sosial, dan masih banyak lagi. Sederhananya, ia ingin menjadi pelengkap dari beragam aplikasi yang ter-install pada iPhone.

popSLATE 2

Bagi yang gemar membaca ebook, popSLATE 2 adalah teman yang pas untuk iPhone Anda. Pasalnya, layar e-ink miliknya sangat ideal dipakai untuk membaca tanpa membuat mata lelah. Dan lagi teknologi e-ink juga memungkinkannya untuk tetap terlihat terang meski berada di bawah terik matahari.

Untuk menavigasikan konten di layar popSLATE 2, pengguna bisa menggunakan tiga tombol kapasitif yang ada di bagian bawahnya. Tim pengembangnya telah menyiapkan aplikasi pendamping dimana pengguna dapat mengatur konten maupun informasi apa saja yang bakal ditampilkan di layar popSLATE 2.

popSLATE 2

Menarik juga untuk diperhatikan bahwa popSLATE 2 ini sebenarnya adalah sebuah battery case. Saat terpasang, ia bisa memberikan daya ekstra sebesar 9 jam waktu bicara atau 4 jam waktu browsing. Cukup lumayan, mengingat ia hanya menambah tebal iPhone sebesar 4 mm saja. Lebih lanjut, kalau Anda lebih sering mengakses informasi lewat layar popSLATE, tentunya baterai iPhone akan jadi lebih awet lagi.

Hal lain yang tak kalah menarik adalah, popSLATE 2 mengemas port Lightning, bukan micro USB seperti battery case lain pada umumnya. Hal ini berarti pengguna hanya memerlukan satu macam kabel saja untuk mengisi ulang baterai iPhone dan popSLATE secara bersamaan.

Sama seperti sebelumnya, popSLATE 2 kembali ditawarkan melalui Indiegogo. Harga yang ditawarkan selama masa kampanye adalah $69 per unit, belum termasuk biaya pengiriman internasional sebesar $20. Kalau Anda mendambakan YotaPhone tapi belum bisa move on dari iPhone, mungkin popSLATE 2 bisa jadi alternatif yang pas.