Tag Archives: CastingAsia

AnyMind meluncurkan CastingAsia Creators Network, memiliki target mengakuisisi 15 ribu influencer hingga akhir tahun 2019

AnyMind Group Kantongi Pendanaan Seri B Plus Rp112 Miliar

Setelah sebelumnya telah mendapatkan pendanaan Seri B senilai $13,4 juta (sekitar 204 miliar Rupiah) dari LINE Corporation dan Mirai Creation Fund akhir tahun 2018 lalu, AnyMind Group kembali mengumumkan perolehan pendanaan Seri B Plus senilai Rp112 miliar. Dengan demikian perolehan dana Seri B perusahaan menjadi lebih dari 316 miliar rupiah. Investor yang terlibat dalam pendanaan kali ini adalah VGI Global Media Plc dan Tokyo Century Corporation.

CEO AnyMind Group Kosuke Sogo menyebutkan, pendanaan kali ini akan difokuskan untuk pengembangan bisnis AnyMind Group di Indonesia dan juga negara-negara lainnya. Berkantor pusat di Singapura, saat ini AnyMind Group memiliki lebih dari 400 staf dari 20 negara, di 13 kantor dan 11 pasar.

“Dengan adanya investor baru, kami sekarang berada di posisi yang kuat untuk mendorong industri periklanan, influencer marketing dan sumber daya manusia di Asia.”

Untuk mendukung pertumbuhan ekosistem influencer marketing, AnyMind Group melalui CastingAsia juga meluncurkan CastingAsia Creators Network. Platform yang nantinya bisa menjadi wadah bagi content creator di semua platform media sosial yang ada, bisa mendapatkan kesempatan untuk menambah wawasan, memperluas jaringan hingga berpotensi untuk mendapatkan sponsorship, jika bergabung dalam jaringan.

Selain di Indonesia, CastingAsia Creators Network juga hadir di Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Ekspansi selanjutnya termasuk ke Singapura, Hong Kong, Taiwan dan jepang.

“Melalui jaringan ini nantinya content creator dari Indonesia bisa melakukan kolaborasi dengan content creator dari negara lainnya. CastingAsia akan membantu mereka mengembangkan kreasi dengan bergabung dalam jaringan CastingAsia Creators Network,” kata Sogo.

Secara keseluruhan CastingAsia telah memiliki sekitar 35 ribu lebih influencer mikro dan makro di 17 pasar. Di Indonesia sendiri saat ini telah bergabung sekitar 10 ribu influencer dan targetnya hingga akhir tahun 2019 jumlah tersebut akan bertambah menjadi 15 ribu influencer.

Untuk mendukung rencana tersebut, AnyMind Group telah mengakuisisi Moindy Digital Co.Ltd, yang merupakan jaringan multi-channel terkemuka di Thailand. AnyMind Group akan menampung merek Moindy di bawah portofolio CastingAsia.

“Pendanaan baru yang telah kami dapatkan salah satunya akan kami investasikan untuk mengembangkan CastingAsia Creators Network di pasar yang kami sasar. Kami melihat ke depannya tren influencer marketing memanfaatkan media sosial akan semakin masif dan terus bertambah jumlah hingga demand-nya,” kata Sogo.

Rebranding platform untuk publisher

Untuk mempermudah publisher mempelajari data dan mengolah data yang ada, AdAsia Holdings, penyedia solusi end-to-end periklanan dan bagian dari AnyMind Group, melakukan rebranding perusahaan untuk publisher menjadi AdAsia360 (sebelumnya bernama AdAsia Digital Platform untuk publisher). Turut dirilis gelombang pertama fitur baru yang akan mengubah platform menjadi asisten yang bisa mencakup semua untuk publisher.

AdAsia360 memungkinkan pemilik media online untuk mengelola dan melacak aliran pendapatan situs mereka di berbagai platform dari sisi penawaran dan jaringan iklan melalui marketplace swasta, penawaran secara real time, dan agregat serta optimalisasi permintaan sumber daya dan harga dasar melalui pembelajaran mesin (machine learning) untuk iklan video, native, dan display advertising.

“Alasan utama mengapa kami melakukan rebranding adalah, agar fokus kami tidak hanya melakukan monetisasi namun juga membantu publisher untuk mendapatkan data analytics dan hal-hal terkait lainnya memanfaatkan teknologi kami,” kata Sogo.

Meskipun mulai banyak bermunculan startup lokal hingga asing yang menyasar kepada advertising technology (adtech), tidak menjadikan pertumbuhan AdAsia Holdings menurun. Dengan produk yang dimiliki, diklaim AdAsia Holdings kerap mengalami pertumbuhan yang signifikan. Saat ini, AdAsia Holdings memiliki tim Publisher Engagement lokal di 11 pasarnya di Asia, memberikan publisher kustomisasi onboarding dan dasbor produk, situs, unit iklan, serta analisis, dan konsultasi strategi monetisasi.

“Kami melihat saat ini masih besar demand dan pertumbuhan bisnis kami yang menyasar advertising technology di AdAsia Holdings. Bukan hanya di Indonesia tapi negara lainnya,” kata Sogo.

Kantor AnyMind Group Indonesia

DStour #44: Berkunjung ke Kantor AnyMind Group Indonesia

AnyMind Group Indonesia adalah sebuah holding yang memiliki anak perusahaan sejumlah layanan digital, yaitu TalentMind, AdAsia, dan CastingAsia. AnyMind Group sendiri berpusat di Singapura dan telah memiliki cabang di sepuluh negara.

Kantornya berkonsep modern minimalist dengan open working space. Suatu konsep yang banyak dianut kantor-kantor startup masa kini.

Ingin tahu bagaimana keseruan kantornya? Simak DStour berikut ini yang dipandu Country Manager AnyMind Group Indonesia Lidyawati Aurelia.

Penjajakan strategi pemasaran menggunakan influencer bisa melalui marketplace / Pexels

Melakukan Kegiatan Pemasaran Memanfaatkan “Influencer”

Maraknya kegiatan pemasaran memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook telah melahirkan pilihan kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer.

Istilah influencer mulai hadir ketika pengguna media sosial telah memiliki eksistensi yang kuat dalam menampilkan jati diri mereka secara online. Bukan hanya sekedar memiliki pengikut dalam jumlah yang banyak, influencer  memiliki cara unik tersendiri menampilkan kreativitas mereka yang bersifat menghibur dan informatif ke pengikut mereka di masing-masing platform.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO GetCRAFT Indonesia Anthony Reza mengungkapkan, di tahun 2015, Nielsen menyatakan bahwa “word of mouth” adalah salah satu strategi pemasaran yang paling efektif. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan obyektif yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran tersebut. Kemudian lakukan analisis audiens yang menjadi target, seperti perilaku konsumsi mereka yang mencakup produk, informasi, media, dan influencer yang mereka ikuti.

“Tergantung dari obyektif pemasaran, brand bisa menentukan skala influencer yang akan diajak kerja sama dan juga frekuensi keterlibatan dari influencer ini, apakah hanya untuk campaign tertentu atau terus menerus,” kata Anthony.

Mengukur efektivitas influencer

Menurut hasil survei yang dikeluarkan Sociabuzz soal penggunaan influencer untuk kegiatan pemasaran, terungkap sebanyak 98,8% digunakan untuk meningkatkan awareness, sementara 62,7% untuk mengedukasi target konsumen, 50,6% untuk penjualan, dan sisanya yaitu 39,8% untuk meningkatkan jumlah follower. Pemanfaatan influencer yang sifatnya cenderung viral dianggap mampu mengubah cara pandang konsumen saat melihat tampilan produk.

Hal menarik lainnya yang bisa dipertimbangkan ketika ingin memanfaatkan influencer untuk kegiatan pemasaran adalah tidak selamanya artis atau selebriti memiliki efek yang lebih baik, dibandingkan dengan “selebgram”, istilah bagi pemilik akun media sosial Instagram yang populer.

Jika konsep yang dimiliki menarik, memanfaatkan influencer dari kalangan selebriti internet kini menjadi preferensi utama. Menurut survei Sociabuzz tersebut, sebanyak 59,0% responden memiliki influencer berdasarkan kategori selebriti internet, disusul dengan artis sebesar 22,9% dan sisanya adalah micro influencer sebesar 14,5%.

Menurut survei tersebut, ternyata sekitar 70% memilih efektivitas penggunaan influencer mencapai skala 7-10, artinya dinilai efektif untuk mendukung target yang ingin dicapai.

Skala influencer yang ideal

Saat ini secara organik influencer terbagi menjadi tiga kategori, yaitu mega influencer (selebriti), macro influencer, dan micro influencer. Kategori ini menyesuaikan jumlah pengikut, engagement, kreativitas masing-masing influencer.

Brand saat ini banyak mengunakan influencer marketing sebagai salah satu strategi channel PR mereka untuk meningkatkan engagement dengan target pelanggan. Terutama di Indonesia, Instagram [saat ini] paling populer untuk influencer,” kata Country Manager AdAsia Holdings Indonesia Lidyawati Aurelia.

Apabila brand ingin mendapatkan awareness yang besar, seperti peluncuran produk baru, dapat menggunakan mega dan macro influencer karena jumlah follower mereka yang sangat banyak. Namun jika obyektifnya adalah engagement, seperti pembelian produk, dapat menggunakan micro influencer karena tingkat engagement-nya lebih tinggi.

“Setelah memilih influencer yang sesuai, kita harus mengarahkan influencer ini untuk membuat konten yang dapat mendorong follower mereka untuk mencoba langsung pengalaman yang dirasakan influencer,” kata Lydia.

Influencer biasanya memiliki cara yang kreatif dan storytelling yang menarik untuk membuat follower tertarik mengetahui lebih lanjut mengenai brand yang mereka dukung.

“Ketika bekerja sama dengan influencer, penting memosisikan mereka seperti creative media partner yang ahli dalam melakukan produksi konten dan memiliki ide kreatif untuk menyampaikan pesan brand kepada audiens mereka. Jadi sifatnya kolaboratif dan dua arah.”

Setelah menemukan influencer yang dirasa tepat, untuk memperkuat informasi, sebaiknya kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer juga didukung strategi pemasaran lainnya, termasuk konten bersponsor menggunakan publisher.

Memanfaatkan marketplace influencer

Mulai banyak marketplace influencer yang menawarkan opsi beragam dan harga terjangkau yang bisa dimanfaatkan brand dan UKM. Salah satunya GetCRAFT yang baru saja meluncurkan marketplace tempat praktisi pemasaran (brand dan agency) menemukan lebih dari empat ribu influencer, media online, penulis, fotografer, videographer, dan desainer grafis di Asia Tenggara.

“Marketplace ini juga memberikan kemampuan penggunanya untuk mencari content creator dengan lebih mudah melalui fitur filter mulai dari kategori konten, jangkauan konten, harga, dan lainnya,” kata Anthony.

Sementara CastingAsia, yang telah melokalkan platform-nya di Indonesia, Vietnam, Thailand, Taiwan, dan Jepang, menggunakan deteksi penipuan untuk menyaring influencer yang memanfaatkan pengikut berbasis bot.

“Hal ini penting bagi kami untuk mempertahankan pasar yang aman untuk brand. Pada saat yang sama, kami akan meluncurkan aplikasi CastingAsia Marketplace sehingga influencer dapat disiagakan untuk setiap kampanye di mana pun mereka berada,” kata CEO & Co-Founder AnyMind Group Kosuke Sogo.

Apa pun pilihannya, pengunaan influencer menjadi opsi menarik bagi brand dan UKM bereksplorasi untuk berbagai kegiatan pemasaran. Marketplace influencer bisa menjadi awal penjajakan tersebut.

AnyMind Group Officially Launches CastingAsia Marketplace Influencer and TalentMind HR Platform

After previous announcement to launch AI-based recruitment optimation platform SaaS, AnyMind Group, the parent company of AdAsia Holding has officially released TalentMind in Bangkok, Thailand. It was announced in the event that AnyMind is now appointed as the parent company of AsAsia Holdings, covering AdAsia, TalentMind and CastingAsia.

Using the study of depth algorithm

This TalentMind platform targeting B2B will be offered to companies for the easier talent searching, using data from social media, CV and competencies. The process using natural language (NLP) is claimed to narrow the TalentMind search up to the relevant candidates.

“Our HR team has integrated TalentMind to their workload and using the platform to rent additional team for the vertical expanding,” said AnyMind Group’s Co-founder and CEO Kosuke Sogo.

Overall, TalentMind has four stages to determine candidates, begins with the screening using media social data and candidate’s resumee, then analytics to determine framework competency, sourcing to involve the candidates directly on platform and the last is matching candidates to requirements and criteria set.

“We already use AI machine to push influencer match in social media and now escalated into HR industry using series of AI-based solutions in all business aspects,” said Sogo.

CastingAsia marketplace influencer

Targeting micro-influencers, the official CastingAsia is expected to smoothen brand marketing through influencer. On the other hand, influencer can also get profits by joining the marketplace.

“The challenge is how to be an influencer and how to get the right price range. As with the advertiser and brand interested to use influencer in marketing event,” said Shingo Hayashi, CastingAsia’s Regional Head.

Besides CastingAsia as a platform and marketplace, there are other features provided such as CastingAsia engagement as a managed service solution which gives information to marketers regarding local and regional marketing with marketing execution.

“Besides connecting influencer with brand, brand group can also choose the influencer match their criteria in 9 countries where CastingAsia’s products available,” said Hayashi.

To make it easier for brand monitoring the real-time ongoing campaign, there is a dashboard filled with informations to analytics from the campaign for its brand. While influencer can also review its performance by signing up using social media. Later on the landing page, will appear the analytics and the ongoing campaigns, to be followed by influencers.

“Currently we have more than 10 thousand influencers and micro-influencers, we expect to increase it to 50 thousands by 2018,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo, Co-founder dan COO AnyMind Group Otohiko Kozutsumi saat acara peluncuran / DailySocial

AnyMind Group Resmikan Peluncuran Marketplace Influencer CastingAsia dan HR Platform TalentMind

Setelah sebelumnya mengumumkan bakal meluncurkan platform SaaS optimasi rekrutmen berbasis AI, AnyMind Group perusahaan induk dari AdAsia Holding secara resmi meluncurkan TalentMind di Bangkok, Thailand. Dalam kesempatan tersebut turut diumumkan bahwa kini AnyMind ditunjuk sebagai perusahaan induk AdAsia Holdings, yang membawahi AdAsia, TalentMind dan CastingAsia.

Memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam

Platform TalentMind yang menyasar B2B ini nantinya akan ditawarkan kepada perusahaan untuk memudahkan pencarian kandidat pegawai, memanfaatkan data dari media sosial, CV, hingga kompetensi. Pengolahan yang memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (NLP) diklaim membuat pencarian TalentMind bisa mengerucut kepada kandidat yang relevan untuk perusahaan.

“Tim HR kami telah mengintegrasikan TalentMind ke dalam alur kerja mereka dan telah menggunakan platform tersebut untuk menyewa tim tambahan untuk perluasan vertikal ini,” kata Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo.

Secara keseluruhan, TalentMind memiliki empat fase saat menentukan kandidat, dimulai dengan screening memanfaatkan data media sosial dan resume kandidat, kemudian analytics untuk menentukan kerangka kerja kompetensi, sourcing yaitu melibatkan kandidat secara langsung di platform, dan yang terakhir matching yaitu pencocokan kandidat ke perusahaan berdasarkan model perekrutan dan bakat yang dimiliki kandidat.

Dengan memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam (deep learning), TalentMind ideal digunakan untuk organisasi yang memungkinkan perusahaan menemukan kandidat yang sesuai dengan persyaratan dan kriteria yang ditentukan.

“Kami telah menggunakan mesin AI untuk mendorong pencocokan influencer di media sosial dan sekarang mengeskalasi ke dalam industri HR memanfaatkan serangkaian solusi berbasis AI di seluruh bisnis,” kata Sogo.

Marketplace influencer CastingAsia

Menargetkan influencer micro-influencers, diharapkan CastingAsia yang secara resmi diluncurkan, bisa membantu brand melancarkan kegiatan pemasaran melalui influencer. Di sisi lain, influencer juga bisa mendapatkan profit, jika bergabung dalam marketplace tersebut.

“Kendala saat ini yang banyak ditemukan adalah bagaimana caranya menjadi influencer dan bagaimana influencer tersebut bisa mendapatkan kisaran harga yang tepat. Demikian juga dengan advertiser dan brand yang tertarik untuk memanfaatkan influencer untuk kegiatan pemasaran,” kata Regional Head CastingAsia Shingo Hayashi.

Selain CastingAsia sebagai platform dan CastingAsia sebagai marketplace terdapat fitur lainnya yang tersedia, yaitu CastingAsia engagement, yang merupakan solusi layanan terkelola yang memberikan informasi kepada marketer mengenai pemasaran lokal dan regional serta eksekusi pemasaran.

“Selain menghubungkan influencer dengan brand, pihak brand sendiri dengan mudah bisa menentukan influencer yang cocok sesuai kriteria di 9 negara di mana produk CastingAsia tersedia,” kata Hayashi.

Untuk memudahkan brand memonitor kampanye yang sedang berlangsung secara real-time, disediakan sebuah dashboard yang berisikan informasi hingga analytics dari kampanye tersebut untuk brand. Sementara untuk influencer bisa melihat juga performa dari mereka dengan mendaftarkan diri menggunakan media sosial. Nantinya di landing page tersebut, bisa dilihat juga analytics dan kampanye yang sedang berlangsung dan bisa diikuti oleh influencer.

“Saat ini kami memiliki basis lebih dari 10 ribu influencer dan micro-influencer, kami bertujuan untuk mengembangkannya menjadi 50 ribu pada akhir tahun 2018,” kata Hayashi.