Menyusul pengumuman pengunduran diri Paul Ostellini sebagai CEO Intel pada November lalu, Intel akhirnya mengumumkan nama CEO barunya. Brian Krzanich, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Operating Officer sejak Januari tahun ini, ditunjuk menggantikan tugas Ostellini sebagai CEO.
Krzanich sendiri sudah menghabiskan seluruh 31 tahun karirnya semenjak lulus kuliah pada 1982 di Intel. Selama periode karir yang cukup lama tersebut, Krzanich meniti karir mulai dari menjadi seorang insinyur proses, manajer manufaktur, manajer plant, hingga kepala divisi uji assembly sebelum menjabat sebagai COO dan akhirnya sekarang CEO.
Pergantian CEO ini oleh berbagai media disebut-sebut sebagai salah satu langkah Intel dalam melakukan transformasi bisnisnya. Seperti yang diketahui, bersama Microsoft, Intel sempat sangat mendominasi dunia teknologi informasi di era kejayaan komputer personal. Seiring berkembangnya waktu, berubahnya arah tren perangkat elektronik ke perangkat mobile membuat Intel sedikit tertinggal di ranah perangkat mobile. Menurut situs berita CNN, saat ini 95% perangkat mobile dilengkapi oleh prosesor buatan ARM, perusahaan asal Inggris yang semakin menjadi ancaman terhadap bisnis Intel.
Meski demikian, dalam wawancaranya kepada situs USA Today, Krzanich sendiri menegaskan bahwa Intel tidak akan semerta-merta meninggalkan bisnis komputer personal. “Strategi kami bukan untuk membuang begitu saja [pasar] komputer personal, tapi kami akan terus melayani pasar tersebut dan juga [pasar] perangkat-perangkat mobile“, tegas Krzanich.
Menanggapi penunjukan Krzanich ini, pasar sepertinya menunjukkan reaksi netral. Saham Intel di bursa tidak mengalami gejolak naik ataupun turun, tetap datar di kisaran angka $24,11 pada hari Kamis kemarin.