Tag Archives: Charge

Charge+ Indonesia

Startup Operator Baterai EV Charge+ Dapat Pendanaan, Perkuat Ekspansi di Asia Tenggara

Startup operator pengisian daya kendaraan listrik (EV) Charge+ mengumumkan telah meraih pendanaan seri A yang dipimpin oleh TRIVE Venture Capital, investor asal Singapura yang berfokus pada investasi tahap awal. Tidak disebutkan raihan dana dalam putaran ini.

Startup asal Singapura ini akan menggunakan dana segar untuk mencapai dua tujuan utama. Pertama, Charge+ akan memenuhi kontrak tender berkelanjutan yang diberikan oleh Otoritas Transportasi Darat Singapura (LTA) untuk menyediakan sekitar 4.000 titik pengisian daya EV di tempat parkir perumahan umum Housing Development Board (HDB).

Kedua, perusahaan akan memulai proyek ambisius untuk menciptakan jalan raya pengisian kendaraan listrik sepanjang 5.000 km yang mencakup lima negara Asia Tenggara di mana mereka beroperasi. Ambisi tersebut demi mewujudkan Charge+ sebagai tulang punggung pengisian daya kendaraan listrik terpanjang di kawasan ini.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan yang dilansir dari Vulcan Post, Chairman Charge+ Ong Tze Boon menyampaikan, “Sejak Charge+ didirikan di 2018, visi kami adalah mengkatalisasi adopsi mobilitas listrik di Asia Tenggara. Oleh karena itu, kami senang dapat bermitra dengan TRIVE, investor ideal untuk memimpin seri A ini dan memberikan landasan untuk fase ekspansi berikutnya.”

Setelah investasi ini, Managing Partner TRIVE Christopher Quek, akan bergabung dengan dewan Charge+ untuk mendukung pengembangan dan pertumbuhan perusahaan.

Charge+ mengklaim saat ini memiliki lebih dari 1.000 titik pengisian daya kendaraan listrik yang tersebar di berbagai jenis fasilitas di Singapura. Stasiun pengisian daya ini berlokasi strategis di perumahan umum, kondominium, pusat perbelanjaan, gedung komersial, dan fasilitas industri.

Perusahaan ini dikenal dengan desain pengisi daya EV paling tipis di dunia dan dilengkapi konfigurasi konektor ganda untuk meningkatkan kegunaan.

Selain Singapura, perusahaan ini sudah hadir di lima negara Asia Tenggara, yakni Malaysia, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Kamboja. Dalam jangka panjang, perusahaan berencana untuk hadir di 30.000 titik pengisian kendaraan listrik secara global pada 2030 dan berkontribusi secara signifikan terhadap kemajuan mobilitas listrik di wilayah tersebut.

Selain memperluas infrastruktur pengisian dayanya sendiri, Charge+ akan berkolaborasi dengan operator pengisian daya kendaraan listrik regional lainnya untuk memanfaatkan aplikasi yang mereka bangun, Charge+, sehingga menciptakan jaringan yang lancar.

Perjanjian roaming telah ditandatangani dengan Tenaga Nasional Berhad (TNB) di Malaysia, Otoritas Pembangkit Listrik Thailand (EGAT), dan PT PLN di Indonesia. Perjanjian ini akan memungkinkan pengguna aplikasi Charge+ untuk dengan mudah mengakses kumpulan pengisi daya kendaraan listrik yang lebih luas di masing-masing negara.

Charge+ di Indonesia

Sebagai catatan, Charge+ hadir di Indonesia pada awal tahun ini, dengan brand Utomo Charge+. Ini adalah perusahaan patungan (JV) antara PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia (UJASI) dan Charge Plus. Dalam profil perusahaan, UJASI adalah produsen atap nasional dan penyedia solusi energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Sistem Penyimpanan Energi.

Utomo Charge+ dipimpin oleh Anthony Utomo sebagai Managing Director. Ia pernah berkiprah di bidang PLTS, Sistem Penyimpanan Energi, dan Pembangunan Infrastruktur Mobilitas Bersih.

Di kantor pusatnya, Charge+ mengembangkan tujuh produk untuk pengisian daya EV, masing-masing memiliki keunggulannya. Di antaranya, Marvel 72 yang diklaim sebagai pengisi daya kendaraan listrik teramping di dunia dan Turbo 600 yakni fast charger untuk lokasi-lokasi publik, mampu mengisi daya cepat mulai dari 20 menit.

Di Indonesia, jaringan Stasiun Pengisian Daya Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Utomo Charge+ sudah tersebar di Surabaya, Bali, dan Jakarta.

Pengguna kendaraan listrik yang ingin mengisi daya dapat mengecek persebaran SPLKU Charge+ melalui aplikasi Charge+. Tak hanya cek lokasi, terdapat fitur lainnya yang tersedia, seperti mengetahui titik charger mana yang tersedia dan sedang dipakai, real-time monitoring sistem charger, dan monitor semua histori transaksi dan aktivitas pengisian daya.

Pemain sejenis Charge+ yang sudah hadir di Indonesia kian ramai, di antaranya Starvo, Casion, Astra Otopower, Green Energy Station, Shell Recharge, Medco, EVLink, Charged Indonesia, dan lainnya.

Berdasarkan data dari PLN per Juli 2023, jumlah SPKLU yang sudah beroperasi mencapai 842 unit, sementara SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum) 1.346 unit. Sebanyak 616 SPKLU di antaranya dikembangkan oleh PLN. PLN akan kejar target menambah sekitar 24.000 SPKLU dengan skema kemitraan.

Untuk memikat calon mitra, PLN sudah menyiapkan sejumlah strategi. Yakni, membebaskan uang jaminan langganan (UJL) mitra, memberi mitra keleluasaan untuk menentukan desain SPKLU, serta kemudahan pembagian omzet lewat digitalisasi.

Menurut peta jalan pertumbuhan kendaraan listrik pada 2030, pemerintah menargetkan jumlah SPKLU bisa tumbuh menjadi 48.118 unit, sedangkan SPBKLU mencapai 196.179 unit.

Application Information Will Show Up Here

Delcell Keluarkan Link: Wireless Powerbank

Dengan munculnya perangkat yang mampu diisi ulang baterainya tanpa menggunakan kabel, tentu saja perangkat pendukungnya juga akan bermunculan. Akan tetapi, siapa menyangka bahwa merek lokal bakal mampu bersaing dengan merek internasional dalam menyediakan perangkat nirkabel, terutama wireless charging.

Delcell - Launch

Delcell mengundang media secara eksklusif dalam rangka meluncurkan dua power bank terbarunya, yaitu Delcell Nyx dan Link. Delcell Nyx merupakan sebuah power bank mungil berukuran 10.000 mAh, sedangkan Link merupakan sebuah bank tenaga dengan fungsi isi ulang tanpa kabel. Tentunya, Link menjadi alternatif bank daya untuk mereka yang memiliki smartphone premium seperti Samsung Galaxy seri S dan Huawei Mate 20 Pro.

Delcell Nyx khusus dibuat untuk mereka yang selalu ingin power bank dengan kapasitas tinggi, namun berdimensi mungil. Hal ini dikarenakan cukup banyak pengguna, terutama perempuan, yang menginginkan dimensi power bank yang kecil. Angka 10.000 mAh pun dipilih karena mudah untuk diucapkan dan dipikirkan.

Delcell Link

Delcell Link juga diproduksi untuk memenuhi kebutuhan para pengguna smartphone premium. Para pengguna yang belum memiliki unit pengisi ulang nirkabel pun juga dapat membeli Link dan membuatnya menjadi sebuah charger wireless dengan harga yang jauh lebih murah. Namun, karena cip nirkabel tersebut memerlukan tempat yang berlebih, Delcell membuat Link memiliki kapasitas yang hanya 8600 mAh.

Delcell Nyx dan Link sudah dapat diperoleh pada toko-toko daring dan luring. Delcell menjual Nyx dengan harga Rp. 159.000 dan Link pada harga Rp. 189.000.

Delcell Nyx

Bisa dibawa ke dalam pesawat

Ternyata, peraturan untuk membawa power bank dalam kapasitas 100 watt masih menghantui banyak konsumen. Tidak jarang kasus sebuah power bank dengan kapasitas 20.000 mAh disita langsung. Hal tersebut dikarenakan pihak petugas dan konsumen masih awam mengenai kapasitas yang diperbolehkan.

Delcell dalam hal ini cukup memahami bahwa seseorang harus melakukan konversi dari watt ke ampere. Untuk kapasitas 100 Watt, pengguna maksimal bisa membawa power bank dengan kapasitas 27.000 mAh.

Delcell

Delcell pun telah menaruh angka kapasitas dalam bentuk Wh atau Watt hour. Pada Nyx, kapasitasnya adalah 37 Wh atau 10.000 mAh dan pada Link kapasitasnya 31.82 Wh atau 8600 mAh. Oleh karena itu, Delcell yakin kedua power bank ini tidak akan membuat keributan saat dibawa ke dalam pesawat.

Fitbit-Charge-3

Fitbit Hadirkan Charge 3 di Indonesia, Bisa Mengukur Gangguan Tidur

Kita semua tahu olahraga penting buat kesehatan. Namun, olahraga lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Itulah menurut saya, sebelum berkenalan dengan pelacak kesehatan (activity tracker atau fitness tracker). Perangkat wearable itu memicu saya buat terus bergerak, setidaknya saya memiliki target minimal 5.000 langkah per hari dan 10.000 langkah di hari tertentu.

Salah satu brand wearable global yang terkenal akan produk smartwatch dan fitness tracker-nya adalah Fitbit. Setelah memulai debutnya di Tanah Air dengan Fitbit Versa pada bulan Juni lalu, kini mereka mengumumkan kehadiran Fitbit Charge 3 di Indonesia. Seperti apa fitur-fiturnya?

Fitur Utama Fitbit Charge 3

Fitbit-Charge-3-3

Fitbit Charge 3 dibanderol mulai Rp2,8 juta, harganya memang tidak terpaut jauh dengan Fitbit Versa yang dijual mulai dari Rp3,3 juta. Namun sebagai activity tracker, Charge 3 memiliki sejumlah keunggulan dibanding smartwatch.

Misalnya, form-factor Charge 3 yang lebih simpel dan ringkas membuatnya lebih nyaman digunakan sepanjang hari. Daya tahan baterai dimilikinya juga lebih awet hingga 7 hari dan punya body swim-proof hingga 50 meter.

Fitbit-Charge-3-5

Kalau soal fitur dan sensor-sensor yang tertanam, Charge 3 tidak kalah canggih dengan Versa. Banyak sekali fungsinya, mulai dari merekam langkah, menghitung kalori, monitor detak jantung, pemantau tidur, dan lainnya.

Quick replay adalah salah satu fitur barunya, di mana Charge 3 dapat merespon notifikasi yang masuk. Sensor SpO2 yang tertanam juga memungkinkan kita mengetahui kualitas tidur secara menyeluruh dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.

Untuk saat ini sensor SpO2 belum aktif, kita masih harus menunggu aplikasi Fitbit Labs Sleep Score siap. Rencananya, versi beta-nya akan diluncurkan di bulan November ini.

Hands-On Fitbit Charge 3

Fitbit-Charge-3-4

Dibanding pendahulunya, Charge 3 dilengkapi layar sentuh dan ukurannya lebih luas. Fitbit juga telah meningkatkan spesifikasi panel gray-scale OLED-nya, di mana 40 persen lebih terang dan lebih tajam dibanding Charge 2.

Fitbit-Charge-3-6

Casing-nya terbuat dari aluminium aerospace dan layarnya diproteksi dengan Corning Gorilla Glass 3. Selain dirancang agar lebih nyaman digunakan dan body tahan lama, Fitbit juga merancang Charge 3 agar terlihat tetap stylish dengan menyediakan band yang colorful.

Fitbit-Charge-3-2

Fitbit Charge 3 dibanderol dengan harga Rp2.799.000 dan tersedia dalam varian warna hitam dengan case graphite alumunium atau warna abu-abu biru dengan case rose gold alumunium. Ada juga, Fitbit Charge 3 Special Edition yang dipasarkan dengan harga Rp3.099.000. Sedangkan, aksesorinya dijual dengan harga berkisar antara Rp449.000 hingga Rp769.000.