Tag Archives: charged indonesia

Pendanaan Charged Motor Listrik

Perusahaan Motor Listrik Charged Dikabarkan Terima Pendanaan Baru 49 Miliar Rupiah

Pengembang sepeda motor listrik Charged Indonesia dikabarkan meraih pendanaan baru senilai $3,2 juta atau lebih dari Rp49 miliar dari perusahaan kendaraan listrik global Vmoto Soco Group. Investasi ini sebagai bentuk kepercayaan Vmoto pada Charged setelah menjalin kerja sama dalam mengembangkan bisnis EVaaS (Electric Vehicle as a Service).

Dilansir dari Data Vantage, buah dari investasi tersebut adalah Vmoto mendapat 8% saham di Charged Indonesia. Sebelumnya, Charged sempat mengantongi pendanaan tahap awal dari DeClout Ventures senilai $4,5 juta.

Sejak berdiri, pengembangan produk motor listrik Charged didukung sebuah komplek industri zero energy (menggunakan sumber daya energi berkelanjutan) seluas 16.000 meter persegi di Jabodetabek. Nantinya lokasi tersebut akan digunakan untuk pusat penelitian dan pengembangan, experiential center, serta sebagai pusat produksi.

Di tahap awal, perusahaan merilis 3 model sepeda motor listrik yang praktis dan terjangkau yakni Rimau, Anoa, dan Maleo. Sebelumnya, motor listrik Charged tersedia dengan mekanisme berlangganan yang fleksibel dengan biaya Rp1,65 juta per bulan dan flat untuk semua jenis motor listriknya. Di tahun ini, Charged telah menambahkan opsi kepemilikan per 1 Januari 2023.

Motor listrik Charged ditawarkan dengan harga beragam sesuai dengan kapasitas dan kualitas di kelasnya. Seperti varian Rimau dibanderol dengan harga Rp48 juta, Anoa Rp46 juta, dan Maleo Rp38 juta. Perusahaan juga memberikan garansi baterai tiga tahun atau 1.500 siklus baterai tergantung mana yang tercapai terlebih dulu.

Charged memulai bisnis dengan tim kecil beranggotakan 5-6 orang saja. Hingga kini, perusahaan semakin mengembangkan bisnis dan telah mempekerjakan sekitar 100 orang pegawai. Pemain lain yang juga menawarkan produk serupa adalah Alva One yang belum lama ini juga memperoleh suntikan dana dari Standard Chartered Indonesia.

Dampak penggunaan kendaraan listrik

Proyek ambisius pemerintah untuk transisi ke kendaraan listrik (EV) mulai gencar dilakukan untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dunia pun sudah mulai menyadari potensi yang dimiliki oleh kendaraan listrik, baik sebagai solusi untuk keberlangsungan bumi maupun sebagai peluang untuk memajukan ekonomi.

Belum lama ini, pemerintah resmi menerbitkan aturan mengenai pemberian bantuan subsidi untuk pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yakni motor listrik dan mobil listrik, yang akan dimulai pada 20 Maret 2023.

Untuk usulan program 2023 ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan subsidi untuk pembelian motor listrik roda dua sebesar Rp7 juta per unit dan sudah diajukan sebanyak 200 ribu unit motor sampai pada Desember 2023.

Insentif itu dimaksudkan dalam rangka mempercepat industri KBLBB di Tanah Air. Adapun, percepatan ini dalam rangkak mendorong efisiensi dan ketahanan energi, serta terwujudnya kualitas udara bersih dan ramah lingkungan

Dalam keterangan resmi, Agus juga mengungkapkan beberapa manfaat pembelian dan penggunaan EV di Indonesia. Pertama, Indonesia memiliki nikel dengan jumlah cadangan terbesar di dunia yang memungkinkan negara dapat mengembangkan baterai kendaraan listrik dengan nikel sebagai bahan bakunya.

Kedua, peningkatan kendaraan listrik dapat membantu negara secara fiskal karena akan mengurangi subsidi bahan bakar fosil. Ketiga, insentif ini akan ‘memaksa’ produsen mobil/motor listrik untuk mempercepat realisasi investasi di Indonesia. Lalu, sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia dapat membuktikan komitmen kita dalam mengurangi emisi karbon.

Meskipun begitu, dibalik dampak positif yang disebutkan, masih ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan. Di satu sisi, industrialisasi baterai untuk kendaraan listrik dapat memperkuat ekonomi negara. Namun di sisi lain, penambangan secara masif dapat menimbulkan dampak permanen terhadap lingkungan hidup masyarakat sekitar.

Selain itu, pemberian insentif ini dapat dibilang sebagai salah satu strategi pemerintah dalam melancarkan penyebarluasan EV di Indonesia dengan menjadikannya affordable. Namun, apa jadinya ketika jumlah kendaraan pribadi di jalan akan semakin meningkat? Beberapa hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mempersiapkan solusi selanjutnya dalam industri terkait.

Charged segera rilis produk motor listrik, dilengkapi produk manajemen pengisian dana / Charged Indonesia

Dapat Pendanaan Awal, Charged Indonesia Segera Rilis Motor Listrik Perdananya Oktober 2022 Mendatang

Bertujuan menghadirkan platform yang memiliki dampak untuk lingkungan dan membantu masyarakat luas menikmati kendaraan motor listrik, Charged Indonesia baru meluncur awal tahun 2022. Mereka berencana untuk meluncurkan motor listrik perdana bulan Oktober tahun ini.

Charged didukung sebuah kompleks industri zero energy (menggunakan sumber daya energi berkelanjutan) seluas 16.000 meter persegi di Jabodetabek. Nantinya lokasi tersebut akan digunakan untuk pusat penelitian dan pengembangan, experiential center, serta sebagai pusat produksi. Dalam waktu dekat, perusahaan juga memiliki rencana untuk mendirikan showroom dengan konsep ramah lingkungan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Produk awal

Untuk tahap awal Charged Indonesia akan merilis 3 model sepeda motor listrik yang praktis dan terjangkau untuk memenuhi berbagai kebutuhan termasuk transportasi pribadi, logistik, armada perusahaan, dan layanan ride-hailing.

Selain itu mereka juga akan menyediakan adaptor untuk pengisian baterai yang bisa digunakan oleh pengguna di rumah. Untuk mengontrol kondisi motor, melalui aplikasi nantinya bisa dilihat perkembangan dari motor tersebut, sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan perawatan motor.

“Kami berkomitmen untuk mendorong perubahan besar menuju penggunaan sepeda motor listrik yang terjangkau, praktis dan juga diminati penggunanya di Indonesia, dan berusaha untuk meningkatkan pengalaman berkendara yang dirasakan oleh jutaan pengendara dan penumpang sepeda motor,” kata Direktur Komersial Charged Indonesia Stephanus Widi.

Tahun ini Charged Indonesia memiliki target untuk memperkenalkan lebih luas lagi motor listrik garapan mereka kepada target pengguna. Dengan mengedepankan konsep ramah kepada lingkungan, mereka berharap motor listrik mereka bisa digunakan oleh lebih banyak lagi masyarakat di Indonesia.

Pendanaan awal

Sebagai langkah awal Charged Indonesia telah mengantongi pendanaan tahapan awal dari DeClout Ventures senilai $4,5 juta (sekitar Rp68 miliar). Menurut CEO DeClout Ventures Lim Swee Yong, kemitraan strategis yang dijalin bersama Charged Indonesia diharapkan dapat mendorong penggunaan sepeda motor berbasis listrik di Asia Tenggara, dimulai dari Indonesia.

“Investasi ini merupakan investasi yang strategis bagi kami karena kami melihat keselarasan dan sinergi yang kuat antara bisnis Charged Indonesia dan perusahaan portofolio yang kami miliki dalam bidang infrastruktur kota cerdas, IoT, dan teknologi bersih.”

Didirikan pada tahun 2016, DeClout Ventures merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Exeo Global Pte. Ltd., sebagai kantor pusat regional dari Exeo Group, Inc. yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo. Perusahaan dimulai sebagai platform dua tingkat yang terdiri dari inkubasi dan fasilitasi penggalangan dana untuk startup dan growth-enterprise.

Pada bulan Februari 2020, DeClout Ventures berinvestasi kepada ICHX Technologies (iSTOX), platform Pasar Modal blockchain yang menawarkan penerbitan, penyelesaian, penyimpanan, dan perdagangan sekunder sekuritas digital.

Pengembangan motor listrik di Indonesia

DailySocial.id mencatat beberapa tahun terakhir, perusahaan teknologi dan energi hingga pemodal ventura ramai-ramai menggarap proyek kendaraan listrik. Hal ini untuk mendukung upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara dengan target produksi 600 ribu mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030.

Sejak tahun 2019 pengembangan distribusi motor listrik atau yang dikenal dengan electric vehicle sudah cukup marak kehadirannya di Indonesia. Mulai dari perusahaan teknologi seperti Grab hingga GoTo yang kemudian berinvestasi melalui usaha patungan atau joint venture (JV) bernama Electrum tahun 2021, lalu kemudian melalui anak usaha PT Rekan Anak Bangsa (RAB) melepas aset motor listrik, perlengkapan baterai, dan merek dagang senilai 23,6 miliar Rupiah kepada PT Energi Kreasi Bersama (EKB).

Selain pengembang motor listrik ada juga startup yang telah mendapatkan pendanaan dari venture capital yaitu SWAP Energy perusahaan teknologi yang membangun infrastruktur pertukaran baterai di Indonesia. Tercatat saat ini SWAP telah memiliki lebih dari 400 swap station yang ditempatkan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bali. Sampai akhir tahun 2022, mereka berencana menempatkan lebih dari 1500 stasiun pengisian baterai di beberapa kota besar di Indonesia.

Ada pula ION Mobility yang merupakan perusahaan pengembang motor elektrik pintar. Pintar di sini karena mereka turut tanamkan perangkat lunak kecerdasan buatan untuk beberapa tugas, seperti penghematan daya dan kemudahan penggunaan. Perusahaan ini berbasis di Singapura, Shenzhen (Tiongkok), dan Jakarta.